Contoh Klausula Transparansi Informasi Produk Bank Pada Formulir Aplikasi yang Diisi oleh Nasabah

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH

Formulir 9.a. Risiko Spesifik Eksposur Surat Berharga (Trading Book)

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2017 TENTANG TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2017 TENTANG TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT

Transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (Prime Lending Rate) Bank Umum Konvensional di Indonesia

No. 13/5/DPNP Jakarta, 8 Februari Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Liabilitas dan Modal. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

Q&A Suku Bunga Dasar Kredit/ Prime Lending Rate

TENTANG PELAYANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN KONSUMEN PADA PELAKU USAHA JASA KEUANGAN

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

Peraturan Perlindungan Data Pribadi Nasabah Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/6/PBI/2005 TENTANG TRANSPARANSI INFORMASI PRODUK BANK DAN PENGGUNAAN DATA PRIBADI NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BOKS LAPORAN SURVEI LAPANGAN PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN HARGA KOMODITAS CABAI DI KABUPATEN MAGELANG DAN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DAN NASABAH BANK DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum

No. 15/6/DPNP Jakarta, 8 Maret 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14 /PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK

No. 14/ 33 /DPbS Jakarta, 27 November Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 13 / / DPNP tanggal 2011

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

A. Paket Mitra Pelapak (PMP)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA BANK UMUM BERDASARKAN MODAL INTI

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

RINGKASAN INFORMASI PRODUK

- 1 - PROYEKSI RASIO-RASIO DAN POS-POS TERTENTU LAINNYA

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

No. 11/ 35 /DPNP Jakarta, 31 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No Angka 2 Pasal 11 Kewajiban penyampaian Laporan Publikasi Bulanan secara online melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan dilaksanakan

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

DRAFT PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/ /20 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK

2015, No.74 2 d. bahwa informasi yang diungkapkan kepada masyarakat perlu memperhatikan faktor keseragaman dan kompetisi antar Bank; e. bahwa berdasar

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

No. 9/14/DPbS Jakarta, 21 Juni 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT PADA KREDIT UMKM

No. 9/ 33 /DPNP Jakarta, 18 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Ritel

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/7/PBI/2005 TENTANG PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

2016, No tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14/PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan.

M E M U T U S K A N :

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/20/PBI/2000 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.10/ 33 /DPNP Jakarta, 15 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KONVENSIONAL DI INDONESIA

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

No.11/ 18 /DPNP Jakarta, 16 Juli Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 16 /PBI/2012 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal: Penyelesaian Pengaduan Nasabah

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

FREQUENTLY ASK QUESTIONS

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Pengelolaan Keuangan. Pengelolaan keuangan adalah tindakan untuk mencapai tujuan keuangan di masa yang akan datang.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai

M E M U T U S K A N : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG KETENTUAN TEKNIS PERILAKU PIALANG BERJANGKA.

I. UMUM II. PASAL...

CONTOH PERHITUNGAN GWM SEKUNDER DALAM RUPIAH

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

No. 15/26/DPbS Jakarta, 10 Juli Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Syarat dan Ketentuan Umum PermataKTA

No.11/ 29 /DPNP Jakarta, 16 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/5/PBI/2006 TENTANG MEDIASI PERBANKAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

Pasal 2: Penerbitan, Kepemilikan, Penggunaan Kartu Kredit dan PIN 2.1 Penerbitan Kartu Kredit dilakukan Bank berdasarkan permohonan tertulis dari Pemo

Transkripsi:

Lampiran 1 Contoh Klausula Transparansi Informasi Produk Bank Pada Formulir Aplikasi yang Diisi oleh Nasabah Dengan menandatangani aplikasi ini, saya menyatakan bahwa: 1. Data pribadi yang saya berikan dalam formulir aplikasi pemanfaatan Produk Bank ini adalah yang sebenar benarnya. 2. Bank dapat melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran data yang saya berikan dalam aplikasi pemanfaatan Produk Bank. 3. Bank telah memberikan penjelasan yang cukup mengenai karakteristik Produk Bank yang akan saya manfaatkan dan saya telah mengerti dan memahami segala konsekuensi pemanfaatan Produk Bank, termasuk manfaat, risiko, dan biaya biaya yang melekat pada Produk Bank tersebut....,... (tanda tangan Nasabah) 32

Lampiran 2 Contoh Pernyataan Jaminan Tertulis Penggunaan Data Pribadi Nasabah/Pelanggan Badan Hukum Lain oleh Bank untuk Tujuan Komersial Sehubungan dengan pemberian data pribadi nasabah/pelanggan badan hukum ABC kepada PT. Bank XYZ untuk kepentingan komersial, dengan ini badan hukum ABC menyatakan bahwa: 1. Nasabah/pelanggan yang data pribadinya diberikan kepada PT. Bank XYZ telah memberikan persetujuan kepada badan hukum ABC untuk menyerbarluaskan data pribadi yang bersangkutan kepada pihak lain untuk tujuan komersial. 2. Badan hukum ABC memberikan jaminan kepada PT. Bank XYZ bahwa pernyataan pada angka 1 di atas didukung dengan pernyataan tertulis dari nasabah/pelanggan yang bersangkutan. 3. Badan hukum ABC bertanggung jawab terhadap tuntutan hukum dari nasabah/pelanggan yang data pribadinya diberikan kepada PT. Bank XYZ berkaitan dengan penggunaan data pribadi nasabah/pelanggan yang bersangkutan oleh PT. Bank XYZ untuk tujuan komersial....,... tanda tangan pihak yang berwenang mewakili perusahaan diatas meterai yang cukup 33

Lampiran 3 Contoh Klausula Transparansi Penggunaan Data Pribadi Nasabah pada Formulir Aplikasi yang Diisi Nasabah A. Bagi Bank yang akan Memberikan Data Pribadi Nasabah kepada Pihak Lain untuk Tujuan Komersial. PENGGUNAAN DATA PRIBADI NASABAH Dengan menandatangani pernyataan ini: Saya memberikan persetujuan kepada Bank untuk memberikan dan atau menyebarluaskan data pribadi Saya kepada pihak lain diluar badan hukum Bank untuk tujuan komersial. Saya telah memahami penjelasan Bank mengenai tujuan dan konsekuensi dari pemberian dan atau penyebarluasan data pribadi Saya kepada pihak lain diluar badan hukum Bank diatas....,... (tanda tangan Nasabah) 34

Lampiran 3 Contoh Klausula Transparansi Penggunaan Data Pribadi Nasabah pada Formulir Aplikasi yang Diisi Nasabah B. Bagi Bank yang Sudah Memutuskan Tidak Akan Memberikan Data Pribadi Nasabah kepada Pihak Lain untuk Tujuan Komersial. PENGGUNAAN DATA PRIBADI NASABAH Bank hanya akan menggunakan data pribadi nasabah yang terdapat pada formulir aplikasi ini untuk kepentingan internal Bank dan data pribadi tersebut tidak akan diberikan dan atau disebarluaskan kepada pihak lain diluar badan hukum Bank, kecuali sebagaimana diatur pada ketentuan perundang undangan yang berlaku. Apabila di kemudian hari Bank akan memberikan dan atau menyebarluaskan data pribadi Nasabah kepada pihak lain diluar badan hukum Bank untuk tujuan komersial, maka Bank akan meminta persetujuan tertulis kepada Nasabah terlebih dahulu. 35

Lampiran 4 PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH Umum Laporan Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah bagian I s.d. bagian III diisi dengan kuantitas Pengaduan tertulis, yaitu frekuensi Pengaduan tertulis yang diterima, ditangani, dan diselesaikan selama periode pelaporan. Selanjutnya bagian IV diisi dengan kuantitas publikasi negatif yang terpantau oleh Bank. Contoh: Apabila dalam periode pelaporan Oktober s.d. Desember 2007 terdapat 25 pengaduan tertulis mengenai saldo tabungan dengan nilai pengaduan sebesar Rp65 juta, maka angka yang dimasukkan kedalam laporan adalah angka 25. Angka tersebut diisikan pada jenis produk Penghimpunan Dana sub produk tabungan pada kolom (e) kategori permasalahan Ju mlah Tagihan / Saldo Rekening. Bagian I Jenis Produk dan Permasalahan yang Diadukan Jenis Produk Produk Bank yang terdapat pada masing masing jenis produk merupakan Produk Bank yang bersifat umum. Apabila Produk Bank yang diadukan nasabah tidak tercantum pada lembaran format laporan, Bank memilih Produk Bank Lainnya dan mencantumkan nama Produk Bank tersebut pada tempat yang telah disediakan. Kategori Permasalahan Bank mengisi kolom (a) s.d. kolom (f) dengan kuantitas Pengaduan tertulis yang diterima selama periode laporan. Pada kolom (g), Bank mengisi total kuantitas Pengaduan tertulis yang merupakan penjumlahan dari kuantitas Pengaduan tertulis yang terdapat pada kolom (a) s.d. kolom (f). Pengisian kuantitas Pengaduan tertulis pada kolom (a) s.d. (f) didasarkan pada inti permasalahan pada Pengaduan tertulis yang diajukan oleh Nasabah, sehingga apabila Pengaduan tertulis Nasabah menyangkut beberapa permasalahan yang saling terkait Bank cukup mengisi kuantitas Pengaduan tertulis yang menjadi pokok permasalahan pada salah satu kategori permasalahan saja. Contoh: Apabila Nasabah mengajukan Pengaduan tertulis karena kenaikan suku bunga kredit yang menyebabkan kenaikan jumlah tagihan, maka Bank cukup mengisi Pengaduan tertulis pada kategori permasalahan Bung a / Bagi Hasil / Margin Keuntungan atau pada kolom (a) saja. 36

Bagian II Pengaduan tertulis yang Diselesaikan dalam Masa Laporan Pengisian kuantitas Pengaduan tertulis Nasabah pada bagian ini dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu Pengaduan yang tidak terkait dengan sistem pembayaran dan yang terkait dengan sistem pembayaran. Secara teknis, pengisian bagian ini adalah dengan menjumlahkan jenis produk yang terdapat pada bagian I kelompok 1, 2, 4, dan 5 dan mengisikan jumlahnya pada kolom (a) dan menjumlahkan Pengaduan tertulis untuk jenis produk yang terdapat pada bagian I kelompok 3 untuk diisikan pada kolom (b). Selanjutnya kolom (c) merupakan penjumlahan dari kolom (a) dan kolom (b). Pengaduan tertulis yang diterima pada periode pelaporan sebelumnya Jumlah Pengaduan tertulis diisi dengan kuantitas Pengaduan tertulis yang diterima pada periode pelaporan sebelumnya yang baru dapat diselesaikan pada periode pelaporan saat ini. Contoh: Apabila pada periode pelaporan September 2007 terdapat 25 Pengaduan tertulis yang belum dapat diselesaikan oleh Bank dan baru dapat diselesaikan pada: bulan Oktober 2007 sebanyak 15 Pengaduan tertulis (tanpa perpanjangan jangka waktu); pada bulan November 2007 sebanyak 10 Pengaduan tertulis (dengan perpanjangan jangka waktu); dan pada bulan Desember 2007 sebanyak 5 Pengaduan tertulis (melebihi jangka waktu yang ditetapkan), maka pada periode pelaporan Desember 2007 Bank mengisi sub bagian ini dengan: 15 Pengaduan tertulis pada baris Telah diselesaikan tanpa perpanjangan waktu ; 10 Pengaduan tertulis pada baris Telah diselesaikan dengan perpanjangan waktu ; dan 5 Pengaduan tertulis pada baris Diselesaikan melebihi jangka waktu yang ditetapkan. Pengaduan tertulis yang diterima dalam periode pelaporan Jumlah Pengaduan diisi dengan kuantitas Pengaduan tertulis yang diterima pada periode pelaporan, yang terbagi menjadi jumlah Pengaduan tertulis yang sudah diselesaikan dalam waktu 20 hari kerja, Pengaduan yang diselesaikan dengan perpanjangan waktu, Pengaduan yang diselesaikan melebihi jangka waktu yang ditetapkan dan Pengaduan yang sedang dalam proses penyelesaian. Jumlah Pengaduan yang sedang dalam proses penyelesaian diisi dengan kuantitas Pengaduan yang sedang dalam penanganan bank, baik penyelesaian Pengaduan yang belum maupun yang sudah melebihi 20 hari kerja, yang belum dapat diselesaikan hingga akhir periode pelaporan. 37

Jumlah subtotal pada kolom (c) bagian ini harus sama dengan jumlah total Bagian I dan jumlah total Bagian III pada kolom (c). Bagian III Penyebab Pengaduan Tertulis Penyebab Pengaduan diisi dengan hasil analisa bank mengenai penyebab terjadinya Pengaduan tertulis yang diajukan Nasabah, baik yang berasal dari kelemahankelemahan yang ada pada Bank, faktor kehati hatian Nasabah, maupun faktor lainnya yang berada diluar kendali Bank dan Nasabah, seperti gangguan komunikasi yang menyebabkan terjadinya kegagalan transaksi. Sebagaimana bagian sebelumnya, pada bagian ini juga dibedakan antara penyebab Pengaduan tertulis yang terkait dengan sistem pembayaran dan yang tidak terkait dengan sistem pembayaran. Jumlah total kolom (a) pada bagian ini harus sama dengan total kuantitas Pengaduan tertulis pada jenis produk 1, 2, 4, dan 5 pada bagian I. Jumlah total kolom (b) pada bagian ini harus sama dengan total kuantitas Pengaduan tertulis pada jenis produk 3 (produk yang terkait dengan sistem pembayaran). Selanjutnya, kolom (c) diisi dengan hasil penjumlahan kolom (a) dan kolom (b) pada baris yang sama. Apabila penyebab Pengaduan tertulis tidak dapat digolongkan kedalam salah satu kriteria yang ada, maka Bank mengelompokkan penyebab Pengaduan tertulis tersebut pada kriteria lain lain dan menyebutkan jenis pen yebab Pengaduan tertulis tersebut. Jumlah total pada bagian ini harus sama dengan jumlah total Bagian I dan jumlah subtotal atau kolom (c) Bagian II subbagian Pengaduan yang Diterima Dalam Periode Pelaporan. Bagian IV Publikasi Negatif Publikasi negatif diisi dengan hasil pemantauan Bank terhadap publikasi negatif di berbagai media yang terkait dengan kegiatan operasional Bank, antara lain berupa keluhan nasabah pada surat pembaca, artikel majalah, liputan televisi, maupun bentuk publikasi negatif lainnya. Jumlah publikasi negatif diluar sistem pembayaran atau kolom (a) diisi dengan kuantitas publikasi negatif yang terkait dengan jenis produk 1, 2, 4, dan 5 pada bagian I dan publikasi negatif terhadap operasional bank secara umum. Jumlah publikasi negatif yang terkait dengan sistem pembayaran atau kolom (b) diisi dengan kuantitas publikasi negatif yang berhubungan dengan jenis produk 3 pada bagian I. Kolom (c) merupakan penjumlahan dari kuantitas publikasi negatif pada kolom (a) dan kolom (b) pada baris yang sama. 38

Bagian V Penyelesaian Pengaduan/Sengketa di Luar Bank Penyelesaian pengaduan/sengketa diluar bank diisi dengan kuantitas pengaduan/sengketa yang penyelesaiannya dilakukan dengan cara mediasi, arbitrase, ataupun jalur peradilan. Jumlah penyelesaian pengaduan/sengketa di luar bank yang tidak terkait dengan produk sistem pembayaran atau kolom (a) diisi dengan kuantitas penyelesaian pengaduan/sengketa diluar bank yang terkait dengan jenis produk 1, 2, 4, dan 5 pada bagian I. Jumlah penyelesaian pengaduan/sengketa di luar bank yang terkait dengan produk sistem pembayaran atau kolom (b) diisi dengan kuantitas penyelesaian pengaduan/sengketa diluar bank yang terkait dengan jenis produk 3 pada bagian I. Kolom (c) merupakan penjumlahan dari kuantitas penyelesaian pengaduan/sengketa di luar bank pada kolom (a) dan kolom (b) pada baris yang sama. 39

Lampiran 4 A BAGIAN II: PENGADUAN YANG DISELESAIKAN DALAM MASA LAPORAN Jumlah Diluar Sistem Terkait Sistem Total Pembayaran Pembayaran 1. Pengaduan yang Diterima pada Periode Pelaporan Sebelumnya ( a ) ( b ) ( c ) Telah diselesaikan tanpa perpanjangan waktu (maks. 20 HK) Telah diselesaikan dengan perpanjangan waktu (maks. 40 HK) Diselesaikan melebihi jangka waktu yang ditetapkan (> 40 HK) Sedang dalam proses penyelesaian 2. Pengaduan yang Diterima dalam Periode Pelaporan Sub Total Telah diselesaikan tanpa perpanjangan waktu (maks. 20 HK) Telah diselesaikan dengan perpanjangan waktu (maks. 40 HK) Diselesaikan melebihi jangka waktu yang ditetapkan (> 40 HK) Sedang dalam proses penyelesaian Sub Total Total BAGIAN III: PENYEBAB PENGADUAN Jumlah Diluar Sistem Terkait Sistem Total Pembayaran Pembayaran ( a ) ( b ) ( c ) 1. Pemahaman karakteristik produk oleh nasabah 2. Informasi produk kurang memadai 3. Gangguan / kerusakan perangkat dan sistem teknologi informasi 4. Gangguan / kerusakan ATM / payment point 5. Perubahan / pemutusan akad / perjanjian / kontrak 6. Kelalaian nasabah 7. Kelalaian bank 8. Tindak pidana perbankan 9. Lainnya (sebutkan). Total BAGIAN IV: PUBLIKASI NEGATIF Jumlah Diluar Sistem Terkait Sistem Total Pembayaran Pembayaran ( a ) ( b ) ( c ) 1. Pengaduan nasabah pada media massa 2. Artikel media cetak 3. Liputan media elektronis 4. Publikasi / tulisan di tempat umum 5. Lainnya (sebutkan). Total 40

Lampiran 4 A BAGIAN V: PENYELESAIAN PENGADUAN / SENGKETA DI LUAR BANK Jumlah Diluar Sistem Terkait Sistem Total Pembayaran Pembayaran ( a ) ( b ) ( c ) 1. Penyelesaian pengaduan / sengketa melalui mediasi Mediasi yang diselenggarakan Bank Indonesia Mediasi yang diselenggarakan lembaga selain Bank Indonesia 2. Penyelesaian pengaduan / sengketa melalui arbitrase 3. Penyelesaian pengaduan / sengketa melalui jalur peradilan 4. Penyelesaian pengaduan / sengketa melalui cara lainnya (sebutkan) Total 41

Lampiran 5 42

43

LAMPIRAN 6 SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/1/DPNP TANGGAL 15 JANUARI 2013 PERIHAL TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT TABEL KOMPONEN PERHITUNGAN SUKU BUNGA DASAR KREDIT RUPIAH (PRIME LENDING RATE ) No. Komponen* Sandi 1 Harga Pokok Dana untuk Kredit - HPDK (11000+12000+13000+14000) 10000 1.1. Biaya Dana 11000 1.1.1. Biaya Dana Pihak Ketiga 11100 1.1.2. Biaya Dana Bukan Pihak Ketiga 11200 1.1.2.1. Biaya Dana Kewajiban pada Bank Lain 11210 1.1.2.2. Biaya Dana Kewajiban pada Bank Indonesia 11220 1.1.2.3. Biaya Dana Surat Berharga 11230 1.1.2.4. Biaya Dana Pinjaman yang Diterima 11240 1.1.2.5. Biaya Dana Kewajiban Antar Kantor 11250 1.1.2.6. Biaya Dana Modal Pinjaman 11260 1.1.3. Biaya Dana Lainnya (sebutkan rinciannya): 11300 1.1.3.1. Biaya Promosi dan Pemasaran terkait Pendanaan 11310 1.1.3.2. Lainnya 11320 1.2. Biaya Jasa 12000 1.3. Biaya Regulasi 13000 1.3.1. Biaya Giro Wajib Minimum (GWM) 13100 1.3.2. Biaya Premi Penjaminan LPS 13200 1.4. HPDK Lainnya (sebutkan rinciannya): 14000 1.4.1. Biaya Kas 14100 1.4.2. Lainnya 14200 2 Biaya Overhead (21000+22000+23000+24000+25000+26000+27000+28000+29000) 20000 2.1. Biaya Tenaga Kerja 21000 2.2. Biaya Pendidikan dan Pelatihan 22000 2.3. Biaya Penelitian dan Pengembangan 23000 2.4. Biaya Sewa 24000 2.5. Biaya Promosi dan Pemasaran 25000 2.5.1. Cash Back 25100 2.5.2. Hadiah 25200 2.5.3. Iklan dan Promosi 25300 2.5.4. Lainnya (sebutkan rinciannya): 25400 2.5.4.1 Sponsorship/Entertainment 25410 2.5.4.2 Lainnya 25420 2.6. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan 26000 2.7. Biaya Pembentukan CKPN atas Kredit yang Diberikan 27000 2.8. Biaya Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris 28000 2.9. Biaya Overhead Lainnya (sebutkan rinciannya): 29000 2.9.1. Biaya Barang/Jasa dan Administrasi 29100 2.9.2. Lainnya 29200 3 Marjin Keuntungan (Profit Margin ) 30000 Suku Bunga Dasar Kredit - Prime Lending Rate (1+2+3) 40000 4 Estimasi Premi Risiko 50000 Suku Bunga Kredit (1+2+3+4) 60000 Keterangan: *) Masing-masing komponen diisi sepanjang digunakan untuk membiayai kredit **) Penggolongan kredit mikro berpedoman pada definisi usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (efektif % per tahun) Suku Bunga Dasar Kredit Rupiah (Prime Lending Rate ) Berdasarkan Segmen Kredit Kredit Mikro** DEPUTI GUBERNUR HALIM ALAMSYAH 44

LAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/1/DPNP TANGGAL 15 JANUARI 2013 PERIHAL TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT Format Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit Rupiah (Prime Lending Rate) di Surat Kabar,Website, dan Kantor Bank Suku Bunga Dasar Kredit Rupiah (Prime Lending Rate) Bank XYZ Periode... Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) (efektif % per tahun) Suku Bunga Dasar Kredit Rupiah (Prime Lending Rate) Berdasarkan Segmen Kredit Kredit Kredit Kredit Kredit Konsumsi Korporasi Ritel Mikro KPR Non KPR Keterangan: a. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang akan dikenakan oleh Bank kepada nasabah. SBDK belum memperhitungkan komponen estimasi premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian Bank terhadap risiko masing-masing debitur atau kelompok debitur. Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK. (kalimat ini dicantumkan untuk publikasi yang dilakukan melalui papan pengumuman di setiap kantor Bank, halaman utama website Bank, dan surat kabar). b. Dalam kredit konsumsi non KPR tidak termasuk penyaluran dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA). (kalimat ini dicantumkan untuk publikasi yang dilakukan melalui papan pengumuman di setiap kantor Bank, halaman utama website Bank, dan surat kabar). c. Informasi SBDK yang berlaku setiap saat dapat dilihat pada publikasi di setiap kantor Bank dan/atau website Bank. (kalimat ini dicantumkan hanya untuk publikasi yang dilakukan melalui surat kabar). DEPUTI GUBERNUR HALIM ALAMSYAH 45