PENGARUH PASAR SAHAM DUNIA TERHADAP PASAR SAHAM INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, hampir semua negara menaruh perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Amerika Serikat yaitu subprime mortgage yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sektor keuangan. Interaksi kegiatan ekonomi sektor rill bisa dilihat dari

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat hubungan kausalitas secara Granger di antara pasar modal Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

I. PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB I. Pendahuluan. yang berbeda. Sebuah studi menyatakan bahwa pada tahun 1990, hubungan antara

Analisa Kointegrasi Pasar Modal ASEAN-5 Sebelum, Saat, dan Setelah Krisis Subprime Mortgage

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. di Amerika Serikat pada tahun 2001 sampai Skema ini memiliki target kaum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

UJI INTEGRASI DAN CONTAGION EFFECT PASAR MODAL PADA LIMA NEGARA ASEAN (RISET EMPIRIS PASCA TERJADINYA KRISIS SUBPRIME MORTGAGE DAN KRISIS YUNANI)

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

PASAR KEUANGAN (FINANCIAL MARKET) PASAR UANG (MONEY MARKET) Bagan 2.1 Struktur Pasar Modal

I. PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat seseorang dapat menginvestasikan pendapatannya.

Metode Penelitian. Bagan 3.1 Bagan Kerangka Pikir. Pengumpulan data sampel dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan (14 minggu)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Variabel independen DJIA, FTSE, N225, STI, dan HANGSENG tidak dapat

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan

RINGKASAN EKSEKUTIF VENNY SYAHMER,

BAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE)

Istiono Dosen Fakultas Ekonomi dan Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Abstract

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTEGRASI PASAR MODAL DI INDONESIA

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ANALISIS PENGARUH INDEKS BURSA SAHAM ASING DAN KURS DOLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP INDEKS BURSA EFEK INDONESIA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market

BAB I PENDAHULUAN. lain. Seperti yang terjadi pada saat krisis keuangan Subprime Mortage yang

PENGARUH INDEK BURSA DUNIA TERHADAP INDEK SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA. Chairil Akhyar 1 Nurhadi 2 Ghazali.Syamni 3 Anwar Puteh 4

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas perekonomian ditransmisikan melalui pasar keuangan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan adalah sebagai berikut: Autoregression (VAR) dan Geweke s Causality Model.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB6 PENUTUP. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan return momentum

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari bangkrutnya sebuah negara hingga kemajuan negara Cina

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL KAWASAN REGIONAL ASEAN: IMPLIKASI DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah indeks harga saham gabungan

BAB I PENDAHULUAN. komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL INDONESIA (IHSG) DENGAN PASAR MODAL GLOBAL (DOW JONES, HANG SENG, NIKKEI, DAN NASDAQ) PERIODE TESIS.

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif kausal, Menurut Sugiyono (2007 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

Ruth Christa Wahyu Ario Pratomo

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013)

RESEARCH MARCORIES ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara. Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no.

I. PENDAHULUAN. fakta-fakta bahwa setiap pasar modal di dunia ini telah tersambung jaringan online

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V. Kesimpulan dan Saran. yang sekaligus digunakan untuk menjawab rumusan masalah bahwa bursa saham

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xv. DAFTAR GAMBAR... xvii

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

I. PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah memasuki era globalisasi yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. terus meningkat. Akan tetapi kenaikan kebutuhan hidup manusia tidak sebanding

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal menjadi lebih penting setelah terjadinya krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Pengaruh Indeks Bursa Global Terhadap IHSG

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan seperti yang telah dijelaskan pada

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PASAR SAHAM DUNIA TERHADAP PASAR SAHAM INDONESIA Chandra Utama Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan chandradst@yahoo.com Abstrak Penelitian ini berusaha menemukan apakah ada keterkaitan atau gerakan bersama-sama sektor keuangan, khususnya pasar saham, Indonesia dengan dunia. Selain itu dalam penelitian ini ingin diketahui pengaruh beberapa pasar saham besar dunia dan regional terhadap pasar saham Indonesia. Data yang digunakan adalah data indeks harga saham gabungan dari pasar saham Amerika Serikat, Singapura, Jepang, Hongkong dan Indonesia. Data yang digunakan adalah data harian mencakup periode Juli 1997 sampai Juli 2008. Untuk mengetahui apakah ada hubungan masing-masing pasar saham terhadap pasar saham Indonesia digunakan koefisien korelasi pearson. Selanjutnya untuk mengetahui arah pengaruh gerakan pasar lain terhadap pasar Indonesia digunakan Granger causality test. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan antara pasar saham dunia dengan pasar saham Indonesia. Pasar saham dunia terutama pasar saham Amerika Serikat lebih mempengaruhi pasar saham Indonesia dan hanya pada saat krisis tahun 1997 saja pasar saham Indonesia mempengaruhi pasar saham Amerika Serikat. Sebagian besar hubungan kausalitas yang ada, terutama pasar saham Asia adalah hubungan kausalitas saling mempengaruhi dengan pasar saham Indonesia. Terdapat interdependensi pasar saham indonesia dengan pasar saham Asia. Keywords: Pasar saham, korelasi, hubungan kausalitas, interdependensi.

PENGARUH PASAR SAHAM DUNIA TERHADAP PASAR SAHAM INDONESIA Chandra Utama Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan chandradst@yahoo.com 1. Pendahuluan Isu mengenai financial transmission muncul dan semakin berkembang setelah krisis keuangan di Asia. Dewasa ini pasar keuangan, khususnya pasar saham Indonesia semakin terkait dengan gerakan dan gejolak pasar saham dunia. Perambatan gejolak pasar saham menjadi mudah dan cepat dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia. Beberapa penelitian menyatakan bahwa jika suatu pasar mengalami penurunan maka hubungannya dengan pasar lain meningkat. Proses perambatan tersebut dapat terjadi karena perubahan prilaku pelaku pasar (Ray: 2000). Perubahan prilaku tersebut menyebabkan terjadi mekanisme transmisi baru antar pasar saham. Penelitian Tan III (1999) menemukan terdapat peningkatan hubungan antar pasar dalam krisis keuangan di Asia. Penelitian Ray (2000) menemukan bahwa saat suatu pasar mengalami penurunan tajam maka hubungannya dengan pasar lain meningkat. Jika ini terjadi maka penyusunan portfolio saham dalam negeri harus juga memasukkan unsur mekanisme transmisi baru dalam memperhitungkan risiko. 2

2. Tinjauan Literatur Terdapat suatu set informasi yang dianggap pelaku pasar dapat mewakili seluruh informasi yang ada (Fama,1976). Berdasarkan informasi tersebut pelaku pasar menilai harga yang layak bagi suatu asset. Dalam hipotesis market efficient as a game (Cornell and Roll, 1981) dimana setiap pemain dapat memilih untuk menganalisa informasi atau tidak, harga di pasar merupakan pencerminan dari seluruh informasi yang tersedia di pasar dengan syarat informasi tersebut dijadikan dasar pelaku pasar untuk menentukan harga asset di pasar. Setiap informasi yang digunakan oleh pelaku pasar diperkirakan pengaruhnya terhadap perubahan harga asset. Dalam memperkirakan pengaruh informasi terhadap perubahan harga asset, faktor psikologi dan keyakinan (belief) pelaku pasar memegang peranan kunci. Penilaian pelaku pasar dapat berlebihan terhadap informasi yang sesuai dengan kondisi psikologi dan keyakinannya (belief) dan pengabaian informasi yang bertentangan. Akibatnya terjadi overreact dan underreact terhadap informasi. Penelitian Rey (2001) menemukan bahwa informasi buruk tentang suatu pasar diterima oleh pelaku pasar berlebihan, berbeda dengan informasi baik. Akibatnya saat pasar mengalami goncangan maka korelasi antar pasar dengan pasar negara lain meningkat. Namun demikian penelitian Forbes dan Rigabon (2001) yang meneliti contagion dalam krisis keuangan di Asia tidak menemukan peningkatan korelasi dengan pasar lain saat suatu pasar mengalami penurunan. Menurutnya yang ada hanyalah hubungan 3

interdependensi antar pasar saja. Tidak ada mekanisme perambatan baru karena reaksi berlebihan pelaku pasar terhadap informasi buruk di suatu pasar sehingga korelasi dengan pasar lain meningkat. Adanya interdipendensi pasar saham dunia, seperti yang ditemukan dalam penelitian Forbes dan Rigabon (2001), menurunkan manfaat diversifikasi portfolio antar pasar untuk mengurangi risiko. Namun apabila justru Penelitian Rey (2001) yang terjadai maka diversifikasi antar pasar saham internasional semakin sulit dilakukan dan menjadi sangat berisiko kehilangan manfaatnya sama sekali. Jika suatu pasar mengalami penurunan maka akan mnyebabkan pasar lain menurun lebih besar dibanding pengaruh normalnya akibat korelasi meningkat. Baik hanya ada interdipendensi pasar atau mekanisme baru perambatan menyebabkan diversifikasi yang dilakukan hanya berlaku pada kondisi pasar normal dan sangat merugikan jika suatu pasar mengalami penurunan yang signifikan. 3. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham gabungan harian pasar saham Indonesia (Jakarta Stock Exchange-JKSE), (Straits Times-STI), Hongkong (Hangseng-HSI), Jepang (Nikkei), Amerika Serikat (New York Stock Exchange-NYSE). Penelitian mencakup periode Juli 1997 sampai Juli 2008. Data yang digunakan berasal dari Yahoo.finance.com. 4

4. Teknik Analisa Untuk mengetahui hubungan antar pasar saham digunakan korelasi pearson sedangkan untuk mengetahui arah pengaruh antar pasar digunakan Granger causality test. Dengan menggunakan korelasi Pearson dapat diketahui apakah suatu pasar dengan pasar lain bergerak bersama. Sedangkan menggunakan Granger causality test dapat diketahui apakah suatu pasar mempengaruhi pasar lain atau dipengaruhi pasar lain atau saling mempengaruhi. Korelasi pearson yang digunakan diperoleh menggunakan persamaan berikut: r = n n XY X Y 2 2 2 X ( X ) n Y ( Y ) 2 Dimana r adalah koefisien korelasi, n adalah jumlah data, X adalah data negara pertama, dan Y adalah data negara kedua. Sedangkan Metode Granger causality test dalam mengestimasi menggunakan dua persamaan berikut: Y t k1 k 2 0 + α iyt i + β i X t i ε t (3) i= 1 i= 1 = α + dan X t k3 k 4 0 + γ iyt i + δ i X t i ν t (4) i= 1 i= 1 = γ + Atau dalam bentuk lain persamaan (3) dan (4) dapat ditulis menjadi: X t = α 0 + 11, θ Xt 1+ + 1,1 θ Xt p + 1,1 θ Yt 1 +... + 11, θ Yt p + 1, t... υ (5) dan 5

Y t = 0 γ + 11, θ Yt 1+ + 11, θ Yt p + 11, θ Xt 1 +... + 1,1 θ Xt p + 1, t... υ (6) dimana Y adalah pertumbuhan ekonomi, X adalah sektor keuangan dan t dan t-1 adalah periode sekarang dan periode sebelumnya. Berdasarkan definisi Granger tentang hubungan kausal maka: Y tidak menyebabkan X, jika θ 2,1 = θ 2,2 =... = θ 2, p = 0 (7) dan X tidak menyebabkan Y, jika θ 1,1 = θ1,2 =... = θ1, p = 0 (8) Menggunakan metode granger causality test hubungan kausal antara dua variabel dapat ditentukan menjadi: X mempengaruhi Y ( X Y ) Y mempengaruhi X ( Y X ) X dan Y saling mempengaruhi ( X Y ) X dan Y independet. 5. Hasil Pengolahan data Pada gambar 1 dapat dilihat perkembangan indeks harga saham gabungan pasar saham Singapura (Straits Times-STI), Hongkong (Hangseng-HSI), Jepang (Nikkei), Amerika Serikat (New York Stock Exchange-NYSE), dan Indonesia (Jakarta stock exchange-jkse). 6

Dapat dilihat perkembangan pasar saham kelima negara bergerak relatif serupa. Kecuali pasar saham NYSE pada semester terakhir tahun 1997 dan awal tahun 1998 disaat pasar lainnya mengalami penurunan justru mengalami peningkatan. Gambar 1 Indeks harga saham gabungan Singapura, Jepang, Hongkong, Amerika Serikat, dan Indonesia 7

Untuk melihat lebih jelasnya hubungan antar pasar saham dunia terhadap pasar saham Indonesia (JKSE) berikut pada tabel1 sampai 6 disajikan korelasi antar pasar saham. Selain itu Untuk mengetahui pengaruh antar pasar saham dunia terhadap pasar saham Indonesia dilakukan uji kausalitas Granger. Pada gambar 2 dan tabel 1 dapat dilihat grafik perkembangan dan korelasi serta hasil pengujian uji kausalitas Granger untuk JKSE dan STI. 8

Gambar 2 JKSE dan STI Tabel 1 Hasil Pengolahan Data JKSE dan STI No Periode Korelasi Granger test P-value Koefisien P-value Arah pengaruh Lag 2 Lag 4 1 02/07/1997 0,744 0,000 STI JKSE 0.19349 0.25966 23/01/1998 JKSE STI 0.05978* 0.03810** 2 24/01/1998 0,734 0,000 STI JKSE 1.6E-06*** 2.1E-05*** 10/09/2001 JKSE STI 0.39879 0.04708** 3 11/09/2001 0,605 0,000 STI JKSE 0.15732 0.51183 06/05/2003 JKSE STI 0.51522 0.46993 4 07/05/2003 0,989 0,000 STI JKSE 0.00251*** 3.3E-05*** 18/10/2007 JKSE STI 0.71204 0.68922 5 19/10/2007 0,601 0,000 STI JKSE 0.04730** 0.10633 30/07/2008 JKSE STI 0.03663** 0.03265** Keterangan: signifikan pada α: ***1%, **5%, dan * 10%. 9

Pada gambar 2 periode waktu data dibagi menjadi lima bagian. Untuk semua periode, hubungan linier antar JKSE dan STI cukup besar berkisar antara 0,6 hingga 0,99. Pasar Singapura, sebagai pasar yang paling dekat dengan Indonesia, mempunyai hubungan saling mempengaruhi yang ditunjukkan oleh uji kausalitas Granger. Dalam setiap periode yang diteliti ditemukan pengaruh timbal balik antar kedua pasar. Sekalipun terdapat pengaruh timbal balik hampir di semua periode, dari hasil pengolahan data diketahui pada periode 3 kedua pasar tidak mempunyai pengaruh satu sama lain. Juga pada periode 1 hanya JKSE mempengaruhi STI. Pada gambar 3 periode waktu data dibagi juga menjadi lima bagian. Untuk semua periode korelasi antar pasar cukup besar berkisar antara 0,8 hingga 0,97. Pasar Hongkong (HSI) kecuali pada periode 1 mempengaruhi JKSE. Pada periode 1 JKSE yang mempengaruhi HSI, dan pada periode 3 kedua pasar tidak saling mempengaruhi. Hasil pada periode 3 ini juga tercermin dari nilai korelasi antar pasar yang kecil. Kondisi hubungan antar pasar dan kausalitas kedua pasar relatif sama dibandingkan hubungan JKSE dengan STI yang dapat dilihat pada gambar 2 dan tabel 1. Gambar 3 JKSE dan Hangseng (HSI) 10

Tabel 2 Hasil Pengolahan Data JKSE dan HSI No Periode Korelasi Granger test P-value Koefisien P-value Arah pengaruh Lag 2 Lag 4 1 02/07/1997 0,844 0,000 HSI JKSE 0.74889 0.74728 23/01/1998 JKSE HSI 0.07927* 0.14797 2 24/01/1998 0,817 0,000 HSI JKSE 0.00149*** 0.00358*** 29/03/2000 JKSE HSI 0.37402 0.50355 3 30/03/2002 0,340 0,000 HSI JKSE 0.98470 0.88150 29/04/2003 JKSE HSI 0.43879 0.32762 4 01/05/2003 0,940 0,000 HSI JKSE 0.02239** 0.03469** 01/11/2007 JKSE HSI 0.18422 0.13884 5 02/11/2007 0,968 0,000 HSI JKSE 3.6E-05*** 0.00032*** 30/07/2008 JKSE HSI 0.60800 0.50278 Keterangan: signifikan pada α: ***1%, **5%, dan * 10%. Hubungan dan kausalitas JKSE dan pasar saham jepang (NIKKEI) dapat dilihat pada tabel 3. Untuk periode 1 dan 2 terlihat hubungan kausal berasal dari Indonesia sekalipun pada tingkat signifikasi yang rendah yang terlihat dari pengujian kausalitas 11

Granger. Pada periode 3, koefisien korelasi antar kedua pasar turun menjadi 0,391 dan pengaruh justru berasal dari NIKEI terhadap JKSE. Gambar 4 JKSE dan NIKKEI Tabel 3 Hasil Pengolahan Data JKSE dan NIKKEI No Periode Korelasi Granger test 12

P-value Koefisien P-value Arah pengaruh Lag 2 Lag 4 1 02/07/1997 0,942 0,000 NIKKEI JKSE 0.19736 0.30248 23/01/1998 JKSE NIKKEI 0.06636* 0.22941 2 3/03/1998 0,847 0,000 NIKKEI JKSE 0.13935 0.46253 14/04/2000 JKSE NIKKEI 0.07741* 0.19813 3 17/04/2000 0,391 0,000 NIKKEI JKSE 0.90134 0.02863** 30/04/2003 JKSE NIKKEI 0.41827 0.27145 4 01/04/2003 0,916 0,000 NIKKEI JKSE 0.25064 0.28292 26/07/2007 JKSE NIKKEI 0.23711 0.06956 * 5 27/07/2007 0,078 0,278 NIKKEI JKSE 0.61363 0.82361 30/07/2008 JKSE NIKKEI 0.07298* 0.06901* Keterangan: signifikan pada α: ***1%, **5%, dan * 10%. Begitu pula pada periode 4, sekalipun korelasi meningkat kembali menjadi 0,916 pengaruh tetap searah dari NIKKEI ke JKSE. Pada periode 5 korelasi antar pasar menurun kembali menjadi sangat rendah sebesar 0,078 sedangkan dari hasil pengujian kausalitas Granger terlihat bahwa kedua pasar saling mempengaruhi. Dari hasil pengolahan data dapat dikatakan pada periode 5 gerakan bersama kedua pasar tidak terlihat namun perubahan indeks suatu pasar akan mempengaruhi indeks negara lainnya pada periode berikutnya. Gambar 5 JKSE dan NYSE 13

Tabel 4 Hasil Pengolahan Data JKSE dan NYSE No Periode Korelasi Granger test P-value Koefisien P-value Arah pengaruh Lag 2 Lag 4 1 02/07/1997-0.583 0,000 NYSE JKSE 0.96030 0.00244*** 23/01/1998 JKSE NYSE 0.04538** 0.22835 2 24/01/1998 0.432 0,000 NYSE JKSE 0.13236 0.00174*** 25/01/2002 JKSE NYSE 0.73226 0.81881 3 28/03/2002 0.727 0,000 NYSE JKSE 0.00060*** 0.00387*** 19/06/2003 JKSE NYSE 0.84807 0.86873 4 20/06/2003 0.968 0,000 NYSE JKSE 0.33582 0.04068** 13/12/2007 JKSE NYSE 0.10483 0.26694 5 14/12/2007 0.500 0,000 NYSE JKSE 0.02149** 0.04093** 30/07/2008 JKSE NYSE 0.19056 0.28280 Keterangan: signifikan pada α: ***1%, **5%, dan * 10%. Sedangkan hubungan dan pengaruh pasar Amerika Serikat (NYSE) terhadap JKSE dapat dilihat pada gambar 5 dan tabel 4. Pada tabel 4 terlihat, kecuali pada periode 1 dimana JKSE saling mempengaruhi NYSE, NYSE selalu mempengaruhi JKSE dan tidak 14

sebaliknya. Selain itu, tingkat signifikasi hubungan kausal NYSE untuk setiap periode cukup tinggi. Nilai korelasi antar kedua pasar pada periode 3 dan 4 cukup tinggi, sedangkan periode lainnya dapat dikatakan tidak terlalu tinggi. Hal yang menarik adalah pada periode 1 korelasi antar kedua pasar negative. Artinya gerakan indeks kedua pasar bergerak dengan arah yang berlawanan sekalipun disisi lain kedua pasar saling mempengaruhi. 6. Rangkuman Seluruh hasil pengolahan data Tabel 5 Rangkuman Korelasi 1 STI HSI NIKKEI NYSE 0,744 0,844 0,942-0,583 2 JKSE STI 0,734 HSI 0,817 NIKKEI 0,847 NYSE 0,432 3 JKSE STI 0,605 HSI 0,340 NIKKEI 0,391 NYSE 0,727 4 JKSE STI 0,989 HSI 0,940 NIKKEI 0,916 NYSE 0,968 5 JKSE STI 0,601 HSI 0,968 NIKKEI 0,078 NYSE 0,500 JKSE Keterangan: tren indeks turun: tren indeks naik : STI HSI NIKKEI NYSE 15

Pada tabel 5 dapat dilihat korelasi antar pasar saham Indonesia dengan pasar saham negara lain. Selain koefisien korelasi, pada tabel 5 juga dapat dilihat kondisi tren pasar saham tiap negara apakah sedang menaik atau menurun. Pada tabel 5 terlihat bahwa tren antar pasar cenderung dengan arah yang sama, kecuali NYSE pada periode 1. Untuk periode 3 saat pasar turun, korelasi HSI dan NIKKEI terhadap JKSE menurun. Hasil ini sangat berlawanan dengan hasil penelitian Rey (2000) yang menyatakan bahwa dalam kondisi pasar yang berfluktuasi, biasanya terjadi saat pasar mengalami penurunan, korelasi antar pasar saham akan meningkat. Perbedaan ini mungkin akan dilihat lebih lanjut dengan memperhatikan hubungan kausal antar pasar menggunakan uji kausalitas Granger pada tabel 6. Tabel 6 Rangkuman Hasil Uji Kausalitas Granger 1 2 3 4 5 STI HSI NIKKEI NYSE JKSE STI HSI NIKKEI NYSE JKSE STI HSI NIKKEI NYSE JKSE STI HSI NIKKEI NYSE JKSE STI HSI NIKKEI NYSE JKSE STI HSI NIKKEI NYSE Keterangan: tren indeks turun: mempengaruhi Indonesia: tren indeks naik : dipengaruhi Indonesia : 16

Seperti diketahui bahwa pasar Indonesia pada periode 1 mengalami kejatuhan yang dalam. Banyak penelitian mengenai contagion seperti Kleimeier, Lehnert dan Verschoor (2003), Tan III (1999) menemukan terdapat contagion dalam krisis keuangan di Asia. Selain itu Utama (2004) menemukan contagion atau penularan krisis dari pasar saham Indonesia ke negara-negara Asean. Hasil pengujian kausalitas Granger pada periode 1 sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Terlihat pada tabel 6, JKSE mempengaruhi pasar saham lainnya. Pola hubungan kausal antar pasar saham Asia pada periode 1 berbeda dibandingkan periode 5 sekalipun pasar pasar Asia tersebut sama turun. Pada periode 5 saat semua pasar Asia turun, hubungan yang terjadi adalah hubungan kausalitas timbal balik. Untuk semua pasar yang diteliti, kecuali NYSE mempengaruhi JKSE, terdapat pengaruh timbal balik terhadap JKSE. Pada tabel 6 terlihat pola hubungan kausal JKSE dengan STI dan HSI yang bersifat timbal balik atau saling mempengaruhi. Sedangkan NIKKEI pada periode 1 dan 2 lebih dipengaruhi JKSE sekalipun pada periode 3 dan 4 justru sebaliknya. Sedangkan NYSE sekalipun periode 1 mempunyai pengaruh timbal balik dengan JKSE pada periode selanjutnya lebih memberikan pengaruh ke JKSE dibandingkan sebaliknya. Bila dilihat pola hubungan untuk tiap periode, dari 20 hubungan tiap periode yang diperoleh dari uji kausalitas Granger terdapat 8 hubungan timbal balik antar JKSE dengan yang lain, 5 saat indeks naik dan 3 saat turun. 4 pengaruh JKSE terhadap pasar lain, 3 saat indeks turun dan 1 saat naik. Pengaruh pasar lain terhadap JKSE sebanyak 6, 3 saat pasar 17

turun dan 3 saat pasar naik. Dari hasil ini terlihat bahwa pasar saham dunia khususnya Asia lebih bersifat saling mempengaruhi dengan pasar saham Indonesia, dengan tingkat signifikasi saling mempengaruhi yang beragam. Sedangkan NYSE lebih memberikan pengaruh ke JKSE dibandingkan pengaruh dari JKSE terhadap NYSE. Sedangkan STI, HSI, dan NIKKEI lebih kuat pola hubungan kausal saling mempengaruhi dengan pasar saham Indonesia. 7. Kesimpulan Hasil pengolahan data menunjukkan terdapat hubungan saling mempengaruhi antar pasar saham Singapura, Hongkong, dan Jepang terhadap pasar saham Indonesia. Berarti terdapat interdependensi antar pasar saham. Interdependensi ini menyebabkan ada gerakan bersamasama antar pasar saham di Asia. Sedangkan pasar saham Amerika Serikat yang dalam penelitian ini dianggap mewakili pasar saham dunia lebih memberikan pengaruh kepada pasar saham Indonesia dibandingkan pengaruh pasar saham Indonesia terhadap pasar saham Amerika Serikat. Berdasarkan hasil ini, sama seperti yang dinyatakan oleh Rey (2000), hasil ini merupakan kabar buruk bagi investor yang mencoba melakukan diversifikasi saham pasar Indonesia dengan negara lain. Sekalipun dalam penelitian ini tidak ditemukan apa yang dikatakan Ray (2000) bahwa saat pasar mengalami penurunan maka hubungan antar pasar meningkat namun tetap besarnya interdependensi antar pasar tentu menyulitkan diversifikasi dalam pasar-pasar ini. Hasil penelitian ini lebih dekat ke hasil penelitian 18

Forbes dan Rigabon (2001) yang menyatakan bahwa yang ada dipasar adalah interdependensi dan tidak terjadi peningkatan hubungan antar pasar saat suatu pasar mengalami penurunan. Berdasarkan hasil ini juga diketahui bahwa sangat sulit memisahkan pasar saham Indonesia dengan pasar saham regional dan dunia. Gerakan-gerakan yang terjadi di pasar saham regional dan dunia akan berpengaruh terhadap gerakan di pasar saham Indonesia. Bagi investor yang memegang portfolio saham, selain melihat kondisi pasar domestik juga harus memperhatikan kondisi pasar saham regional dan dunia. DAFTAR PUSTAKA Benterud, Vegard, Jørn Hilstad, dan Erik Rommetveit, 2001, Market Efficiency: Tests, Implications and Investment Strategies, Norwegian University of Science and Technology. Daniela, Kent, David Hirshleifer_dan Siew Hong Teohb, Investor Psychology in Capital Markets: Evidence and Policy Implications, 2001, Comments Welcome. Forbes, Kristin J. dan Roberto Rigabon, 2001, No Contagion, Only Interdependences: Measuring Stock Market Comovement, Journal of Finance. Kleimeier, Stefanie, Thorsten Lehnert dan Wllem F.C. Verschoor, 2002, Contagion Versus Interdependence: A Re-Examination of Asian Crisis Stock Market Comovements, Journal of Finance. Rey, David Michael, Time-varying Stock Market Correlation and Correlation Breakdown, 2000. Tan III, Jose Antonio R, 1999, Contagion effect during the Asia Financial crisis: Evidence From Stock Price Data, Asia Pasific Journal of Finance vol. 2, halaman 39-75. 19

Utama, Chandra, 2005 Contagion Dalam Krisis Keuangan di Asean: Berasal dari Indonesia atau Thailand (kasus Pasar Saham), Indonesian Business Management Conference. 20