BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

KAJIAN ASPEK KECEPATAN DALAM TEKNOLOGI MEMBANGUN GEDUNG DI INDONESIA Studi Kasus : Perumahan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

Pengembangan Kerangka Model

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ),

STUDI DESAIN DINDING PREFABRIKASI RUMAH MASSAL DARI ASPEK KECEPATAN MEMBANGUN TESIS. DINA OLIVIA NIM Program Studi Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Keruntuhan Bangunan Akibat Gempa Bumi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana

STUDI PERBANDINGAN HARGA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

SMART SOLUTIONS FOR MULTISTOREY BUILDINGS OLEH : IR. H. SULISTYANA, MT

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. efisien, ekonomis, mudah didapat dan bahan dasar yang melimpah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1 Subandono Diposaptono, Rehabilitasi Pascatsunami yang Ramah Lingkungan, Kompas 20

PENGEMBANGAN MODEL PROSES PRODUKSI PEMBANGUNAN RUMAH PASCA BENCANA BERBASIS KEMAMPUAN LOKAL DI INDONESIA

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG MANAJEMEN TEMPAT PEMBANGUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

Rumah bambu plaster Belanda di Jatiroto Prototipe Rumah Bambu Plaster

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSTRUKSI PONDASI TAPAK DAN SLOOF PADA STRUKTUR BAWAH RUMAH SEDERHANA SATU LANTAI (171S)

DAFTAR ISI. Desain Premis... BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa Bumi di Indonesia... 1

EFISIENSI HARGA METODE PRACETAK PADA BANGUNAN BERTINGKAT RUSUNAWA PROTOTIPE DI WILAYAH JAKARTA DAN PAPUA

BETON PRACETAK - PRECAST CONCRETE

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 EcoArk di China. Sumber: darkasih.(2012). EcoArk, Bangunan Dari 1,5 Juta Botol Plastik.(2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. mahal, dan hal ini tidak dibarengi dengan ketersediaan rumah landet house

STUDY PERBANDINGAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG METODE PELAKSANAAN PRECAST

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Bab tinjauan pustaka berisi tentang masalah kejadian-kejadian gempa

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan sekarang, yaitu dengan pesatnya perkembangan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang begitu pesat, maka

METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

Modifikasi Struktur pada Proyek Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta Menggunakan Value Engineering

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

RANCANGAN PROGRAM MATA KULIAH KELOMPOK BIDANG KEAHLIAN STRUKTUR DAN KONSTRUKSI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan

SISTEM KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA PADA PERBAIKAN RUMAH WARGA DI DAERAH ROB (Studi Kasus : Kelurahan Kemijen, Semarang Timur)

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB I PENDAHULUAN. an. Hanya dalam dua tahun setelah meluncurkan Six Sigma, Motorola. mendapatkan penghargaan Malcolm Baldrige National Quality Award.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

PERENCANAAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT KANKER EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT) DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA

DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kali kita membahas tentang konstruksi bangunan, tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pada dasarnya hunian tidak dapat dilihat sebagai tempat hidup saja

MODEL DESAIN RUMAH SUSUN DENGAN PENDEKATAN PROTOTIPE DAN PREFABRIKASI UNTUK MEMPERCEPAT PENGADAAN RUMAH. Djumiko

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN

Struktur dan Konstruksi II

Pekerjaan Plat Lantai dan Instalasi Pipa Listrik pada Vihara Cinta Kasih Palembang BAB I PENDAHULUAN

SISTEM SAMBUNGAN PADA PONDASI TAPAK BETON BERTULANG

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi laut punya peranan sangat penting dalam dunia perdagangan


UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Ganjil Tahun 2011/2012

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 73

STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER

Struktur dan Konstruksi II

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BETON PRA-CETAK UNTUK RANGKA BATANG ATAP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lantai.satu keuntungan tambahan dari system rangka baja Staggered Truss ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci : metode bekisting table form

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pembangunan perumahan secara massal dilakukan melalui sistem industrialisasi. Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, industrialisasi mulai berkembang sejak tahun 1970an, untuk mengurangi masalah kekurangan perumahan dan masalah-masalah sosial akibat perumahan yang tidak layak. Industrialisasi adalah suatu proses perubahan terhadap sistem, metoda, dan tujuan industri manufaktur skala besar. Dalam industri perumahan; sistem, metoda, dan kemampuan dan teknik manajemen akan diterapkan terhadap semua segmen dari keseluruhan proses. Tujuan dari industrialisasi perumahan adalah memenuhi kebutuhan perumahan yang meningkat dengan cepat, memenuhi persyaratan fleksibilitas pada unit tempat tinggal sebagai penyesuaian terhadap perkembangan kebutuhan penghuni, serta menghasilkan tipe-tipe rumah yang dapat beradaptasi terhadap perubahan sosial ekonomi dan teknologi.(grubb,1972) Saat ini kebutuhan perumahan di Indonesia diperkirakan adalah 800.000 unit per tahunnya. Jumlah ini belum termasuk kesenjangan rumah yang belum terpenuhi yang pada akhir tahun 2003 mencapai 5,93 juta unit (9,43 %). Apabila backlog tersebut difasilitasi selama 17 tahun hingga tahun 2020 maka tiap tahun diperkirakan terdapat 1,153 juta unit rumah yang perlu difasilitasi. Pada saat ini pertumbuhan pemenuhan perumahan baru masih sangat terbatas, yaitu sekitar 300.000 unit pertahunnya, baik melalui pasar perumahan, subsidi pemerintah, maupun swadaya masyarakat.(kimpraswil, 2004) Untuk melaksanakan pembangunan rumah dalam jumlah besar dan membutuhkan komponen bangunan yang banyak, pendekatan yang harus dilakukan oleh Indonesia adalah melalui penerapan metoda industrialisasi dengan sistem membangun prefabrikasi dengan tujuan bahwa memproduksi komponen- 1

komponen bangunan secara massal dengan harga murah dan mutu terkontrol. (Russell, 1980) Konsep prefabrikasi telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, yang berakar dari kebiasaan berburu, peralatan perang, seni, dan konstruksi yang menunjukan keberadaan dan eksistensi manusia. Prefabrikasi berdasar atas sistem pengembangan, baik konseptual maupun aktual, yang menghasilkan produksi bagian-bagian yang dapat digunakan dalam berbagai cara. Ketika arsitektur telah menjadi bagian dari ekspresi budaya, prefabrikasi menemukan perannya dalam dunia arsitektur melalui tangan Andrea Palladio, seorang arsitek Italia yang pada masanya banyak membangun istana dan villa. Palladio mulai berpikir mengenai kebutuhan untuk membuat bentuk standar yang optimal, misalnya kolom dan tangga, yang dapat membantunya untuk mengatasi beban pekerjaan yang padat dan tetap dapat memenuhi berbagai macam bentuk desain. Maka dimulailah prefabrikasi elemen-elemen bangunan. Sistem prefabrikasi untuk perumahan sendiri, berkembang pada jaman Demam Emas (Gold Rush) di Amerika Serikat, dimana para pemukim membawa material prefabrikasi untuk membangun rumah barunya di daerah Barat. Rumah prefabrikasi adalah rumah yang konstruksi pembangunannya cepat karena menggunakan modul hasil fabrikasi industri. Komponen-komponennya dibuat dan sebagian dipasang oleh pabrik (off site). Setelah semuanya siap, kemudian diangkut ke lokasi, disusun kembali dengan cepat, sehingga tinggal melengkapi utilitas (utility) serta pengerjaan akhir (finishing). Dengan demikian, beberapa manfaat seperti waktu konstruksi yang cepat, lingkungan pembangunan yang lebih bersih, dan biaya yang lebih murah, dapat diraih. Karena biasanya berdasar atas modul, maka keleluasaaan pemilihan desain pun menjadi terbatas pada apa yang telah tersedia. Namun ini tidak mengurangi minat pasar untuk terus menggunakannya. 2

Pada awal abad ke 20 rumah rakitan menjadi tren sehingga antara tahun 1908 sampai 1940 Sears Roebuck menjual sekitar 75.000 rumah prefabrikasi. Kegagalan rumah prefabrikasi yang paling terkenal adalah Lustron Homes, yang terbuat dari rangka baja dan dilapisi oleh panel baja berwarna-warni. Berdiri tahun 1948, hanya berhasil terjual sebanyak 3.000 rumah sehingga pada tahun 1950 mengalami kebangkrutan. Gambar 1. Rumah Prefabrikasi di Levittown, New York Sumber : A Prefabricated Framing and Enclosure System : Economy, Flexibility, and Applications (Hilgeman, 2004) Di Eropa (terutama negara-negara Baltik) dan Jepang rumah prefabrikasi mempunyai satu definisi, yaitu rumah dengan modul tertentu dan dibangun layaknya rumah biasa (dari satu lantai sampai low rise house). Bedanya adalah sebagian dari komponennya diselesaikan di pabrik. Setelah Perang Dunia II, dengan banyaknya proyek rehabilitasi permukiman atau pembangunan massal, rumah prefabrikasi banyak menjadi pilihan karena kecepatan pembangunannya dan murah. Kayu banyak digunakan sebagai pilihan utama material bangunan karena sifat fleksibilitasnya dan menyangkut penguasaan teknologi pada saat itu. 3

Pada saat ini, material yang digunakan untuk rumah prefabrikasi sudah cukup beragam, seperti beton pracetak, baja ringan, kayu lapis, dan material lainnya. Karena sifatnya yang produksi massal, masyarakat dapat memilih rumah tersebut melalui katalog maupun ruang pamer. Gambar 2. Rumah Prefabrikasi karya Werner Aisslinger dan Michelle Kaufmann Sumber : www.beritaiptek.com, 2006 Semakin berkembangnya sistem prefabrikasi, rumah-rumah prefabrikasi tidak lagi dianggap sebagai rumah semi permanen. Bahkan di Jepang anggapan rumah prefabrikasi adalah rumah sementara tidak ada lagi. Objektivitas ini didukung oleh budaya bermukim di Jepang dan erat hubungannya dengan dasar-dasar rumah Jepang itu sendiri, seperti adanya kebiasaan penggunaan modul untuk ukuran ruang (jou, ken, kiwari, dan sebagainya). Perkembangan aspek-aspek kenyamanan, gaya, fungsi, kekuatan, kemudahan perawatan, dan keterjangkauan dari rumah prefabrikasi ini menjadikannya mengalami peningkatan dalam penjualan. 4

Gambar 3. Denah Rumah Prefabrikasi Daiwa House Sumber : www.beritaiptek.com, 2006 Gambar 4. Tampak Rumah Prefabrikasi Daiwa House Sumber : www.beritaiptek.com, 2006 5

Dengan mempercepat jangka waktu konstruksi dan pengerjaan di lokasi, kualitas terkontrol di pabrik, maka beberapa masalah yang berhubungan dengan biaya konstruksi dan gangguan terhadap lingkungan saat konstruksi sedikit banyak bisa tereduksi. Selain itu respon terhadap isu berkeberlanjutan mulai lebih diperbaharui dengan pemanfaatan material-material bangunan ramah lingkungan (eco friendly materials), seperti penggunaan bahan-bahan daur ulang (recycled materials) dan sistem fisika bangunannya pun lebih bertumpu pada solar atau hybrid power system. Sistem prefabrikasi di Indonesia sebenarnya sudah digunakan sejak jaman pendudukan Belanda. Sistem ini pernah dipakai pada beberapa rumah di daerah Jl. Gempol Bandung dan merupakan contoh metode konstruksi dinding pracetak dengan menggunakan bambu plaster (Widyowijatnoko, 1999). Pada perkembangannya sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan rumah prefabrikasi di Indonesia, antara lain yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Pengembangan Pemukiman yaitu RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) dan Smart Modula yang dikembangkan oleh Akademi Teknik Mesin Industri Surakarta. RISHA merupakan inovasi sistem teknologi konstruksi pracetak dari komponenkomponen bangunan. Sistem RISHA diarahkan pada sistem pabrikasi dari komponen-komponennya sehingga kontrol kualitas akan lebih mudah dilakukan. Gambar 5. RISHA 6

Sementara Smart Modula menitikberatkan pada pengembangan rumah tradisional yang tahan gempa. Rumah tradisional itu tidak memiliki pondasi, tetapi didirikan di atas umpak. Dinding juga tidak menahan beban, sedangkan yang menahan beban adalah struktur kolom dan pilar. Dari konsep inilah lahir konstruksi Smart Modula yang mampu menahan goncangan gempa hingga 8,3 skala Richter seperti gempa yang terjadi di Nias. Gambar 6. Rumah Smart Modula Sumber : www.atmi.ac.id, 2004 Menurut Siswono Yudohusodo dalam bukunya Rumah Untuk Seluruh Rakyat (1991) salah satu sarana pendukung yang ikut menentukan sukses tidaknya program pembangunan perumahan rakyat adalah produksi bahan bangunan dan distribusinya, harga, jumlah dan mutunya, serta penguasaan teknologi pembangunan perumahan oleh masyarakat. Pembinaan industri bahan bangunan dan komponen bangunan melalui standarisasi dan peningkatan mutu produksi merupakan faktor yang penting untuk mendukung program pembangunan perumahan rakyat dalam skala besar. Dalam pembinaan ini diutamakan bahan bangunan dan komponen bangunan yang diperlukan untuk mewujudkan struktur bangunan dan berfungsinya bangunan rumah. Dalam proses pembangunan perlu dikembangkan berbagai sistem dan teknologi untuk mengurangi biaya pembangunan, sesuai dengan sasaran pembangunan dan kemampuan masyarakat. Pengurangan biaya pembangunan salah satunya dapat 7

dilakukan melalui pengurangan masa konstruksi, sehingga diperlukan sistem komponen yang menunjang kecepatan membangun. Pengurangan biaya pembangunan salah satunya dapat dilakukan melalui pengurangan masa konstruksi, sehingga diperlukan teknologi komponen yang menunjang kecepatan membangun. Salah satu cara untuk mencapai kecepatan membangun adalah dengan menggunakan teknologi prefabrikasi dalam proses konstruksi. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem prefabrikasi berupa panel dinding berusuk, dimana dinding merupakan bagian yang cukup signifikan dalam proses konstruksi yang dapat mempengaruhi kecepatan membangun. Panel berusuk merupakan penggabungan antara sistem panel dan sistem blok. Metoda pengembangan desain adalah membandingkan dan mengevaluasi lima sistem prefabrikasi yang telah dikembangkan berdasarkan aspek kecepatan membangun. Dari hasil evaluasi tersebut diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan membangun yang kemudian dijadikan kriteria desain. Berdasarkan kriteria tersebut kemudian dikembangkan suatu usulan desain panel dinding yang cepat bangun berupa panel berusuk. 1.2. Pertanyaan Penelitian Dari latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, yaitu perlunya suatu sistem pembangunan massal melalui sistem prefabrikasi yang mempertimbangkan aspek kecepatan membangun, maka didapatkan suatu pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana mengembangkan sistem prefabrikasi terutama komponen dinding melalui aspek kecepatan membangun untuk pembangunan rumah secara massal? 8

1.3. Rumusan Masalah Dari pertanyaan penelitian yang menjadi dasar penelitian ini, didapatkan rumusan masalah yang dikembangkan menjadi sub pertanyaan penelitian, yaitu : 1. Bagaimana memanfaatkan keunggulan dan kekurangan sistem prefabrikasi yang telah dikembangkan untuk mengembangkan sistem prefabrikasi baru yang telah mempertimbangkan kecepatan membangun? 2. Bagaimana kemungkinan variasi komponen yang dapat dihasilkan? 3. Bagaimana keunggulan dan kekurangan sistem prefabrikasi baru? 4. Bagaimana tipologi rumah yang dihasilkan dari variasi komponen? 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui keunggulan dan kekurangan sistem prefabrikasi terdahulu untuk kemudian dikembangkan menjadi sistem prefabrikasi baru. 2. Mengetahui varian komponen yang dapat dihasilkan 3. Menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem prefabrikasi baru 4. Mengetahui tipologi rumah yang dapat dihasilkan dari variasi komponen tersebut 1.4.2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Dalam dunia ilmu arsitektur adalah memberikan masukan mengenai potensi sistem dan konstruksi lokal yang dapat dijadikan produk industri manufaktur 2. Sebagai salah satu metoda alternatif atau rekomendasi untuk penyediaan rumah bagi masyarakat, terutama rumah sederhana sehat. 9

3. Memajukan industri konstruksi di Indonesia, dari aspek sistem membangun dan ditujukan untuk mengembangkan industri perumahan, sehingga pembangunan lebih cepat dan dengan kualitas lebih baik. 4. Mengembangkan industri lokal yang padat karya untuk menunjang pengadaan komponen-komponen prefabrikasi. 1.5. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan industri konstruksi, melalui penerapan sistem prefabrikasi dalam pembangunan perumahan dan sebagai masukan bagi pengembangan industri komponen lokal yang padat karya. Penelitian diupayakan agar dapat membuka berbagai kemungkinan penelitian lanjutan yang akan melengkapi penelitian ini. 1.6. Batasan Penelitian Untuk melakukan penelitian ini, agar lebih terarah diperlukan adanya batasanbatasan penelitian. Yang menjadi batasan-batasan dalam penelitian ini adalah mengenai sistem prefabrikasi yang diarahkan pada kecepatan membangun untuk pembangunan rumah secara massal. Karena penelitian ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, maka yang menjadi parameter desain adalah aspek kecepatan membangun. Kecepatan membangun yang diukur hanyalah kecepatan konstruksi masingmasing komponen di lapangan dan tidak termasuk kecepatan produksi komponen di pabrik. Berat dan modul panel dipertimbangkan karena mempengaruhi sistem transportasi dan pendirian, sistem joint, handling equipment dan tinggi bangunan yang dapat dicapai. Penelitian ini dilakukan pada sistem prefabrikasi secara umum, belum mempertimbangkan penerapan pada kasus-kasus khusus, seperti rekonstruksi pasca bencana. Penelitian ini menekankan pada kecepatan pemasangan dinding, 10

dan hanya mempertimbangkan faktor struktur saja. Walaupun dikembangkan dalam skala kecil, akan tetapi sistem prefabrikasi ini memiliki potensi apabila dikembangkan untuk skala besar. Selain itu penelitian ini diarahkan kepada pengembangan industri konstruksi, terutama untuk penyediaan rumah-rumah untuk golongan tertentu sehingga luasan 36 m 2 menjadi batasan dalam penelitian ini. Pengembangan sistem prefabrikasi dikonsentrasikan pada pengembangan konstruksi dinding secara mendetail. Potensi ekonomi dari desain ini adalah adanya penghematan biaya yang diperoleh dari penghematan waktu dan tenaga kerja dan return of investment yang dapat diperoleh dengan cepat. Biaya dari segi fabrikasi komponen tidak diperhitungkan. Penelitian ini dilakukan hanya sampai tahap usulan desain komponen. Sedangkan mengenai pembuatan prototipe dan pengujian tidak termasuk dalam penelitian ini. 1.7. Sistematika Pembahasan Bab I : PENDAHULUAN Merupakan pengantar yang berisi latar belakang penelitian, dimana terdapat uraian mengenai kebutuhan perumahan dalam jumlah banyak dan dapat dibangun dengan cepat sehingga dibutuhkan suatu penelitian mengenai sistem prefabrikasi untuk pembangunan secara massal. Bab II : TINJAUAN LITERATUR Berisi kajian literatur mengenai sistem prefabrikasi, komponen dan material, sistem pembangunan massal dan penelitian mengenai sistem prefabrikasi yang pernah dilakukan. 11

Bab III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi tahapan penelitian, pola pikir penelitian, metoda-metoda yang digunakan dalam menjalankan penelitian ini, yaitu metoda kompilasi data, metoda pengolahan data serta metoda analisis data. Bab IV : ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI Pada bab ini diuraikan mengenai hasil analisis mengenai kekurangan dan kelebihan sistem prefabrikasi terdahulu dari kecepatan membangun, analisis gaya, analisis berat komponen, analisis modul komponen dan konsep sistem prefabrikasi yang akan dikembangkan kemudian. Bab V : PENGEMBANGAN USULAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI Merupakan bagian yang berisi uraian mengenai pengembangan usulan desain komponen dinding prefabrikasi, desain rumah, tipe komponen, material yang digunakan, serta sistem struktur dan konstruksi. Kesimpulan yang dikeluarkan pada bab ini merupakan langkah atau konsep awal dalam membuat kesimpulan akhir. Bab VI : KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab akhir dari penulisan yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian mengenai sistem prefabrikasi dari aspek kecepatan membangun dan dapat memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. 12