TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 2052 K/40/MEM/2001 TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1094 K/30/MEM/2003 TENTANG STANDAR LATIH KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KHUSUS BIDANG GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN

2016, No Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pasal 1

Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam Sistem Resi Gudang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1273 K/30/MEM/2002 TENTANG KOMISI AKREDITASI KOMPETENSI KETENAGALISTRIKAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

LAMPIRAN X : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

LAMPIRAN VII : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR BIDANG PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Kompetensi. Kelembagaan. Audit Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG

FORMULIR PENDAFTARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. /MEN/ /2008 TENTANG

Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 633/MPP/Kep/10/2002 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN LABORATORIUM METROLOGI LEGAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSES SERTIFIKASI

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINEWL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGl DAN SUMBER DAYA MINERAL WMOR : 015 TAHUN 2007

FORMULIR PENDAFTARAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI UNTUK PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL POL. PP TINGKAT AHLI

TATA CARA PERIZINAN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 3. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasion

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR: 129.1/Kpts/HK.320/12/07 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

FORMULIR PERMOHONAN PENETAPAN BALAI UJI DALAM NEGERI KOP DIRJEN SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFROMATIKA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

KEPMEN NO. 96A TH 2004

20L6 SKEMA SERTIFIKASI KOM PETENSI KUALIFIKASI NASIONAL SERTIFIKAT II BIDANG GEOMATIKA

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4702); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 t

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

Mempersiapkan Sertifikasi Fasilitator Pemberdayaan CALON TUK UB MALANG LSP/TUK/ ASOSIASI

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 05/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 11 JULI 2007

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN, PEMERIKSAAN, DAN PENYELESAIAN BANDING MEREK

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERALISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI PERATURAN DIREKTUR JENDERA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERG] NOMOR : 421-121401600.312007 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN SERTIFIKASI KOMPETENSI DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI. Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal '15 ayat (2) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 015 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2052 [(40/MEM 12001 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal tentang Pedoman Pengawasan Sertifikasi Kompetensi; Mengingat 1.Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3317); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3394) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2006 (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4628); Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3603); 4. Keputusan Presiden Nomor 60/M Tahun 2006 tanggal B Juni 2006 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; 6 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 015 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2052 I(4O/MEM 12001 tentang Sta nd a rd isasi Kom petensi Tenaga Tekn ik Ketenag alistrikan ; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN SERTI FIKASI KOMPETENSI.

Pasal '1 Pedoman Pengawasan sertifikasi Kompetensi sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 2 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal '19 llopember 2007 DIREKTUR JENDERALISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI, J. PURWONO NtP 100006614 Tembusan : 1. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 2. sekretaris Jenderal Departemen Energi dan sumber Daya Mineral 3. Kepala Pusdiklat Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan 4. Ketua Komisi Akreditasi Kompetensi Ketenagalistrikan 5. Pelaku Usaha Ketenagalistrikan 6. Lembaga Sertifikasi Kompetensi

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFMTAN ENERGI NOMOR. 421-12t40t600.3t2007 TANGGAL. 19 Nooember2007 PEDOMAN PENGAWASAN SERTIFIKASI KOMPETENSI B. Tujuan c. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 015 Tahun 2007 pasal 15 ayat (1) Direktur Jenderal melakukan pengawasan atas penerapan Standar Kompetensi dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi. Dalam rangka pelaksanaan pengawasan tersebut, maka perlu disusun Pedoman Pengawasan Sertifikasi Kompetensi yang akan menjadi acuan bagi Pejabat Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi yang ditunjuk oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan melalui surat penugasan untuk melakukan pengawasan sertifikasi kompetensi. Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan sebagai acuan proses pengawasan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan dan untuk menjaga tata tertib penyelenggaraan sertifikasi yang dilakukan oleh LSK agar tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Ruang Lingkup Ruang lingkup pengawasan ini mencakup seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penerapan Standar Kompetensi dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi. D. Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksu dengan : 1. Pengawasan adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pelaksanaan sertifikasi kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Pengawas Sertifikasi Kompetensi adalah Pejabat Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi yang ditunjuk oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan melalui surat penugasan. 3. Sertifikasi Kompetensi adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat kompetensi kepada Tenaga Teknik oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi. 4. Materi Uji Kompetensi (MUK) adalah suatu paket yang memuat evaluasi portofolio, soal-soal uji teori, wawancara dan praktek untuk bidang kompetensi tertentu. 5. Asesor Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Asesor adalah seseorang yang berpendidikan minimal D3 di bidang teknik dan memiliki sertifikat kompetensi asesor.

o. 7. U. 9. Peserta Uji (Asesi) adalah tenaga teknik yang mengikuti uji kompetensi. Lembaga Sertifikasi Asesor adalah lembaga yang telah diakreditasi untuk melaksanakan Sertifikasi Asesor. Tempat Uji Kompetensi (TUK) adalah suatu lembaga yang memiliki sarana dan prasarana sesuai standar kompetensi yang telah ditetapkan untuk melaksanakan uji kompetensi. Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Standar Kompetensi adalah rumusan suatu kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap serta penerapannya ditempat kerja yang mengacu pada unjuk kerja yang dipersyaratkan. 10. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga Teknik adalah seseorang yang berpendidikan di bidang teknik dan/atau memiliki pengalaman kerja di bidang ketenagalistrikan. 11. Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Kompetensi adalah kemampuan Tenaga Teknik untuk mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. 12. Komisi Akreditasi Kompetensi Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Komisi Akreditasi adalah komisi yang memberikan akreditasi. Lembaga Sertifikasi Kompetensi adalah Lembaga yang telah diakreditasi untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi. 14. Akreditasi adalah rangkaian kegiatan pengakuan formal kepada suatu lembaga sertifikasi yang telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi kompetensi. 15. 16. Sertifikat Kompetensi adalah pengakuan tertulis yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi yang menyatakan bahwa Tenaga Teknik telah memiliki kompetensi. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang bertanggung jawab di bidang ketenagalistrikan. E. Pengawasan 1. Pengawas a. b. a Pejabat Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi yang ditunjuk oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan melalui surat penugasan; Surat Penugasan adalah surat yang dibuat oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan untuk melaksanaan pengawasan sertifikasi kompetensi; Obyek Pengawasan adalah pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang dilakukan oleh Lembaqa Sertifikasi Kompetensi.

2. Lembaga Sertifikasi Kompetensi 1. Lembaga Sertifikasi Kompetensi wajib melaporkan pelaksanaan sertifikasi kompetensi kepada Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi dengan tembusan kepada Ketua Komisi Akreditasi Kompetensi Ketenagalistrikan. 2. Lembaga Sertifikasi Kompetensi memiliki sarana kerja yang memadai dan memiliki perangkat kerja yang meliputi : 3. Asesor a. Standar Kompetensi bidang ketenagalistrikan yang mengacu pada kesetaraanasional dan internasional. b. Asesor bidang ketenagalistrikan sesuai yang dipersyaratkan. c. Sistim penilaian dalam pemberian atau perpanjangan sertifikat kompetensi. d. Perangkat organisasi untuk penyelenggaraan sertifikasi kompetensi. e. Standar tata cara penyelenggaraan sertifikasi kompetensi atau Sistem Mutu. Fungsi dan tugas Asesor adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Asesmen a. memeriksa kelengkapan Formulir Permintaan Asesmen; b. melaksanakan konsultasi awal dengan peserta uji; c. menyiapkan Unit Standar Kompetensi yang akan diujikan; d. membuat Materi Uji Kompetensi dan disepakati dalam tim; 2. Melaksanakan Asesmen a. melaksanakan uji kompetensi; b. melaksanakan evaluasi; c. merumuskan hasil evaluasi; d. membuat keputusan asesmen; 3. Tindak lanjut hasil asesmen a. menyampaikan hasil keputusan asesmen dan umpan balik kepada peserta uji; b. merekomendasikan tindak lanjut untuk peserta uji yang tidak kompeten; c. memberikan laporan kegiatan asesmen dan berlanggungjawab kepada Lembaga Seftifikasi KomPetensi. 4. Tenaga Teknik a. Permohonan sertifikasi tenaga teknik ketenagalistrikan, kelengkapan daftar riwayat hidup, surat pengalaman kerja, sertifikat pendidikan dan atau sertifikat kursus; b. Pemohon sertifikat kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan sesuai dengan yang dipersyaratkan. c. Memenuhi persyaratan dasar kualifikasi pendidikan formal yang dipersyaratkan dalam Standar Kompetensi yang akan diujikan. d. Memiliki pengetahuan unit kompetensi yang dipersyaratkan dalam Standar Kompetensi yang akan diujikan.

5. Pengawas Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi a. Melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana perangkat kerja Lembaga Sertifikasi Kompetensi. b. Memantau pelaporan Lembaga Sertifikasi Kompetensi sampai diterbitkannya sertifikat kompetensi. c. Memonitor tugas dan fungsi asesor dalam persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut asesmen. d. Memeriksa kesesuaian berkas permohonan sertifikasi kompetensi tenaga teknik. e. Memonitor pelaksanaan uji kompetensi. f. Memonitor prosedur pengujian. 6. Pelaksanaan Uji Kompetensi a. Lembaga Sertifikasi Kompetensi melakukan pemeriksaan berkas administrasi pemohon. b. Pengujian dan atau penilaian terhada peserta uji dilakukan oleh Asesor. c. Unit kompetensi tenaga teknik yang diuji dan dinilai didasarkan pada standar kompetensi yang terkait. d. Tempat Uji Kompetensi (TUK) memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk melaksanakan uji kompetensi. e. Materi Uji Kompetensi sesuai dengan bidang / sub bidang yang akan diujikan. f. Jumlah Asesor sesuai dengan yang dipersyaratkan. 7. Prosedur Pengujian 1. Memeriksa rincian data peserta : a. Data Pribadi. b. Data Pendidikan. c. Data Pekerjaan Sekarang. d. Data Pelatihan dan Pengalaman Kerja. e. Data Pendukung : Sertifikat, Brevet, ljazah, Surat/Lembar Tugas, SuraU Lembar Perintah Kerja dan detail dari bukti pendukung tersebut untuk pencocokan Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Elemen Unit Kompetensi. f. Data Penilaian Mandiri. 2. Memeriksa kesesuaian daftar unit kompetensi yang digunakan untuk diases. 3. Memeriksa kesesuaian data pelatihan dan pengalaman kerja serta pengalaman lain yang relevan dengan Unit Standar Kompetensi yang akan diases. 4. Memeriksa kesesuaian Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Unit Kompetensi dengan Data Pendukung. 5. Memberikan pengarahan kepada peserta yang terkait dengan : a. Pelaksanaan Asesmen b. Pemantauan kepada Peserta Uji (Asesi) c. Unit Standar Kompetensi, Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja (KUK). d. Metode Pengujian e. Hak dan kewajiban peserta uji dan asesor 6. Melaksanakan Pengujian : a. Uji Teftulis b. Uji Lisan c. Observasi 7. Mengumpulkan bukti/ data dan fakta yang menunjang dari pelaksanaan pengujian. B. Merekomendasikan Keputusan Penilaian Uji Kompetensi. L Menyampaikan hasil uji kompetensi dan menerima umpan balik dari peserta.

10. Menindaklanjuti sanggahan peserta uji atas rekomendasi keputusan uji kompetensi. 11. Menyampaikan hasil penilaian kepada Lembaga Sertifikasi kompetensi. F. Penutup Dengan diterbitkannya Pedoman Pengawasan Sertifikasi Kompetensi ini, digunakan sebagat pedoman pelaksanaan pengawasan Lembaga Sertifikasi Kompetenli (LSK) dalam melakukan_ sertifikasi tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan, sehingga pelaksanaan sertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi keienagalistrikan Ouput berjalan sesuai dengan peraturan pirundang-undangan yang berlaku.

LEMBAR ISIAN PENGAWASANPELAKSANAAN SERTIFIKASI KOM PETENSI 1. LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI a. Nama b. Alamat c. Telepon / Facs d. Email e. Ketua Pelaksana f. Jabatan 1.1. Sarana dan Perangkat Kerja No Item Pengawasan I Memrliki Standar Kompetensi bidang ketenagalistrikan yang mengacu pada kesetaraan nasional dan internasional. 1 Memiliki Asesor bidang ketenagalistrikan sekurangkurangnya 4 (empat) orang dan berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. 3 Memiliki Sistim penilaian dalam pemberian atau perpanjangan sertifikat kompetensi. 4 Memiliki Perangkat organisasi untuk penyelenggaraan seftifikasi. 5 Memiliki Standar tata cara penyelenggaraan seftifikasi atau Sistem Mutu. Penilaian Ya Tidak Catatan 1.2. Asesor Item Pengawasan Memeriksa kelengkapa n Formulir Permintaan Asesmen ; Melaksanakan konsultasi awal dengan peseftases; Menyiapkan Unit Standar Kompetensi yang akan diujikan; Membuat Materi Uji Kompetensi dan disepakati dalam tim; Melaksanakan Uji KomPetensi; Melaksanakan evaluasi; Merumuskan hasil evaluasi; Membuat keoutusan asesmen; Menyampaikan hasil keputusan asesmen dan umpan balik kepada peserta uji; Merekomendasikan tindak lanjut untuk peserta uji yang tidak kompeten; Memberikan laporan kegiatan asesmen clan bertanggungjawab kepada LSK.

L.5.,,es erte' UJf (Asesr,f a. Jumlah Peserta Uji : b. Nama Perusahaan : c. Alamat orang No Item Pengawasan 1 Permohonan sertifikasi tenaga teknik ketenagalistrikan diajukan oleh perorangan atau pelak usaha secara tertulis kepada Lembaga Sertifikasi Kompetensi Ketenagalistrikan dilengkapi dengan lampiran daftar riwayat hidup, surat pengalaman kerla, sertifikat pendidikan dan atau sertifikat kursus; 1 Pemohon sertifikat kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan sekurang-kurangnya berpendidikan SMU (SLTA) dan telah mempunyai pengalaman kerja serta keterampilan secara profesional di bidang ketenaoalistrikan. 3 Memenuhi persyaratan dasar kualifikasi pendidikan formal yang dipersyaratkan dalam Standar Kompetensi yang akan diujikan. 4 Memiliki pengetahuan unit kompetensi yang dipersyaratkan dalam Standar Kompetensi yang akan diujikan. Penilaian Ya Tidak Catatan 2. PELAKSANMN UJI KOMPETENSI a. Tempat b. Tanggal c. WaKu d. Bidang e. Sub Bidang Penilaian No Item Pengawasan Ya Tidak I Lembaga Sertifikasi Kompetensi melakukan pemeriksaan berkas administrasi Pemohon. a Pengujian dan atau penilaian terhadapeserta uji dilakukan oleh Asesor. Catatan 3 Unit kompetensi tenaga teknik yang diuji dan dinilai didasarkan pada standar kompetensi yang terkait. 4 Tempat Uji Kompetensi (TUK) memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk melaksanakan uji kompetensi. 5 Materi Uji Kompetensi sesuai dengan bidang / sub bidang yang akan diujikan. 6 Jumlah Asesor minimal 3 (tiga) orang dan maksimal 5 (lima) orang. 2.1. Prosedur Pengujian No Item Pengawasan 1 Rirrcian Oata peserta (Data Pribadi, Data Pendidikan, Data Pekerlaan Sekarang, Data Pelatihan dan pengalaman Keria, Data Pendukung dan Data Penilaian Mandiri) lengkap. 2 Gftar unit kompetensi yang digunakan untuk diases Penilaian Ya Tidak Catatan

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Eneroi No ltem Pengawasan 3 Memberikan pengarahan kepada peserta yang terkait oengan: a. Pelaksanaan Asesmen b. Pemantauan kepada Pesefta Uji (Asesi) c. Unit Standar Kompetensi, Elemen dan Kriteria Unjuk Keqa (KUK). d. Metode Pengu;ian e. Hak dan kewajiban pesefta uji dan asesor 4 Melaksanakan Pengujian : a. Uji Tertulis b. Uji Lisan c. Observasi 5 Mengumpulkan buki/ data dan fakta yang menunjang dari pelaksanaan pengujian. Penilaian Ya Tidak Catatan Merekomendasikan Keputusan Penilaian Uji Kompetensi. Menyampaikan hasil uji kompetensi dan menerima umpan balik dari peserta. d Menindaklanjuti sanggahan peserta uji atas rekomendasi keputusan u.1i kompetensi. 9 Menyampaikan hasil penilaian kepada Lembaga Seftifikasi komoetensi. Dilaksanakan di : Tanggal : Pejabat Pengawas, NIP DIREKTUR JENDEML USTRiK DAN PEMANFMTAN ENERGI ]. PURWONO NIP i00006614