Pemetaan Kesadahan Total Air Sumur di Wilayah Surabaya Barat Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN TINGKAT KESADAHAN AIR SUMUR DI WILAYAH SURABAYA BARAT BERBASIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kawasan Rawan Genangan Di Surabaya Utara Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh (INDERAJA)

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA

Intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal dari pantai kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) :

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

Gambaran umum Surabaya Barat

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

BAB I PENDAHULUAN. sanitasi dan air untuk transportasi, baik disungai maupun di laut (Arya, 2004: 73).

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGGABUNGAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP DINAMIKA HARGA LAHAN DI SURABAYA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

SKRIPSI YUANITA ARUM PRIMANINGTYAS

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

BAB I PENDAHULUAN. diperbolehkan adalah 500 mg/l. Hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar

STUDI PERENCANAAN PIPA TRANSMISI DALAM PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR UMBULAN UNTUK KOTA SURABAYA

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

BAB I PENDAHULUAN. penduduk kota Surabaya lebih dari tiga juta jiwa. Dari sekitar 290 km 2 (29.000)

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

WALIKOTA SURABAYA TENTANG

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DAN KESADAHAN (CaCO 3 ) PADA AIR SUMUR DI JALAN BARU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan


PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebut Brine. Air yang terproduksi ini banyak mengandung mineral - mineral yang dapat

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Air Tanah Di Wilayah Pesisir Surabaya Timur

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Data Hasil Analisis Laboratorium Terhadap Air Tanah di Desa Dauh Puri Kaja Kota Denpasar

JURNAL EINSTEIN Jurnal Hasil Penelitian Bindang Fisika

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

Lampiran 1 Ringkasan Ilmiah Pemetaan Kesadahan Total Air Sumur di Wilayah Surabaya Barat Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis Muhammad Ali Akbar Aribiyanto* a, Thin Soedarti a, Trisnadi Widyaleksono Catur Putranto a a Program Studi Ilmu dan Teknologi Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui persebaran kesadahan total air sumur warga di wilayah Surabaya Barat berbasis aplikasi sistem informasi geografis. Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan penelitian sistematis dengan memilih 42 sumur di 42 Kelurahan sebagai tempat penelitian di wilayah Surabaya Barat. Analisis kesadahan total dilaksanakan di Laboratorium lingkungan Departemen Biologi Universitas Airlangga. Analisis yang dilakukan untuk menentukan nilai kesadahan total adalah dengan metode titrasi kompleksometri. Alat yang digunakan untuk proses titrasi adalah buret, tabung erlenmeyer, pipet volume, klem statis, dan botol sampel. Bahan yang digunakan adalah bubuk indikator EBT, larutan buffer ph 10, akuades dan larutan Na2EDTA 0,01 M. Hasil dari penelitian yang dilakukan didapatkan kesadahan total tertinggi di Surabaya Barat terdapat pada titik sampel S40 atau yang berada di Kelurahan Kalianak dengan nilai kesadahan total mencapai 600 mg/l dan kesadahan total terendah terdapat di lokasi titik sampel S1 dan S3 yaitu sebesar 40 mg/l. Kesadahan total tinggi disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis tanah, cuaca ketika pengambilan sampel air, pasang surut air, dan kondisi lingkungan sekitar yang mempengaruhi kesadahan total. Pemetaan kesadahan total dengan berbasis sistem informasi geografis bermanfaat untuk mempermudah pemantauan tingkat sadah air sumur di wilayah Surabaya Barat. Kata kunci : Pemetaan, air sumur, kesadahan total, wilayah Surabaya Barat, Sistem Informasi Geografi 1. Pendahuluan Surabaya merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur dan termasuk Kota terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 sekitar 3.181.325 jiwa. Jumlah penduduk yang tinggi membutuhkan kebutuhan pokok yang tinggi salah satu kebutuhan pokok tersebut adalah kebutuhan air bersih.

Peningkatan kebutuhan air bersih mendorong manusia untuk berusaha meyediakan air bersih, dalam arti luas peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas sosial yang berpengaruh pada peningkatan kebutuhan air bersih (Setiawan, 2003). Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk sumber air bagi aktivitas kehidupan. Air tanah berasal dari air hujan dan air permukaan yang terkumpul di bawah permukaan tanah. Kualitas air tanah sangat bergantung pada sifat lapisan tanahnya. Susunan unsur kimia air tanah tergantung pada lapisan tanah yang dilalui. Air tanah yang melewati tanah kapur memiliki sifat sadah karena mengandung Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3) (Abadi, 2011). Air sadah adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung kation penyebab kesadahan. Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh adanya logamlogam atau kation yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg. Penyebab utama dari kesadahan adalah Ca dan Mg. Air sadah yang dikonsumsi oleh masyarakat untuk minum dapat menyebabkan masyarakat terkena penyakit kencing batu yang diakibatkan oleh terbentuknya batu pada saluran kemih (Izhar dkk., 2007). Rumah tangga yang menggunakan air dengan tingkat kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak karena sabun menjadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul sabun diikat oleh unsur Ca dan Mg (Marsidi, 2001). SIG merupakan teknologi yang sangat diandalkan untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah berkelanjutan. SIG dapat dimanfaatkan untuk memetakan kondisi lingkungan, melakukan pengukuran pengukuran, melakukan monitoring, dan melakukan pemodelan. SIG memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh pemetaan secara konvensional. Efisiensi dan efektivitas dalam menyelesaikan dan memecahkan persoalan yang terkait dengan lokasi atau ruang menjadi pilihan yang tepat (Rohmat, 2008). 2. Metode Kegiatan ini dilakukan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan April 2016 sampai dengan bulan Juni 2016. Pengambilan sampel dilakukan di sumur penduduk wilayah Surabaya Barat. Analisis data dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. Parameter kesadahan total diukur dengan menggunakan metode analisis titrasi kompleksometri yang dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Departmen Biologi Universitas Airlangga. Air sampel dilakukan penngambilan dan analisis secara duplo untuk lebih mendapatkan hasil yang lebih akurat. Air sampel yang diambil dilakukan proses pengawetan dengan cara menyimpan air sampel ke dalam pendingin hingga suhu mencapai 4 o C. tingkat sadahnya dengan menggunakan metode skoring. Data hasil analisis dipetakan berdasarkan letak geografisnya menggunakan software ArcGIS 10.2

Lakars antri Sambikerep Benowo Tandes Sukomanunggal 3. Hasil dan Pembahasan Persebaran kesadahan total berbasis Sistem Informasi Geografis Penentuan nilai kesadahan total dilakukan dengan memberikan skor dari parameter dan diklasifikasikan. Sampel dengan nilai kesadahan total 0 mg/l termasuk tidak sadah, < 50 mg/l termasuk kesadahan ringan, 50 mg/l 150mg/l termasuk kesadahan menengah, 151 mg/l 300 mg/l kesadahan keras dan >300 mg/l sangat sadah. Tabel-1 Hasil penilaian parameter kesadahan total Titik Kecamatan I II Rerata Kesadahan Total Nama wilayah Sd skoring Keterangan S1 Simomulyo 128 40 84 62,2254 2 menengah S2 Sukomanunggal 96 108 102 8,485281 2 menengah S3 Tanjungsari 88 40 64 33,94113 2 menengah S4 Sonokwijenan 100 100 100 0 2 menengah S5 Putatgede 112 120 116 5,656854 2 menengah S6 Tandes Lor 128 124 126 2,828427 2 menengah S7 Karangpoh 104 124 114 14,14214 2 menengah S8 Balongsari 116 124 120 5,656854 2 menengah S9 Gedangasin 136 128 132 5,656854 2 menengah S10 Buntaran 112 100 106 8,485281 2 menengah S11 Bibis 108 112 110 2,828427 2 menengah S12 Gadel 108 140 124 22,62742 2 menengah S13 Tubanan 136 108 122 19,79899 2 menengah S14 Manukan kulon 132 112 122 14,14214 2 menengah S15 Manukanwetan 120 136 128 11,31371 2 menengah S16 Banjarsugihan 136 132 134 2,828427 2 menengah S17 Tandes Kidul 120 108 114 8,485281 2 menengah S18 Kandangan 116 100 108 11,31371 2 menengah S19 Klakahrejo 144 156 150 8,485281 2 menengah S20 Semami 128 136 132 5,656854 2 menengah S21 Tambakosowilangun 108 120 114 8,485281 2 menengah S22 Romokalisari 140 148 144 5,656854 2 menengah S23 Bringin 148 124 136 16,97056 2 menengah S24 Made 168 160 164 5,656854 3 sadah S25 Sambikerep 120 120 120 0 2 menengah S26 Lontar 132 124 128 5,656854 2 menengah S27 Lidah Wetan 124 116 120 5,656854 2 menengah S28 Lidah Kulon 216 220 218 2,828427 3 sadah

Asemrowo Pakal S29 Sumur welut 120 100 110 14,14214 2 menengah S30 Bangkingan 108 120 114 8,485281 2 menengah S31 Jeruk 340 332 336 5,656854 4 sangat sadah S32 Lakarsantri 320 320 320 0 4 sangat sadah S33 Babat Jerawat 172 192 182 14,14214 3 sadah S34 Pakal 164 136 150 19,79899 2 menengah S35 Benowo 156 148 152 5,656854 3 sadah S36 Sumberrejo 180 164 172 11,31371 3 sadah S37 Tambakdono 168 160 164 5,656854 3 sadah S38 Tambak langon 120 124 122 2,828427 3 sadah S39 Greges 128 128 128 0 3 sadah S40 Kalianak 480 600 540 84,85281 4 sangat sadah S41 Asemrowo 112 100 106 8,485281 2 menengah S42 Genting 148 156 152 5,656854 2 menengah Hasil dari analisis kesadahan total didapatkan sumur yang memiliki kesadahan total di wilayah Surabaya berkisar antara kategori menengah sampai sangat sadah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel-1. Pada titik sampel S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, S13, S14, S15, S16, S17, S18, S19, S20, S21, S22, S23 memiliki nilai kesadahan total yang menengah. Hal ini dikarenakan penggunaan lahan pada daerah tersebut hanya digunakan untuk keperluan domestik rumah tangga, sehingga risiko untuk tercemar akibat limbah industri tidak terlalu tinggi seperti pada titik S24, S28, S33, S35, S36, S37, S38, S39. Pada titik S40 yang berada di daerah Kelurahan Kalianak memiliki nilai kesadahan total yang paling tinggi. Hal ini dikarenakan pada daerah tersebut pola penggunaan tata ruang digunakan untuk industri sehingga memiliki potensi risiko tercemar oleh limbah industri. Potensi yang lain yang menyebabkan tingginya nilai kesadahan total air sumur di titik S40 adalah pengaruh intrusi air laut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Indiarto dan Kustani (2004), intrusi air laut berpotensi mempengaruhi kualitas air sumur. Pada titik S24 yaitu di Kelurahan Made memiliki nilai kesadahan total yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan di sumur yang berada pada titik S24 berlokasi dekat dengan persawahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suryana (2013), yang menyatakan bahwa partikel partikel lumpur pada sawah dapat meresap ke dalam tanah. Partikel partikel tersebut mengandung zat padat terlarut yang terdiri dari zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Zat padat terlarut yang bertambah di dalam air menyebabkan kesadahan total naik. (Slamet, 1994). Hal tersebut juga serupa yang terjadi pada titik sampel yang berlokasi di sebagian Kecamatan Pakal yang titik sampel tersebut berdekatan dengan sawah.

Pemantauan nilai kesadahan total perlu dilakukan sehingga keadaan yang menyebabkan kesadahan total tinggi dapat diatasi dan ditinjau untuk kemanfaatannya yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hasil dari nilai kesadahan total yang dihasilkan perlu diolah sehingga informasinya dapat diakses dengan mudah dan dapat dipahami oleh masyarakat pada umumnya (Wahjono dkk, 2012). Upaya yang dapat dilakukan untuk memudahkan pembaca untuk mendapatkan informasi adalah dengan menggunakan aplikasi SIG. SIG merupakan data spasial dalam bentuk digital yang diperoleh melalui data satelit atau data lain yang terdigitasi.sig memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memodifikasi warna, bentuk, ukuran simbol dari masing-masing data sehingga dapat memberikan informasi dengan mudah (Nugroho dkk, 2013). Pemetaan kesadahan total di wilayah Surabaya Barat berbasis aplikasi sistem informasi geografis dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Peta persebaran kesadahan total di wilayah Surabaya Barat. 4. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemetaan pesebaran kesadahan total di wilayah Surabaya Barat memudahkan dalam proses pemantauan kesadahan total. Kesadahan total tertinggi terdapat pada titik sampel S40, S31 dan S32 yang termasuk dalam kategori kesadahan total sangat sadah. Kesadahan total tergolong menengah terletak pada titik sampel S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, S13, S14, S15, S16, S17, S18, S19, S20, S21, S22, S23. Kesadahan total yang

termasuk kategori sadah keras terdapat pada titik lokasi S24, S28, S33, S35, S36, S37, S38, dan S39. 5. Daftar Pustaka Setiawan, M., I. 2003. Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015), Neutron, 3(1):47-48. Marsidi, R. 2001. Zeolit Untuk Mengurangi Kesadahan Air. Jurnal Teknologi Lingkungan, 2(1). 1 3. Rohmat, D. 2008. Materi Pengkayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bagi Dunia Pendidikan Se Jawa Barat. ISBN 978-97996916 -8-2, Buana Nusantara Bandung. Hal : 315 316. Abadi, M. F., 2011. Pemetaan Kualitas Air Tanah di Desa Dauh Puri Kaja Kota Denpasar. Tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana, Hal : 5 6. Indriastoni, R., N. Dan Kustini, I. 2014. Intrusi Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal di Kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil, 3(3): 248 250. Izhar, M., D., Haripurnomo, K. dan Darmoatmodjo, S. 2007. Hubungan antara Kesadahan Air Minum, Kadar Kalsium dan Sedimen Kalsium Oksalat Urin pada Anak Usia Sekolah Dasar. Berita Kedokteran Masyarakat. 23(4). 200 201.