RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 85

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 24 TAHUN 2012

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

-1- GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 26 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK

BUPATI CIAMIS. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 21A TAHUN 2013 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-AA TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 90 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

4. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA DUMAI PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DUMAI

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

SALINAN SESUAI ASLINYA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 110 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

F. Surat Edaran G. Surat Biasa H. Surat Keterangan I. Surat Perintah J. Surat Ijin K. Surat Perjanjian L.

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2009

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

RANCANGAN PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

TATA NASK AH B A G I A N O R G A N I S A S I P E M E R I N TA H K A B U PAT E N S I D O A R J O 2018

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN BUPATI BERAU

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 11 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR

PERBEDAAN PERMENDAGRI 3 TAHUN 2005 DAN PERMENDAGRI 54 TAHUN 2009

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

-5- BAB I PENDAHULUAN

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Powered by TCPDF (

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PENGELOLAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. D. Asas...

PERATURAN NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BUPATI BANDUNG BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 09 TAHUN 2009

Transkripsi:

PERATURAN DIREKTUR NOMOR : 188 / / RSJMS TENTANG PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DIREKTUR Menimbang : a. bahwa dalam rangka keseragaman tata naskah dinas di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 54 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas dilingkungan Pemerintah Daerah; b. bahwa dalam rangka penataan kearsipan di lingkungan RSJ Mutiara Sukma maka perlu menetapkan Pedoman Umum Tata Naskah Dinas. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 2. Undang-undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan; 3. Perturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah; 4. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Nusa Tenggara Barat; 5. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 56 Tahun 2011 tentang Penerapan Status Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN Dalam peraturan direktur ini yang dimaksud : BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 1. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma 2. Maksud penyusunan Pedoman Umum Tata Naskah adalah sebagai acuan pengelolaan dan pembuatan naskah dinas di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma; 3. Tujuan pedoman Umum Tata Naskah Dinas adalah untuk menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang berhasilguna dan berdayaguna dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma;

4. Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi peraturan jenis, format, penyiapan penggunaan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan; 5. Naskah Dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan/atau yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang; 6. Format adalah naskah dinas yang menggambarkan tata letak dan redaksional, serta penggunaan lambang/logo dan cap dinas; 7. Stempel/cap dinas adalah tanda identitas Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma; 8. Kop Naskah Dinas adalah kop surat Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma; 9. Kewenangan Penandatanganan Naskah adalah hak dan kewajiban yang ada pada seorang pejabat untuk menandatangani naskah sesuai denagn tugas dan tanggung jawab pada jabatannya; 10. Kode Klasifikasi Naskah adalah tanda pengenal isi informasi dalam naskah berdasarkan sistem tata berkas instansi bersangkutan; 11. Logo adalah tanda pengenal atau identitas dalam bentuk gambar atau tulisan. BAB II SASARAN ASAS DAN TATA NASKAH DINAS Bagian Pertama Sasaran Pasal 2 1. Tercapainya kesamaan pengertian, bahasa dan penafsiran dalam penyelenggaraan tata naskan di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma; 2. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dengan unsur lain dalam lingkup administrasi umum; 3. Tercapainya kemudahan dalam pengendalian komunikasi tulis; 4. Tercapainya penyelenggaraan tata naskah di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Bagian kedua Asas asas tata naskah Pasal 3 Asas-asas tata naskah dinas adalah pedoman atau acuan dasar mengenai pelaksanaan naskah dinas di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Asas-asas tata naskah dinas terdiri dari : 1. Asas dayaguna dan hasilguna dalam penulisan penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi informasi serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar dan luas. 2. Asas pembakuan adalah naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah dibakukan. Petunjuk teknis tata naskah dinas setiap instansi pemerintah pusat dan daerah mengacu pada pedoman umum tata naskah dinas yang membakukan jenis, penyusunan naskah dinas dan tata naskah cara penyelenggaraanya; 3. Asas pertanggungjawaban adalah kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas terkait dengan kegiatan administrasi umum dan unsur administerasi umum lainnya; 4. Asas keterkaitan adalah kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas terkait dengan kegiatan administrasi umum dan unsur administrasi umum lainnya;

5. Asas kecepatan dan ketepatan adalah untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi satuan kerja atau satuan organisasi, tata naskah dinas harus dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran antara lain dapat dilihat dari kejelasan redaksional, kemudahan prosedural, kecepatan penyampaian dan distribusi; 6. Asas keamanan adalah tata naskha dinas harus aman secara fisik dan subtansi (isi) mulai dari penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan kesiapan dan distribusi. Demi terwujudnya tata naskah dinas yang berdayaguna dan berhasilguna, pengamanan naskah dan aspek legalitasnya perlu dilihat sebagai penentu yang paling penting. Bagian ketiga Tata Naskah Pasal 4 Pengelolaan Surat 1. Surat masuk dan/atau keluar di kelola Sub Bagian Tata Usaha melalui urusan umum; 2. Hasil penggandaan surat yang mempunyai tembusan disampaikan kepada yang berhak; 3. Alur surat menyurat diselenggarakan melalui mekanisme dari tingkat pimpinan tertinggi hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang; 4. Penggandaan naskah dinas disesuaikan dengan kebutuhan dengan tetap mempertimbangkan efisien, sedangkan penggandaan naskah rahasia dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek keamanan informasi. Pasal 5 Tingkat Keaslian 1. Asli merupakan naskah dinas yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan dibubuhi cap dinas. Hasil naskah dinas yang dibubuhi cap dinas dianggap asli; 2. Salinan atau turunan merupakan salinan secara keseluruhan naskah dinas yang tidak berbeda dengan surat aslinya ( dapat pula berupa foto copy); 3. Petikan adalah salinan dari keputusan yang hanya memuat bagian-bagian yang perlu untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Petikan ditandatangani direktur; 4. Tembusan adalah hasil penggandaan naskah dinas yang harus disampaikan kepada pihak lain sesuai dengan yang tertera dalam naskah dinas dan bersifat pemberitahuan; 5. Dalam tenbusan tidak perlu mencantumkan penulisan arsip maupun pertinggal. Pasal 6 Tingkat Keamanan 1. Sangat Rahasia disingkat SR tingkat keamanan tertinggi, sangat erat hubungannya dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika disiarkan secara tidak sah atau jatuh ketangan yang tidak berhak akan merugikan negara; 2. Surat rahasia disingkat R, merupakan surat yang materi dan sifatnya memiliki tingkat keamanan tinggi yang berdampak kepada kerugian negara, disintegrasi bangsa; 3. Surat penting disingkat P merupakan surat yang tingkat keamanan isi surat perlu mendapatkan perhatian penerima surat; 4. Surat konfidensial disingkat K merupakan surat yang materi dan sifatnya memiliki tingkat keamanan sedang yang berdampak kepada terhambatnya jalannya pemerintahan dan pembangunan;

5. Surat biasa disingkat B merupakan surat yang materi dan sifatnya biasa namun tidak dapat disampaikan kepada yang tidak berhak; 6. Surat dengan keamanan tertentu harus dijaga tanda tingkat keamanan ditulis dengan cap (tidak diketik) berwarna merah pada bagian atas dan bawah setiap halaman surat. Jika dicopy, cap tingkat keamanan harus sama dengan warna asli. Kecepatan Penyampaian : Pasal 7 Penyampaian 1. Amat segera/kilat surat dinas harus diselesaikan/dikirim/disampaikan pada hari yang sama dengan batas waktu 24 jam; 2. Segera, surat dinas harus diselesaikan/dikirim/disampaikan dalam waktu 2 x 24 jam 3. Biasa, surat dinas harus diselesaikan/dikirim/disampaikan sesuai dengan jadwal perjalanan kurir batas waktu 5 hari kerja. Pasal 8 Penyusunan Konsep Setiap naskah dinas yang akan ditindaklanjuti wajib dilakukan dengan penyusunan konsep yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Konsep naskah dinas disusun/disiapkan oleh pejabat/pegawai dengan menggunakan verbal konsep. b. Setiap verbal konsep yang diajukan kepada pimpinan wajib terlebih dahulu diteliti oleh pejabat tata usaha mengenai : 1. Isi sesuai dengan kebijakan yang digariskan oleh pimpinan dan dapat dipertanggung jawabkan; 2. Redaksi sesuai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar; 3. Bentuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 9 Pengetikan, Pembubuhan Paraf dan Warna Tinta Setelah naskah dinas tersebut diregistrasi, konsep diteruskan kepada unit pengelola. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengetikan naskah : a. Bentuk Naskah Dinas Bentuk naskah dinas di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dalam bahasa Indonesia menggunakan bentuk setengah lurus atau setengah balok (semi block style). b. Ukuran dan jenis kertas 1. Ukuran Untuk keseragaman tata naskah dinas ukuran kertas yang digunakan sebagai berikut : a. A 4 (210x297 mm) digunakan untuk makalah/paper/laporan b. Folio (F 4) (216x330 mm) digunakan untuk pidato c. Memorandum dibuat diatas kertas berukuran seperempat folio; d. Lembar disposisi dibuat diatas kertas seperempat folio; e. Jenis buffalo ukuran warna kuning untuk piagam penghargaan; f. Jenis buffalo ukuran folio warna putih untuk sertifikan dan STTPP;

2. Jenis kertas Untuk naskah dinas digunakan jenis kertas HVS putih (70 80 gram). c. Bentuk huruf (fonts) Setiap tulisan naskah dinas kecuali pembentukan peraturan perundang-undangan yang pengetikannya menggunkan komputer, menggunakan bentuk huruf Arial ukuran 11 atau 12 dan spasi 1 sampai dengan 1,5, sedangkan untuk naskah dinas pembentukan peraturan perundang-undangan menggunakan bentuk huruf Bookman Old Style dengan ukuran 11 12 dan spasi 1 1,5. d. Ruang tepi (margin) 1. Ruang tepi atas : apabila menggunakan kop naskah dinas, 2 spasi dibawah kop, dan apabila tanpa kop naskah dinas sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi atas kertas; 2. Ruang tepi bawah sekurang-kurangnya 2,5 cm dari tepi bawah kertas 3. Ruang tepi kiri sekurang-kurangnya 3 cm dari tepi kiri atas 4. Ruang tepi kanan sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi kanan kertas. Dalam pelaksanannya penentuan ruang tepi seperti tersebut diatas bersifat fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu naskah dinas. Penentuan ruang tepi (termasuk juga jarak spasi dalam paragraf) hendaknya memperhatikan aspek keserasian dan estetika. e. Pembubuhan Paraf Pembubuhan paraf ditempatkan pada lembar naskah dinas yang menjadi arsip (bukan pada lembar naskah dinas yang didistribusikan). Naskah dinas yang ditandatangan oleh direktur pembubuhan paraf terlebih dahulu dilakukan oleh pimpinan unit eselon IV. f. Warna Tinta Tinta yang digunakan untuk penulisan surat berwarna hitam, sedangkan untuk warna tinta yang digunakan dalam pembubuhan paraf dan tanda tangan berwarna biru tua. Pasal 10 Garis Kewenangan dan Penandatanganan 1. Penggunaan Garis Kewenangan Direktur Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan di dalam rumah sakit. Tanggunmg jawab tersebut tidak dapat dilimpahkan atau diserahkan kepada seseorang yang bukan pejabat berwenang. Garis kewenangan digunakan jika surat dinas ditandatangani oleh pejabat yang mendapat pelimpahan wewenang. 2. Penandatanganan Bentuk pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas adalah sebagai berikut : Atas nama (a.n) Atas nama digunakan jika yang berwenang menandatangani surat/dokumen melimpahkan wewenang kepada pejabat dibawahnya. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah : a. Pelimpahan wewenang tersebut dalam bentuk tertulis dalam surat kuasa, keputusan, mandat, instruksi, disposisi;

b. Materi wewenag yang dilimpahkan benar-benar menjadi tugas dan tanggung jawab pejabat yang melimpahkan; c. Rentang pelimpahan paling banyak hanya dua tahap dihitung dari pelimpahan jenjang pertama; d. Tanggung jawab sebagai akibat penandatanganan surat berada pada pejabat yang diatasnamakan. Untuk Beliau (u.b) Untuk beliau yang disingkat (u.b) digunakan jika pejabat yang diberi kuasa memberi mandat kepada bawahannya. Oleh sebab itu u.b. digunakan setelah a.n. Pelaksana Tugas (Plt) Ketentuan penandatanganan pelaksana tugas yang disingkat (Plt) adalah sebagai berikut : 1. Pelaksana tugas (Plt) digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani naskah dinas belum ditetapkan karena menunggu ketentuan bidang kepegawaian lebih lanjut. 2. Pelimpahan wewenang bersifat sementara sampai dengan pejabat yang definitif ditetapkan. Pelaksana Harian (Plh) Ketentuan penandatanganan pelaksana harian yang disingkat (Plh) adalah sebagai berikut : 1. Pelaksana harian (Plh) digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani naskah dinas tidak berada di tempat sehingga untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sehari-hari perlu ada pejabat sementara yang menggantikan. 2. Pelimpahan wewenang bersifat sementara sampai dengan pejabat yang definitif kembali ke tempat. Pasal 11 Naskah dinas dirumuskan dalam susunan dan bentuk produk-produk hukum berupa regulasi dan bukan produk-produk hukum berupa surat. Pasal 12 1. Naskah dinas yang dirumuskan dalam bentuk produk-produk hukum berupa regulasi sebagaimana dimaksud pasal 9 meliputi : a. Peraturan direktur adalah naskah yang berbentuk peraturan, yang mengatur urusan RSJ Mutiara Sukma untuk mewujudkan kebijakan dan kebijaksanaan baru, melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan menetapkan sesuatu dalam lingkungan RSJ Mutiara Sukma. b. Keputusan direktur adalah naskah yang bersifat penetapan, dan memuat kebijakan pokok atau kebijakan pelalksanaan yang merupakan penjabaran dari peraturan perundang-undangan, yaitu kebijakan dalam rangka ketatalaksanaan penyelenggaraan tugas umum dan pembangunan, misalnya : penetapan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis, penetapan ketatalaksanaan organisasi, program kerja dan anggaran pendegelasian kewenangan yang bersifat tetap. c. Instruksi adalah naskah yang memuat arahan atau perintah tentang pelaksanaan kebijakan. d. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah naskah yang memuat serangkaian petunjuk tentang cara serta urutan sesuatu kegiatan operasional atau administratif tertentu yang harus diikuti oleh indifidu pejabat atau unit kerja.

2. Naskah yang dirumuskan dalam bentuk bukan produk-produk hukum berupa surat meliputi : a. Surat edaran direktur adalah naskah yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu, bisa berupa perintah, petunjuk, atau penjelasan yang dianggap penting dan mendesak. b. Surat perjanjian adalah naskah yang berisi kesepakatan bersama tentang suatu objek yang mengikat antara kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan suatu tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama. c. Surat biasa adalah alat penyampaian berita secara tertulis yang berisi pemberitahuan, pernyataan, permintaan, jawaban atau saran dan sebagainya. d. Surat keterangan adalah naskah yang berisi informasi mengenai hal atau seseorang untuk kepentingan kedinasan. e. Surat perintah adalah naskah yang dibuat oleh atasan kepada bawahan dan memuat perintah yang harus dilakukan. f. Surat ijin adalah surat yang berisi informasi tentang pemberitahuan ijin kepada seseorang untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. g. Surat kuasa adalah surat pernyataan pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada pejabat atau pegawai bawahannya atau orang lain guna bertindak dan atasnamanya melakukan suatu perbuatan hukum mengenai hak dan wewenang yang tersebut didalamnya. h. Surat undangan adalah surat yang memuat undangan kepada pejabat atau pegawai pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara tertentu, misalnya rapat, pertemuan, dsb. i. Surat panggilan adalah naskah yang dipergunakan untuk memanggil pejabat instansi pemerintah, badan hukum swasta atau perorangan guna diminta keterangan mengenai suatu permasalahan atau persoaalan. j. Memorandum adalah bentuk naskah intern yang dibuat oleh seorang pejabat atau pegawai dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan pemberitahuan, pernyataan atau permintaan pejabat lain. Memorandum memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang dan dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju. k. Pengumuman adalah naskah yang memuat pemberitahuan yang ditujukan kepada pegawai dilingkungan RSJ Mutiara Sukma. l. Laporan adalah naskah yang berisi informasi mengenai pertanggungjawaban seorang pejabat atau pegawai pada atasannya sehubungan dengan pelaksanaan tugas yang diberikan atau dipercayakan kepadanya. Laporan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat atau pegawai yang diserahui tugas. m. Surat pengantar adalah naskah yang berisikan penjelasan singkat atau informasi mengenai suatu pengiriman yang digunakan untuk mengantar atau menyampaikan barang atau naskah. n. Lembar disposisi adalah alat komunikasi tertulis yang ditujukan kepada bawahan, yang berisi informasi atau perintah. o. Berita acara adalah naskah yang berisi pernyataan yang bersifat pengesahan atas sesuatu kejadian, peristiwa, perubahan status dll, bagi suatu permasalahan baik berupa perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian kebijaksanaan pimpinan. p. Telaahan staf adalah naskah yang dibuat oleh staf atau bawahan yang memuat analisis pertimbangan, pendapat dan saran-saran tentang suatu masalah. q. Rekomendasi adalah naskah yang berisikan keterangan atau penjelasan atau catatan dari pejabat yang berwenang tentang suatu hal urusan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh atasan. r. Daftar hadir adalah naskah yang dipergunakan untuk mencatat dan mengetahui kehadiran seseorang. s. Sertifikat pelatihan adalah surat tanda bukti seseorang telah mengikuti kegiatan.

t. Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan sidang, rapat, mulai dari acara pembukaan, pembahasan masalah sampai dengan pengambilan peraturan serta penutupan. Pasal 12 Penulisan Nama Pejabat yang Menandatangani Naskah Dinas 1. Dalam bentuk dan susunan produk hukum tidak menggunakan gelar ; dan 2. Dalam bentuk dan susunan bukan produk hukum menggunakan gelar, pangkat dan nomor identitas pegawai. Bab IV Stempel, Kop, Sampul dan Penomoran Pasal 13 Stempel 1. Stempel jabatan atau stempel perangkat daerah menggunakan tinta berwarna ungu dan dibubuhkan pada bagian kiri dari tanda tangan pejabat yang menandatangani. 2. Seluruh naskah dinas yang ditandatangani direktur harus dibubuhkan paraf koordinasi secara hirarkis dan tanggal paraf. 3. Stempel jabatan dan stempel dinas berbentuk lingkaran. 4. Stempel jabatan dan stempel dinas terdiri dari : garis lingkaran luar, garis lingkaran tengah, garis lingkaran dalam dan isi stempel. 5. Ukuran stempel perangkat daerah yaitu : a. Garis lingkaran luar 4 cm b. Garis lingkaran tengah 3,8 cm c. Garis lingkaran dalam 2,7 cm d. Jarak antara dua garis maksumal 1 cm 6. Ukuran stempel perangkat daerah untuk kepentingan tertentu : a. Garis lingkaran luar 1,8 cm b. Garis lingkaran tengah 1,7 cm c. Garis lingkaran dalam 1,2 cm d. Jarak antara dua garis maksumal 0,5 cm 7. Stempel koordinasi berbentuk persegi panjang dengan panjang 4 cm dan lebar 3,5 cm. Pasal 14 Kop Naskah Dinas 1. Kop Naskah Dinas memuat lambang daerah warna hitam ditempatkan dibagian kiri atas, sebutan pemerintah provinsi, nama SKPD, alamat, kode pos no. telp, no. fax, e-mail dan website. 2. Perbandingan ukuran huruf sebutan pemerintah provinsi dengan nama SKPD adalah 3 : 4. 3. Jenis huruf dalam kop naskah dinas harus sama

Pasal 15 Sampul Naskah Dinas 1. Sampul naskah dinas berbentuk persegi panjang 2. Warna kertas yang digunakan adalah coklat 3. Ukuran sampul kantong adalah panjang 41 cm, lebar 30 cm 4. Ukuran sampul folio atau map adalah panjang 35 cm, lebar 25 cm 5. Ukuran sampul setengah folio adalah panjang 28 cm lebar 18 cm 6. Ukuran sampul seperempat folio adalah panjang 28 cm lebar 14 cm 7. Sampul naskah dinas perangkat daerah berisi lambang daerah berwarna hitam, nama pemerintah provinsi, nama SKPD, alamat, kode pos no. telp. Fax, e-mael, dan website bagian tengah atas 8. Perbandingan ukuran huruf sebutan pemerintah provinsi dengan nama SKPD adalah 3 :4 Pasal 16 Penomoran 1. Penomoran naskah dinas mengacu pada pedoman klasifikasi arsip sesuai dengan peraturan. 2. Penomoran naskah dinas keluar terdiri dari 3 bagian, bagian pertama menerangkan nomor klasifikasi arsip, bagian kedua menerangkan nomor urut surat dari urusan umum, bagian ketiga menerangkan nama SKPD 3. Untuk naskah dinas internal penomoran terdiri dari empat bagian pertama menerangkan nomor klasifikasi arsip, bagian kedua menerangkan kode unit atau instansi yang mengeluarkan, bagian ketiga menerangkan nomor urut dari unit instalasi, bagian keempat menrangkan tahun terbit. KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 1. Susunan dan bentuk naskah dinas, bentuk dan ukuran stempel, serta kop naskah dinas tercantum dalam lampiran peraturan direktur ini. 2. Susunan dan bentuk penomoran tercantum dalam lampiran peraturan direktur ini. 3. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau kekurangan akan diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Mataram Pada tanggal : Juni 2015 MUTIARA SUKMA Dr. ELLY ROSILA WIJAYA, Sp.KJ., MM

KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR : / /RSJMS TENTANG DIREKTUR Menimbang : a. bahwa b. bahwa Mengingat : 1. Undang undang.. 2. Peraturan Pemerintah. MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN TENTANG. KESATU : KEDUA : KETIGA : Ditetapkan di Pada tanggal. MUTIARA SUKMA

PERATURAN DIREKTUR NOMOR : / /RSJMS TENTANG DIREKTUR Menimbang : a. bahwa b. bahwa Mengingat : 1. Undang undang.. 2. Peraturan Pemerintah... MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN TENTANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1).. (2).. BAB II (dan seterusnya) Ditetapkan di Pada tanggal. MUTIARA SUKMA

INSTRUKSI DIREKTUR NOMOR :. / /RSJMS TENTANG. DIREKTUR Dalam rangka...... Dengan ini menginstruksikan : Kepada : 1... 2... Untuk : KESATU :. KEDUA :.. KETIGA :.. Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapka di Pada tanggal... MUTIARA SUKMA

SURAT EDARAN NOMOR :. / /RSJMS TENTANG Mataram, MUTIARA SUKMA

SURAT PERINTAH NOMOR :. / /RSJMS Nama :.. NIP :.. Pangkat/gol. :.. Jabatan :. Kepada : MEMERINTAHKAN Nama :.. NIP :.. Pangkat/gol. :.. Jabatan :. Untuk Mataram, MUTIARA SUKMA

SURAT PERINTAH TUGAS NOMOR :. / /RSJMS Dasar :.... Kepada : MEMERINTAHKAN 1. Nama :.. NIP :.. Pangkat/gol. :.. Jabatan :. 2. Nama :.. NIP :.. Pangkat/gol. :.. Jabatan :. Untuk Mataram,.. MUTIRA SUKMA

NOMOR : NOTA DINAS. / /RSJMS Yang terhormat :.. Dari :.. Tanggal :.. Nomor :.. Sifat :. Lampiran :.. Hal :.. Mataram,. MUTIRA SUKMA

TELAAHAN STAF Yang terhormat :.. Dari :.. Tanggal :.. Nomor :.. Sifat :. Lampiran :.. Hal :.. I. Persoalan II. III. IV. Praanggapan Fakta-fakta yang mempengaruhi Analisis V. Kesimpulan VI. Saran MUTIARA SUKMA

PENGUMUMAN NOMOR :. / /RSJMS TENTANG Ditetapkan di Pada tanggal MUTIARA SUKMA

NOTULEN Sidang/rapat Hari/tanggal Waktu sidang/rapat Acara :. :. :. :. Pimpinan sidang/rapat : Ketua Sekretaris Pencatat :. :. :. Peserta sidang/rapat : 1. 2. Kegiatan sidang/rapat MUTIARA SUKMA