BANK SYARIAH SEBAGAI ALTERNATIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB II LANDASAN TEORI

PRODUK PERBANKAN SYARIAH. Imam Subaweh

Prinsip prinsip Islam

MENGENAL BANK SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN UNTUK UMUM

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB II LANDASAN TEORI

HUKUM PERJANJIAN SYARIAH DAN PENERAPANNYA DALAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA TENTANG BANK. menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang

PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

BAB II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB III TELAAH PUSTAKA. berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada nasabahnya.

BAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin baik pula perekonomian negara tersebut. Mengingat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS SEWA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 54

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

Bank Syariah PIEw14 1

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun kerjasama ini dapat menjadi peluang untuk menyetarakan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

SILABUS EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

I. PENDAHULUAN. 1997/1998, dimana pada masa itu, Bank Indonesia menetapkan capital adequacy

Liabilitas dan Modal. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Lembaga-lembaga keuangan syariah berupa bank syariah

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Liabilitas dan Modal. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahasa, 2007:207) pengertian prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Berdirinya Baitul Maal wat Tamwil. aktivis Masjid SalmanITBBandung yang mendirikan Koperasi Jasa Keahlian

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DI INDONESIA (TINJAUAN BANK SYARIAH DAN KONVENSIONAL)

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang

BABI PENDAHULUAN. Sistem perbankan syariah merupakan bagian dari konsep ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

3/18/2016. Perbankan Syariah DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

Materi 6 Produk Penghimpunan Dana. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.


DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB II LANDASAN TEORITIS

Transkripsi:

BANK SYARIAH SEBAGAI ALTERNATIF Adang Sudjana 1 ABSTRACT The principle of not allowing interest practices (riba) has saved the Syariah Bank and their customers from the effects of monetary crisis. In view of Islamic Principles, interest is forbidden. Therefore, all transactions of syariah banking are based on sale-purchase pattern. Besides, all good banking aspects as applied in conventional banking such as, 5 Cs (capital, collateral, capacity, character, and condition) are also applied properly in the line of ukhrawi aspects in managing fund of syariah banking. The practice of mark-up in project funded by syariah bank seems to be very difficult. Keywords: bank, alternative ABSTRAK Prinsip untuk tidak memperbolehkan praktik bunga (riba) telah menyelamatkan Bank Syariah dan nasabahnya dari efek krisis keuangan. Dalam pandangan islam, sistem bunga dilarang. Oleh karena itu, seluruh transaksi Bank Syariah berdasarkan pola sale-purchase. Selain itu, aspek 5 C (capital, collateral, capacity, character, and condition) yang diterapkan pada bank umum lainnya, juga diterapkan dalam Bank Syariah. Kata kunci: bank, alternatif 1 Staf Pengajar Universitas Budi Luhur & UBiNus, Jakarta 46 Journal The WINNERS, Vol. 4 No. 1, Maret 2003: 46-53

PENDAHULUAN Krisis ekonomi yang melanda perbankan nasional sejak 1997 dan belum berakhir hingga kini, telah membuktikan bahwa sesungguhnya ada alternatif jenis perbankan lain diluar perbankan konvensional yang selama ini dikenal dengan perbankan syariah. Jenis perbankan syariah yang dilandasi oleh hukum Islam ternyata telah terbukti mampu terbebas dari multidimensi krisis perbankan nasional yang menimpa perekonomian Indonesia. Artikel ini hanya bermaksud sebagai introduction to bank syariah terutama menyangkut aspek penghimpunan dana, penyaluran dana, atau pembiayaannya (yang merupakan profit centre-nya) dan produk jasanya. PEMBAHASAN Perbedaan Antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional Perbedaan pokok antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah sebagai berikut. Bank Konvensional 1.Akad yang dilakukan hanya memiliki konsekuensi duniawi. 2.Tidak ada Dewan Pengawas Syariah dalam Struktur Organisasinya 3.Penghasilan utama berasal dari pendapatan bunga. 4.Semua jenis bisnis dan usaha dapat dibiayai. 5.Lingkungan kerja dan budaya perusahaan tidak diatur. Bank Syariah 1.Akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi. 2.Ada Dewan Pengawas Syariah dalam Struktur Organisasinya. 3.Penghasilan utama berasal dari pendapatan atas dasr bagi hasil (mudharabah). Sistem bunga (riba) tidak diperkenankan. 4.Tidak mungkin membiayai usaha yang mengandung hal-hal yang diharamkan. 5.Lingkungan kerja dan budaya perusahaan harus sesuai dengan prinsip syariah. Jenis Produk pada Bank Syariah Jenis produk pada Bank Syariah sebagai berikut. I. Produk Penghimpunan Dana Produk penghimpunan dana terdiri dari berikut ini. 1. Wadiah Wadiah adalah simpanan nasabah yang terdiri dari berikut ini. a. Yad al amanah, yaitu simpanan yang tidak sering ditarik atau dipakai, seperti Safe Deposit Box. b. Yad dhamanah, yaitu simpanan yang sering ditarik, seperti rekening giro. Bank Syariah sebagai Alternatif (Adang Sudjana) 47

2. Mudharabah Mudharabah, yaitu akad kerjasama usaha antara dua pihak. Pihak pertama (sahibul maal) menyediakan seluruh (100 %) modal sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang tertuang dalam kontrak sedangkan apabila rugi ditanggung pemilik modal selama bukan akibat kelalaian pengelola tetapi apabila kerugian diakibatkan karena kelalaian atau kecurangan pengelola maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian. Pada sisi penghimpunan dana mudharabah diterapkan pada hal berikut. a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus seperti tabungan haji, tabungan qurban, dan sebagainya. b. Deposito biasa. c. Deposito spesial (special investment), yaitu dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah saja. Atas tabungan dan deposito di atas, bank Syariah akan memberikan 'nisbah kepada nasabahnya dalam persentase tertentu. II. Produk Penyaluran Dana 1. Jual Beli a. Bai il Murabahah Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Dalam hal itu, bank bertindak sebagai penjual dan nasabah bertindak sebagai pembeli untuk harga inventory baik produksi maupun konsumsi. Pertama-tama bank membeli barang yang dipesan nasabah dari pihak lain kemudian dijual kepada nasabah setelah ditambah keuntungan. Nasabah kemudian mencicilnya sesuai harga dan jangka waktu yang disepakati. b. Bai as Salam Bai as salam berarti pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari sementara pembayaran dilakukan dimuka. Bai as salam biasanya deprgunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka waktu yang relatif pendek yaitu 2-6 bulan. Bank bertindak sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjual. Bank membayar harga yang disepakati diawali kontrak. Ketika barang akan dikirim oleh nasabah bank dapat menjualnya kepada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi misalnya kepada Bulog, pedagang pasar induk, dan grosir. Yang dibeli bank adalah barang, seperti padi, jagung, dan cabai, dan bank tidak berniat untuk menjadikan barang-barang tersebut sebagai simpanan atau inventory. Secara umum, aplikasi perbankan Bai as Salam dapat digambarkan dalam skema berikut ini. 48 Journal The WINNERS, Vol. 4 No. 1, Maret 2003: 46-53

Gambar 1 Skema Aplikasi Perbankan Bai as Salam Prinsip yang dipakai adalah jual-beli. c. Bai al Istishna Bai al Istishna merupakan suatu jenis khusus dari akad bai as salam. Biasanya jenis ini dipergunakan untuk pembiayaan konstruksi dan barang manufaktur jangka pendek. Dengan demikian, ketentuan bai al istishna mengikuti ketentuan dan akad bai al salam. Bank bertindak sebagai pemesan (pembeli) sedang nasabah sebagai penjual (pembuat). Kedua belah pihak sepakat atas harga serta sistem pembayaran, apakah dilakukan dimuka, melalui cicilan atau ditanguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang. Bank dapat menyalurkan dana secara bertahap dengan prisip bai al istishna. Ketika barang akan atau sudah selesai, bank dapat menjual secara cicilan kepada nasabah lain untuk mendapat keuntungan. Secara umum, aplikasi perbakan Bai al Istishna dapat digambarkan dalam skema berikut ini. Gambar 2 Skema Aplikasi Perbakan Bai al Istishna Bank Syariah sebagai Alternatif (Adang Sudjana) 49

2. Bagi Hasil a. Akad al Mudharabah Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dan pihak pertama (sahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang tertuang dalam kontrak. Apabila rugi ditanggung pemilik modal selama bukan akibat kelalaian pengelola tetapi bila kerugian diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian. Pembiayaan mudharabah diterapkan untuk hal berikut. i. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdangangan dan jasa. ii. Investasi khusus dan sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.sahibul maal. b. Akad Al-Musyarakah Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Akad ini biasanya dipergunakan dalam hal berikut. i. Pembiayaan Proyek Dalam hal ini, nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tertentu. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. ii. Modal Ventura Pada bank yang diperbolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyawarah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi baik secara singkat maupun bertahap. iii. Akad Al-ljarah Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri. Di sini bank bertindak sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai penyewa. Pada akhir masa sewa bank dapat menjualnya kepada nasabah (sewa dengan hak opsi). Bank Islam yang mengoperasikan produk ijarah dapat melakukan leasing, baik operting lease maupun finacial lease. Secara umum, aplikasi perbankan Al-ljarah dapat digambarkan dalam skema berikut ini. 50 Journal The WINNERS, Vol. 4 No. 1, Maret 2003: 46-53

Gambar 3 Skema Aplikasi Perbankan Al-ljarah III. Produk Jasa Produk jasa pada Bank Syariah terdiri dari sebagai berikut. 1. Al Wakalah Al-Wakalah adalah penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat atau kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam hal yang diwakilkan. Di sini, bank berfungsi sebagai wakil nasabah. Prinsip Al-Wakalah biasanya digunakan sebagai berikut. a. Sebagai dasar bisnis Kiriman Uang dalam perbankan. b. Sebagai dasr bisnis kliring dalan perbankan. c. Sebagai dasar bisnis inkaso (L/C) dalam perbankan, yaitu suatu pengiriman surat/dokumen berharga untuk ditagihkan pembayarannya kepada pihak yang menerbitkan atau yang ditentukan (tertarik) dalam surat/dokumen berharga tersebut. Sebagai imbalan atas kegiatannya Bank Syariah mendapat Fee (umulah). 2. Al-Kafalah Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, Kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. Bank sebagai pemjamin dan nasabah sebagai pihak yang dijamin. Prisip Al-Kafalah biasanya digunakan dalam Garasi Bank, yaitu pemberian janji bank kepada pihak lain untuk jangka waktu tertentu, jumlah tertentu, dan keperluan tertentu bahwa bank akan membayar kewajiban nasabah yang diberi garansi bank Bank Syariah sebagai Alternatif (Adang Sudjana) 51

kepada pihak lain tersebut apabila nasabah yang bersangkutan cidera janji (wan prestasi). Garansi yang diberikan dapat berupa garansi atau standby L/C. 3. Al-Hawalah Al-Hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Bank bertindak sebagai penerima pengalihan piutang dan nasabah sebagai pihak yang mengalihkan piutang. Kontrak hawalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada hal berikut. a. Factoring atau anjak piutang, yaitu para nasabah yang memiliki piutang kepada pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank. Bank lalu membayar piutang tersebut dan bank menagihnya dari pihak ketiga itu. b. Post-dated check, yaitu bank bertindak sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu piutang tersebut. c. Bill discounting. Secara prinsip, bill discounting serupa dengan hawalah. Hanya dalam bill discounting nasabah harus membayar fee, sementara pembahasan fee tidak didapati dalam kontrak hawalah.. Sebagai imbalan atas kegiatannya, Bank Syariah mendapat fee (umulah). 4. Ar-Rahn Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan hutang atau gadai. Kontrak rahn dipakai dalam perbankan dalam dua hal sebagai berikut. a. Sebagai prisip Rahn dipakai dalam prinsip artinya sebagai akad tambahan terhadap produk lain seperti dalam pembiayaan bai al murabaha. Bank dapat menahan barang nasabah sabagai konsekuensi akad tersebut. b. Sebagai Produk. Sebagai produk rahn adalah gadai. Bedanya dengan pengadaian biasa, dalam rahn nasabah tidak dkenakan bunga tetap. Yang dipungut dari nasabah adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, serta penaksiran. Perbedaan utama antara biaya rahn dan bunga pengadaian adalah pada bunga pegadaian biasa, sifat bunganya dapat berakumulasi dan berlipat ganda, sementara biaya rahn hanya sekali dan ditetapkan dimuka. 5. Al-Qardh Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Akadnya adalah akad saling bantu membantu dan bukan transaksi komersil. Jika nasabah yang dibantu bank rugi karena musibah, Bank Syariah dapat membebaskannya pinjaman nasabah tersebut. Akad qardh biasanya diterapkan sebagai berikut. a. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dan cepat sedangkan ia tidak dapat menarik dananya karena misalnya, tersimpan dalam bentuk deposito. 52 Journal The WINNERS, Vol. 4 No. 1, Maret 2003: 46-53

c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial. Guna pemenuhan skema khusus itu telah dikenal suatu produk khusus, yaitu qardhul hasan. PENUTUP Simpulan Baik produk Penghimpunan Dana, penyaluran dana, maupun produk jasa Bank Syariah pada dasarnya didasarkan atas satu prinsip yang sangat mendasar dibandingkan dengan bank konvensional, yaitu tidak diperkenankannya bunga (riba). Prinsip itulah yang telah menyelamatkan Bank Syariah dan nasabahnya dari imbas krisis moneter yang terjadi. Bunga diharamkan. Oleh karena itu, semua transaksi perbankan Bank Syariah didasarkan atas pola jual beli atau perdagangan. Di samping itu, semua aspek perbankan yang baik sebagai mana terdapat pada pengelolaan perbankan konvensional seperti prinsip 5 C (capital, collateral, capacity, character, and condition) dijalankan dengan sebaik-baiknya mengingat ada aspek ukhrawi dalam pengelolaan dana perbankan syariah Praktek mark up atas suatu pembiayaan proyek rasanya akan sangat sulit terdapat pada Bank Syariah. DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafii. 1999. Bank Syariah, Wacana Ulama, dan Cendekiawan. Penerbit Tazkia Institut. 20 Oktober 1999. Bank Syariah sebagai Alternatif (Adang Sudjana) 53