Pedoman Pelaksanaan Dana Dekonsesntrasi 2015 Pusluhtan

dokumen-dokumen yang mirip
Pusat Penyuluhan Pertanian

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN JAKARTA

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS BADAN PPSDMP TA 2017

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015

FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PPSDMP TAHUN 2016 OLEH : KEPALA BADAN PPSDMP

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN PENYULUHAN DALAM UPSUS PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 2012

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN HONORARIUM DAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH (BOP) BAGI TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU (THL-TB) PENYULUH PERTANIAN

Revisi ke 10 Tanggal : 06 Desember 2017

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

REALISASI FISIK DAN ANGGARAN KEGIATAN STRATEGIS ESELON I LINGKUP KEMENTAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2015

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

1. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) B P P S D M P TA 2016

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Revisi ke : 02 Tanggal : 8 Juli 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 7 Agustus 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

Revisi ke 05 Tanggal : 12 April 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dr. Ir. Winny Dian Wibawa, M.Sc NIP

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

Revisi ke 02 Tanggal : 30 Maret 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Pedoman Teknis. PENDAMpINGAN PENYULUHAN. PADA PROGRAM PERCEpATAN OpTIMALISASI LAHAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MANDAILING NATAL

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DI LOKASI SENTRA PANGAN TAHUN 2016

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 95/Perrrentan/ar.140/12/2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI RIAU

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 01/Permentan/KU.410/1/2009 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

2. Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

Revisi ke 03 Tanggal : 31 Desember 2015

USULAN RENJA KPU KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

REKAPITULASI PENGADUAN MELALUI LAPOR BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 202/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA UPAYA KHUSUS KEDELAI

Transkripsi:

Final PEDOMAN_layout.indd 1 3/3/2015 11:48:28 AM

ii Final PEDOMAN_layout.indd 2 3/3/2015 11:48:29 AM

KATA PENGANTAR Pemerintah pusat melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM pertanian c.q Pusat Penyuluh Pertanian mengalokasikan dana bagi penyelenggaraan penyuluhan pertanian di daerah melalui satker pelaksana Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian tahun 2015. Kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian tersebut merupakan penjabaran dari rencana strategis atau (renstra) Pusat Penyuluhan Pertanian tahun 2015 2019 melalui program aksi pemantapan sistem penyuluhan pertanian yang masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) priode tahun 2015 2019. Untuk mencapai sasaran tersebut, Pusat Penyuluhan Pertanian menyusun program aksi penguatan sistem penyuluhan pertanian yang tetap di fokuskan pada tataran implementasi Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 dan renstra Pusat Penyuluhan Pertanian, dengan ruang lingkup kegiatan, yaitu: pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian, pengembangan ketenagaan penyuluhan pertanian, pemberdayaan petani, peningkatan mutu penyelenggaraan penyuluhan pertanian, dan peningkatan dukungan sarana prasarana. Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian digunakan untuk mendukung Program Upaya Khusus (UPSUS) percepatan pencapaian Swasembada Pangan (Padi Jagung Kedelai) yang disinergikan dengan kegiatan pembangunan pertanian di Daerah, terutama dana yang bersumber dari APBD provinsi maupun kabupaten/kota, serta sumber sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Pedoman pelaksanaan penggunaan Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian tahun 2015 ini di harapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Provinsi, Kabupaten/ kota dan Kecamatan, agar penyelenggaraan penyuluhan lebih produktif, efektif, dan efisien. Jakarta, Januari 2015 Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Ir. H. Fathan A. Rasyid, M.Ag NIP. 19580516 198203 1 016 iii Final PEDOMAN_layout.indd 3 3/3/2015 11:48:30 AM

iv Final PEDOMAN_layout.indd 4 3/3/2015 11:48:30 AM

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 5 C. Ruang Lingkup... 5 D. Pengertian... 5 E. Dasar Hukum... 6 F. Sasaran... 7 II. ALOKASI DAN KEGIATAN DANA DEKONSESNTRASI TAHUN 2015... 9 A. Alokasi Dana Dekonsentrasi... 9 B. Kegiatan Dana Dekonsentrasi... 10 III. ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI... 13 A. Organisasi Pengelola Dana Dekonsentrasi... 13 B. Mekanisme Kerja Pengelolalaan Dana Dekonsentrasi... 14 C. Mekanisme Pelaksanaan Keuangan... 15 D. Alur Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi... 20 E. Prosedur Pengajuan Revisi Dana Dekonsentrasi Penyuluhan Pertanian TA. 2015... 21 IV. PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI... 23 A. Kelembagaan Penyuluhan yang Difasilitasi... 23 B. Kelembagaan Petani yang Difasilitasi dan Dikembangkan... 56 C. Ketenagaan Penyuluhan yang Difasilitasi... 61 V. KEGIATAN PUSAT MENDUKUNG PENYELENGGARAAN PENYULUHAN. PERTANIAN DI DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015... 77 VI. DUKUNGAN PEMBIAYAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN OLEH PEMERINTAH DAERAH... 79 VIII.PENUTUP... 81 v Final PEDOMAN_layout.indd 5 3/3/2015 11:48:30 AM

vi Final PEDOMAN_layout.indd 6 3/3/2015 11:48:30 AM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian diarahkan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional, yaitu menciptakan pertanian Indonesia yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur. Pertanian yang bermartabat artinya bahwa petani Indonesia memiliki kepribadian luhur, harga diri, kebanggaan, serta merasa terhormat dan dihormati sebagai petani. Untuk mewujudkan arah pembangunan pertanian tersebut, digunakan dua pendekatan, yaitu:(1)pembangunan Ekonomi berdasarkan Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (pada tataran nasional); dan (2) Pembangunan Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan berdasarkan Paradigma Biokultura (pada tataran sektoral). Paradigma Pertanian untuk Pembangunan menekankan sepuluh fungsi yang harus diemban, yaitu:(1) Pengembangan sumber daya insani; (2) Ketahanan pangan; (3) Penguatan ketahanan penghidupan keluarga; (4) Basis pengembangan bioenergi; (5) Pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan; (6) Jasa lingkungan alam; (7) Basis untuk pengembangan bioindustri; (8) Penciptaan iklim kondusif bagi pembangunan; (9) Penguatan daya tahan perekonomian; dan (10) Sumber pertumbuhan berkualitas. Paradigma tersebut diatur, tergambarkan dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2015 2045 (edisi ke-2) yang disusun oleh Kementerian Pertanian, merumuskan visi pembangunan pertanian Indonesia 2015 2045 yaitu Terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumber daya hayati pertanian dan kelautan tropika.visi tersebut dijabarkan dalam misi pembangunan pertanian yang salah satunya mencakup pengembangan sistem penelitian untuk pembangunan pertanian bioindustri berorientasi inovasi pertanian spesifik lokasi, pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas, peningkatan entrepreneurship (kewirausahaan) pertanian dan penguatan modal sosial. Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015 2045 dilaksanakan secara bertahap.tahun 2013 2014 (RPJM2 RPJPN1) merupakan periode terbangunnya fondasi pertanian bioindustri berkelanjutan sebagai sistem pertanian terpadu yang berdaya saing, ketahanan 1 Final PEDOMAN_layout.indd 1 3/3/2015 11:48:30 AM

pangan dan kesejahteraan petani. Adapun Tahun 2015 2019 (RPJM3- RPJP1) merupakan tahapan atau periode kokohnya fondasi sistem pertanian bioindustri berkelanjutan menuju tercapainya keunggulan daya saing pertanian terpadu berbasis sumber daya alam berkelanjutan, sumber daya insani berkualitas dan berkemampuan IPTEK bioindustri untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. SIPP tersebut selanjutnya menjadi acuan bagi Badan PPSDMP dalam merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran. Dukungan Pemerintah terhadap penyelenggaraan penyuluhan tahun 2015 di provinsi dan kabupaten/kota, dilaksanakan melalui: a) Dana Dekonsentrasi yang bersumber dari APBN yang dialokasikan di 33 provinsi dan 506 kabupaten/kota; b) Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian dalam rangka membantu kabupaten/kota untuk pembangunan, rehabilitasi/ renovasi, penyediaan sarana Balai Penyuluhan Kecamatan, penyediaan seperangkat alat pembelajaran untuk Balai Penyuluhan Kecamatan, dan pengadaan sarana motor roda 2 untuk penyuluh pertanian; c) Alokasi dana untuk Pembinaan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian di Pusat yang secara tidak langsung mendukung penyelenggaraan penyuluhan di daerah, seperti pengembangan sistem informasi penyuluhan melalui jaringan internet (Cyber Extension) dan Pengembangan Sistem Informasi Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN). d) Dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan tersebut merupakan Implementasi UU No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), PP No. 43 Tahun 2009 dan Perpres 154 Tahun 2014 sampai saat ini belum optimal, hal ini pelaksanaannya dapat dilihat dari keragaan, sebagai berikut : 1. Kelembagaan : ü Pada tingkat provinsi terbentuk 22 unit Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan berdasarkan Perda sesuai UU No.16/2016, 10 (sepuluh) unit Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan berdasarkan berdasarkan Perda, dan 2 (dua) unit masih berada pada kelembagaan yang membidangi pertanian (Dinas pertanian teknis); 2 Final PEDOMAN_layout.indd 2 3/3/2015 11:48:30 AM

ü Pada tingkat kabupaten terbentuk 141 unit Badan Pelaksanan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan berdasarkan Perda sesuai UU No.16/2016, 165 unit Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan berdasarkan Perda, 107 unit masih berada pada kelembagaan yang membidangi pertanian (Dinas pertanian teknis); ü Pada tingkat kota terbentuk 11 unit Badan Pelaksanan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan berdasarkan Perda sesuai UU No.16/2016, 19 unit Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan berdasarkan Perda, 68 unit masih berada pada kelembagaan yang membidangi pertanian (Dinas pertanian teknis). 2. Ketenagaan Tenaga Penyuluh Pertanian yang difasilitasi pada tahun 2015 sebanyak 45.860 orang, terdiri atas: ü Penyuluh Pertanian PNS sebanyak 25.421 orang; ü Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TB PP) sebanyak 20.439 orang; dan ü Penyuluh Pertanian Swadaya sebanyak 1.500 orang. 3. Penyelenggaraan ü Programa penyuluhan sebagai acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian harus disusun di setiap tingkatan wilayah yang menjadi acuan dalam perencanaan pembiayaan penyuluhan pertanian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian. ü Guna mendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian, dibangun sarana dan prasarana penyuluhan pertanian seperti: Pembangunan Balai Penyuluhan di Kecamatan, Perangkat Cyber Extension, Soil Tester dan penyediaan Kendaraan Roda Dua bagi Penyuluh Pertanian serta sarana dan prasarana lainnya sesuai dengan Juknis Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pertanian tahun 2015. 3 Final PEDOMAN_layout.indd 3 3/3/2015 11:48:30 AM

ü Sistem informasi dan pelaporan penyelenggaraan penyuluhan pertanian dari daerah ke pusat dilakukan melalui pos udara, faximile (012-7804386) dan e-mail dengan alamat: penyuluhan@pertanian.go.id, dan programpusluh@yahoo. co.id Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pada periode tersebut, Badan PPSDMP melaksanakan 5 (lima) kegiatan utama, yaitu: (1) Penguatan sistem penyuluhan pertanian; (2) Pemantapan sistem pelatihan pertanian; (3) Revitalisasi sistem pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi SDM pertanian; (4) Pemantapan sistem administrasi dan manajemen; serta (5) Pemantapan pendidikan menengah pertanian. Pencapaian pelaksanaan kegiatan utamatersebut ditempuh melalui strategi:(1) Penataan dan penguatan kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan petani mulai dari tingkat desa sampai tingkat pusat; (2) Pengembangan program dan sistem informasi penyuluhan pertanian serta antisipasi perubahan iklim dan kelestarian lingkungan; (3) Penataan serta peningkatan jumlah dan kompetensi penyuluh pertanian melalui optimalisasi peran penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan THL-TBPP; (4) Penataan dan pengembangan usaha tani yang mandiri dan berdaya saing; (5) Peningkatan jumlah dan kompetensi ketenagaan pelatihan pertanian yang profesional dan kredibel; (6) Peningkatan jumlah dan mutu penyelenggaraan pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian; (7) Peningkatan jumlah dan mutu sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan pertanian; (8) Akreditasi kelembagaan pelatihan pertanian pemerintah dan pelatihan petani (P4S); (9) Restrukturisasi kelembagaan dan pengembangan program studi pendidikan tinggi kedinasan pertanian; (10) Pengembangan kelembagaan pendidikan menengah kejuruan pertanian; (11) Penumbuhkembangan wirausahawan muda di bidang pertanian; (12) Pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang pertanian; (13) Pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang pertanian; (14) Pemantapan tata kelola organisasi dan kepegawaian; (15) Pemantapan sistem perencanaan; (16)Pemantapan sistem pengelolaan keuangan dan perlengkapan; dan (17) Pemantapan sistem pengendalian, evaluasi, pelaporan dan kehumasan. 4 Final PEDOMAN_layout.indd 4 3/3/2015 11:48:30 AM

B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi Penyuluhan Pertanian dimaksudkan agar pengelolaan dana dekonsentrasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, baik dari aspek teknis maupun administrasi. Sedangkan tujuannya adalah : 1. Memenuhi sasaran kegiatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam mendukung percepatan pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai; 2. Melaksanakan kegiatan penyuluhan yang dibiayai melalui dana dekonsentrasi secara tertib administrasi dan teknis; 3. Meningkatkan koordinasi dan sinergitas penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian antara pusat dan daerah. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian tahun 2015, adalah sebagai berikut: 1. Alokasi Anggaran dan Kegiatan; 2. Organisasi dan Mekanisme Kerja dan; 3. Pelaksanaan Kegiatan. D. Pengertian 1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. 2. Dana dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dana dekonsentrasi. 3. Kelembagaan Penyuluhan Provinsi adalah lembaga pemerintah di Provinsi yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan, yaitu: Badan Koordinasi Penyuluhan/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di Provinsi. 5 Final PEDOMAN_layout.indd 5 3/3/2015 11:48:30 AM

4. Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten/Kota adalah lembaga pemerintah di Kabupaten/Kota yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan, yaitu: Badan Pelaksana Penyuluhan/ Kelembagaan yang menangani penyuluhan di Kabupaten/Kota. 5. Honorarium THL-TB Penyuluh Pertanian adalah pembayaran atas jasa yang diberikan oleh Pemerintah kepada THL-TB Penyuluh Pertanian dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai THL-TB Penyuluh Pertanian. 6. Biaya Operasional Penyuluh (BOP) adalah biaya yang diberikan kepada para penyuluh untuk lebih memperlancar pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana kerja pelaksanaan penyuluhan pertanian yang telah dibuat, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. 7. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang ditetapkan oleh Gubernur selaku Pengguna Anggaran yang menggunakan APBN. (dilihat aturannya) 8. Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan 9. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) adalah pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang bertanggung jawab atas pelaksanaan keuangan. E. Dasar Hukum 1. UU No. 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 2. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 3. UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 5. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 6. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; 6 Final PEDOMAN_layout.indd 6 3/3/2015 11:48:30 AM

7. PMK No. 190 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 8. Peraturan Menteri Keuangan No. 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan; 9. Peraturan Menteri Pertanian No. 58/Permentan/KU.410/12/2009 tentang Pelimpahan Kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Dekonsentrasi Provinsi Tahun Anggaran 2010; 10. Peraturan presiden Nomor 154 tahun 2014 tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 11. DIPA Satker Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Nomor : SP DIPA-018.10.1.412069/2015, tanggal 14 November 2014. 12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131 Tahun 2014 Tentang Mekanisme dan Hubungan Kerja antar Lembaga yang membidangi Pertanian dalam mendukung peningkatan produksi angan strategis Nasional. F. Sasaran Sasaran kegiatan penyelenggaraan penyuluhan dibawah ini sesuai dengan alokasi Dana Dekonsentrasi tahun 2015 yang meliputi: 1. Kelembagaan penyuluhan pemerintah di 33 provinsi, 506 Kabupaten/Kota, dan 4.038 Kecamatan; 2. Penyuluh pertanian PNS penerima BOP sebanyak 25.421 orang; 3. Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP) sebanyak 20.439 orang di 506 kabupaten/kota; 4. Kelembagaan petani di 3.730 WKPP 7 Final PEDOMAN_layout.indd 7 3/3/2015 11:48:30 AM

8 Final PEDOMAN_layout.indd 8 3/3/2015 11:48:30 AM

BAB II ALOKASI DAN KEGIATAN DANA DEKONSESNTRASI TAHUN 2015 A. Alokasi Dana Dekonsentrasi Pengalokasian dana dekonsentrasi Pusat Penyuluhan Pertanian mengacu pada sinergitas antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta berbagai sumber pembiayaan yang tersedia, baik dari APBD provinsi dan kabupaten/kota maupun sumber-sumber lain yang sah. Dana dekonsentrasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian dialokasikan kepada 33 provinsi dan 506 kabupaten/kota. Pemberian dana dekonsentrasi tersebut dititikberatkan kepada kelembagaan penyuluhan yang sesuai dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang SP3K dan PP No. 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Di tingkat provinsi, status kelembagaan penyuluhan dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu: 1. Badan Koordinasi Penyuluhan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA); 2. Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) atau Peraturan Gubernur (PERGUB); 3. Unit kerja pelaksana penyuluhan tingkat provinsi (kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian). Sedangkan untuk tingkat kabupaten/kota, status dan bentuk kelembagaan penyuluhan dibagi dalam 4 (empat) kategori, yaitu: 1. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) yang dibentuk berdasarkan PERDA; 2. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) yang dibentuk berdasarkan PERDA; 3. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) dan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) atau sebaliknya, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati/Walikota; 9 Final PEDOMAN_layout.indd 9 3/3/2015 11:48:30 AM

4. Unit kerja pelaksana penyuluhan (kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian). Kategori Status dan Bentuk Kelembagaan Penyuluhan Provinsi Dan Kabupaten/Kota. B. Kegiatan Dana Dekonsentrasi Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian, meliputi: 1. Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian; 2. Pengembangan Ketenagaan Penyuluhan Pertanian; 3. Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani; 4. Optimalisasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian; 5. Peningkatan Dukungan Sarana, Prasarana dan Pembiayaan Penyuluhan Pertanian. Dalam pelaksanaannya, kegiatan Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian pada tahun 2015 didukung anggaran sebesar Rp. 632.623.338.000,- (Enam ratus tiga puluh dua milyar enam ratus dua puluh tiga juta tiga ratus tiga puluh delapan ribu Rupiah) melalui Dana Dekonsentrasi. Adapun kegiatan yang dibiayai melalui dana dekonsentrasi, adalah: 1. Honor dan BOP THL-TB PP selama 10 bulan; 2. Biaya Operasional Penyuluh (BOP) untuk Penyuluh PNS selama 12 bulan; 3. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya; 4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Provinsi; 5. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Kab/Kota; 6. Peningkatan Kapasitas Balai Penyuluhan Kecamatan (BP3K) sebagai POSKO Pelaksana Pembangunan Pertanian; 7. Dukungan Operasional Balai Penyuluh Kecamatan; 8. Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani; 10 Final PEDOMAN_layout.indd 10 3/3/2015 11:48:30 AM

9. Fasilitasi Penumbuhan Kelembagan Ekonomi Petani Tingkat Kecamatan; 10. Fasilitasi Pengembangan Kelembagaan Ekomomi Petani; 11. Penumbuhan dan Pengembangan Kelompoktani; 12. Penilaian Kelas dan Kemampuasn Kelompoktani; 13. Pendampingan Penyusunan RDK/RDKK; 14. Langganan Tabloid Pertanian bagi Penyuluh Pertanian PNS; 15. Langganan Majalah Pertanian bagi Kelembagaan Penyuluhan; 16. Penyusunan dan Penyebarluasan Materi Penyuluhan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota; 17. Penyusunan dan Penyebaran Media Informasi Spesifik Lokasi di BP3K; 18. Langganan Majalah Kebijakan Pertanian bagi Kelembagaan Provinsi dan Kabupaten/Kota; 19. Pengawalan dan Pendampingan Penyuluh di Lokasi Sentra Produksi Pangan Utama. 11 Final PEDOMAN_layout.indd 11 3/3/2015 11:48:30 AM

12 Final PEDOMAN_layout.indd 12 3/3/2015 11:48:30 AM

BAB III ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI A. Organisasi Pengelola Dana Dekonsentrasi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 58/Permentan/ KU.410/12/2009 tentang Pelimpahan Pengelolaan Kegiatan dan Tanggungjawab Dana Dekonsentrasi Provinsi Tahun Anggaran 2010 kepada Gubernur, Gubernur menetapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat Provinsi. Penyelenggaraan Kegiatan Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian dilaksanakan oleh Kepala Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani Penyuluhan Pertanian di Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satker Dana Dekonsentrasi Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian di Provinsi yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur. Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), Bendahara Pengeluaran dan Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) yang ditetapkan oleh KPA Satker Dana Dekonsentrasi Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian di Provinsi berdasarkan usulan Kepala Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di tingkat Provinsi. Dalam pelaksanaannya, Sekretariat Badan Koodinasi Penyuluhan/ Kelembagaan yang menangani penyuluhan di tingkat Provinsi secara fungsional berkoordinasi dengan BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di Kabupaten/Kota. Berdasarkan surat pejabat KPA Satker Dana Dekonsentrasi Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian di Provinsi, meminta kepada Kepala BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di Kabupaten/ Kota bertindak selaku penanggungjawab kegiatan Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian di Kabupaten/Kota sekaligus menunjuk pejabat Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan mengusulkan ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Penunjukan petugas tersebut ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku. 13 Final PEDOMAN_layout.indd 13 3/3/2015 11:48:31 AM

B. Mekanisme Kerja Pengelolalaan Dana Dekonsentrasi 1. Provinsi Untuk membantu Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian di Kabupaten/Kota, KPA meminta Bupati/Walikota untuk menetapkan BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota sebagai penanggungjawab pelaksana kegiatan Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian; a) Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi mengadakan rapat koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi dengan Penanggungjawab Kegiatan Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian di Kabupaten/Kota untuk membahas rencana pelaksanaan kegiatan Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian yang difasilitasi melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2015. Dengan mengundang Dinas teknis terkait, BPTP, UPT lingkup BPPSDMP; b) Berdasarkan hasil rapat koordinasi tersebut, Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi menyusun Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Provinsi yang bersangkutan selama satu tahun; c) Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi melakukan supervisi terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan untuk mengevaluasi keterlaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawab kabupaten/kota; d) Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi menyampaikan Laporan Triwulanan, Bulanan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi setiap minggu ke II pada triwulan berikutnya kepada Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Gedung D lantai V, Jalan Harsono RM. No. 3 Jakarta 12550, Email : Programpusluh@ yahoo.co.id. 14 Final PEDOMAN_layout.indd 14 3/3/2015 11:48:31 AM

2. Kabupaten/Kota a) Berdasarkan hasil rapat koordinasi di tingkat provinsi, Penanggungjawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten/Kota mengadakan pertemuan teknis untuk mensinergikan dan menyusun Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian selama satu tahun; b) Penanggungjawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten/Kota melakukan supervisi dan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan untuk mengevaluasi keterlaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawab kabupaten/kota; c) Penanggungjawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota menyampaikan Laporan Bulanan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota setiap minggu ke I pada bulan berikutnya kepada Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi dan ditembuskan ke Pusat Penyuluhan Pertanian; d) Dalam Pengelolaan Dana Dekonsentrasi, penanggungjawab kegiatan di Kabupaten/Kota dibantu oleh pelaksana teknis kegiatan (pejabat struktural). C. Mekanisme Pelaksanaan Keuangan 1. Proses Pengajuan Kegiatan a) Pengajuan Pelaksanaan Kegiatan (1) Penanggung Jawab Kegiatan berdasarkan Rencana Operasional Kegiatan (ROK) yang telah disusun menyampaikan usulan pelaksanaan kegiatan (termasuk permintaa uang muka kerja bila diperlukan) kepada Pejabat Pembuat Komitmen (P2K); (2) Apabila telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka Penanggung Jawab Kegiatan melaksanakan rencana kegiatan unit kerjanya; 15 Final PEDOMAN_layout.indd 15 3/3/2015 11:48:31 AM

(3) Atas dasar persetujuan tersebut untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dapat dimintakan uang muka kerja oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) kepada Bendahara Pengeluaran; (4) Penanggung Jawab kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan : ü Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan; ü Menyelesaikan bukti pertanggungjawaban keuangan (SPJ) b) Pengajuan Penyelesaian SPJ di Unit Kerja Pembuat Komitmen (1) Penanggung Jawab Kegiatan menyampaikan bukti-bukti pertanggung-jawaban keuangan (SPJ) dari Penanggung Jawab Kegiatan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui BPP untuk memeriksa secara cermat kebenaran dan keabsahan dokumen tersebut; (2) Selanjutnya Penanggung Jawab Kegiatan dan BPP meneliti bukti-bukti pengeluaran berikut kelengkapan persyaratannya, ketersediaan dana, ketepatan pembebanan dan perhitungannya; (3) BPP menatausahakan pertanggungjawaban keuangan; (4) Setelah mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen maka SPJ tersebut disampaikan kepada Petugas Penguji Tagihan/SPP (Verifikator); (5) Oleh petugas Verifikator SPJ tersebut diteliti dan diperiksa secara cermat kebenarannya dan keabsahan dokumen tersebut. SPJ yang dinyatakan lulus dari verifikasi, maka SPJ tersebut oleh Petugas Verifikasi akan disampaikan kepada Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (P4). Ababila SPJ 16 Final PEDOMAN_layout.indd 16 3/3/2015 11:48:31 AM

tersebut tidak lulus verifikasi akan dikembalikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Oleh Pejabat Penguji Tagihan dan Perintah Pembayaran (P4), SPJ tersebut mendapatkan persetujuan pembebanan, yang kemudian disampaikan ke Bendaharawan Pengeluaran; (6) Bendaharawan Pengeluaran akan meminta persetujuan pembayaran kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran; (7) Apabila Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran menyetujui pembayaran SPJ tersebut maka Bendaharawan pengeluaran mengusulkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (P4) yang apaila memenuhi persyaratan peraturan yang berlaku oleh Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran akan menerbitkan Surat Perintah Pembayaran/SPM; (8) Surat Perintah Pembayaran/SPM yang telah disetujui diteruskan ke Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara (KPPN) untuk proses pencairan dana; (9) Jika disetujui maka KPPN akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana/SP2D yang kemudian disampaikan ke Pejabat Perintah Pembayaran fan copynya disampaikan ke Bendahara Pengeluaran; (10) Copy SP2D dan copy SPM oleh Pejabat Perintah Pembayaran/SPM akan diteruskan ke Petugas Perintah Pembayaran/SPM untuk ditatausahakan, yang kemudian disampaikan ke Pejabat Sistem Akuntansi Pemerintahan/ SAP; (11) Pejabat Sistem Akuntansi Pemerintahan/SAP akan menatausahakan dan mengolah data-data SP2D dan SPM untuk menyusun Laporan Keuangan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. 17 Final PEDOMAN_layout.indd 17 3/3/2015 11:48:31 AM

c) Ketentuan Uang Muka (1) Pemberian uang muka dibatasi pada kegiatan-kegiatan yang karena sifat pekerjaannya membutuhkan uang muka kerja; (2) Permintaan uang muka kerja dirinci sesuai kebutuhan disampaikan kepada Pengeluaran untuk mendapat persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran; (3) Penerima uang muka bertanggung jawab atas penyeledaian uang muka kerja yang diterimanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; (4) Uang muka kerja yang diterima dari Bendahara Pengeluaran harus segera dipertanggungjawabkan (SPJ Rampung) selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah menerima uang tersebut dan apabila belum mempertanggungjawabkannya maka dibenarkan untuk diberikan uang muka baru; (5) Kuitansi untuk pembayaran uang m uka kerja dibuat rangkap dua, kuitansi yang asli dibukukan Bendahara Pengeluaran dan Lembar Kedua (copy) sebagai arsip BPP; (6) Pertanggungjawaban uang muka kerja adalah bukti-bukti pengeluaran yang sah berupa kuitansi berikut kelengkapan pendukungnya dengan daftar rincian penggunaan uang muka kerja dan kuitansi yang ditandatangani oleh PUMK dan Pejabat Pembuat Komitmen; (7) Apabila uang muka kerja sudah dipertanggungjawabkan oleh BPP, maka kuitansi asli uang muka ditulis tanggal lunas dan ditandatangani Bendahara Pengeluaran kemudia dikembalikan kepada PUMK dan kuitansi lembar keduanya diserahkan ke Bendahara Pengeluaran sebagai arsip. 18 Final PEDOMAN_layout.indd 18 3/3/2015 11:48:31 AM

2. Mekanisme Cara Pembayaran a. Ketentuan Pembayaran Melalui Uang Persediaan (1) Kuasa Pengguna Anggaran dapat mengajukan permintaan Uang Persediaan dengan menerbitkan SPM-UP; (2) Bendahara Pengeluaran dapat melakukan pembayaran melalui Uang Persediaan setinggi-tinginya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) kepada satu rekanan; (3) Uang persediaan dapat diberikan untuk keperluan belanja barang meliputi : keperluan sehari-hari perkantoran, belanja inventaris kantor, belanja pengadaan bahan makanan, belanja barang pelaksana Tupoksi, belanja barang operasional lainnya, belanja bahan, langganan daya dan jasa, jasa pos dan giro, biaya pemeliharaan gedung dan bangunan, biaya pemeliharaan gedung dan bangunan lainnya, biaya pemeliharaan peralatan dan mesin, biaya pemeliharaan peralatan dan mesin lainnya, serta belanja perjalanan biasa; (4) Perubahan (revisi) besaran uang persediaan sesuai kebutuhan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pembendaharaan Departemen Keuangan yaitu setinggi-tingginya 1/12 x pagu (jumlah dan MAK yang dapat dimintakan uang persediaan menurut ketentuan) untuk keperluan 1 (satu) bulan; (5) Pembayaran melalui uang persediaan untuk keperluan di luar jenis belanja (MAK) tersebut diatas (uang honor tidak tetap dan belanja perjalanan lainnya) dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pembendaharaan Departemen Keuangan dengan cara mengajukan permintaan tambahan uang persediaan; 19 Final PEDOMAN_layout.indd 19 3/3/2015 11:48:31 AM

b. Ketentuan Pembayaran Secara Langsung (LS) (1) Pembayaran pada dasarnya dilakukan secara langsung melalui penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS); (2) Pembayaran Langsung (LS) adalah pelaksanaan pembayaran yang dilakukan oleh KPPN kepada pihak yang berhak/keranan berdasarkan SPM-LS yang diterbitkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran atas nama pihak yang berhak sesuai bukti pengeluaran yang sah; (3) Pembayaran langsung dilakukan untuk keperluan pembayaran yang pelaksanaannya dilakukan oleh rekanan/pihak ketiga dalam rangka pengadaan barng/jasa yang bernilai diatas Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah); (4) Pembayaran langsung dilakukan untuk keperluan pembayaran gaji dan belanja pegawai lainnya; (5) Dalam menerbitkan SPM-LS harus memperhitungkan pajak-pajak yang timbul dan harus dibayar sebagai akibat pengeluaran yang dilakukan. D. Alur Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Agar pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi tahun 2015, dapat berjalan dengan baik dan efektif sesuai pelaksanaan penyuluhan pertanian maka perlu digambarkan bagan dan alur kegiatannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai hasil dan pelaporan. 20 Final PEDOMAN_layout.indd 20 3/3/2015 11:48:31 AM

BAGAN ALUR KERJA PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TA. 2015 E. Prosedur Pengajuan Revisi Dana Dekonsentrasi Penyuluhan Pertanian TA. 2015 1. Aspek Teknis a. Dalam pengajuan revisi DIPA/POK khususnya terkait dengan kegiatan teknis, KPA/PPK Provinsi harus mengusulkan revisi disertai alasan yang jelas kepada Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian cq. Bidang Program dan Informasi untuk diverifikasi/ ditelaah terlebih dahulu agar revisi tersebut sesuai mekanisme yang sudah dituangkan dalam juklak maupun juknis. b. Usulan Revisi DIPA/POK yang sudah mendapatkan persetujuan dari Pusat Penyuluhan Pertanian cq. Bidang Program dan Informasi akan segera ditindaklanjuti di Bagian Perencanaan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian untuk mendapatkan pengesahan. 21 Final PEDOMAN_layout.indd 21 3/3/2015 11:48:31 AM

c. Apabila revisi DIPA/POK tidak melalui verifikasi/telaahan dari Pusat Penyuluhan Pertanian cq. Bidang Program dan Informasi, dan ternyata kegiatan tersebut menjadi masalah dikemudian hari oleh tim pemeriksa maka kami tidak akan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. 2. Aspek Keuangan Untuk aspek keuangan, akan mengacu kepada peraturanperaturan yang berlaku. 22 Final PEDOMAN_layout.indd 22 3/3/2015 11:48:31 AM

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015 di Provinsi dan Kabupaten/Kota difokuskan pada kegiatan, sebagai berikut: A. Kelembagaan Penyuluhan yang Difasilitasi 1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Provinsi - Untuk meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinergitas dalam rangka peningkatan produksi strategis nasional diterbitkan peraturan Menteri Pertanian No. 131/ Permentan/ OT.140/12/2014 tentang Mekanisme dan Hubungan Kerja antar Lembaga yang membidangi Pertanian dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Nasional. - Dalam pencapaian sasaran tersebut, diperlukan dukungan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pertanian untuk menyamakan gerakan perangkat pelaksana penyelenggaraan penyuluhan di setiap tingkatan. - Pelaksanaan kegiatan peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Pertanian akan dilaksanakan pada periode Januari Desember 2015, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: a) Temu Koordinasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi Temu Koordinasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi dilaksanakan di 33 Provinsi, kegiatan ini dilakukan untuk membangun persamaan persepsi, meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinergitas antar instansi lingkup pertanian dan SKPD terkait. Tujuan Terpadunya pelaksanaan kegiatan dan anggaran Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang bersumber dari APBN dan APBD bersama-sama dengan Dinas teknis lingkup pertanian tingkat provinsi, Badan Pelaksana Penyuluhan(Bapeluh)/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian, dan Balai Pengkajian 23 Final PEDOMAN_layout.indd 23 3/3/2015 11:48:31 AM

Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi;Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian yang disinergikan dengan kegiatan dari Dinas teknis lingkup pertanian tingkat Provinsi, Bapeluh/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi, dalam rangka mendukung percepatan pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai. Sasaran Kepala Dinas Provinsi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota, Komisi Penyuluhan Pertanian Provinsi (KPPP), dan Penyuluh Pertanian Provinsi. Pelaksanaan : 1 (satu) kali Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Februari 2015 Metode Pelaksanaan Pertemuan Output ü Tersosialisasinya Permentan No.131 Tahun 2014 tentang mekanisme dan hubungan kerja antar lembaga yang membidangi pertanian dalam mendukung peningkatan produksi pangan strategis nasional. ü Terciptanya sinkronisasi kegiatan dan anggaran Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang bersumber dari APBN dan APBD dengan Dinas teknis lingkup pertanian tingkat Provinsi, Badan Pelaksana Penyuluhan (Bapeluh)/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi. ü Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian khususnya kegiatan pengawalan dan pendampingan pelaksanaan GP-PTT, RJIT, dan POL yang 24 Final PEDOMAN_layout.indd 24 3/3/2015 11:48:31 AM

disinergikan dengan kegiatan dari Dinas teknis lingkup pertanian tingkat Provinsi, Bapeluh/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh di Provinsi/Satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Laporan ü Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Temu Koordinasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi; ü Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. b) Pengembangan Database Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi Kegiatan Pengembangan Database Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi dilaksanakan di 33 provinsi melalui pemutakhiran data dan informasi penyuluhan pertanian (data dan informasi tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Kelembagaan Petani, dan Kelembagaan Ekonomi Petani dan Materi Penyuluhan) melalui SMIPP yang meliputi SIMLUHTAN dan Cyber Extension. Pemuktakhiran data dan informasi dilakukan oleh petugas admin yang telah dilatih dan bagi provinsi agar mensosialisasikan penggunaan SMIPP sampai ke tingkat kabupaten/kota. Tujuan Menyediakan data dan informasi penyuluhan pertanian yang akurat dan mutakhir, termasuk yang berkaitan dengan potensi peningkatan IP, produktifitas, luas sawah, luas tanam, luas panen, dan CP/CL penerima manfaat dalam program swasembada padi, jagung dan kedelai. 25 Final PEDOMAN_layout.indd 25 3/3/2015 11:48:31 AM

Sasaran BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota Pelaksanaan : 1 (satu) Paket Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Desember 2015 Metode Pelaksanaan ü Kompulasi, verifikasi dan input data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat provinsi dan kabupaten/kota; ü Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita ü Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan; ü Penyusunan profil database penyuluhan pertanian tingkat provinsi; ü Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap triwulan dalam 1 tahun. Output ü Tersedianya data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat kabupaten/kota yang akurat dan mutakhir; ü Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh di Provinsi/Satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Laporan Membuat Laporan Pengembangan Database Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi. 26 Final PEDOMAN_layout.indd 26 3/3/2015 11:48:31 AM

c) Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten/Kota Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian dilaksanakan oleh 33 Provinsi kepada Kabupaten/Kota dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Pembinaan dilaksanakan melalui pendekatan kepada BP4K/ Kelembagaan yang menangani penyuluhan di Kabupaten/ Kota agar mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian secara efektif dan efisien. Tujuan Meningkatkan kualitas penyuluhan pertanian di BP4K/ Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian, khususnya dalam rangka pengawalan dan pendampingan penyuluh pada kegiatan GP-PTT, RJIT, dan POL. Sasaran BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota. Pelaksanaan : 1 (satu) Paket Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Desember 2015 Metode Pelaksanaan Kunjungan, Pertemuan dan Rapat-rapat Output Diketahuinya kualitas penyelenggaraan penyuluhan pertanian di BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di kabupaten/kota. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian provinsi. Laporan Membuat Laporan Pelaksanaan Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi 27 Final PEDOMAN_layout.indd 27 3/3/2015 11:48:31 AM

d) Administrasi Kegiatan Administrasi Kegiatan di Provinsi dilaksanakan di 33 provinsi untuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian dalam mendukung Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian. Tujuan ü Menyediakan honorarium petugas yang terkait dengan operasional Satker, petugas SAI dan petugas SIMONEV; ü Menyediakan bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat-menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan provinsi ke pusat; ü Melaksanakan koordinasi dan konsultasi. Sasaran Pelaksana Satker Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Pelaksanaan : 1 (satu) Tahun Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Desember 2015 Metode Pelaksanaan ü Penyaluran Honorarium petugas yang terkait dengan Operasional Satker, Petugas SAI dan Petugas SIMONEV; ü Pengadaan bahan dan ATK; ü Koordinasi dan Konsultasi. Output ü Diterimanya honorarium petugas yang terkait dengan operasional Satker, petugas SAI dan petugas SIMONEV; ü Tersedianya bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat-menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan provinsi ke pusat; ü Terlaksananya koordinasi dan konsultasi. 28 Final PEDOMAN_layout.indd 28 3/3/2015 11:48:31 AM

Penyelenggara Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian provinsi. Laporan Perjalanan Dinas dalam rangka Perencanaan, Koordinasi dan Konsultasi ke Pusat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan dana di tingkat provinsi; Laporan Bulanan, Triwulanan, dan Tahunan Tingkat Provinsi (format terlampir) paling lambat diterima tanggal 10 pada periode/bulan berikutnya, yang meliputi rekapitulasi kegiatan di kabupaten/kota dan kegiatan di provinsi dengan alamat e-mail: penyuluhan@pertanian. go.id; Pusat Penyuluhan Pertanian akan menginformasikan keragaan penerimaan laporan bulanan/triwulanan/ tahunan kepada Satker Provinsi setiap 6 bulan sekali yang selanjutnya sebagai bahan penilaian dan pemberlakuan "Punishment" pada tahun berikutnya. e) Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan di Provinsi Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Tingkat Provinsi dilaksanakan di 33 provinsi yang merupakan bagian dari proses manajemen dalam suatu kegiatan pertanggungjawaban. Tujuan ü Melakukan pendampingan pelaksanaan kegiatan GP-PTT, RJIT dan POL mulai dari pengolahan lahan, penananaman, pemeliharaan dan panen; ü Mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan; ü Mengetahui tingkat kemajuan pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/ tindakan yang diperlukan; 29 Final PEDOMAN_layout.indd 29 3/3/2015 11:48:31 AM

ü Menyediakan umpan balik dari seluruh stakeholders dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian; Sasaran Kepala BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian Kabupaten/Kota dan Pimpinan Balai Penyuluhan di Kecamatan Pelaksanaan : 1 (satu) Tahun Waktu Pelaksanaan Bulan Februari - Desember 2015 Metode Pelaksanaan Kunjungan lapangan ke BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian Kabupaten/Kota dan Balai Penyuluhan di Kecamatan Output ü Diketahuinya tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di kabupaten/kota dan kecamatan; ü Diketahuinya tingkat kemajuan pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/ tindakan yang diperlukan; ü Tersedianya umpan balik dari seluruh stakeholders dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian provinsi. Laporan ü Membuat Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi di Provinsi; 30 Final PEDOMAN_layout.indd 30 3/3/2015 11:48:32 AM

ü Membuat Laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan yang harus di serahkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten/ Kota Dalam menghadapi tantangan dalam pencapaian sasaran saat ini diperlukan sinergitas dan koordinasi antar instansi lingkup pertanian dan SKPD terkait dalam Pelaksanaan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di tingkat Kabupaten/Kota. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota dialokasikan di 506 Kabupaten/Kota yang akan dilaksanakan pada bulan Januari Desember 2015 dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: a) Temu Teknis Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota Temu Teknis Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan di 506 Kabupaten/Kota dengan Dinas teknis lingkup pertanian kabupaten/kota, kegiatan ini dilakukan sebagai tindaklanjut hasil Temu Koordinasi Tingkat Provinsi untuk membangun persamaan persepsi dan mensinergikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan di kabupaten/kota serta mendukung pencapaian swasembada padi dan peningkatan produksi jagung dan kedelai. Tujuan ü Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan penyuluhan yang bersumber dari APBN dan APBD bersamasama dengan Dinas teknis lingkup pertanian tingkat kabupaten/kota, khususnya untuk mendukung pencapaian swasembada padi,dan peningkatan produksi jagung dan kedelai yang diintegrasikan dalam Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) ; ü Menyusun rencana monitoring, evaluasi dan supervisi kegiatan penyelenggaraan penyuluhan, termasuk rencana pengawalan dan pendampingan pelaksanaan GP-PTT, POL, RJIT ; 31 Final PEDOMAN_layout.indd 31 3/3/2015 11:48:32 AM

ü Mensosialisasikan pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian dalam mendukung pencapaian swasembada padi dan peningkatan produksi jagung dan kedelai. Sasaran Kepala Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota, Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan, Peneliti Pendamping, Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPTP) Mantri Tani, Ketua Kelompoktani, Penyuluh Pertanian Kabupaten/Kota. Pelaksanaan : 1 (satu) kali Waktu Pelaksanaan Paling lambat bulan April 2015 atau sebelum musim tanam Metode Pelaksanaan Pertemuan Output ü Terkoordinasinya pelaksanaan kegiatan dan tersusunya rencana kerja penyelenggaraan penyuluhan pertanian tingkat Kabupaten/Kota, khususnya untuk mendukung pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai; ü Tersusunnya rencana monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan penyuluhan, termasuk rencana pengawalan dan pendampingan pelaksanaan GP-PTT, POL, dan RJIT; ü Tersosialisasikannya pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian dalam mendukung swasembada padi, jagung dan kedelai. Penyelenggara BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di Kabupaten/Kota Laporan ü Merumuskan Hasil dan Rencana Tindak Lanjut kegiatan penyelenggaraan penyuluhan tingkat Kabupaten/Kota; 32 Final PEDOMAN_layout.indd 32 3/3/2015 11:48:32 AM

ü Membuat Laporan Pelaksanaan Kegiatan Temu Teknis Penyuluhan Tingkat Kabupaten/Kota; b) Pengembangan Database Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota Kegiatan Pengembangan Database Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan di 506 Kabupaten/ Kota melalui pemutakhiran data dan informasi penyuluhan pertanian (data dan informasi tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Kelembagaan Petani, dan Kelembagaan Ekonomi Petani dan Materi Penyuluhan) melalui SMIPP yang meliputi SIMLUHTAN dan Cyber Extension. Pemuktakhiran data dan informasi dilakukan oleh petugas admin yang telah dilatih dan bagi kabupaten/kota agar mensosialisasikan penggunaan SMIPP sampai ke tingkat kecamatan. Tujuan Menyediakan data dan informasi penyuluhan pertanian yang akurat dan mutakhir, termasuk yang berkaitan dengan potensi peningkatan IP, produktivitas, luas sawah, luas tanam, luas panen, dan CP/CL penerima manfaat dalam program swasembada padi, jagung, dan kedelai. Sasaran BP4K/Kelembagaan yang membidangi penyuluhan kabupaten/ kota Pelaksanaan : 1 (satu) Paket Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Desember 2015 Metode Pelaksanaan ü Kompulasi, verifikasi dan input data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat kabupaten/kota dan kecamatan; 33 Final PEDOMAN_layout.indd 33 3/3/2015 11:48:32 AM

ü Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita khususnya untuk mendukung program swasembada padi, jagung dan kedelai; ü Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan; ü Penyusunan profil database penyuluh pertanian tingkat kabupaten/kota khususnya yang melakukan pengawalan pendampingan pelaksanaan GP-PTT, POL, dan RJIT; ü Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap triwulan dalam 1 tahun. Output - Tersedianya data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat kabupaten/kota yang akurat dan mutakhir khususnya dilokasi sentra produksi padi, jagung dan kedelai; - Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita. Penyelenggara BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota. Laporan Membuat Laporan Pengembangan Database Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota. c) Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan di Kabupaten/Kota Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan di Kabupaten/Kota dilaksanakan di 506 Kabupaten/Kota yang merupakan bagian dari proses manajemen dalam suatu kegiatan pertanggungjawaban. Tujuan ü Melakukan pendampingan pelaksanaan kegiatan GP- PTT, POL dan RJIT oleh penyuluh dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan panen. 34 Final PEDOMAN_layout.indd 34 3/3/2015 11:48:32 AM

ü Mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di Tingkat Kecamatan; ü Mengetahui tingkat kemajuan kegiatan baik yang sedang berjalan maupun yang telah selesai sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/tindakan yang diperlukan; ü Menyediakan umpan balik dari seluruh stakeholders dalam rangka penyempurnaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Sasaran Pimpinan Balai Penyuluhan di Kecamatan/Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan. Pelaksanaan : 1 (satu) Tahun Waktu Pelaksanaan Bulan Februari - Desember 2015 Metode Pelaksanaan Kunjungan lapangan ke Balai Penyuluhan di Kecamatan Output ü Terlaksananya pendampingan pelaksanaan kegiatan GP- PTT, POL, RJIT oleh penyuluh mulai dari pengolahan lahan, penananman, pemeliharaan dan panen; ü Diketahui tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di kecamatan; ü Diketahuinya tingkat kemajuan pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/ tindakan yang diperlukan; ü Tersedianya umpan balik dari seluruh stakeholders dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian. Penyelenggara BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota. 35 Final PEDOMAN_layout.indd 35 3/3/2015 11:48:32 AM