Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

Tinjauan Pelaksanaan Skema Musyarakah Pada Produk Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Garut

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

Tinjauan Terhadap Penyaluran Pembiayaan Aliansi Dengan Pola Channeling Pada Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Pembantu Ujungberung

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Analisis Rasio Profitabilitas Pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten, Tbk

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

PENDAHULUAN. usaha yang dibiayainya. Risiko ini dapat diatasi dengan cara memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Lely 2008:309)

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank

Prinsip prinsip Islam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB III TINJAUAN PUSTAKA TENTANG BANK. menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang

BABI PENDAHULUAN. Sistem perbankan syariah merupakan bagian dari konsep ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

GUBERNUR BANK INDONESIA,

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

MENGENAL BANK SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN UNTUK UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

Transkripsi:

Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum Darmawan, Wawan STIE Ekuitas http://repository.ekuitas.ac.id/123456789/218 Downloaded from STIE Ekuitas Repository

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Pada perkembangan perekonomian saat ini, kegiatan ekonomi yang berbasis syariah Islam dapat dikatakan sangat berkembang pesat. hampir disetiap kegiatan ekonomi banyak dijumpai yang berlandasan atas syariat Islam. Salah satu yang terlihat jelas adalah perkembangan ekonomi syariah di dunia perbankan Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya bermunculan bank-bank syariah di Indonesia, hampir setiap bank-bank konvensional yang berdiri selalu memiliki unit usaha syariahnya. Manajemen bank syariah maupun lembaga keuangan syariah tidak banyak berbeda dengan manajemen bank konvensional. Namun dengan adanya landasan syariah serta sesuai Peraturan Pemerintah yang menyangkut bank syariah, antara lain Undang - Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang telah diganti dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998. Selain Undang-Undang yang berlaku tersebut, ketentuan pelaksanaan bank berdasarkan prinsip syariah ditetapkan dengan peraturan pemerintah No. 30 tahun 1999, maka kita bisa melihat adanya perbedaan antara bank atau lembaga keuangan syariah dengan bank konvensional, baik dari segi operasional, pendanaan, penyaluran maupun jasa keuangan yang diberikan. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah. 1

2 Pembiayaan adalah merupakan sebagian besar asset dari bank syariah sehingga pembiayaan tersebut harus dijaga kualitasnya, bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian, yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian adalah pedoman pengelolaan Bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang sehat, kuat dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebagaimana diamanatkan pada pada Pasal 4 Undang-Undang Perbankan Syariah keberadaan bank syariah disamping sebagai lembaga intermediasi seperti halnya bank konvensional yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat juga berfungsi sosial. Secara garis besar kegiatan operasional bank syariah dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu : a) Kegiatan Penghimpunan Dana (funding) Kegiatan penghimpunan dana dapat ditempuh oleh perbankan melalui mekanisme tabungan, giro, serta deposito. Khusus untuk perbankan syariah, tabungan dan giro dibedakan menjadi dua macam yaitu tabungan dan giro berdasarkan pada akad wadiah dan tabungan dan giro yang didasarkan pada akad Mudharabah. Sedangkan khusus deposito hanya memakai akad Mudharabah. b) Kegiatan Penyaluran Dana (lending) Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat (lending) dapat ditempuh bank dalam bentuk Mudharabah, murabahah, musyarakah, ijarah ataupun qardh. Bank sebagai penyedia dana akan mendapatkan

3 imbalan dalam bentuk margin keuntungan untuk murabahah, bagi hasil untuk Mudharabah dan musyarakah, sewa untuk ijarah serta biaya administrasi untuk qardh. c) Jasa Bank Kegiatan usaha bank di bidang jasa, dapat berupa penyediaan bank garansi (kafalah), letter of credit (L/C), hiwalah, wakalah dan jual beli valuta asing. Sebagian besar dana yang dipergunakan oleh bank syariah dalam menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan adalah dana nasabah, sehingga dana nasabah wajib mendapat perlindungan hukum. Bilamana terjadi kegagalan dalam pembiayaan maka sumber pelunasan pembiayaan adalah dari usaha nasabah yang menghasilkan pendapatan (revenue) yang disebut berupa agunan (collateral). Agunan berupa jaminan tertentu atas suatu benda, apabila terjadi pembiayaan bermasalah, bank berhak menjual benda agunan yang dibebani dengan hak jaminan dan mengambil hasil penjualan atas benda tersebut sebagai sumber pelunasan pembiayaan. Jaminan merupakan hal penting untuk diperhitungkan bagi bank karena jaminan merupakan sumber pelunasan bilamana nasabah mengalami kegagalan pembiayaan syariah. Mudharabah merupakan salah satu bentuk kerjasama yang mana salah satu pihak disebut pemilik modal (shabul mal) yang menyediakan sejumlah uang tertentu dan bersifat pasif, sementara pihak lain disebut pengelola dana (mudharib) yaitu orang yang menjalankan usaha, kepengrusan atau jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Akan tetapi apabila terjadi kerugian dalam

4 menjalankan usaha, maka kerugian tersebut ditanggung oleh pemilik dana, sementara pengelola dana tidak mendapat apa-apa dari jasa yang dilakukan. Pada hakikatnya pengelola dana diberi amanah dan mesti bertindak atas dasar kepercayaan dan tanggung jawab. Kemudian ia diharapkan untuk mengurus dan mengelola dana secara baik agar dapat menghasilkan laba dan untung yang maksimum dan baik tanpa mengabaiakan nilai-nilai islam. Disamping itu, sistem Mudharabah dapat pula dilakukan oleh beberapa pengelola dana dan pengusaha sekaligus. Mudharabah sangat penting dan dapat diamalkan untuk menjaga kemaslahatan umat. Pemilik dana yang mempunyai banyak dana atau uang dapat menginvestasikan kepada pihak lain yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut. Demikian juga pengusaha yang ingin melakukan usahanya tetapi tidak mempunyai kecukupan dana, maka dapat meminta bantuan dana dari pihak yang mempunyai banyak dana. Hal ini sangat bermanfaat karena dapat saling tolongmenolong dan dapat menggerakkan sektor ekonomi riil yaitu menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat menyerap tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran. Selain itu juga untuk meminimalisisir inflasi yang disebabkan ketidakseimbangan antara sektor finansial dengan sektor riil. Meskipun sistem Mudharabah telah dilaksanakan oleh perbankan syariah, namun menurut Adiwarman sistem ini ternyata kurang diminati dan bank mengalami kerugian. Pemikiran yang sama juga dipaparkan oleh Surtahman Kastin Hasan dan Abdul Ghafar Ismail, mekanisme Mudharabah dianggap istimewa, adil, tetapi kerdil.

5 Persoalannya terdapat pada aspek pembiayaan, dimana sebagian bank mengalami kerugian, karena oleh beberapa hal, diantaranya: a. Sejumlah deposit untuk jangka pendek, sulit untuk dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama. b. Bank perlu berhati-hati apabila terjadi kerugian. c. Bank harus memastikan bahwa usaha yang dilakukan dapat berkembang dengan baik. Setiap persoalan pasti mempunyai kesan positif dan negatif, adapun kesan positif dalam aplikasi sistem Mudharabah adalah : a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat usaha nasabah meningkat. b. Bank tidak mesti membayar keuntungan Mudharabah kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan hasil usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah mengalami kerugian atau negatif spread. c. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benarbenar halah, aman, dan menguntungkan karena keuntungannya yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. d. Prinsip bagi hasil dalam Mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

6 Sedangkan kesan negatif atau resikonya adalah : a. Modal yang digunakan oleh nasabah tidak seperti yang disebutkan dalam kontrak. b. Lalai dan kesalahan yang disengaja. c. Nasabah tidak jujur, dimana berapa jumlah keuntungan tidak dijelaskan dan tidak merasa dibebani. Meskipun terdapat kesan positif dan kesan negatif dalam aplikasi sistem Mudharabah, namun perlu dipahami bahwa sistem Mudharabah ini dapat membangun sektor ekonomi riil yaitu lapangan pekerjaan. Karena sistem ini juga dapat membangkitkan semangat masyarakat untuk bergerak dan menciptakan usaha yang menghasilkan keuntungan dan menghindari bagi rugi. Kualitas pembiayaan ditetapkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet, yang dikategorikan pembiayaan bermasalah adalah kualitas pembiayaan yang mulai masuk golongan dalam perhatian khusus sampai golongan macet. Bank syariah wajib untuk menggolongkan kualitas aktiva produktif sesuai dengan kriterianya dan dinilai secara bulanan, sehingga jika bank syariah tidak melakukannya maka akan dikenakan sanksi administratif sebagaimana dimaksud Pasal 56 Undang- Undang Perbankan Syariah. Bilamana terjadi pembiayaan bermasalah maka bank syariah akan melakukan upaya untuk menangani pembiayaan bermasalah tersebut dengan melakukan upaya penyelamatan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah, agar dana yang telah disalurkan oleh bank syariah dapat diterima kembali. Akan tetapi

7 mengingat dana yang dipergunakan oleh bank syariah dalam memberikan pembiayaan berasal dari dana masyarakat yang ditempatkan pada bank syariah maka bank syariah dalam memberikan pembiayaan wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank syariah dan atau UUS dan kepentingan nasabahnya yang telah mempercayakan dananya. Sesungguhnya keuntungan maupun kerugian dalam produk mudharabah telah diatur oleh Dewan Syariah Nasional, yakni keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan antara pengelola dana dengan pemilik dana, namun mengenai kerugian yang diakibatkan oleh pengelola dana, maka pengelolala dana bertanggung jawab atas kerugian dana tersebut, namun apabila adanya kerugian yang bukan diakibatkan oleh kesalahan pengelola dana atau paktor lain, maka kerugian tersebut ditanggung oleh pihak bank, sebagai pemilik dana tersebut. Praktek sekarang yang dilakukan oleh sebagian lembaga keuangan syariah, dengan menggunakan produk mudharabah sebagai produk yang ditawarkan masih belum sesuai dengan konsep awal dari mudharabah. Hal ini bisa jadi dikarenakan faktor sumber daya manusia yang belum memahami bentuk teori dan konsep mudharabah dengan praktek kredit investasi, kondisi seperti ini memang perlu diluruskan sehingga tidak ada kesan bahwa praktek mudharabah sama dengan kredit pada industri jasa keuangan konvensional. Oleh karena itu penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 105 dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) menjadi suatu alat yang sangat penting sebagai pedoman dalam menjalankan praktek mudharabah, serta untuk mendapatkan laporan yang akurat sangat

8 diperlukan prosedur yang baik untuk menghidari terjadinya kekeliruan data akuntansi serta meningkatkan efisiensi oprasional perusahaan. Dengan prosedur yang baik maka setiap kegiatan perusahaan berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan suatu Studi di PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah, Tbk KCI Citarum Kota Bandung tentang sistem pembiayaan Mudharabah yang diajukan dalam bentuk Laporan Tugas Akhir yang berjudul : Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa permasalahan mengenai pembiayaan Mudharabah yaitu : 1. Bagaimana prosedur pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum Kota Bandung. 2. Bagaimana penentuan nisbah bagi hasil di PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum Kota Bandung. 3. Bagaimana perlakuan akuntansi syariah dalam pembiayaan Mudharabah di PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum Kota Bandung.

9 1.3 Maksud dan Tujuan Studi Maksud dan tujuan dilakukannya Studi tentang pembiayaan Mudharabah ini adalah : 1. Mengetahui prosedur pembiayaan Mudharabah di PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum Kota Bandung. 2. Mengetahui bagaimana penentuan nisbah bagi hasil di PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum Kota Bandung. 3. Mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi syariah terhadap pembiayaan Mudharabah di PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Hasil Studi Studi ini diharapkan berguna untuk semua pihak di antaranya : 1. Penulis sendiri dalam membekali diri tentang pengetahuan sistem pengendalian akuntansi Mudharabah pada perbankan syariah sehingga dapat membandingkan antara teori yang dipelajari selama bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di dunia kerja. 2. Perusahaan dapat dijadikan sumbangan pikiran berupa bahan masukan sebagai informasi untuk melakukan perbaikan, peningkatan dan pengembangan kegiatan unit usaha khususnya dalam Proses Pemberian Modal dengan pembiayaan Mudharabah. 3. Pihak lain sebagai sumber dan tambahan informasi bahan referensi serta sebagai bahan untuk Studi selanjutnya.

10 1.5 Lokasi dan Waktu Studi Studi ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Syariah Kantor Cabang Bandung yang berlokasi di Jalan Taman Citarum No. 4 Bandung. Studi ini dilakukan pada bulan November 2012 sampai selesai.