BAB I PENDAHULUAN. didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan

BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada

HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap tahunnya dan orang membutuhkan rawat inap untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. traumatik merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak dan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab

BAB I PENDAHULUAN. akibat kecelakaan lalulintas.(mansjoer, 2002) orang (39,9%), tahun 2004 terdapat orang dengan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui. di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit. Inflamasi yang terjadi pada sistem saraf pusat

ABSTRAK. Validitas Faktor-Faktor Resiko Kematian dalam 14 Hari pada Pasien Cidera Kepala Berat di RSUP Sanglah Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

HASIL PENELITIAN MAGISTER PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan

USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Medan, 2013 Yang membuat pernyataan persetujuan. penjelasan. dr... Universitas Sumatera Utara

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan

KARYA TULIS TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal akibat trauma. Di antara trauma - trauma yang terjadi, trauma maksilofasial

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

TRAUMA KEPALA. Doni Aprialdi C Lusi Sandra H C Cynthia Dyliza C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

HASIL PENELITIAN MAGISTER PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH

GAMBARAN STATUS KOGNITIF PADA PASIEN CEDERA KEPALA YANG TELAH DIIZINKAN PULANG DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. S DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB III. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian... 39

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

GAMBARAN CT SCAN KEPALA PADA PENDERITA CEDERA KEPALA RINGAN DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fungsi psikososial, dengan disertai penurunan atau hilangnya kesadaran

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

Jon Hadi 1, Syaiful Saanin 2, Erkadius 3 Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RS M.Djamil Padang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, sehingga resiko kecelakaan lalu lintas juga ikut meningkat. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kesehatan yang optimal, maka diperlukan kemauan dan kemampuan akan kesehatan

NYOMAN DWI AUSSIE HARY MASTIKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cedera kepala murni akan tetapi juga disertai cedera di regio lain. Trauma yang

BAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya malnutrisi pada pasien dan meningkatkan angka infeksi, atrofi otot,

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

Author : Olva Irwana, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

MANAJEMEN KEJANG PASCA TRAUMA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DERAJAT CEDERA KEPALA DAN GAMBARAN CT SCAN PADA PENDERITA CEDERA KEPALA DI RSU DR. SOEDARSO PERIODE MEI-JULI 2012

C. Metode Pengumpulan Data...24 D. Cara Pengambilan Sampel...24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.. 25 A. Distribusi Penderita Hipertensi Rawat Inap...

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

Hubungan Nilai Oxygen Delivery Dengan Outcome Rawatan Pasien Cedera Kepala Sedang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

JST Kesehatan, April 2012, Vol.2 No.2 : ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Intususepsi merupakan salah satu penyebab tersering dari obstruksi usus dan

BAB I PENDAHULUAN. Post Concussion Syndrome ( PCS ) merupakan suatu sequele dari cedera kepala ringan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan bermotor di masyarakat, tingkat kecelakaan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

Hubungan antara skala skor FOUR dan CT Marshall dengan penilaian GCS pada penderita cedera otak akibat trauma

4. Pengisian dan pengelolaan data perawatan dan rekam medis

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

I. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu sumber penyebab. gangguan otak pada usia puncak produktif dan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

Hasil Akhir Penderita dengan Diffuse Brain Injury yang Dirawat di Neurosurgical Critical Care Unit RS Hasan Sadikin, Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

PENDAHULUAN. SCIENTIA JOURNAL Vol.2 No.1 Mei 2013 STIKes PRIMA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cedera kepala adalah trauma yang mengenai calvaria dan atau basis crania serta organ didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan fisik dan kognitif serta berhubungan dengan atau tanpa penurunan kesadaran. 9 Cedera kepala merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif, dan sebagian besar karena kecelakaan lalu lintas. Di Eropa dilaporkan insidensi cedera otak traumatik yang masuk rumah sakit dan cedera otak traumatik yang berakhir pada kematian adalah 235/100.000 populasi, berbeda di India (160/100.000), sedangkan di Inggris setiap tahunnya 1500/100.000 populasi mengalami cedera otak traumatik, 300 dirawat di rumah sakit dan 9 meninggal. 8 Di Amerika Serikat, kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari jumlah tersebut, 10% meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Yang sampai di rumah sakit, 80% dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan (CKR), 10% termasuk cedera kepala sedang (CKS) dan 10% sisanya adalah cedera kepala berat (CKB). Insiden cedera kepala terutama terjadi pada kelompok usia produktif antara 15-44 tahun. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab 48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28% karena jatuh dan 3%-9% disebabkan tindak kekerasan, kegiatan olahraga dan rekreasi. 4.8 Jumlah penderita cedera kepala di Padang, Sumatera Barat, tepatnya di bagian Bedah Syaraf RSUP Dr. M. Djamil pada tahun 2010 sebanyak 546 orang dengan angka kematian mencapai lebih dari 10%, dan pada tahun 2011 jumlah angka kejadian cedera kepala dan dirawat

inap sebanyak 502 orang. Tingginya angka kesakitan dan kematian akibat cedera kepala merupakan tantangan bagi spesialis Bedah syaraf untuk menurunkannya. Untuk itu diperlukan suatu penanganan yang komprehensif baik yang mencakup diagnosa, terapi dan prognosis. 8 Angka kejadian perdarahan epidural di Amerika Serikat adalah sekitar 2% dari keseluruhan cedera kepala, insidensi ini meningkat menjadi 5-15% pada pasien yang mengalami cedera kepala berat. Penelitian di India menunjukkan angka kejadian perdarahan epidural 1-2% dari kasus cedera kepala. Penelitian di bangsal perawatan bedah saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tahun 2001-2004 yang merupakan rumah sakit rujukan tipe A ditemukan 41,3% pasien perdarahan epidural dari keseluruhan pasien cedera kepala. 1.2 Pemeriksaan Computed Tomography (CT) scan adalah modalitas pilihan utama pada pasien dengan cedera kepala akut karena mampu melihat seluruh jaringan otak dan secara akurat membedakan sifat dan keberadaan lesi intrakranial dan ekstrakranial. Lesi intrakranial sering terjadi pada cedera kepala sedang dan berat, tetapi juga dilaporkan sebanyak 14% pada pasien cedera kepala ringan. Sebagian besar pasien cedera kepala ringan tidak menunjukkan abnormalitas pada hasil CT scannya. 26 Meskipun klasifikasi CT oleh Marshall telah digunakan untuk hasil yang dievaluasi dari cedera otak traumatic. Mass dkk,2005 mengembangkan klasifikasi pencitraan lain yang baru yang didasarkan pada fitur kualitatif CT kepala yaitu Rotterdam CT score. Mereka menggabungkan karakteristik individual, termasuk status sisterna basal, pergeseran garis tengah, dan jenis lesi massa atau perdarahan intrakranial pada model yang memerlukan untuk tujuan prognostic cedera otak traumatic. 14 Tujuan utama pengelolaan cedera kepala adalah mengoptimalkan pemulihan dari cedera kepala primer dan mencegah cedera kepala sekunder. Cedera otak primer terjadi saat benturan

dan termasuk cedera seperti kontusio batang otak dan hemisfer, diffuse axonal injury dan laserasi kortikal. Cedara otak sekunder terjadi beberapa saat setelah terjadinya benturan dan biasanya dapat dicegah. Penyebab utama terjadinya cedera otak sekunder adalah hipoksia, hipotensi, peningkatan tekanan intrakranial, penurunan perfusi darah ke otak dan pireksia. Pencegahan terjadinya cedera otak sekunder pada kasus cedera kepala dapat memperbaiki outcome yang berbeda. 9.10 Dari penelitian di Rumah Sakit Christian, Ludhiana, India oleh Navdeep Singh Sain pada tahun 2012 hipoksia memiliki korelasi yang signifikan dengan outcome yang lebih buruk pada pasien cedera kepala berat, sebanyak 82,61% pasien dengan hipoksia memiliki unfavorable outcome dibandingkan 41,38 % pada pasien non hipoksia dengan p value <0.005. Namun dari 18.8 % pasien cedera kepala dengan hipotensi memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan outcome dengan p value >0.05. 19 Dari penelitian oleh Miller pada tahun 1993 dari Traumatic Coma Data Bank (TCDB) sebanyak 717 pasien cedera kepala terdapat 67% yang mengalami hipotensi atau systole < 90 mmhg memiliki outcome yang buruk dan ketika dikombinasikan dengan hipoksia meningkat menjadi 79%. 9.10 Otak yang mengalami cedera lebih rentan terhadap gangguan sistemik sekunder terutama hipoksia dan hipotensi. Gangguan sistemik sekunder tersebut umum terjadi pada pasien cedera kepala, dan dapat memperburuk tingkat kerusakan otak. Dari berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan sistemik sekunder berhungan erat dengan outcome yang lebih buruk terutama bila terdapat kombinasi dari hipoksia dan hipotensi. 9.10

Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian hubungan hasil Rotterdam CT Score dan gangguan sistemik akibat hipotensi dan hipoksia terhadap prediksi Glasgow Outcome Scale pada cedera kepala sedang dan berat. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan yaitu : Hubungan hasil Rotterdam CT Score dan gangguan sistemik akibat hipotensi dan hipoksia sebagai penyebab cedera otak sekunder dengan prediksi Glasgow Outcome Scale pada cedera kepala sedang dan berat di RSUP dr M Djamil Padang 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan hasil Rotterdam CT Score dan gangguan sistemik akibat hipotensi dan hipoksia dengan prediksi Glasgow Outcome Scale pada cedera kepala sedang dan berat di RSUP dr M Djamil Padang 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bidang Pendidikan (Ilmu Pengetahuan) Dalam bidang akademis diharapkan sebagai bagian dari program pendidikan yang bertujuan untuk melatih cara berpikir dan menganalisis masalah yang kemudian diolah berdasarkan metodologi penelitian. 1.4.2. Penelitian Memberikan masukan bagi penelitian lebih lanjut yang nantinya berguna bagi tatalaksana pasien dengan cedera kepala dengan menggunakan Rotterdam CT Score serta faktor

prediktor yaitu hipotensi dan hipoksia dengan Glasgow Outcome Scale pada cedera kepala sedang dan berat. 1.4.3. Pelayanan kesehatan Diharapkan dapat mencegah terjadinya outcome yang lebih buruk dengan mengidentifikasi dan menangani gangguan sistemik hipotensi dan hipoksia yang dapat menyebabkan kerusakan otak sekunder pada cedera kepala sedang dan berat. Dapat memberikan informed consent yang lebih akurat kepada keluarga pasien cedera kepala sedang dan berat.