ANALISIS HAMBATAN DAN KESULITAN PENGGUNAAN I-V METER ELKAHFI 100 UNTUK MENGKARAKTERISASI KOMPONEN ELEKTRONIKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUASAAN MATEMATIKA SD PADA MAHASISWA PGSD (Penelitian Pada Mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo Semester VII Tahun Akademik 2013/2014)

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses pembelajara, sampai pada hasil belajarnya. (Sutedi, 2009 : 25).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Pertemuan Ke-7. Uji Persyaratan Instrumen : Validitas

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan cara atau prosedur yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dwi Harjono, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

Input ADC Output ADC IN

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI C-V METER BERBASIS SoC C8051F350

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Perancangan Sistem Alat Pengukur Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler ATMega8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III METODE PENELITIAN

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI DASAR SISTEM C-V METER PENGUKUR KARAKTERISTIK KAPASITANSI-TEGANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. design. Pre- Experimental Designs (non designs) belum

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inquiry tantangan (challenge inquiry) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

Transkripsi:

ANALISIS HAMBATAN DAN KESULITAN PENGGUNAAN I-V METER ELKAHFI 100 UNTUK MENGKARAKTERISASI KOMPONEN ELEKTRONIKA Dedy Hamdani Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP UNIB Email : dedyham@yahoo.com Abstrak Elektronika adalah mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB). Mata kuliah ini memberikan pemahaman tentang karakteristik komponen listrik dan aplikasinya dalam rangkaian sederhana. Untuk mengetahui apakah alat ini berguna bagi mahasiswa untuk melakukan karakterisasi komponen elektronika, perlu dilakukan suatu penelitian tentang analisis hambatan dan kesulitan penggunaan I-V Meter ELKAHFI 100. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa ITB yang mengambil matakuliah elektronika pada tahun akademik 2006/2007 (69 orang) dan tahun akademik 2007/2008 (63 orang). Instrumen yang digunakan untuk mengamati hambatan dan kesulitan penggunaan I-V Meter adalah angket (kuisioner). Dari penelitan sebaran angket pada mahasiswa yang mengikuti praktikum I-V meter dapat disimpulkan bahwa responden tidak mengalami hambatan dan kesulitan dalam praktikum I-V Meter. Responden tidak mengalami hambatan dalam hal pengoperasian I- V Meter baik secara hardware maupun software. Begitu juga peranan asisten dalam praktikum dapat membantu kesulitan yang dihadapai responden selama praktikum. Kata kunci: elektronika, analisis hambatan dan kesulitan. I-V meter ELKAHFI PENDAHULUAN Elektronika adalah mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB). Mata kuliah ini memberikan pemahaman tentang karakteristik komponen listrik dan aplikasinya dalam rangkaian sederhana. Dengan melakukan pengukuran karakterisasi komponen elektronika, mahasiswa dapat memahami karakteristik komponen tersebut dan mudah menggunakannya dalam membuat rangkaian aplikasi sederhana. Salah satu alat yang dapat mengkarakterisasi komponen listrik adalah I-V Meter ELKAHFI 100. I-V Meter ini dapat mengkarakterisasi komponen-komponen listrik, seperti resistor, dioda, dioda zener dan light emitting diode (LED). Alat ini mampu mengukur arus dari 100 pa sampai 14 ma. Selain mudah digunakan, alat ini juga dilengkapi dengan RS 232 untuk komunikasi dengan komputer.

Untuk mengetahui apakah alat ini berguna bagi mahasiswa untuk melakukan karakterisasi komponen elektronika, perlu dilakukan suatu penelitian tentang analisis hambatan dan kesulitan penggunaan I-V Meter ELKAHFI 100. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa ITB yang mengambil matakuliah elektronika pada tahun akademik 2006/2007 (69 orang) dan tahun akademik 2007/2008 (63 orang). Instrumen yang digunakan untuk mengamati hambatan dan kesulitan penggunaan I-V Meter adalah angket (kuisioner). Angket berisi item-item (butir) pertanyaan tentang hambatan dan kesulitan dalam melakukan pengukuran karakterisasi komponen elektronika menggunakan I-V Meter. Data yang diperoleh dari angket akan dianalisis untuk memperoleh informasi tentang hambatan dan kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dalam melakukan karakterisasi komponen elektronika. Angket yang digunakan bersifat tertutup, artinya mahasiswa tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dalam angket. Skala yang digunakan adalah skala Guttman dengan dua pilihan jawaban yaitu ya (skor 1) dan tidak (skor 0). Jumlah item angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 item. DESKRIPSI HARDWARE I-V METER ELKAHFI 100 Gambar 1 memperlihatkan gambar alat I-V Meter ELKAHFI 100. I-V Meter terdiri dari sumber tegangan yang dapat diprogram, subnano-amperemeter dan tempat uji (test fixture) dimana komponen elektronik diletakkan, antarmuka (interface) RS232 untuk komunikasi antara I-V Meter dan komputer. Alat ini dibuat dengan menggunakan dua buah IC penting yaitu C8051F006 (produksi Silicon Laboratories) dan SoC (system-on-achip) LOG112 (produksi Burr-Brown). Fitur C8051F006 antara lain (a) Mikrokontroler keluarga 8051 yang cepat (dengan clock 25MHz) dengan 32 kilobyte memori flash In System Programming (ISP), (b) Random Access Memory (RAM) 2304 byte, (c) Dua buah Digital to Analog Converter (DAC) 12-bit, dan (d) Analog to Digital Converter tipe SAR (Successive Approximation Register) 12-bit. Sementara fitur LOG112 antara lain (a) Penguat logaritmik yang presisi, berupa pengubah arus ke tegangan dengan tegangan offset DC rendah, drift temperatur rendah dan rentang input (arus dalam rentang 100 pa sampai 3.5 ma), (b) Tegangan referensi 2.5 V digunakan untuk membangkitkan referensi arus yang presisi, dan (c) Op-amp berkualitas tinggi untuk tujuan umum.

Mikrokontroler, DAC 12-bit dan pengkondisi sinyal membentuk sumber tegangan DC yang dapat diprogram.data digital 12-bit disediakan pada mikrokontroler diberikan oleh oleh DAC dan diproses oleh pengkondisi sinyal. Sumber tegangan DC yang dapat diprogram mampu memberikan tegangan DC dalam rentang 0 sampai 9.6 volt. Gambar 1. Gambar I-V Meter ELKAHFI 100 Subnano-amperemeter dikumpulkan dari elektrometer dengan pengkondisi sinyal, ADC 12-bit dan mikrokontroler. Elektrometer dibuat dari SoC LOG112, yang dikategorikan sebagai elektrometer logaritmik dan berbeda dari elektrometer linier, mengubah arus yang terukur menjadi tegangan analog. Tegangan analog kemudian digunakan oleh pengkondisi sinyal, didigitalkan dengan ADC dan diproses oleh mikrokontroler untuk memperoleh nilai arus yang diukur. Subnano-amperemeter mampu mengukur arus dari 14 ma hingga 100 pa. Tegangan diberikan oleh sumber tegangan yang dapat diprogram dan arus yang diukur oleh subnano-amperemeter ditampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display) dan disimpan dalam memori flash berkapasitas tinggi I-V Meter. Tegangan dan arus diakumulasikan dalam memori flash kemudian dikirim ke komputer melalui antarmuka RS232. Terakhir, data diproses dengan software untuk mendapatkan plot arustegangan. Software I-V Meter didisain untuk menampilkan menu yang ditampilkan oleh LCD dan untuk membolehkan I-V Meter bekerja dengan atau tanpa intervensi komputer. Menu software mencakup pengesetan parameter pengukuran (tegangan, rentang tegangan, arus maksimum, kecepatan pengukuran), modus penyimpanan data

(menyimpan data ke memori flash atau mengirim data langsung ke komputer), dan pengesetan komunikasi (pemilihan port dan baudrate). DEFINISI HAMBATAN DAN KESULITAN Secara bahasa, hambatan adalah halangan atau rintangan. Sedangkan dalam penelitian ini, hambatan adalah sesuatu yang menyebabkan terganggunya aktivitas praktikum yang datang dari luar mahasiswa. Adapun kesulitan secara bahasa berarti kesukaran atau kesusahan. Kesulitan dalam penelitian ini dimaksud sebagai kesukaran atau kesusahan yang dihadapi mahasiswa dalam kegiatan praktikum yang berasal dari mahasiswa itu sendiri. METODOLOGI PENELITIAN DESAIN ANGKET HAMBATAN DAN KESULITAN Berdasarkan definisi hambatan dan kesulitan diatas, maka angket didisain dengan hambatan dan kesulitan sebagai variabel yang diteliti. Variabel hambatan dapat dibagi menjadi dua sub variabel pengamatan, yaitu subvariabel pengoperasin alat dan asistensi selama praktikum. Subvariabel pengoperasian alat mencakup aspek (1) hardware I-V Meter dan (2) software I-V Meter. Sedangkan subvariabel asistensi selama praktikum meliputi aspek (1) asistensi dari asisten dan (2) asistensi dari dosen pembimbing. Adapun variabel kesulitan dibagi menjadi dua subvariabel juga, yaitu pemahaman buku penuntun dan pembuatan laporan. Aspek yang ditinjau dari subvariabel pemahaman buku penuntun adalah (1) tujuan, alat dan bahan praktikum, (2) teori praktikum dan (3) prosedur percobaan dan gambar rangkaian. Semantara aspek yang ditinjau pada subvariabel pembuatan laporan adalah (1) tugas pendahuluan, (2) pengolahan data praktikum dan (3) laporan praktikum. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Disain instrumen angket. Variabel Sub Variabel Aspek Jml. Item No. Item Pengoperasian Hardware I-V Meter 2 13,14 Hambatan Alat Software I-V Meter 3 15,16,17 Asistensi Selama Asistensi dari asisten 2 38,39 Praktikum Asistensi dari dosen pembimbing 1 40 Tujuan, alat dan bahan praktikum 4 1,2,3,12 Teori praktikum 6 4, 33-37 Kesulitan Pemahaman Buku Penunutun Prosedur percobaan dan gambar rangkaian 6 6-11

Pembuatan laporan Tugas pendahuluan 1 5 Pengolahan data praktikum 11 18-28 Laporan praktikum 4 29-32 UJI BUTIR ANGKET Butir-butir angket yang dibuat harus diuji terlebih dahulu. Uji butir angket ini terdiri dari uji validitas dan uji reabilitias butir angket. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah angket tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur dan apakah angket tersebut memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi point biserial r M M p p t pbis (1) St q Dimana r pbis adalah koefisien korelasi point biserial, M p adalah mean skor total dari subjek-subjek yang mendapat skor 1 yang dicari korelasinya dengan tes, M t adalah mean skor total (skor rata-rata dari seluruh responden), S t adalah standar deviasi total, p adalah proporsi responden yang mendapat skor 1 dan q adalah proporsi responden yang mendapat skor 0 (q = 1 p). Kriteria pengujian pada interval kepercayaan 95% adalah bila r pbis > r kritis, angket dinyatakan valid. Nilai r kritis untuk tingkat kepercayaan 95% pada responden berjumlah 69 orang dan 63 orang adalah 0,254 [3]. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 k Vt pq r11 (2) k 1 Vt Dimana r 11 adalah reabilitas angket, k adalah banyaknya butir pertanyaan dan V t adalah variansi total. Angket dinyatakan reliabel jika r 11 lebih besar dari r kritis. Angket yang telah diisi, dikumpulkan untuk kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus nilai P f P 100% n (3) Dimana P adalah nilai presentase yang diharapkan, f adalah jumlah mahasiswa yang menjawab Ya dan N adalah jumlah responden. Data angket dideskripsikan sebagai

berikut, (1) Jika presentase yang menjawab ya antara 0-50% untuk jenis pertanyaan positif maka item tersebut termasuk faktor yang mempengaruhi hambatan dan kesulitan mahasiswa dalam praktikum dan (2) Jika presentase yang menjawab ya antara 50-100% untuk jenis pertanyaan negatif maka item tersebut termasuk faktor yang mempengaruhi hambatan dan kesulitan mahasiswa dalam praktikum. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi point biserial (pers. 1). Seema Varma telah membuat cara menghitung koefisisen r pbis dengan lebih cepat menggunakan aplikasi spreadsheet Microsoft Excel [2]. Berdasarkan hasil uji validitas, terdapat 9 item yang tidak valid pada tahun akademik 2006/2007 (butir nomor 2, 5, 11, 12, 30, 31, 35, 36 dan 40) dan 6 item yag tidak valid pada tahun akademik 2007/2008 (butir nomor 3, 6, 8, 11, 13 dan 40). Butir-butir angket yang tidak valid tidak digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden yang memilih jawaban Ya (nilai P, pada pers. 3). Nilai P untuk setiap butir item diperlihatkan pada gambar 2. 100 90 80 70 60 P (%) 50 40 30 20 10 0 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 2006/2007 2007/2008 Nomor Item Gambar 2. Presentase jawaban butir angket dalam persen.

Hasil analisis setiap subvariabel ditampilkan sebagai berikut. Dalam subvariabel pegoperasian alat I-V Meter (butir nomor 13-17), terdapat butir angket nomor 13 pada tahun akademik 2007/2008 tidak valid. Tetapi dapat dinyatakan bahwa pengoperasian alat bukan merupakan hambatan bagi mahasiswa dalam praktikum I-V Meter. Mahasiswa dapat melakukan set-up untuk pengukuran karakterisasi komponen listrik dan mengoperasikannya dengan mudah baik secara hardware maupun software. Terlihat juga bahwa mahasiswa pada tahun akademik 2006/2007 lebih mampu dalam hal melakukan set-up I-V Meter dan mengoperasikan software I-V Meter. Pada subvariabel peranan asisten (butir nomor 38-40), terlihat bahwa butir angket nomor 40 tidak valid, baik pada tahun akademik 2006/2007 maupun 2007/2008. Dapat dilihat bahwa faktor asisten tidak menjadi hambatan bagi mahasiswa. Asisten menguasai materi dan peralatan yang digunakan dalam praktikum I-V Meter serta ketika ditanya, asisten memberi jawaban yang jelas. Dapat juga disimpulkan bahwa asisten pada tahun akademik 2006/2007 lebih menguasai materi praktikum dan peralatan yang digunakan serta lebih jelas memberi jawaban ketika ditanya. Nilai P pada subvariabel pemahaman terhadap buku penuntun (butir nomor 1 4, 12, 33 37) adalah sebagai beruikut. Mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam mengetahui tujuan praktikum, penuntun praktikum dan prosedur percobaan dan gambar rangkaian. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum. Selain itu, alat dan bahan juga selalu tersedia selama praktikum berlangsung. Mahasiswa dapat mengetahui kurva karakteristik arus-tegangan untuk setiap komponen listrik, baik resistor, dioda, dioda zener dan LED. Dari empat komponen listrik tersebut, resistor dan dioda merupakan komponen yang paling banyak diketahui oleh mahasiswa, lalu dioda zener dan LED. Mahasiswa memahami langkah-langkah percobaan dan bisa melakukan pengukuran berdasarkan langkah-langkah yang terdapat pada penuntun, karena penuntun telah disusun secara sistematis. Mahasiswa juga tidak mengalami kesulitan dalam memahami landasaran teori dan gambar rangkaian percobaan yang terdapat dalam penuntun praktikum. Nilai P pada subvariabel pembuatan laporan (butir nomor 5, 18 32) adalah sebagai berikut. Dalam hal pengolahan data praktikum, mahasiswa tidak mengalami kesulitan. Mahasiswa bisa memperoleh data pengukuran untuk komponen-komponen

listrik yaitu dioda, dioda zener, LED, baik untuk bias maju maupun untuk bias mundur, dan resistor. Mahasiswa juga tidak tidak mengalami kesulitan dalam mengolah data hasil praktikum. Mahasiswa pada tahun akademik 2006/2007 lebih mudah mendapatkan data pengukuran untuk dioda, dioda zener dan LED yang dibias maju, sedangkan mahasiswa pada tahun 2007/2008 lebih mudah mendapatkan data pengukuran untuk dioda, dioda zener dan LED yang dibias mundur. Membuat laporan praktikum juga bukan merupakan hal yang membuat mahasiswa merasa kesulitan. Berdasarkan hasil praktikum, mahasiswa mendapatkan bahwa kurva karakteristik untuk resistor, dioda, dioda zener dan LED sesuai dengan teori. Uji reabilitas Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 (pers. 2). Angket dikatakan reliabel jika r 11 lebih besar dari r kritis. Reliabilitas angket pada pada tahun akademik 2006/2007 adalah 0,9536 dan pada tahun akademik 2006/2007 adalah 0,8834. Terlihat bahwa reabilitas instrumen lebih besar dari r kritis = 0,254 (responden berjumlah 69 orang dan 63 orang). Berdasarkan uji reliabel ini, dapat dikatakan bahwa angket yang dibuat telah reliabel. KESIMPULAN Dari penelitan sebaran angket pada mahasiswa yang mengikuti praktikum I-V meter dapat disimpulkan bahwa responden tidak mengalami hambatan dan kesulitan dalam praktikum I-V Meter. Responden tidak mengalami hambatan dalam hal pengoperasian I-V Meter baik secara hardware maupun software. Begitu juga peranan asisten dalam praktikum dapat membantu kesulitan yang dihadapai responden selama praktikum. DAFTAR PUSTAKA Iwandri, Seplan, 2005, Deskripsi Hambatan Dan Kesulitan Dalam Praktikum Elektronika Dasar II Pada Mahasiswa Fisika FKIP UNIB Tahun Akademik 2004/2005. Skripsi. Bengkulu Varma, Seema, Preliminary Item Statistic Using Point-Biserial Correlation and P-Value. www.eddata.com/resources/publications/eds_point_biserial.pdf. Suharismi, 2002, Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek Ed. Rev. V, Rineka Cipta. Jakarta. Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. User Manual I-V Meter ELKAHFI-100