BAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN PROPRIOSEPTIF EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA PEMAIN SEPAK BOLA DENGAN FUNCTIONAL ANKLE INSTABILITY DI SSB PEGOK

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO)

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dengan sabda

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak anak mengalami proses pertumbuhan fisik yang berbeda

PELATIHAN PROPRIOSEPTIF EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA PEMAIN SEPAK BOLA DENGAN FUNCTIONAL ANKLE INSTABILITY

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada olahraga bulutangkis terdapat teknik yang seringkali dilakukan untuk memasukkan kok/shuttlecock ke dalam bidang lawan,

BAB I PENDAHULUAN. beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai tuntutan lingkungan hidup terhadap dirinya, untuk dapat. dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah pemainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

Hendra Muliyadi 1, M. Rif at 2, Wakidi 3

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan olahraga yang cukup populer, digemari dan paling

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. agar tidak kemasukan bola dari regu lawan dengan aturan-aturan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Colin Mathers, koordinator divisi kematian dan penyakit di WHO,

BAB I. sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada. kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk biopsikososial memerlukan kondisi yang sehat agar mampu menjalankan berbagai peranannya dalam masyarakat dan mampu beradaptasi dengan lingkungan. Kondisi yang sehat merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan menggunakan kapasitas fisik yang dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktifitas fungsional dan aktifitas fisik. Aktifitas fisik yang banyak dilakukan agar tercapai kondisi yang sehat adalah dengan melakukan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu dengan tujuan meningkatkan efisiensi fungsi tubuh yang hasil akhirnya meningkatkan kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga adalah aktifitas fisik yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan aturan tertentu secara sistematis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain lain dilakukan dengan mengandung unsur rekreasi serta memiliki tujuan khusus tertentu. Di dalam melakukan aktivitas olahraga, setiap manusia memiliki tujuan yang berbeda, yaitu rekreasi, pendidikan, kesehatan, kesegaran jasmani dan prestasi (Nala, 2011). 1

2 Sepak bola adalah salah satu olahraga paling populer di dunia. Saat ini FIFA mempersatukan 203 asosiasi nasional dan mewakili sekitar 200 juta pemain aktif, dimana sekitar 40 juta adalah perempuan (Adamczyk, 2002). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Federation Internationale de Football Association (FIFA) pada tahun 2001 menyatakan bahwa sepak bola adalah olahraga paling populer dimainkan saat ini. Survei ini menunjukkan bahwa lebih dari 240 juta orang memainkan olahraga sepak bola di lebih dari 200 negara di hampir setiap bagian dari dunia (Nonalisa, 2013). Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh 11 orang dari masing- masing regu termasuk seorang penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan dengan seluruh anggota tubuh kecuali dengan kedua lengan (tangan). Jadi sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang dengan tujuan memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan oleh lawan. Secara umum setiap pertandingan dilaksanakan dalam waktu 2 X 45 menit dengan panjang lapangan 110 m dan lebar 70 m (Johan, 2012). Dalam melakukan olahraga sepak bola, seorang pemain sepak bola tentu tidak terlepas dari risiko cedera olahrga. Cedera olahraga merupakan suatu keadaan patologis dan disebabkan oleh ketidakseimbangan 3 faktor, yaitu faktor host (atlet sendiri), agent (kegiatan yang berhubungan dengan olahraga) dan environment (lingkungan). Cedera olahraga dapat terjadi karena pengaruh dari luar (body contact, alat olahraga), pengaruh dari dalam (koordinasi otot

3 dan sendi yang tidak sempurna) serta pemakaian yang berlebihan/overuse (Wilson et al, 1992). Kontak langsung antara pemain dalam permainan sepak bola telah menjadikan sepak bola sebagai olahraga tempur, yang berisiko tinggi terhadap cedera akut dan cedera akibat overuse. National Athletic Injury Registration System (NAIRS) di Amerika melaporkan bahwa cedera adalah salah satu hal yang membatasi partisipasi atlet setidaknya satu hari setelah pertandingan. Sebagian besar cedera olahraga mengenai ekstremitas bawah yaitu sebesar 75,4% - 93% (Inklaar, 2002) berdasarkan studi prospektif dan 64% - 86,8% berdasarkan studi retrospektif (Adamczyk, 2002). Studi menunjukkan bahwa bagian yang paling sering mengalami cedera pada ekstremitas bawah adalah pergelangan kaki (17% - 26%) dan lutut (17% -23%) (Inklaar,2002). Pada pemain muda yang paling berpengaruh terhadap cedera adalah ekstremitas bawah 61% - 89%, diikuti oleh cedera kepala/batang tubuh/tulang belakang (9,7% - 24,8%) (Larson, 2002). Jenis cedera yang paling umum terjadi adalah sprain, strain, dan memar. Berdasarkan studi insiden tersebut sebesar 12-35 insiden per 1000 jam permainan untuk pemain laki-laki dewasa (Adamczyk, 2002). Di Indonesia khususnya di Jakarta berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap atlet Pelatda PON XVIII DKI Jakarta dari tahun 2009 hingga 2012 didapatkan total 1003 kasus cedera olahraga. Tahun 2009 terdapat 85 kasus, tahun 2009 terdapat 146 kasus, tahun 2010 sebanyak 353 kasus, dan tahun 2012 sebanyak 419 kasus. Hal ini menunjukkan angka cedera olahraga dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan 60% cedera

4 atau sebanyak 602 kasus cedera mengenai ekstremitas bawah. Berdasarkan jenis cedera yang dialami 41,1% atau sebanyak 412 kasus cedera merupakan cedera ligamen. Cedera pergelangan kaki dapat mengakibatkan terjadinya functional ankle instability. Hertel mendifinisikan functional ankle instability sebagai terjadinya ketidakstabilan pergelangan kaki berulang dan sensasi ketidakstabilan sendi karena kontribusi proprioseptif, defisit neuromuskular dan kontrol postural. Berdasarkan hasil studi 10% dari 30% individu yang mengalami sprain ankle pada ligamen lateral mengalami functional ankle instability (Hertel, 2002; 2008). Cedera pergelangan kaki mengakibatkan terjadinya kerusakan pada mekanoreseptor di ligamen, otot dan kulit sehingga terjadi defisit proprioseptif (Pederson, 2011). Proprioseptif dapat diartikan sebagai modalitas sensoris yang mencakup sensasi gerakan sendi, atau kinaesthesia, dan rasa posisi sendi. Beberapa studi dan penelitian menunjukkan bahwa defisit proprioseptif berperan terhadap terjadinya functional ankle instability (Riemann dan Lephart, 2002). Proprioseptif merupakan bagian yang paling penting dalam menjaga keseimbangan. Beberapa jenis reseptor sensorik di seluruh kulit, otot, kapsul sendi, dan ligamen memberikan tubuh kemampuan untuk mengenali perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal pada setiap sendi dan akhirnya berpengaruh pada peningkatan keseimbangan. Adanya functional ankle instability, dimana pada kondisi ini terjadi defisit proprioseptif maka akan mempengaruhi keseimbangan dan menyebabkan atlet mudah mengalami cedera (Pederson, 2011).

5 Keseimbangan merupakan salah satu unsur - unsur kondisi fisik dalam permaianan sepak bola. Keseimbangan adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan kemampuan atau ketidakmampuan seseorang untuk memelihara equilibrium, baik yang bersifat statis (static balance) seperti dalam posisi diam, bisa juga bersifat dinamis ( dynamic balance) seperti pada saat melakukan gerakan lokomotor. Faktor keseimbangan terutama keseimbangan dinamis dalam permainan sepak bola diperlukan dalam pelaksanaan gerakan yang berlangsung cepat, misalnya : menghidari lawan, menendang jarak dekat maupun jarak jauh. Apabila tidak terdapat keseimbangan, pergerakan cepat akan mengarah pada ketidakmampuan mengontrol gerakan, selain itu keseimbangan juga penting untuk menjaga pemain agar tidak mudah cidera (Johan, 2012). Begitu pentingnya komponen keseimbangan dalam permainan sepak bola maka diperlukan suatu latihan untuk meningkatkan keseimbangan, terutama keseimbangan dinamis pada pemain sepak bola. Salah satu cara untuk meningkatkan keseimbangan adalah melalui latihan. Latihan adalah suatu usaha untuk memperbaiki sistem organ atau alat tubuh dan fungsinya dengan tujuan untuk mengoptimalkan penampilan atau kinerja. Latihan merupakan suatu aktivitas yang kompleks, suatu kinerja yang dilakukan secara sistematis dalam durasi yang panjang, progresif dan berjenjang, secara individual, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu bentuk fungsi fisiologis dan psikologis tertentu agar dapat memenuhi berbagai tuntutan tugas sewaktu berolahraga (Nala, 2011).

6 Salah satu latihan untuk meningkatkan keseimbangan adalah pelatihan proprioseptif. Proprioseptif merupakan kemampuan tubuh untuk mengirim rasa posisi, menganalisis informasi dan bereaksi (sadar atau tidak sadar) terhadap stimulasi dengan gerakan yang tepat. Dengan memperbaiki proprioseptif seseorang dapat memperoleh keseimbangan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas dan dapat dengan cepat mengubah arah bila diperlukan. Latihan proprioseptif juga mampu mengurangi risiko cedera karena dapat bereaksi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan (Riemann dan Lephart, 2002). Berdasarkan hasil studi, enam minggu pelatihan proprioseptif memiliki dampak yang signifikan terhadap proprioseptif dan keseimbangan pada sampel dengan functional ankle instability (Amrinder et al, 2012). Pelatihan proprioseptif memiliki tujuan untuk membantu pasien memulihkan stabilitas dan kontrol neuromuskular (Ross, 2006). Latihan proprioseptif sebaiknya diberikan pada awal program rehabilitasi dan latihan dilakukan secara progresif. Pada dasarnya, setiap kegiatan yang menstimulasi sistem proprioseptif tubuh berguna. Ada beberapa variabel seperti faktor visual dan permukaan tumpuan yang dapat disesuaikan untuk membuat latihan lebih progresif (Abrahamson, 2010). Kombinasi latihan single leg stance, single leg heel raises dan sigle leg squat terbukti dapat meningkatkan keseimbangan dinamis. Latihan ini dilakukan secara progresif dengan mengubah permukaan tumpuan, mengubah faktor visual serta melakukan latihan sambil melakukan kegiatan fungsional. Ada pun kelebihan latihan ini yaitu latihan sudah diprogramkan secara progresif sehingga sangat bagus untuk pelatihan proprioseptif. Program latihan juga sangat sederhana

7 sehingga sangat mudah diaplikasikan dalam penelitian. Program latihan ini juga telah ditunjang oleh studi pustaka sebelumnya dan terbukti mampu meningkatkan keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis atlet secara signifikan (Panwar et al, 2014). Berdasarkan fakta - fakta di atas, maka peneliti mengangkat judul "Pelatihan proprioseptif efektif dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada pemain sepak bola dengan functional ankle instability di SSB Pegok". 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pelatihan proprioseptif efektif dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada pemain sepak bola dengan functional ankle instability di SSB? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum a. Untuk menambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas tentang peningkatan keseimbangan. b. Untuk menambah khasanah ilmu dalam dunia pendidikan pada umumnya dan fisioterapi pada khususnya.

8 1.3.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui efektifitas pelatihan proprioseptif terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada pemain sepak bola dengan functional ankle instability di SSB Pegok. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademik a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca (mahasiswa) tentang pengaruh pelatihan proprioseptif terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada pemain sepak bola dengan functional ankle instability. b. Digunakan sebagai bahan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan membahas tentang hal ini. c. Menambah khasanah ilmu dalam dunia pendidikan pada umumnya dan fisioterapi pada khususnya. 1.4.2 Manfaat praktis Sebagai metode baru bagi fisioterapis dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada pemain sepak bola dengan functional ankle instability.