DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: tertinggi adalah Kabupaten Sleman yaitu sebesar Rp ,

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian...

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN

BAB V PENUTUP. dengan rencana yang telah dibuat dan melakukan pengoptimalan potensi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Otonomi. daerah merupakan suatu langkah awal menuju pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang.

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut menggunakan rasio keuangan. Antara lain untuk kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era reformasi memberikan kesempatan untuk melakukan perubahan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diambil adalah Kabupaten/ Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAHAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desentralisasi merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan mengenai

I. PENDAHULUAN. berdasarkan pertimbangan kemampuan daerah. Tujuannya adalah memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. 22 Tahun 1999 yang diubah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang

Rasio Kemandirian Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian = x 100 Bantuan Pemerintah Pusat dan Pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom.

BAB I PENDAHULUAN. utuh, sehingga wilayah negara Indonesia terbagi ke dalam daerah otonom.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memasuki babak baru pengelolaan pemerintahan dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara. Pemerintah Pusat dan Daerah yang menyebabkan perubahan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. antarsusunan pemerintahan. Otonomi daerah pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era reformasi memberikan peluang bagi perubahan paradigma

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. bertumpu pada penerimaan asli daerah. Kemandirian pembangunan baik di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 33 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara maupun daerah. sumber daya alamnya sendiri. Sumber dana bagi daerah antara lain terdiri dari

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. pusat mengalami perubahan. Jika sebelumnya pemerintah bersifat sentralistik

ANALISIS ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD PEMERINTAH PROVINSI JAMBI TAHUN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No.

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

I. PENDAHULUAN. diandalkan. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak

BAB I PENDAHULUAN. peraturan sebagai tujuan, dan bukan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. perimbangan keuangan pusat dan daerah (Suprapto, 2006). organisasi dan manajemennya (Christy dan Adi, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB 1 PENDAHULUAN. implikasi pada pelimpahan wewenang antara pusat dan daerah dalam berbagai bidang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan reformasi di bidang pemerintahan daerah dan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Kota di Jawa Tengah)

BAB III KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

ANALISIS ANTARA ANGGARAN DENGAN REALISASI PADA APBD KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN Nama : Sukur Kurniawan NPM :

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap daerah di Indonesia, terutama Kabupaten dan Kota sebagai unit pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. dalam tata pemerintahan di Indonesia. Penerapan otonomi daerah di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan otonomi. daerah dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah ditetapkan pada Undang-Undang No 32 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil lokasi di Kabupaten Brebes dan Pemalang dengan data yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Era desentralisasi pasca disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

I. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah (Pemda) dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

: Shella Vida Aprilianty NPM : Fakultas /Jurusan : Ekonomi /Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Masodah Wibisono SE.,MMSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DI SURAKARTA. (Studi Empiris di Surakarta Tahun Anggaran )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah akhir-akhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan wujud partisipasi dari masyarakat dalam. pembangunan nasional. Pajak merupakan salah satu pendapatan

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Kasus Kabupaten Klaten Tahun Anggaran )

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Pembiayaan

BAB V ANALISIS APBD. LP2KD Prov. Kaltara

BAB I PENDAHULUAN. dan kemandirian. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 Angka 5 memberikan

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BELANJA DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Bandung )

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang negatif. Dampak ini dapat dilihat dari ketidakmerataan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang dari terwujudnya pembangunan nasional. Sejak tanggal 1 Januari 2001

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

kenegaraan maupun kebijakan perekonomian. Pada era reformasi saat ini membawa perubahan paradigma sistem pemerintahan nasional, dari sistem

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada daerah. kabupaten dan kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 33 Tahun 2004, menjadi titik awal dimulainya otonomi. dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dilakukan yaitu penggantian sistem sentralisasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi desentralisasi menandai proses demokratisasi di daerah

Transkripsi:

DAFTAR ISI Sampul Depan Judul... Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... Intisari... i iii iv vii vii ix xviii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Batasan Masalah... 6 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat Penelitian... 7 1.6 Keaslian Penelitian... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10 2.1 Pengertian Otonomi Daerah... 10 2.1.1 Prinsip-prinsip dan tujuan otonomi daerah... 11 2.1.2 Penyelenggaraan Pemerintah Daerah... 13 2.2 Keuangan Daerah... 15 2.2.1 Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah... 17 2.2.2 Asas Umum Keuangan Daerah... 18 2.2.3 Prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah... 18 2.3 Anggaran Pendapatan Dan Belanja Pemerintah Daerah... 22 2.4 Sumber Penerimaan Daerah... 25 iv

2.4.1 Pendapatan Asli Daerah... 26 2.4.2 Dana Perimbangan... 26 2.4.3 Pendapatan Lain-lain Yang Sah... 27 2.5 Jenis Belanja Daerah... 28 2.6 Kinerja Keuangan Daerah... 28 2.7 Penelitian Sebelumnya... 29 2.8 Kerangka Pemikiran Konseptual... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 33 3.1 Jenis Penelitian... 33 3.2 Data Dan Sumber Data... 33 3.3 Metode Pengumpulan Data... 33 3.4 Alat Analisis... 34 3.4.1 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah... 34 3.4.2 Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah... 35 3.4.3 Derajat Desentralisasi Fiskal... 35 3.4.4 Tingkat Pencapaian Target Dan Efisiensi PAD... 36 a. Tingkat Pencapaian Target PAD... 36 b. Efisiensi PAD.... 37 3.4.3 Tingkat Pencapaian Target Dan Efisiensi Pajak Daerah... 37 a. Tingkat Pencapaian Target Pajak Daerah... 37 b. Efisiensi Pajak Daerah... 38 3.6 Definisi Operasional Variable... 39 1. Pendapatan Asli Daerah... 39 2. Transfer Pusat + Provinsi... 39 3. Total Pendapatan Daerah... 39 4. Pajak Daerah... 39 5. Biaya Pemungutan Pendapatan Asli Daerah... 39 6. Biaya Pemungutan Pajak Daerah... 40 7. Biaya Pemungutan Retribusi Daerah.... 40 v

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 41 4.1 Kemandirian Keuangan Daerah... 41 4.2 Ketergantungan Keuangan Daerah... 42 4.3 Derajat Desentralisasi Fiskal... 44 4.4 Tingkat Pencapaian Target Dan Efisiensi PAD... 45 4.4.1 Tingkat Pencapaian Target PAD... 45 4.4.2 Efisiensi PAD... 47 4.5 Tingkat Pencapaian Target Dan Pajak Daerah... 48 4.5.1 Tingkat Pencapaian Target Pajak Daerah... 48 4.5.2 Efisiensi Pajak Daerah... 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 52 5.1 Kesimpulan... 52 5.2 Saran... 54 DAFTAR PUSTAKA... 55 LAMPIRAN vi

DAFTAR TABEL Tabel Tabel 1.1 Perkembangan Realisasi APBD Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2010-2014... 4 Tabel 1.2 Data Penelitian Yang Sudah di Lakukan... 8 Tabel 3.1 Pola Hubungan Dan Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah... 34 Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Ketergantungan Keuangan Daerah... 35 Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Derajat Desentralisasi Fiskal... 36 Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tingkat Pencapaian Target PAD... 36 Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Efisiensi PAD... 37 Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Tingkat Pencapaian Target Pajak Daerah... 38 Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Efisiensi Pajak Daerah... 38 Tabel 4.1 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2010 2014... 42 Tabel 4.2 Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2010-2014... 43 Tabel 4.3 Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2010-2014... 44 Tabel 4.4 Tingkat Pencapaian Target PAD Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2010-2014... 45 Tabel 4.5 Tingkat Efisiensi PAD Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2010-2014... 47 Tabel 4.6 Tingkat Pencapaian Target Pajak Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2010-2014... 48 Tabel 4.7 Tingkat Efisiensi Pajak Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2010-2014... 50 vii

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Konseptual... 31 viii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Lampiran 1. Data target dan realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 2014... 58 Lampiran 2. Target Anggaran Objek Pajak Daerah Tahun2010-2014... 59 Lampiran 3. Target Anggaran Objek Retribusi Daerah Tahun 2010-2014... 60 Lampiran 4. Biaya Pemungutan Pajak Daerah Tahun 2010-2014... 61 Lampiran 5. Biaya Pemungutan Retribusi Daerah Tahun 2010 2014... 62 Lampiran 6. Hasil Rasio Kemandirian... 63 Lampiran 7. Hasil Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah... 63 Lampiran 8. Hasil Derajat Desentralisasi Fiskal... 64 Lampiran 9. Hasil Tingkat Pencapaian Target Dan Efisiensi PAD... 64 Lampiran 10. Hasil Tingkat Pencapaian Target Dan Efisiensi Pajak Daerah... 66 ix