PASAR RUMPUT BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Filosofi 1. Filosofi Dasar Pasar Rumput adalah kawasan yang menjadi kebutuhan yang seharusnya dapat memenuhi rutinitas kebutuhan masyarakat lingkungan, namun karena ketidaksesuaian dalam operasionalnya memberikan dan menambahkan persepsi pasar tradisional yang tidak memiliki keteraturan. Dengan adanya bagian masa banguna yang tidak berfungsi optimal, penerapan dalam peletakan ruang yang tidak tepat menjadi tidak menarik untuk digunakan. Untuk dapat berfungsi sebuah pasar harus memilki sirkulasi dan hubungan ruang yang tepat pada kebutuhan yang harus dipenuhi dalam operasionalnya. Zoning menyesuaikan dengan persepsi kebiasaan sirkulasi yang sesuai standar dan dapat diprediksi dengan ketentuan pasar. Agar sirkulasi dan ruang menjadi tertata dan jelas di dalam berkegiatan di dalam pasar. Ruang dan Sirlulasi Saling Terkait Ruang Publik Saling Terkait Pengguna Afforndances Pasar Arsitektur & Perilaku Fungsional & Kenyamanan Persepsi & Pengalaman Penataan/Tertata/Sesuai Standar Tatar Perilaku(Behavior Setting) Salah satu cara penerapan tema Perilaku pada konsep ialah dengan membatasi dalam susunan kegiatan dari kelompok ruang. Yaitu bagaimana memiliki pemisah atau batasan yang jelas dalam penataannya. 41
2. Penerapan Tema pada Konsep hubungan ruang dan penataan ruang dengan akses sirkulasi menjadikan pasar berfungsi optimal dengan kesesuaian pada kebutuhan-kebutuhan dalam pasar Pembagian masa dengan menyesuaikan kegitan di dalamnya. Penggunaan masa ganda, agar dapat meberikan penataan pada pembagian dengan jelas aktivitasnya. Lihat gambar 5.1. Massa Bangunan Pasar Kering Yaitu Bahan Sandang Gambar 5.1 Penerapan Tema pada massa bangunan Massa Bangunan Pasar Basah yaitu Bahan Panganan Pokok Gambar 5.1. Konsep penataan massa bangunan Keterkaiatan antara Pengguna dengan bangunan maupun dengan lingkungan. Penerapan akan penggunaan material lama pada interior dari bangunan. Hal ini seperti menyesuaikan dengan lingkup golongan masyarakat menengah.yaitu menciptakan keselarasan yang dapat memberi persepsi sesuai dengan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan. Untuk menyesuaikan pemisahan dalam penataann bangunan akan dipilih warna-warna utama pada fasade bangunan. Lihat gambar 5.2. Gambar 5..2 Konsep penjelas massa bangunan 42
V.2. Fungsi 1. Fasilitas Pasar ialah bangunan publik yang melayani banyak orang. Penggunaan fasilitas sesuai dengan tema dalam perilaku-lingkungan dengan disesuaikan dengan peraturan menyediakan wadah pedagang kaki- 5, agar mengurangi kepadatan lingkungan di sekitar tapak sehingga fasilitas yang ada pada pasar ini dapat saling mendukung dengan lingkungan. Kantin dan Pedagang Kaki-5 yang dapat melayani pengunjung dari Pasar Rumput. Penempatan kantin diantara sebagai hall antar masa banguna yaitu agar mudah di jangkau dari pengunjung Pasar Rumput dari pencapainn sisi masa bangunan. Lihat gambar 5.3. Pasar Kering Kantin pedagang kaki-5 Pasar Basah Gambar 5.3. Konsep perletakan hall kantin dan pedagang kaki-5 2. Sirkulasi Pasar Rumput harus memiliki sirkulasi yang jelas, akses mudah dengan massa banguna ganda. Untuk mempermudah Pengguna berkegiatan. Sehingga sirkulasi yang dipakai antar kios, los dan hall pembatas massa ganda adalah sirkulasi type grid. Penataan Keterkaitan Pola sirkulasi Grid Pola sirkulasi radial Gambar 5.4. Konsep sirkulasi Pola sirkulasi gabungan 43
PASAR RUMPUT V.3. Zoning Massa bangunan A pada keterangan gambar 5.5 berada di area jalan utama. Letak kios pada massa jalan utama, agar akses pejalan kaki tidak perlu melewati pasar basah. Dalam penerimaan dari loading dock agar mudah di jangkau di letakkan dengan lantai los Massa bangunan A pada keterangan gambar 5.5. Los kering diletakkan dibagian terluar agar terlebih dahulu dilewati dari los basah. A B Lt.4 Lt. 3 Lt. 2 Lt.1 Lt. 3 Lt. 2 Lt.1 Hal Gambar 5.5. Konsep Penzoningan V.3. Konsep Kios Dan Los A. Pasar Kering Lt.1 Kios : Barang Berat,Elektronik, Hiburan Anak, Gudang Lt.2,3 Kios : Pakaian,salon,sepatu, Counter Remaja,reklame Lt.4 Bank, Masjid,pengelola, Service Hall : Kantin, food court B. Pasar Basah Lt.1 Counter, Sembako,Gudang,Los Daging halal,non halal, ayam, Ikan, Buah Lt. 2,3 Parkir, foodcourt Untuk Los dibedakan dengan pembatas antara ruang dan, dimensi meja los basah dan kering, di dalam los basah dibedakan dengan pembatas tirai plastik antara los halal dan non halal. Lihat gambar 5.6. Gambar 5.6. Konsep pembatasan los 44
Konsep kios Konsep los basah Gambar 5.7. Konsep los dan kios Konsep los kering V.4. Konsep Tapak Area Parkir Mobil Letak parkir mobil di depan bangunan berbatasan dengan jalan utama. Agar massa bangunann dapat lebih terlihat. Karena jalan utama dapat dimanfaatkan sebagai view kedalam tapak. Dengan massa bangunan yang merespon jalan utama, dapat memberikan daya tarik Pasar Rumput. hal tersebut, maka di pilih penempatan Area parkir mobil yaitu pada bagian depan tapak. Bisa dilihat pada gambar 5.8. halaman berikut. Pagar Taman Jalan raya Pedestrian Area Parkir Gambar 5.8. Konsep Tapak Taman Teras Bangunan V.5. Konsep ruang Pembatas Taman duduk Kios food court Gambar 5.9. Konsep ruang pembatas 45
Adanya ruang pembataas membedakan jenis barang dagangan, hal tersebut menjadikan ruang antara massa bangunan menjadi hall yang nantinya dapat digunakan sebuah area pedagang kaki-5, serta kanti atau hiburan untuk sebagai daya tarik dengan lingkup golongan masyarakat menengah. Karena letaknya di apit bangunan kenyaman thermal dari penghalang massa bangunan menjadikannya salah satu objek Pasar Rumput. V.6. Konsep Gubahan Massa Konsep utama dari bentuk massa Pasar Rumput adalah keterkaitannya dengan hubungan ruang ruang yang tercipta atau diletakkan penyesuaian terhadap kegiatan di dalamnya. Massa awal dari hasil analisa ditunjukkan pada gambar di atas. Dengan adanya pembatasan tidak menjadi akses antar bangunan menjadi tidak ada. Maka ada penambahan massa untuk akses, bisa dilihat pada gambar disamping dalam hal ini tetap memberikan persepsi adanya pembatas massa bangunan. 46
Massa dikembangkan menyesuaikan dengan jalan utama View ke dalam tapak. Agar menyesuaikan dan memberi kesan memperluas pandangan, Bisa dilihat pada gambar dibawah ini. massa menjadi kurang menarik dan sangat kaku. Sehingga tampilannya akan di perhalus. Agar menyatu dengan tapak, massa bangunan dikembangkan menyesuaikan bentuk tapak. Gambar 5.10. Konsep massa bangunan 47