SISTEM OPERASIONAL DAMIU DAN KUALITAS BAKTERI COLIFORM AIR MINUM ISI ULANG DI PERUMAHAN BUMI SEMPAJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPAJA TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk air minum (Meidhitasari, 2007). Air minum aman untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AIR MINUM DEPOT ISI ULANG KOTA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan

BAB I PENDAHULUAN. kimia fisika dan radio aktif (Menteri Kesehatan RI, 2010). Air di dalam tubuh

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat langsung diminum (Rumondor et al., 2014). Air minum yang. mengurangi daya kerja serta daya produksi (Widarto, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONTAMINASI DETERJEN PADA AIR MINUM ISI ULANG DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KABUPATEN KENDAL TAHUN

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS KUALITAS AIR 3

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kota Bogor

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon

UPAYA PENGGUNAAN OZON (O 3 ) DAN UV (ULTRAVIOLET) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS AIR MINUM MAKALAH KOMPREHENSIF

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM (DAMIU) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OEPOI KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

lapisan biofilm melekat pada media seperti pasir. Air sebagai nutrien, dialirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dengan kemiringan yang cukup landai yaitu 2 % dan untuk panjang aliran permukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

PENAWARAN Paket Depot Air Minum Isi Ulang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

I. PENDAHULUAN. menyebabkan masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah dengan cara Solar Desinfection (SODIS). SODIS adalah

Total Coliform Dalam Air Bersih Dan Escherichia coli Dalam Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. misalnya, baik manusia, tumbuh-tumbuhan ataupun hewan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

PERSYARATAN TEKNIS DEPOT AIR MINUM DAN PERDAGANGANNYA MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

AIR BERSIH DAN AIR MINUM FILTRASI

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA TINDAK LANJUT

HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNG REDEP KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR

Transkripsi:

SISTEM OPERASIONAL DAMIU DAN KUALITAS BAKTERI COLIFORM AIR MINUM ISI ULANG DI PERUMAHAN BUMI SEMPAJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPAJA TAHUN 2011 Damiu operational system and quality of coliform bacteria drinking water in refillable in Bumi sempaja the areas puskesmas sempaja 2011 Ratna Yuliawati 1, Ahmad Zarkowi 2 ABSTRAK Depot air isi ulang merupakan salah satu usaha rumah tangga dengan harga yang terjangkau dibandingkan dengan produk dalam kemasan yang bermerek, akan tetapi kualitas depot air minum isi ulang belum terjamin. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Puskesmas Sempaja pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 10 depot memenuhi syarat dan 7 depot tidak memenuhi syarat bakteriologi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan rancangan pengambilan sampel air dan pemeriksaan total bakteri coliform serta penilaian sistem opersional 1 DAMIU. Hasil penilaian sistem operasional DAMIU baik dengan persentase 87%, dan hasil pemeriksaan sampel air DAMIU negatif (-) total bakteri coliform 0/100 ml sampel. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Sistem Operasional DAMIU di LISA dinyatakan baik dan negatif bakteri coliform dalam air minum. Oleh karena itu saran yang dapat diberikan adalah untuk lebih menjaga dan mempertahankan kualitas air minum dan untuk peneliti selanjutnya dalam pengambilan sampel dilakukan 2 kali agar hasil lebih representatif. Kata Kunci : Sistem, Operasional, DAMIU, Total, Coliform Kepustakaan : 17 (1994-2010) ABSTRACT Depot water rechargeable is one attempt households and affordable compared to the product in the pack branded, but the quality of depot water carelessly is not guaranteed.based on the results of investigation that has been carried by puskesmas sempaja in 2009 shows that 10 depot meet the conditions and 7 depot not qualified bacteriology. This research is a method of descriptive to a draft the sample collection water and examination total bacteria coliform and assessment system damiu opersional 1. The assessment results of the operational system damiu either by the percentage 87 %, and the results of investigation water sample damiu negative ( - ) the total bacteria coliform 0 hundredths ml sample. Based on the research done can be concluded that damiu operational system in lisa expressed good and negative bacteria coliform in drinking water.hence advice that can be given is to be maintain and maintain the quality of drinking water and to researchers selan A. Pendahuluan Air minum isi ulang (AMIU) menjadi pilihan yang lain. Air minum jenis ini dapat diperoleh di depot-depot dengan harga sepertiga lebih murah dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek. Karena itu banyak rumah tangga yang beralih pada layanan ini. Keberadaan air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua depot air minum isi ulang terjamin. 1 keadaan

produknya. (Penelitian Universitas Sumatra Utara) Hasil studi 120 sampel AMIU dari 10 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikampek, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Denpasar) sempat menjadi perhatian publik karena pada beberapa sampel ditemukan sekitar 16 % terkontaminasi bakteri coliform. Hal ini mengindikasikan buruknya kualitas sanitasi depot air minum isi ulang. Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis (Suprihatin, 2002). Sudah banyak masyarakat, kantor, perusahaan baik berskala besar maupun kecil di daerah Samarinda dan sekitarnya bahkan rumah tangga, sebagian besar sudah menggunakan Air Minum Isi Ulang sebagai alternatif yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan akan air minum mereka. Kenyataan ini efek menjamurnya Depot Air Minum Isi Ulang di kota Samarinda, ini terlihat dari data DKK Samarinda dari tahun 2003 jumlah Depot air minum isi ulang sejumlah 23 buah meningkat menjadi 428 buah depot yang tersebar (Anonim,2008). Seiring dengan perkembangan itu, para konsumen sangat mengharapkan kualitas dan jaminan pengolahan dan pengawasan kesehatan yang cukup oleh pihak-pihak terkait. Jumlah Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) yang telah memiliki izin rekomendasi dari DKK pada tahun 2008 sebanyak 428 depot dan masih ada 4 Depot lainya yang sedang dalam proses perizinan. Perizinan dari DKK menentukan kelayakan depot tersebut beroperasi. Sampai pada bulan Desember tahun 2008, pengawasan yang terus-menerus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda secara rutin setiap bulan dicapai angka 97,2 % Depot Air Minum Isi Ulang yang dianggap memenuhi syarat operasional yang tersebar di 6 Kecamatan (Anonim, 2008). Jumlah DAMIU yang terdaftar di Puskesmas Sempaja pada tahun 2009 sebanyak 32 depot yang terbagi dalam dua Kelurahan yaitu Kelurahan Sempaja Utara 8 buah dan Sempaja Selatan 24 buah. Berdasarkan hasil pemeriksaan Puskesmas Sempaja dari 32 depot di ambil sampel 17 depot. Dari 17 depot tersebut yang memenuhi syarat 10 depot dan 7 depot tidak memenuhi syarat bakteriologi (Puskesmas Sempaja, 2009). Pada tahun 2010 jumlah damiu bertambah menjadi 42 buah yang terdiri dari 31 buah depot di Sempaja Selatan dan 11 buah depot di Sempaja Utara, dimana dari 42 depot diambil 16 depot sampel yang diperiksa dan yang memenuhi syarat 12 depot sedangkan 4 depot tidak memenuhi syarat bakteriologi yaitu bakteri Coliform. Dan pada tahun 2010 kejadian penyakit diare cukup tinggi di Puskesmas Sempaja tepatnya di Kelurahan Sempaja Selatan yaitu sebanyak 72 kasus diare dengan prosentase 8,7 %. Berdasarkan data yang ada golongan umur pasien yang menderita adalah balita umur 1-5 tahun yang terdiri laki-laki 17 orang dan perempuan 19 orang. Dengan mempertimbangkan dampak dari bakteri coliform pada Depot air minum terhadap kesehatan masyarakat dan banyaknya masyarakat sekarang ini menggunakan air minum isi ulang untuk kehidupan sehari-harinya, maka penulis tertarik untuk mengetahui Bagaimana sistem operasional DAMIU terhadap kualitas bakteri coliform air minum isi ulang di Perumahan Bumi Sempaja Wilayah kerja Puskesmas Sempaja Kecamatan Samarinda Utara. Metodelogi Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dengan rancangan penelitian pengambilan sampel pada depot air minum isi ulang tentang sistem operasional DAMIU dan kualitas bakteri coliform air minum isi ulang di jalan P.M. Noor Ruko Bumi Sempaja Blok 1S Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja. Sistem operasional DAMIU adalah proses pengolahan air baku (yang tidak dapat diminum) menjadi air minum isi ulang (yang dapat diminum) dengan kualitas air yang memenuhi syarat pada Depot yang menjadi

sampel di Ruko Bumi Sempaja wilayah kerja Puskesmas Sempaja, yang terdiri dari kondisi air baku yang memenuhi syarat yang digunakan sebagai sumber air minum isi ulang, jenis dan bahan peralatan yang digunakan oleh Depot dalam memproses air baku menjadi air minum isi ulang, prosedur yang digunakan untuk memproses air baku menjadi air minum isi ulang yang meliputi penampungan, penyaringan, sterilisasi serta pengemasan, dan higiene petugas/pekerja dalam melakukan proses kegiatan pelayanan air minum isi ulang terhadap konsumen. Hasil A. Kualitas bakteri coliform Dari hasil pemeriksaan total bakteri coliform di depot LISA menunjukkan hasil negatif bakteri coliform. Hal ini bias dipengaruhi oleh beberapa hal seperti air baku yang digunakan, peralatan, prosedur pengolahan, kondisi petugas/pekerja dan kondisi lingkungan. Buckle dkk (1985) menyebutkan bahwa kriteria bakteriologis diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan terdapatnya organisme yang merupakan petunjuk adanya pencemaran kotoran atau tinja dalam air. Mikroorganisme yang paling umum digunakan sebagai petunjuk atau indikator adanya pencemaran feces dalam air adalah Escherichia coli serta bakteri dalam kelompok coliform. Bakteri dari jenis tersebut selalu terdapat dalam kotoran manusia, sedangkan bakteri patogen tidak selalu ditemukan. Mikroorganisme dari kelompok coliform secara keseluruhan tidak umum hidup atau terdapat dalam air, sehingga keberadaannya dalam air dapat dianggap sebagai petunjuk terjadinya pencemaran kotoran dalam arti luas, baik dari kotoran manusia maupun hewan. Bakteri kelompok coliform meliputi semua bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasikan laktosa dengan memproduksi gas dan asam pada suhu 37 o C dalam waktu kurang dari 48 jam. Adapun bakteri pada umumnya, juga dapat menghasilkan senyawa indole didalam pepton yang mengandung asam amino triptofan, serta tidak dapat menggunakan natrium sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Pembahasan Hubungan Sistem Operasional DAMIU dengan Total Bakteri Coliform Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan hasil wawancara terhadap responden menunjukkan bahwa sistem operasional damiu depot LISA baik dengan prosentase 87 %. Hal ini membuktikan bahwa hasil pemeriksaan total bakteri coliform negatif yaitu 0/100 ml. Bakteri pada umumnya mempunyai ukuran 1-5 mikron. Bakteri coliform adalah bakteri yang berbentuk batang pendek fakultatif gram negative yang mempunyai ukuran 0,5µm-3µm. Pada dasarnya bakteri dapat tersaring jika ukuran filter lebih kecil dari pada ukuran bakteri tersebut. Pada filter pertama 2 tabung yang berukuran 5 mikron, filter kedua 2 tabung, filter ketiga 4 tabung berukuran 3 mikron, filter keempat 2 tabung berukuran 5 mikron, dimungkinkan masih ada bakteri yang lolos dalam penyaringan tersebut. Kemudian pada filter kelima dan keenam yang berukuran 1 mikron sehingga bakteri kemungkinan kecil yang lolos dalam penyaringan tersebut. Kemudian setelah tahap penyaringan dilakukan desinfeksi dengan UV, ini dilakukan untuk membunuh bakteri patogen yang mungkin masih tersisa dengan menggunakan sinar Ultra Violet. Sinar UV mempunyai panjang gelombang 280-320 nm yang dapat membunuh bakteri tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Oleh karena itu, sistem operasional DAMIU ada hubungannya dengan kualitas bakteri coliform, yang dimana sistem operasional DAMIU yang baik maka

kualitas bakteri coliform memenuhi syarat/ negatif total bakteri coliform. Jadi semakin baik sistem operasional DAMIU maka akan semakin baik kualitas air yang dihasilkan dan tidak mengandung bakteri coliform. Sistem Operasional DAMIU 1. Penyaringan (Filtrasi) Filtrasi adalah proses penyaringan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi dari air melalui media berpori-pori. Zat padat tersuspensi dihilangkan pada waktu air melalui suatu lapisan materi berbentuk butiran yang disebut media filter. Media filter biasanya pasir atau kombinasi pasir, anthracite, garnet, polystyrene dan beads. Filter dengan bahan anthracite, kecepatan filtrasinya dapat diperbesar menjadi 1,5 2 kali saringan kasar. Pasir yang paling baik untuk bahan filter adalah pasir yang mengandung kwartsa (SiO2) lebih besar atau sama 90,8 %. Penghilangan zat padat tersuspensi dengan penyaringan memainkan peranan penting, baik yang terjadi dalam pemurnian alami dari air tanah maupun dalam pemurnian buatan dalam pemurnian instalasi pengolahan air. a. Proses Filter yang digunakan dalam proses filtrasi biasanya dianggap sebagai saringan yang menahan zat padat tersuspensi diantara media filter. Proses filtrasi tergantung pada gabungan dari mekenisme fisika dan kimia yang kompleks, dan yang terpenting adanya proses adsorpsi. Pada waktu air melalui lapisan filter, zat padat terlarut bersentuhan dan melekat pada permukaan dari butiran media filter atau materi yang lebih dulu melekat membentuk lapisan film. Kekuatan menarik dan mengikat partikel kebutiran, sama seperti yang terdapat pada proses koagulasi dan flokulasi. Hasil penyaringan air melalui media penyaringan berbanding lurus dengan ketebalan dan ukuran media saringan. Semakin tebal atau semakin kecil ukuran saringan, maka akan semakin banyak zat-zat yang tersaring. b. Saringan pasir lambat Saringan pasir lambat, berguna untuk menghilangkan organisme patogen yaitu bakteri dan virus dari air baku. Melalui adsorpsi bakteri dapat dihilangkan dari virus dan air baku. Melalui adsorpsi bakteri dapat dihilangkan dari air dan ditahan pada permukaan butiran pasir kira-kira 85% - 90% total bakteri. Apabila filter beroperasi dengan baik, saringan pasir lambat dapat menghilangkan protozoa seperti

Entamoeba hiistolytica dan cacing seperti Schistotosoma haemabium dan Ascaris lumbricoides. Saringan pasir lambat sesuai dengan namanya hanya mempunyai kemampuan menyaring : 0,1 0,3 m3 / jam atau 2 7 m3 / m2 / jam. Hal ini disebabkan ukuran butiran pasirnya relatif halus yaitu 0,2 mm. c. Saringan berkecepatan tinggi Saringan ini mempunyai kecepatan menyaring 3-4 kali kecepatan saringan pasir cepat. Pada saringan ini digunakan kombinasi dari beberapa media filter tidak hanya pasir saja sehingga dikenal dengan istilah multi media filter. Disebut dual media filter apabila menggunakan kombinasi 2 jenis media filter. Disebut melti media filter apabila menggunakan 3 atau lebih media sebagai bahan filter. Dual atau Multi media filter mempunyai ukuran dari kasar sampai halus, artinya media berukuran kasar terletak diatas media berukuran lebih halus. d. Persyaratan pasir sebagai media filter Pasir sebagai bahan atau filter agar hasil filtrasi efektif dipersyaratkan sebagai berikut : 1) Bersih tidak mengandung tanah liat dan zat organik 2) Butiran maksimum 2 mm 3) Derajat kekerasan 0,3 0,8 4) Berat jenis 2,35 2,65 e. Saringan pasir silica Fungsi pasir silica untuk menyaring lumpur, tanah, dan partikel besar/kecil dalam air dan biasa digunakan untuk menyaring tahap awal. f. Saringan karbon aktif (Karbon filter). Fungsi karbon filter adalah sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa chlor dan bahan organik. Semakin lama air yang kontak dengan carbon filter semakin banyak pula zat yang terserap. g. Saringan mikro (Mikro filter) Mikro filter adalah saringan halus berukuran mikron berbentuk silinder mudah dibersihkan atau dicuci. Mikro filter berguna untuk menyaring partikel yang berukuran 0,04 100 mikron ataupun bakteri yang berukuran lebih besar dari ukuran mikro filter. Mikro filter diproduksi dengan berbagai variasi ukuran dan berbagai variasi bahan. Variasi ukuran yaitu < 0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Variasi bahan dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Catridge lilitan, memakai benang yang disikat halus sehingga seratnya berjurai kemudian dililitkan pada inti logam yang berlubang. Catridge ini mempunyai kemampuan 10 mikron. 2) Catridge membran, terbuat dari bahan sellulosa, nilon, polisulfon, akrilik, poinifiliden flourida. Caridge ini mempunyai kemampuan 2 mikron. 3) Catridge filter membran nilon, terbuat dari nilon. Catridge ini mempunyai kemampuan dibawah 0,2 mikron. Ukuran mikro filter didalam unit pengolahan air pada depot air minum dipersyaratkan maksimum 10 mikron. 2. Desinfeksi a. Sinar Ultra Violet Ultra violet adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang diantara 100 400 nm (1 nm = 0,0000001 mm). Panjang gelombang ini menempatkan ultra violet diluar spektrum cahaya yang dapat terlihat oleh mata. Sinar ultra violet dibagi menjadi 4 (empat) spektrum, yaitu : 1) UV, Sinar ultra violet yang tidak dapat melewati atmosfir bumi. 2) UV-A, berada diantara panjang gelombang 200 290 nm memiliki tingkat daya bunuh

paling tinggi terhadap bakteri, protozoa maupun virus. 3) UV-B, berada diantara panjang gelombang 290 300 nm terdapat dalam sinar matahari. 4) UV-C, berada diantara panjang gelombang 300 400 nm terdapat dalam sinar matahari namun hampir tidak memiliki kemampuan sebagai desinfeksi. Sinar ultra violet mempunyai panjang gelombang 253,7 nm yang mampu menembus dinding sel mikroorganisme sehingga dapat merusak Dcoxyribonuclead Acid (DNA) dan Ribonuclead Acid (RNA) yang bisa menghambat pertumbuhan sel baru dan dapat menyebabkan kematian bakteri. RNA berperan pada sintesis protein mengatur anabolisme, menghasilkan dan membentuk enzim sebagai penyimpan makanan. DNA terdapat dalam nukleus berisi kode genetika untuk reproduksi seluruh komponen sel. Air yang dilewati sinar ulra violet harus jernih. Air yang mengandung suspendid solid akan mempengaruhi transmisi dan penyerapan sinar ultra violet sehingga dapat melindungi bakteri, terutama bakteri dengan ukuran yang lebih kecil dari partikel suspendid solid. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya kerja sinar ultra violet pada pengolahan air minum, adalah : 1) Kekeruhan Air yang keruh akan menghalangi penyinaran sinar UV 3) Jarak antara lampu dengan permukaan air Penyinaran pada jarak yang dekat akan lebih efektif dibanding dengan jarak yang semakin jauh. 4) Temperatur Temperatur yang semakin tinggi akan semakin menambah daya bunuh bakteri. 5) Jenis Organisme Bakteri yang menghasilkan spora sangat resisten sehingga pengaruh desinfeksi dengan sinar ultra violet sangat kecil. Maka lama penyinaran atau kontak merupakan faktor penting dalam desinfeksi air minum. Semakin lama kontak maka akan semakin banyak bakteri yang terbunuh. b. Bio Energi Pada prinsipnya mesin air minum Bio Energi sama dengan mesin Reverse Osmosis, hanya pada proses akhir setelah melewati membrane ditambah dengan bantuan Bio Energi yang memancarkan gelombang FIR (Far Infra Red/Infra Merah Jauh) Kelebihan dari air minum Bio energy sebagai berikut: 1. Tidak mengandung logam berat, kotoran, bakteri serta bahan organik kimia, 2. Kandungan Oksigen yang tinggi, 3. TDS : 0 ppm, 4. Sebagai detox teraphy, 2) Kontaminasi padatan Sinar UV tidak efektif pada air dengan kontaminasi kepadatan tinggi. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan sistem operasional DAMIU serta

pemeriksaan bakteri coliform di dapat sebagai berikut : 1. Sistem operasional damiu di Depot LISA sudah baik dilihat dari air baku yang digunakan adalah air PDAM yang ditampung dalam 2 tandon PVC dengan Laboraturium kapasitas 1200 liter dan 3000 liter, jenis peralatan produksi terdiri dari bak penampungan air baku, bak penampungan air minum dan unit pengolahan air yang terdiri dari filter catridge 5 mikron, sentral filter, filter catridge 3 mikron, housing filter 5 mikron, filter catridge 1 mikron, housing filter 0,5 mikron, alat desinfektan (UV dan Bio Energi) dan bahan peralatannya terbuat dari bahan food grade. 2. Berdasarkan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15-19 Juni 2011 di laboratorium DIII Kesehatan Lingkungan STIKES Muhammadiyah Samarinda pada sampel air minum depot LISA untuk total bakteri coliform ternyata negatif, hal ini membuktikan bahwa sistem operasional baik maka kandungan total bakteri coliform 0/100 ml sampel. 5. SNI, 2002, Pedoman Pemeriksaan Kimia Air minum atau Air Bersih, Departemen Kesehatan RI Pelayanan Medik dan Kesehatan.Sulih Hartanto,2007. 6. Soekidjo Notoatmodjo,2010.Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rieneka Cipta. 7. Kusnaedi, 2006. Mengolah Air Untuk Air Minum. Cetakan Ke Lima Belas, Penebar Swadaya. Jakarta. B. Saran Saran-saran yang yang dapat di berikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pemilik Depot LISA Untuk lebih menjaga dan mempertahankan filter air agar air minum yang dihasilkan tetap bagus dan setiap bulan harus selalu memeriksakan depotnya pada dinas terkait dalam hal ini puskesmas. Daftar Pustaka 1. Effendi, Hefni, 2003. Telaah kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta 2. Joko Tri, 2010, Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum,Yogyakarta: Graha Ilmu 3. Soemirat, Juli, 2007. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 4. Sutrisno, Totok C, 2004, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta : RinekaCipta.