PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR TAHUN BERDASARKAN TREND BOR TAHUN DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH.

ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NILAI BTO DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 EVIANA ANJAR SUSANTI

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN STANDAR BOR DEPKES DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN

ANALYSIS THE EFFICIENCY OF INPATIENT WARD ACCORDING TO STANDARD OF BARBER JOHNSON IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG IN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI TOI PADA BANGSAL BAITUL MA RUF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH ANALISA TREND INDIKATOR RAWAT INAP MENURUT BANGSAL TAHUN DI RSUD RA KARTINI JEPARA DI SUSUN OLEH

INDIKATOR KINERJA UTAMA

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai

DESKRIPSI ANGKA TOI DI BANGSAL DEWI KUNTHI BULAN JANUARI JUNI di RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015 ANIS SUNARNI. Maryani Setyowati, M.

PREDIKSI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN POLI MATA ( SEC ) TAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Tinjauan Keakuratan Data pada Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Khusus Bedah Banjarmasin Siaga

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. (1) pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

DESCRIPTIVE ANALYSIS INDICATORS GROSS DEATH RATE ( GDR ) AND NET DEATH RATE ( NDR ) IN RSUD TUGUREJO SEMARANG

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

HUBUNGAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN PERSENTASE PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI RSUD SRAGEN PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr.

: Queue, TPPRJ, labor requirement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

ANALISIS DESKRIPTIF NET DEATH RATE (NDR) DAN GROSS DEATH RATE (GDR) DI RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH KOTA TEGAL PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam

Mardian, et al, Analisis Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Balung Tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

RANCANGAN SISTEM INFORMASI SENSUS HARIAN RAWAT INAP BERBASIS WEB DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG UMI LATIFAH

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka B. Landasan Teori C. Kerangka Konsep Penelitian D. Pertanyaan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif. bersifat rahasia. Dokumen tersebut dinamakan sebagai rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS FILING DENGAN KETEPATAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI RS BHAYANGKARA POLDA DIY

BAB III METODE PENELITIAN. Rekapitulasi SHRI :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Edi Susilo, Nopriadi, Efisiensi Pendayagunaan Tempat Tidur Dengan Metode Grafik Barber-Johnson Di Rs Lancang Kuning Pekanbaru Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengakibatkan ketertarikan masyarakat umum semakin berlomba

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN WISN DI BAGIAN KODING INDEKSING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

ANALISA KEBUTUHAN RAK FILING AKTIF DI BAGIAN FILING BKPM WILAYAH SEMARANG TAHUN Mohamad Daeroby Abi Yusya

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

Transkripsi:

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014 Mila Marga Anggraeni Abstract One of management of the Inpatient Unit in RSUD Kudus Regency noteworthy is BOR value. Beds used in intensive care patients need to be managed and cared for their use in order to achieve efficiency. In the initial survey, in get BOR value inefficiencies in RSUD Kudus Regency in January and ending in May 2014 contained in 12 inpatient wards. BOR Number of beds per wards between 12 68 beds. The purpose of this study was to determine the bed capacity by BOR efficiency standards, according to the department of health in RSUD Kudus Regency inpatient wards sacred in June until December 2014. The type of research was descriptive research with cross sectional approach. The study variables include Inpatient bed day, Available beds, period of time, BOR (Bed Occupancy Ratio) and BOR efficiency standards department of health. The data processing used were tabulation, calculation and presentation of data. Based on the survey result, the available beds in January - May from 12 wards were different number of its bed. Found that the ward with the most available beds was Melati 1 and Melati 2 ward with totaling 68 beds. Whereas the least was Anggrek 1 and Anggrek 2 ward with totaling 12 beds. The most numerous inpatient length of stay per ward in Januari - Mei was in Anggrek 2, which amounts about 5480 days. Time period used was 28-31 days. Prediction of inpatient bed day per ward in Januari - Mei, the most numerous was in the Obsgyn ward, which amounts about 2199 and there was at least one that is much as orchids ward 432 days. The prediction of bed need per ward in June - December the most numerous was in the Obsgyn ward, that was 84-119 units and at least present on the orchid ward 2 between 21 29 beds. The conclusion of this study was prediction length of stay and the bed capacity need standart of efficiency in each ward every month increased. So the recommended number of additions performed a bed on a ward that lacked the beds and ward should the surplus be allocated to bed ward that lacked the number of beds. Because the number of this bed plus, it was nececessary in the new room additions or do widening the room on each ward. Key Word : Prediction, Bed Capacity, BOR, Standart of Efficiency PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan salah satu instansi pemberi pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaksanaan pelayanan kesehatan melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah Sakit memiliki fungsi utama memberikan perawatan dan pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat inap, rawat jalan maupun pasien gawat darurat. Pimpinan Rumah Sakit bertanggung jawab akan mutu pelayanan medik di rumah sakit yang diberikan kepada semua pasien. (1)

Dalam Permenkes RI no 269/MENKES/PER/III/2008 bab I pasal I disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Setiap proses penyelenggaraan rekam medis dapat terlaksana dengan baik dan dapat memberikan informasi dan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu jika didukung sumber daya manusia yang memadai dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya. (10) Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No.34/Dirhub/1972 tentang perencanaan dan pemeliharaan disebutkan bahwa untuk menunjang terselenggaranya rencana induk yang baik, maka setiap rumah sakit diwajibkan mempunyai dan merawat statistik yang up to date atau terkini dan terbaru dan membina rekam medis berdasarkan ketentuan yang ditetapkan. Banyak indikator yang bisa digunakan menilai rumah sakit, yang paling sering digunakan, yaitu BOR (Bed Occupation Rate), ALOS (Averate Length Of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over Internal), NDR (Net Death Rate), GDR (Gross Death Rate), dan rata rata kunjungan klinik per hari. (4) Indikator indikator yang digunakan untuk menilai cakupan pelayanan unit rawat inap adalah BOR dan BTO, sedangkan indikator yang digunakan untuk menilai mutu pelayanan unit rawat inap adalah GDR dan NDR, dan indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi pelayanan unit rawat inap adalah LOS dan TOI. Pada survei awal yang dilakukan pada saat magang, didapatkan ketidakefisienan nilai BOR di RSUD Kudus pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2014. Dari indikator BOR yang ada bisa dikatakan tidak efisien dikarenakan standar nilai BOR menurut DepKes adalah BOR = 60 85%. Pada bulan Januari di dapatkan nilai BOR yang tidak efisien terdapat pada bangsal melati 1, bogenvil 2, melati 2, cempaka 1, dahlia 3, bersalin. Dari keenam bangsal tersebut didapatkan nilai BOR yang terlalu rendah, sedangkan pada bangsal anggrek tidak efisien karena nilai BOR terlalu tinggi. Pada bulan Februari di dapatkan nilai BOR yang tidak efisien terdapat pada bangsal melati 1, bogenvil 2, melati 2, dan bersalin. Dari keempat bangsal tersebut didapatkan nilai BOR yang terlalu rendah, sedangkan pada bangsal cempaka 3, dahlia 2, dahlia 1, anggrek 1 tidak efisien karena nilai BOR terlalu tinggi. Pada bulan Maret di dapatkan nilai BOR yang tidak efisien terdapat pada bangsal bogenvil 1, melati 1, bogenvil 2, melati 2, bersalin, karena dari keenam bangsal tersebut didapatkan nilai BOR yang terlalu rendah. Sedangkan pada bangsal cempaka 3, dahlia 2, dahlia 1, bersalin dan anggrek 1 tidak efisien karena nilai BOR terlalu tinggi. Pada bulan April ada di dapatkan nilai BOR yang tidak efisien terdapat pada bangsal melati 1, melati 2, karena dari kedua bangsal tersebut didapatkan nilai BOR yang terlalu rendah. Sedangkan pada bangsal cempaka 3, dahlia 2, dahlia 1, bersalin, anggrek 1,dan anggrek 2 tidak efisien karena nilai BOR terlalu tinggi. Pada bulan Mei di dapatkan nilai BOR yang tidak efisien terdapat pada bangsal melati 1 dan melati 2, karena dari kedua bangsal tersebut didapatkan nilai BOR yang terlalu rendah. Sedangkan pada bangsal cempaka 3, dahlia 2, dahlia 1, bersalin, anggrek 1, dan anggrek 2 tidak efisien karena nilai BOR terlalu tinggi. Ketidakefisienan nilai BOR dikarenakan ketidaksesuaian jumlah tempat tidur masing masing bangsal.

TUJUAN PENELITIAN Mengetahui kapasitas tempat tidur menurut standar efisiensi BOR, menurut Depkes di bangsal Rawat Inap RSUD Kabupaten Kudus pada bulan Juni sampai bulan Desember tahun 2014. Tujuan Khusus a. Mengetahui kapasitas tempat tidur (A) pada masing - masing bangsal bulan Januari sampai bulan Mei 2014. b. Mengetahui hari perawatan masing masing bangsal bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2014. c. Mengetahui jumlah hari/periode waktu tahun 2014. d. Menghitung prediksi jumlah hari perawatan tahun 2014 dengan menggunakan metode time series. e. Menghitung prediksi kapasitas tempat tidur pada bulan Juni sampai bulan Desember tahun 2014 berdasarkan perhitungan BOR sesuai standar efisiensi Depkes dengan menggunakan metode time series. METODOLOGI PENELITIAN Prediksi kapasitas tempat tidur didukung oleh laporan data statistik ruangan rawat inap. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif, sehingga pembaca dapat lebih mudah mengerti dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian. Adapun metode yang digunakan adalah kajian dokumen, yaitu metode yang dilakukan dengan cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti tentang data data statistik rumah sakit. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional yaitu pengukuran variabel dilakukan pada saat yang bersamaan. POPULASI DAN SAMPEL Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah laporan data statistik ruangan rawat inap yang sudah terkomputerisasi pada masing masing bangsal bulan januari sampai bulan mei pada tahun 2014, dan sampelnya adalah data data dasar berupa jumlah tempat tidur siap pakai (A), periode waktu (t) dan hari perawatan (hp). Analisa Data 1) Menghitung BOR dengan menggunakan rumus :?????? x 100%. 2) Prediksi hari perawatan berdasarkan time series yang dihitung dengan rumus : Y = a + bx. 3) Menghitung jumlah tempat tidur berdasarkan standar BOR efisien dan prediksi hari perawatan. 4) Memprediksi BOR berdasarkan jumlah tempat tidur yang telah diprediksi. PEMBAHASAN Berdasarkan gambaran frekuensi tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur pada waktu tertentu dapat diketahui melalui rata rata penggunaan tempat tidur atau BOR dengan standar ideal 60% - 85%. 1. Kapasitas Tempat Tidur (TT) Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa jumlah tempat tidur di RSUD Kabupaten Kudus sudah sesuai dengan teori yaitu Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub spesialistik luas dengan kapasitas 300-500 tempat tidur. (9) RSUD Kabupaten Kudus merupakan Rumah Sakit bertipe B, jadi jumlah tempat tidur yang tersedia di RSUD Kabupaten Kudus sudah sesuai dengan teori karena jumlah tempat tidurnya sesuai dengan yang ditetapkan yaitu 409 TT. Tetapi karena

jumlah pengunjung di RSUD Kabupaten Kudus setiap bulannya meningkat jadi perlu penambahan jumlah tempat tidur yaitu antara 82 342 TT. Karena jumlah tempat tidurnya ditambah, maka perlu di lakukan penambahan ruangan baru atau dilakukan pelebaran ruangan pada masing masing bangsal. 2. Jumlah Hari Perawatan (HP) Dari data yang di dapat dari penelitian dan hasil pengamatan, jumlah hari perawatan di masing-masing bangsal setiap bulannya pada bulan Januari Mei berbeda-beda. Pada bulan Januari bangsal yang paling banyak hari perawatannya adalah bangsal Melati 2 yaitu sebanyak 1007 hari, sedangkan yang paling sedikit terdapat bangsal Bersalin yaitu 17 hari. Pada bulan Februari bangsal yang paling banyak hari perawatannya adalah bangsal Melati 2 yaitu sebanyak 1123 hari, sedangkan yang paling sedikit terdapat bangsal Bersalin yaitu 34 hari. Pada bulan Maret bangsal yang paling banyak hari perawatannya adalah bangsal Melati 1 yaitu sebanyak 1165 hari, sedangkan yang paling sedikit terdapat bangsal Anggrek 2 yaitu 253. Pada bulan April bangsal yang paling banyak hari perawatannya adalah bangsal Melati 2 yaitu sebanyak 1146 hari, sedangkan yang paling sedikit terdapat bangsal Anggrek 2 yaitu 346 hari. Pada bulan Mei bangsal yang paling banyak hari perawatannya adalah bangsal Cempaka 1 yaitu sebanyak 1007 hari, sedangkan yang paling sedikit terdapat bangsal Anggrek 1 yaitu 17 hari. Di RSUD Kabupaten Kudus, rata - rata hari perawatan paling tinggi terdapat pada bangsal Melati 2 yaitu 8 hari, sedangkan rata - rata hari perawatan pasien paling rendah terdapat pada bangsal Bersalin yaitu antara 2 4 hari. Bangsal Bersalin dikatakan belum sesuai standart Depkes, karena menurut standar Depkes rata rata lama dirawat yang ideal adalah antara 6 9 hari. 3. Periode Waktu (t) Periode waktu yang dimiliki pada masing masing bangsal di RSUD Kabupaten Kudus pada bulan Januari hingga bulan Mei berbeda, yaitu 31 hari untuk bulan Januari, Maret dan Mei. Sedangkan untuk bulan Februari adalah 28 hari dan bulan April 30 hari. Periode waktu yang digunakan untuk menghitung nilai BOR menyesuaikan jumlah hari dalam satu bulan. Periode waktu yang digunakan sudah sesuai dengan standar yaitu periode waktu dalam 1 bulan. 4. Prediksi Jumlah Hari Perawatan (HP) Prediksi hari perawatan diperoleh dengan menggunakan metode tren angka jumlah hari perawatan minimal 5 bulan dan 3 bulan, sehingga dapat diketahui prediksi jumlah hari perawatan untuk masing masing bangsal di RSUD Kabupaten Kudus untuk 7 bulan kedepan. Prediksi ini digunakan untuk menghitung analisa kebutuhan tempat tidur pada masing masing bangsal di RSUD Kabupaten Kudus. Dari yang paling banyak prediksi jumlah hari perawatannya adalah bangsal Bersalin, yaitu pada bulan Juni mencapai jumlah 1013 hari, bulan Juli mencapai jumlah 1210 hari, bulan Agustus mencapai jumlah 1408 hari, bulan September mencapai jumlah 1606, bulan Oktober mencapai jumlah 1804 hari, bulan November mencapai jumlah 2002 hari dan bulan Desember mencapai jumlah 2199 hari. Dari hasil prediksi tersebut diketahui pada bulan Juni - Desember mengalami kenaikan jumlah hari perawatan. Sedangkan prediksi jumlah hari perawatan yang paling sedikit adalah bangsal Anggrek 1 yaitu sebanyak 432 hari pada bulan Juni, sebanyak 448 hari pada bulan Juli, sebanyak 465 hari pada bulan Agustus, sebanyak 481 hari pada bulan September, pada bulan Oktober sebanyak 498 hari, pada bulan

November sebanyak 514 hari, dan pada bulan Desember sebanyak 531 hari. Dari jumlah prediksi yang sudah dihitung, rata rata jumlah hari perawatan masing masing bangsal yang belum sesuai dengan teori adalah bangsal Bersalin yaitu dengan jumlah hari perawatan 2199, hal ini dikarenakan masa perawatan pasien terlalu singkat yaitu antara 2-4 hari, di bangsal bersalin jumlah hari perawatannya berbeda dengan bangsal lain karena pasien setelah melahirkan lebih memilih menjalani perawatan dirumah daripada di rumah sakit. 5. Prediksi Jumlah Tempat Tidur Setelah diketahui prediksi hari perawatan (HP), maka dapat dihitung analisa kebutuhan tempat tidur untuk masing masing bangsal di RSUD Kabupaten Kudus. Prediksi ini menggunakan perhitungan standar ideal BOR 60% 85%. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui hasil dari perhitungan prediksi kebutuhan tempat tidur bulan Juni Desember setiap bangsalnya. Dari 12 bangsal yang ada, prediksi jumlah tempat tidur tertinggi terdapat pada bangsal Bersalin yaitu antara 84-119 tempat tidur. Sedangkan prediksi jumlah tempat tidur yang paling rendah terdapat pada bangsal Anggrek 2 yaitu pada bulan Desember antara 21 29 tempat tidur. Berdasarkan hasil prediksi yang sudah dihitung, kebutuhan tempat tidur pada masing masing bangsal untuk bulan Juni Desember bangsal Melati 1, bangsal Bogenvil 2, bangsal Melati 2, bangsal Cempaka 1, bangsal Cempaka 3, bangsal Dahlia 3, bangsal Dahlia 1, bangsal Anggrek 1 dan bangsal Anggrek 2 perhitungan prediksi jumlah kebutuhan tempat tidur masih di bawah 68 tempat tidur yang telah ditetapkan rumah sakit. Sedangkan untuk bangsal Cempaka 2, bangsal Dahlia 2, dan bangsal Bersalin kebutuhan tempat tidur melebihi jumlah tempat tidur yang telah ditetapkan oleh Rumah sakit karena di bangsal bersalin kekurangan jumlah tempat tidur sedangkan jumlah pasien selalu meningkat setiap tahunnya. SIMPULAN 1. Berdasarkan kapasitas tempat tidur per bangsal pada bulan Januari bulan Desember yang paling banyak terdapat pada bangsal Melati 1, bangsal Melati 2 yaitu sebanyak 68 tempat tidur. Sedangkan yang paling sedikit adalah bangsal Bersalin, Anggrek 1 dan Anggrek 2 yaitu 13 dan 12 tempat tidur. 2. Berdasarkan hari perawatan per bangsal bulan Januari bulan Mei, Jumlah hari perawatan paling banyak terdapat pada bangsal Melati 2 yaitu 5480 hari. 3. Periode waktu yang dimiliki pada masing masing bangsal di RSUD Kabupaten Kudus pada bulan Januari hingga bulan Mei berbeda, yaitu 31 hari untuk bulan Januari, Maret dan Mei. Sedangkan untuk bulan Februari adalah 28 hari dan bulan April 30 hari 4. Berdasarkan prediksi hari perawatan per bangsal pada bulan Juni Desember 2014, paling banyak terdapat pada bangsal Bersalin, yaitu pada bulan Juni berjumlah 1013, bulan Juli berjumlah 1210, bulan Agustus berjumlah 1408, bulan September berjumlah 1606, bulan Oktober berjumlah 1804, bulan November berjumlah 2002, bulan Desember berjumlah 2199. Sedangkan prediksi hari perawatan yang paling sedikit terdapat pada bangsal Anggrek 1 yaitu, pada bulan Juni berjumlah 432, bulan Juli berjumlah 448, bulan Agustus berjumlah 465, bulan September berjumlah 481, bulan Oktober berjumlah 498, bulan November

berjumlah 514, bulan Desember berjumlah 531. 5. Berdasarkan prediksi kebutuhan tempat tidur per bangsal pada bulan Juni Desember 2014, paling banyak terdapat pada bangsal Bersalin, yaitu pada bulan Juni sebanyak 40 57 bed, bulan Juli sebanyak 46 66 bed, bulan Agustus sebanyak 54 76 bed, bulan September sebanyak 63 90 bed, bulan Oktober sebanyak 69 97 bed, bulan November sebanyak 79 112 bed, bulan Desember sebanyak 84 119 bed. Sedangkan prediksi kebutuhan tempat tidur yang paling sedikit terdapat pada bangsal Anggrek 1 yaitu, pada bulan Juni sebanyak 17 24 bed, bulan Juli sebanyak 17 25 bed, bulan Agustus sebanyak 18 25 bed, bulan September sebanyak 19 27 bed, bulan Oktober sebanyak 19 27 bed, bulan November sebanyak 21 29 bed, bulan Desember sebanyak 21 29 bed. Saran Seharusnya dilakukan penambahan tempat tidur pada bangsal yang jumlah hari perawatannya pada bulan Januari Mei masih terlalu tinggi, agar pada bulan Juni Desember frekuensi pemakaian tempat tidur sesuai dengan standar efisiensi Depkes. Pada prediksi bulan terakhir, bangsal yang kekurangan tempat tidur terdapat pada bangsal Melati 1: 15-34 TT, Melati 2 : 2 23 TT, Cempaka 2 : 15-38 TT, Dahlia 2 : 29 TT, Dahlia 3 : 1 10 TT, Dahlia 1 : 21 50 TT, Bersalin : 60-95 TT, Anggrek 1 : 8 16 TT dan Anggrek 2 : 13 23 TT. Maka sebaiknya dilakukan penambahan jumlah tempat tidur pada bangsal yang kekurangan tempat tidur dan sebaiknya bangsal yang kelebihan tempat tidur dialokasikan ke bangsal yang kekurangan jumlah tempat tidur. Karena jumlah tempat tidurnya ditambah, maka perlu di lakukan penambahan ruangan baru atau dilakukan pelebaran ruangan pada masing masing bangsal. DAFTAR PUSTAKA Huffman, Edna K. Health Information Management. Phisicians Record Compani Berwyn illinous: 1994. Depkes RI. Permenkes No.269/MENKES/PER/III. Statistik Rumah Sakit. 2008. Dirjen YanMed, Depkes RI. Pedoman Pengolahan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Depkes RI, Jakarta : 1997 Shofari, Bambang. Rekam Medis di Pelayanan Kesehatan. DIII RMIK. Universitas Dian Nuswantoro. Semarang : 2008 (tidak dipublikasikan) Riwidikdo, Handoko. Statistik Kesehatan. Edisi ketiga. Mitra Cendekia. Yogyakarta : 2009. www.buk.depkes.go.id/2011/01/statistikrumah-sakit/. JUKNIS SIRS. Mei 2014. Sudjana. Metoda Statistik edisi 6. Tarsito : 2005. Sudra, Rano Indradi. Statistik Rumah Sakit. Graha Ilmu. Yogyakarta : 2010. Chandra, Budiman. Pengantar Statistik Kesehatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 1995. Gandodiputro, Sharon. Rekam Medis Dan Sistem Informasi Kesehatan. Uiversitas Padjadjaran. Bandung : 2007.