ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H

III. METODOLOGI PENELITIAN

: BETTI KARLIATI H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PELATIHAN MUTU PRODUKSI BAGIAN QUALITY INSPECTION DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh SISKA NOFRIANTI H

Oleh : SRI IRTANTI H

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

III. METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PT. POS INDONESIA (PERSERO) JAKARTA TIMUR 13000)

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor)

III. METODE PENELITIAN

: DWI ENDANG PUSPITASARI H

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI FRUIT TEA DI WILAYAH BOGOR (STUDI KASUS PADA KANTOR PENJUALAN (KP) BOGOR PT. SINAR SOSRO)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

RUSLI CEP RIDHO YUSUF H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN Mr. CELUP S BOGOR. Oleh EVIVANA SITUMORANG H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SALON DINA LEE BOGOR. Oleh FITRI RAHMAWATI H

HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN UMMAT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARIAH, GARUT)

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (STUDI KASUS PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk)

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE)

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

Oleh ELLA RAHMANIA H

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTERNAL TERHADAP PEMBELAJARAN PEGAWAI (STUDI KASUS BAKOSURTANAL CIBINONG-BOGOR) Oleh GITA AMELIA H

PENGARUH MUTASI DAN PROMOSI JABATAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI (STUDI KASUS KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT) Oleh MUHAMMAD REZA H

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh MELLY SILVIANI H

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. produk barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KANTOR CABANG PT.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

OLEH DODI EKAPRASETYA A

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan elemen yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI. Oleh DENY MARCIAN H

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR

PERSEPSI KARYAWAN PT. GOODYEAR INDONESIA TBK, BOGOR TENTANG PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN MODEL PROGRAM KOMPUTER (STUDI KASUS PT

YOHANA INTAN NAULINA H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KARYAWAN FOODMART EKALOKASARI BOGOR) Oleh INTAN AMETHYS PRIMA PRESTISYANA H

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

II. TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan SDM

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR. Oleh : NOVITA MAULIDA H

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan tenaga kerja dalam usaha mewujudkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Komputerisasi Akuntansi Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Instalasi Gizi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III FUNGSI PENGADAAN ANALISA JABATAN

Transkripsi:

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR) Oleh SITI HANIFAH SUFIATI H24103101 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

ABSTRAK Siti Hanifah Sufiati. H24103101. Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor). Di bawah bimbingan Sjafri Mangkuprawira. Persaingan yang semakin kompetitif, menuntut setiap perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki. Tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini tidak hanya terkonsentrasi pada kepuasan (customer satisfaction) tetapi lebih berorientasi pada nilai (customer value). PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, sebagai perusahaan penghasil teh berupaya terus menerus untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki. Berkaitan dengan hal tersebut, perusahaan perlu menghitung tingkat beban kerja dengan kesesuaian jumlah karyawan yang dimiliki, sehingga adanya keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah karyawan yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan pada tiap unit di divisi produksi, menganalisis kesesuaian antara beban kerja dengan karyawan yang tersedia pada tiap unit di divisi produksi, dan memberikan rekomendasi alternatif solusi bagi pemecahan masalah mengenai beban kerja pada tiap unit di divisi produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas. Penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu dari Maret- September 2007. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan Pengukuran Beban Kerja I (PBK I), PBK II, PBK III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Permasalahan pada unit meber yaitu pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan tanggung jawab masing-masing karyawan dan pelatihan mengenai pembeberan pucuk daun teh yang belum rutin dilaksanakan sedangkan permasalahan pada unit pelayuan yaitu kurangnya perhatian dari atasan dan insentif atas kerja lembur yang belum memadai. Permasalahan pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatis yaitu kurangnya pelatihan untuk pemeliharan mesin serta kondisi kerja yang bising. Sedangkan pada unit pengeringan, permasalahan yang dihadapi yaitu kondisi kerja yang panas dan bising. Adapun permasalahan bagi unit sortasi yaitu kurangnya pelatihan dan insentif yang kecil. Pada unit pengepakan permasalahan yang dihadapi yaitu pelatihan mengenai pengepakan dan penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian; 2) Berdasarkan hasil perhitungan PBK, jumlah karyawan yang efisien untuk unit meber yaitu sebanyak lima orang, unit pelayuan empat orang, unit penggilingan dan oksidasi enzymatis dua orang, unit pengeringan empat orang, unit sortasi lima orang, dan unit pengepakan sebanyak tujuh orang; 3) Rekomendasi yang dapat diberikan kepada PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas adalah memperbanyak pelatihan berdasarkan unit kerja, memberikan insentif yang sesuai dengan jam kerja, menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki serta memberikan perhatian yang lebih dari atasan sehingga dapat lebih meningkatkan kinerja karyawan.

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh SITI HANIFAH SUFIATI H24103101 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh SITI HANIFAH SUFIATI H24103101 Menyetujui, Januari 2008 Prof. Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Ujian : 25 September 2007 Tanggal lulus

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Siti Hanifah Sufiati, dilahirkan di Bogor 17 November 1984. Merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan H. Pepen Supendi, MM dan Titim Fatimah. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK Kenanga Bogor tahun 1990 sampai 1991, Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu I Bogor pada tahun 1991 sampai 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 4 Bogor tahun 1997 sampai 2000, Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor pada tahun 2000 sampai 2003. Lalu penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur penerimaan USMI. Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi Koperasi Mahasiswa (Kopma) IPB. Penulis juga aktif mengikuti beberapa kegiatan seminar dan juga pelatihan.

KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya, skripsi penelitian yang berjudul Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor) telah dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana, guna memenuhi syarat kelulusan pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Pengukuran beban kerja bertujuan untuk menetapkan jumlah karyawan berdasarkan beban kerja yang dibebankan pada setiap unit sehingga dapat tercapai efisiensi dan efektivitas kerja, dengan menggunakan metode pengukuran beban kerja ini akan berguna bagi manajemen pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas untuk mengetahui kesesuaian jumlah beban kerja dengan karyawan yang tersedia. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. TB. Sjafri Mangkuprawira selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing, memberikan motivasi, ilmu, saran dan pengetahuan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Ratih Maria Dhewi, SP, MM. selaku assisten pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan saran, kritik, motivasi dan pengarahan yang sangat berarti bagi penulis. 3. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto dan Ir. Anggraeni Sukmawati, MM. atas kesediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji dan memberikan masukan, saran dan kritik sebagai penyempurnaan skripsi ini. 4. Pak Dedi selaku sinder PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Ibu Eni, Pak Ujang, Pak Dede, Mas Wawan dan terima kasih kepada seluruh karyawan pada divisi produksi yang telah meluangkan waktu untuk wawancara dan memberikan informasi kepada penulis.

5. Pak Acep, Mba Dina, Mas Hadi, Mas Yadi, Mas Dedi, Mas Iwan dan seluruh staf Departemen Manajemen yang telah membantu kelancaran administrasi. 6. Rekan satu bimbingan (Melly, Imel, Betty, Sansa, Gema, Elang) untuk kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi. 7. Sahabat-sahabat terbaik (Pasus, Uci, Yayuk, Ety, Else, Rinrin, Ami, Ulfa, Irwan, Ruslan, Adit, Dika, Iyan, Trisna, Irma, Indras, Fuad, Wicak, Raj) untuk dukungan dan kebersamaannya selama ini, dan rekan-rekan Manajemen 40 untuk persahabatan selama 4 tahun di masa perkuliahan. 8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Januari 2008 Penulis

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 2 1.3. Tujuan Penelitian... 6 1.4. Manfaat Penelitian... 7 1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia... 8 2.2. Analisis Pekerjaan... 9 2.2.1. Deskripsi Pekerjaan... 9 2.2.2. Spesifikasi Pekerjaan... 11 2.3. Pengukuran Beban Kerja... 12 2.4. Perencanaan Sumber Daya manusia... 12 2.4. Tinjauan Studi Terdahulu... 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 15 3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual... 15 3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional... 17 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian... 19 3.3. Metode Penelitian... 19 3.3.1. Pengumpulan Data... 19 3.3.2. Pengolahan dan Analisis Data... 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 25 4.1.1. Sejarah Perusahaan... 25 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan... 26 4.1.3. Tujuan dan Sasaran Perusahaan... 26 4.1.4. Sumber Daya Manusia... 27 4.1.5. Struktur Organisasi... 28 4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas... 29

4.2.1. Hasil Uji Validitas... 29 4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas... 30 4.3. Karakteristik Responden... 30 4.3.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin... 31 4.3.2. Karakteristik Berdasarkan Usia... 31 4.3.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 31 4.3.4. Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja... 32 4.3.5. Karakteristik Berdasarkan Golongan Jabatan... 32 4.4. Unit Meber... 32 4.4.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 33 4.4.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja... 34 4.4.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 35 4.4.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Meber... 35 4.4.5. Pengukuran Beban Kerja I... 36 4.4.6. Pengukuran Beban Kerja II... 38 4.4.7. Pengukuran Beban Kerja III... 38 4.5. Unit Pelayuan... 39 4.5.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 40 4.5.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja... 41 4.5.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 41 4.5.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pelayuan... 42 4.5.5. Pengukuran Beban Kerja I... 42 4.5.6. Pengukuran Beban Kerja II... 43 4.5.7. Pengukuran Beban Kerja III... 43 4.6 Unit Penggilingan dan Oksidasi Enzymatis... 44 4.6.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 45 4.6.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja... 46 4.6.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 47 4.6.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Oksidasi Enzymatis... 47 4.6.5. Pengukuran Beban Kerja I... 48 4.6.6. Pengukuran Beban Kerja II... 49 4.6.7. Pengukuran Beban Kerja III... 49 4.7. Unit Pengeringan... 50 4.7.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 50 4.7.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja... 51 4.7.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 52 4.7.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pengeringan... 52 4.7.5. Pengukuran Beban Kerja I... 53 4.7.6. Pengukuran Beban Kerja II... 53 4.7.7. Pengukuran Beban Kerja III... 53 4.8. Unit Sortasi... 54 4.8.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 55 4.8.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja... 55 4.8.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 56 4.8.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Sortasi... 57 4.8.5. Pengukuran Beban Kerja I... 57 4.8.6. Pengukuran Beban Kerja II... 58

4.8.7. Pengukuran Beban Kerja III... 58 4.9. Unit Pengepakan... 59 4.9.1. Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan... 59 4.9.2. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Kerja... 60 4.9.3. Persepsi Responden Terhadap Kinerja Pekerjaan... 60 4.9.4. Analisis Permasalahan yang Dihadapi Unit Pengepakan... 61 4.9.5. Pengukuran Beban Kerja I... 61 4.9.6. Pengukuran Beban Kerja II... 62 4.9.7. Pengukuran Beban Kerja III... 62 5.1 Implikasi Manajerial... 63 5.1.1. Permasalahan Pada Unit Meber... 63 5.1.2. Beban Kerja Unit Meber... 65 5.1.3. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Meber... 65 5.1.4. Permasalahan Pada Unit Pelayuan... 65 5.1.5. Beban Kerja Unit Pelayuan... 67 5.1.6. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Pelayuan... 67 5.1.7. Permasalahan Pada Unit Penggilingan dan Oksidasi... 67 5.1.8. Beban Kerja Unit Penggilingan dan Oksidasi... 69 5.1.9. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Penggilingan dan Oksidasi... 69 5.1.10. Permasalahan Pada Unit Pengeringan... 69 5.1.11. Beban Kerja Unit Pengeringan... 70 5.1.12. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Pengeringan... 71 5.1.13. Permasalahan Pada Unit Sortasi... 71 5.1.14. Beban Kerja Unit Sortasi... 72 5.1.15. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Sortasi... 72 5.1.16. Permasalahan Pada Unit Pengepakan... 72 5.1.17. Beban Kerja Unit Pengepakan... 73 5.1.18. Jumlah Karyawan yang Efisien di Unit Pengepakan... 74 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 75 2. Saran... 76 DAFTAR PUSTAKA... 77 LAMPIRAN... 78

DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Data produksi teh Januari - Maret 2007... 3 2. Data produksi teh April - Juni 2007... 4 3. Data produksi teh tahun 2002-2006... 5 4. Nilai jawaban responden... 22 5. Nilai skor rataan... 22 6. Jumlah karyawan PT.PN.VIII Gunung Mas... 28 7. Uji reliabilitas... 30 8. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin... 31 9. Karakteristik berdasarkan usia... 31 10. Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan... 31 11. Karakteristik berdasarkan masa kerja... 32 12. Karakteristik berdasarkan golongan jabatan... 32 13. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Meber... 33 14. Persepsi responden terhadap kondisi kerja... 34 15. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan... 35 16. Pengukuran beban kerja I... 37 17. Pengukuran beban kerja III... 39 18. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Pelayuan... 40 19. Persepsi Responden terhadap kondisi kerja... 41 20. Persepsi Responden terhadap kinerja pekerjaan... 42 21. Pengukuran beban kerja I... 43 22. Pengukuran beban kerja III... 44 23. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Oksidasi Enzymatis... 45 24. Persepsi responden terhadap kondisi kerja... 46 25. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan... 47 26. Pengukuran beban kerja I... 48 27. Pengukuran beban kerja III... 50 28. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Pengeringan... 51 29. Persepsi responden terhadap kondisi kerja... 51 30. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan... 52 31. Pengukuran beban kerja I... 53 32. Pengukuran beban kerja III... 54 33. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Sortasi... 55 34. Persepsi responden terhadap kondisi kerja... 56 35. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan... 56 36. Pengukuran beban kerja I... 57 37. Pengukuran beban kerja III... 58 38. Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan unit Pengepakan... 59 39. Persepsi responden terhadap kondisi kerja... 60 40. Persepsi responden terhadap kinerja pekerjaan... 61 41. Pengukuran beban kerja I... 62 42. Pengukuran beban kerja III... 63

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Data produksi teh bulan Januari Maret 2007... 4 2. Data produksi teh bulan April Juni... 4 3. Data produksi teh tahun 2002 2006... 5 4. Alur kerangka pemikiran konseptual... 16 5. Alur kerangka pemikiran operasional... 18

Nomor DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lembar kuesioner... 78 2. Hasil uji realibilitas dengan teknik cronbach... 91 3. Hasil pengukuran beban kerja II... 97 4. Peta lokasi penelitian... 108 5. Peta kebun Gunung Mas I... 109 6. Peta kebun Gunung Mas II... 110 7. Peta kebun Cikopo Selatan... 111 8. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas... 112

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan sumberdaya manusia (SDM) semakin meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk mendapatkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan maka dibutuhkan pengukuran beban kerja sehingga karyawan dapat optimal dalam menjalankan pekerjaannya. Pengukuran beban kerja diperlukan untuk menetapkan waktu bagi seorang karyawan yang memenuhi persyaratan (qualified) dalam menjalankan pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang telah ditetapkan. (Menteri Aparatur Pendayagunaan Negara No. 20/1990) Pengukuran beban kerja diperlukan untuk menganalisis waktu efektif yang diperlukan dalam menyelesaikan satu produk atau pekerjaan. Pengukuran beban kerja juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan karyawan berdasarkan standar waktu kerja efektif per tahun. Untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif perusahaan membutuhkan kualitas SDM yang memiliki kompetensi tinggi. Tantangan yang dihadapi setiap perusahaan saat ini terfokus pada pelayanan kebutuhan konsumen dan pelanggan, yang terkonsentrasi tidak hanya pada kepuasan (customer satisfaction) tetapi lebih berorientasi pada nilai (costumer value). Berdasarkan hal tersebut perusahaan harus mampu memberikan tanggapan yang cepat terhadap perubahan kebutuhan dan tuntutan konsumen. Oleh karena itu diperlukan perencanaan SDM yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Beberapa faktor yang dapat dijadikan tolak ukur untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif adalah kompetensi bidang tugas yang dapat dipenuhi oleh SDM, kemampuan profesionalisme dan komitmen karyawan terhadap tuntutan yang diinginkan perusahaan. Indonesia merupakan salah satu penghasil teh dengan konsumsi yang cukup tinggi. Salah satu perusahaan penghasil teh yang berhasil mengekspor teh dari Indonesia ke mancanegara, antara lain India, Pakistan, Irak, Amerika, Inggris, dan Belanda yaitu PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, yang berada di daerah puncak, Bogor, Jawa Barat. Terletak pada daerah yang sejuk

di ketinggian 800 meter sampai 1200 meter diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata 12ºC sampai 22 º C. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas memiliki area perkebunan teh yang memiliki luas sekitar 1703,65 Ha dan didukung oleh proses higienis serta mesin-mesin yang canggih, menjadikan PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas salah satu perusahaan yang telah mencapai standar Internasional dengan produknya yang berupa teh hitam (Black tea) bermutu tinggi. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas telah memenuhi standar operasional Internasional atau yang lebih dikenal dengan ISO (International Organization for Standarization). Pemberian standarisasi oleh pihak Internasional menunjukkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dengan produknya berupa teh telah diterima oleh masyarakat Internasional. Tentunya berdasarkan atas berbagai persyaratan yang mutlak diperlukan oleh perusahaan yang telah memasuki pasar Internasional, salah satu syarat yang menjadi standar ISO yaitu didukung oleh sistem manajerial yang baik dengan adanya keseimbangan antara beban kerja yang diberikan kepada setiap karyawan sehingga hasil (output) tiap karyawan mampu mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan. Pencapaian target PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas tidak terlepas dari pasokan bahan baku yang tersedia, karena bahan baku berupa daun teh yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor alam seperti cuaca maupun adanya gangguan hama tanaman, maka akan berdampak pada volume beban kerja dan kebutuhan karyawan pada tiap unit. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu analisis yang mengukur beban kerja pada tiap unitnya sehingga dapat diketahui seberapa banyak karyawan yang dibutuhkan dengan jumlah beban kerja pada tiap unitnya. Hal tersebut dapat berimplikasi terhadap produktivitas kerja karyawan serta keefektifan penggunaan mesin maupun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produksi pengolahan daun teh. 1.2. Perumusan Permasalahan SDM merupakan aset penting bagi perusahaan. Untuk itu harus dapat dipertahankan dan diberdayakan sehingga dapat terus memberikan kontribusi

bagi perusahaan. Setiap unit dalam suatu divisi tentunya memiliki beban kerja yang berbeda-beda. Begitu pula dengan kemampuan dan keterampilan karyawan yang berbeda, diperlukan suatu pengukuran beban kerja untuk setiap masing-masing unit sehingga dapat diketahui tingkat pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh setiap unit. Berdasarkan pra survey yang dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dengan cara wawancara kepada sinder pabrik, mandor pelayuan, mandor penggilingan, mandor pengepakan serta tiga orang karyawan pada bulan April 2007 di unit produksi, diperoleh bahwa triwulan pertama tahun 2007 yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2007, turunnya produksi teh berkaitan dengan adanya penurunan jumlah bahan baku daun teh yang disebabkan oleh perubahan cuaca yang menyebabkan sebagian perkebunan terserang hama, proses gilir pemetikan yang belum merata, kurangnya kadar kandungan pupuk dan kurangnya penggemburan tanah. Sedangkan pada bulan Maret 2007 terjadi peningkatan hasil produksi walaupun masih berada di bawah target perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Produksi Teh (kg) Bulan Januari - Maret 2007 No Bulan Target Produksi Hasil Produksi Gap produksi (kg) (kg) (kg) 1. Januari 96.000 67.450 28.550 2. Februari 90.000 61.527 28.473 3. Maret 106.000 85.372 20.628 Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa penurunan hasil produksi pada bulan Januari dari target produksi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 28.550 kg. Penurunan hasil produksi juga terjadi pada bulan Februari. Hasil produksi tidak memenuhi target produksi sebesar 28.473 kg sedangkan pada bulan Maret terjadi peningkatan hasil produksi dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 23.845 kg. Namun hasil produksi pada bulan Maret tetap berada di bawah target produksi yaitu sebesar 20.628 kg. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari bulan Januari sampai Maret 2007 terjadi Gap antara target produksi dengan hasil produksi. Untuk lebih jelas, data tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Data Produksi Teh (kg) Bulan Januari - Maret 2007 120000 100000 Jumlah Produksi 80000 60000 40000 20000 Hasil Produksi Target Produksi 0 Januari Februari Maret Bulan Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Tabel 2. Data Produksi Teh (kg) Bulan April - Juni 2007 No Bulan Target Produksi (kg) Hasil Produksi (kg) 1. April 149.000 77.922 2. Mei 137.000 71.971 3. Juni 124.000 64.410 Gap Produksi (kg) 71.078 65.029 59.590 Tabel 2 menunjukkan data produksi teh pada triwulan kedua yaitu bulan April sampai Juni 2007. Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa penurunan hasil produksi pada bulan April dari target produksi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 71.078 kg. Penurunan hasil produksi juga terjadi pada bulan Mei. Hasil produksi tidak memenuhi target produksi sebesar 65.029 kg. Hasil produksi pada bulan Juni tetap berada di bawah target produksi yaitu sebesar 59.590 kg. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari bulan April sampai Juni 2007 terjadi Gap antara target produksi dengan hasil produksi. Untuk lebih jelas, data tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Data Produksi Teh (kg) Bulan April - Juni 2007 Jumlah Produksi 160000 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 April Mei Juni Bulan Hasil Produksi Target Produksi Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

Penurunan jumlah produksi ternyata telah dialami selama kurun waktu lima tahun sampai pada periode triwulan yang berlangsung pada tahun 2007. Berikut disajikan tabel produksi dari tahun 2002 sampai dengan 2006. Tabel 3. Data Produksi Teh (kg) Tahun 2002-2006 No Tahun Target Produksi (kg) Hasil Produksi (kg) 1. 2002 970.000 953.942 2. 2003 1.030.000 1.189.251 3. 2004 1.19 1.185.845 4. 2005 1.315.000 931.133 5. 2006 1.200.000 634.857 Gap Produksi (kg) 16.058 159.251 5.155 383.867 565.143 Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2002 terjadi penurunan hasil produksi dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 16.059 kg, sedangkan pada tahun 2003 terjadi peningkatan hasil produksi dari target produksi sebesar 159.251 kg. Penurunan hasil produksi dari target produksi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 5.155 kg. Pada tahun 2005 terjadi pula penurunan hasil produksi dari target produksi yaitu sebesar 383.867 kg. Penurunan cukup drastis antara hasil produksi dengan target produksi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 565.143 kg sehingga hasil produksi pada tahun 2006 dapat dijadikan acuan untuk perbaikan ditahun selanjutnya. Untuk lebih jelas, data tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 3. Data Produksi Teh (kg) Tahun 2002-2006 Jumlah Produksi 1400000 1200000 1000000 800000 600000 400000 200000 0 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun Hasil Produksi Target Produksi Sumber: PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas

Pengolahan daun teh dengan penggunaan mesin CTC (Cutting, Tearing, Curling) yaitu memotong, menyobek dan menggulung adapun optimalisasi tenaga kerja berjumlah 42 orang yang terdiri dari 31 KHT (Karyawan Harian Tetap) dan 11 KHL (Karyawan Harian Lepas). Dengan adanya penurunan jumlah bahan baku dari target yang ditetapkan oleh perusahaan maka hanya digunakan satu mesin CTC. Penggunaan satu mesin CTC yaitu bila bahan baku berada pada kisaran di bawah target perusahaan yaitu rata-rata bahan baku teh yang dihasilkan sebesar 12.000 kg per hari. Pengurangan bahan baku akan menyebabkan adanya pengurangan jumlah karyawan pada tiap unitnya, karyawan yang dipakai yaitu KHT sedangkan untuk KHL untuk sementara waktu diliburkan sampai menunggu produksi daun teh meningkat kembali. Hal ini tentunya akan berdampak pada volume beban kerja serta jumlah karyawan yang digunakan. Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. 1. Masalah apa yang terdapat pada tiap unit yang berkaitan dengan beban kerja pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas? 2. Berapa beban kerja dan jumlah karyawan yang efektif pada setiap unit bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas? 3. Bagaimana solusi alternatif untuk pemecahan masalah mengenai beban kerja pada unit divisi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas? 1.3. Tujan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan pada tiap unit divisi Produksi di PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas 2. Menganalisis kesesuaian antara beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja yang tersedia pada tiap unit di divisi produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas 3. Memberikan rekomendasi alternatif solusi bagi pemecahan masalah mengenai beban kerja pada tiap unit divisi produksi PT. Perkebunan VIII Gunung Mas

1.4. Manfaat Penelitian kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan permasalahan dalam sumber daya manusia pada praktek di bidang kerja 2. Bagi para peneliti lain, yang ingin mengembangkan ide serta permasalahan yang berkaitan mengenai pengukuran beban kerja 3. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja 4. Bagi para pembaca pada umumnya, agar dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat beban kerja karyawan dan kebutuhan karyawan pada tiap unit. Penelitian ini dilakukan hanya pada divisi produksi yang membawahi 6 unit kerja yaitu unit pembeberan, unit pelayuan, unit penggilingan dan enzymetis, unit pengeringan, unit sortasi, dan unit pengepakan.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumberdaya manusia (MSDM) merupakan unsur penting dalam kemajuan dan pengembangan sebuah organisasi atau perusahaan. Hal itu terkait dengan manusia sebagai faktor penggerak dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Sebagai unsur manusia yang harus selalu dikembangkan dan dikelola yaitu cipta, rasa, dan karsa yang kemudian berkembang menjadi bagian dari ilmu manajemen yang disebut MSDM (Arep dan Tanjung, 2003). Sebagai suatu bagian bidang manajemen, MSDM khusus mempelajari hubungan dan peran manusia dalam perusahaan, karena unsur utama dalam MSDM adalah manusia itu sendiri yang merupakan unsur utama dalam pencapaian tujuan perusahaan. MSDM memiliki peran penting untuk memberdayakan, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan dalam perusahaan agar mampu memberikan kontribusi secara optimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan berdasarkan keahlian, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki. MSDM merupakan suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan (Samsudin, 2005) Menurut Hasibuan (2001) MSDM adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Keragaman karakteristik setiap individu memerlukan suatu perhatian khusus, seperti terdapatnya perbedaan pikiran, sifat, keinginan dan latar belakang yang heterogen. Untuk dapat menyamakan persepsi dan tujuan perusahaan maka diperlukan MSDM yang memiliki fungsi-fungsi dalam pengaturan peranan manusia dalam sebuah perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa MSDM berkaitan dengan cara pengelolaan sumberdaya manusia dalam perusahaan dan lingkungan yang mempengaruhinya agar mampu memberikan

kontribusi yang optimal bagi pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, penelitian ini akan sangat berguna bagi pihak manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas agar lebih optimal mengelola sumberdaya manusia sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. 2.2. Analisis Pekerjaan Perusahaan merupakan sistem manajerial yang menuntut pola hubungan manajerial yang produktif. Hal tersebut berkaitan dengan upaya memberdayakan secara efektif orang-orang pada jabatannya, kejelasan tugas, kewajiban dan tanggung jawab. Analisis pekerjaan merupakan kegiatan pengumpulan data tentang pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan dan kemudian dianalisis untuk berbagai keperluan (Mangkuprawira, 2003). Dalam melakukan analisis pekerjaan dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman dari seorang analis. Adapun syarat-syarat teknis analisis pekerjaan yang diperlukan meliputi: 1. Harus dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan lingkungan eksternal dan internal 2. Prosedurnya harus dapat diaplikasikan dan dikelola secara akurat, absah dan efisien serta objektif 3. Pelaksana analisis jabatan memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang memadai 4. Melibatkan semua komponen karyawan dan pimpinan secara aktif Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa analisis pekerjaaan tidak terlepas dari dua hal yang saling berkaitan yaitu uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi pihak manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas untuk mengetahui sejauh mana keefektifan antara tugas, kewajiban dan tanggung jawab dengan kualifikasi pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang dimiliki. 2.2.1. Deskripsi Pekerjaan Deskripsi pekerjaan (job description) diketahui serta disusun berdasarkan informasi yang telah dihasilkan oleh analisis pekerjaan.

Deskripsi pekerjaan biasanya digunakan untuk tenaga operasional. Deskripsi pekerjaan harus ditetapkan secara jelas untuk setiap jabatan, supaya pejabat tersebut mengetahui tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan. Deskripsi pekerjaan memberikan standar tugas yang harus dicapai oleh masing-masing pemegang jabatan tersebut. Menurut Arep dan Tanjung (2003) deskripsi pekerjaan adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Deskripsi pekerjaan harus diuraikan secara jelas agar persepsinya mudah dipahami, menurut Hasibuan (2001) deskripsi pekerjaan menguraikan hal-hal berikut : 1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yakni memberi nama jabatan, pada tiap-tiap karyawan yang memiliki jabatan seperti manajer dan direktur. 2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui. 3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi yang harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas. 4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesinmesin, dan bahan baku yang akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut. 5. Ringkasan pekerjaan suatu jabatan, hendaknya menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsifungsi dan aktivitas utamanya. 6. Penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan mana petugas tersebut dipromosikan dan ke jabatan mana petugas tersebut akan dipromosikan. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa deskripsi pekerjaan merupakan suatu pernyataan tertulis yang menguraikan berbagai segi suatu pekerjaan, sehingga terdapat

kejelasan atas apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, dimana dikerjakan dan bagaimana mengerjakan. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi karyawan pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VII Gunung Mas sebagai panduan untuk melaksanakan pekerjaan. 2.2.2. Spesifikasi Pekerjaan Spesifikasi pekerjaan (job specification) disusun berdasarkan deskripsi pekerjaan yang telah dibuat perusahaan yang menunjukkan persyaratan orang yang akan direkruit dan menjadi dasar untuk melaksanakan seleksi sehingga dapat mencegah penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang nantinya dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja. Spesifikasi pekerjaan menyebutkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan memuaskan (Mathis dan Jackson, 2001) Menurut Arep dan Tanjung (2003) spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima dalam menjalankan suatu jabatan dengan baik dan kompeten. Menurut Hasibuan (2001) Spesifikasi pekerjaan memberikan uraian mengenai hal-hal berikut: 1. Tingkat pendidikan karyawan 2. Jenis kelamin karyawan 3. Keadaan fisik karyawan 4. Pengetahuan dan kecakapan karyawan 5. Batas umur karyawan 6. Minat karyawan 7. Status karyawan 8. Emosi dan temperamen karyawan 9. Pengalaman karyawan Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa spesifikasi pekerjaan merupakan uraian mengenai ciri, karakteristik, pendidikan dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan

pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dalam menentukan karyawan yang akan dipekerjakan sehingga dapat terjaring karyawan yang berkompeten pada bidangnya. 2.3. Pengukuran Beban Kerja Pengukuran Beban Kerja (PBK) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan di berbagai instansi negeri maupun swasta. Berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara N0. 20/1990, beban kerja diperlukan untuk menetapkan waktu bagi seorang pekerja yang memenuhi persyaratan (qualified) dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu pada suatu tingkat prestasi yang telah ditetapkan. Beban kerja merupakan suatu proses penentuan jumlah jam kerja orang (man hour) yang dipergunakan atau yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu (Panggabean, 2004). Jumlah jam kerja setiap karyawan akan menunjukkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga produktivitas kerja dapat optimal sesuai dengan tujuan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengukuran beban kerja bertujuan untuk menetapkan jumlah karyawan berdasarkan beban kerja yang dibebankan pada setiap unit sehingga dapat tercapai efisiensi dan efektivitas kerja. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi manajemen pada bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas untuk mengetahui kesesuaian jumlah beban kerja dengan karyawan yang tersedia. 2.4. Perencanaan Sumber Daya Manusia Perencanaan SDM merupakan langkah awal dalam menyiapkan SDM yang berkompeten pada bidangnya yang diharapkan tercipta efisiensi dan efektifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan SDM atau perencanaan tenaga kerja adalah sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berintegrasi dengan rencana organisasi (Sikula dalam Mangkunegara, 2003). Menurut Alwi (2001)

perencanaan SDM adalah perencanaan yang disusun pada tingkat operasional yang ditujukan untuk memenuhi permintaan sumberdaya manusia dengan kualifikasi tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan SDM merupakan suatu cara untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini akan berguna bagi manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas untuk dapat meningkatkan daya guna SDM dalam upaya mencapai tujuan perusahaan berdasarkan kualitas, kuantitas, dan penempatan karyawan tepat sesuai kebutuhan. 2.5. Tinjauan Studi Terdahulu Menurut Kokom Komariah dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban Kerja Tenaga Penunjang di Lingkungan Institut Pertanian Bogor (Studi Kasus pada Fakultas Kehutanan IPB) menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap beban kerja yang dilakukan di TU Fakultas, terlihat bahwa jenis kegiatan yang paling tinggi beban kerjanya adalah Urusan Rumah Tangga (URT) sebesar 13010 beban kerja dan yang paling sedikit adalah beban kerja Komisi Praktek Lapang yaitu sebesar 1405 beban kerja. Berdasarkan rincian tugas jumlah beban kerja yang dapat dilihat, beban unit kerja bendahara Fakultas yaitu sebesar 4217 beban kerja sebenarnya memerlukan pegawai sebanyak tiga orang, tetapi pegawai yang ada dua orang berarti kekurangan satu orang, sedangkan untuk unit yang banyak kelebihan pegawai adalah Urusan Rumah Tangga (URT) dengan beban kerja sebesar 13010 sebenarnya cukup dengan sembilan orang, tetapi pegawai yang ada sebanyak 17 orang, dan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di unit Departemen Manajemen Hutan, secara keseluruhan memiliki kelebihan pegawai sebanyak lima orang dan belum terjadinya pemerataan dalam penempatan pegawai di unit pendidikan dengan jumlah beban kerja 11295 dengan delapan orang pegawai tetapi jumlah yang ada 14 orang, demikian juga dengan bagian kemahasiswaan dan petty cash masingmasing kekurangan satu orang pegawai.

Berdasarkan penelitian Apoh Ibrahim Saragih dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban Kerja, Kompensasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Puskesmas (Studi Kasus Puskesmas Bogor Timur) menyatakan bahwa beban kerja karyawan dilihat dari waktu standar hariannya secara keseluruhan untuk seluruh karyawan melebihi waktu kerja puskesmas, dan adanya karyawan yang bertanggung jawab terhadap lebih dari satu unit pelayanan sehingga beban waktu standar hariannya bertambah. Penerapan kompensasi di Puskesmas berdasarkan beban kerja pada tiap karyawan. Penerapan kompensasi berasal dari dana hasil tindakan di Puskesmas yang sesuai dengan beban kerja yang ditetapkan pada tiap-tiap karyawan. Rangking jabatan karyawan yang ditetapkan menjadi dasar pembagian dana yang diperoleh dari hasil tindakan tersebut, sedangkan hubungan antara beban kerja dan kompensasi tergolong sedang, untuk hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja tergolong rendah dan tidak berpengaruh nyata, dan untuk hubungan antara kompensasi terhadap kepuasan kerja tergolong rendah dan tidak berhubungan nyata. Berdasarkan penelitian Suryanti Gunadi dalam tesisnya yang berjudul Studi Tentang Beban Kerja Perawat di Unit Rawat Inap Penyakit Dalam Lantai III Rumah Sakit Tebet menyatakan bahwa jenis kegiatan pelayanan keperawatan yang dikerjakan oleh tenaga perawat digolongkan menjadi kegiatan langsung yang meliputi komunikasi dan memberikan terapi dan kegiatan tidak langsung yaitu administrasi pasien, menyiapkan terapi, pergantian shift dan interaksi profesi, sedangkan yang terakhir yaitu kegiatan pribadi yang terdiri dari kegiatan yang diperkenankan meliputi makan, minum, sembahyang, ke kamar mandi dan kegiatan non produktif antara lain membaca koran, mengobrol dan menelepon untuk urusan pribadi.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Perkebunan Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha PT. Perkebunan Nusantara VIII yang memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas sehingga mencapai efisiensi dan efektivitas organisasi. SDM merupakan salah satu faktor penting yang harus dioptimalkan dalam mencapai tujuan perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas memiliki tujuan divisi dan tujuan unit yang merupakan turunan dari tujuan perusahaan. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan perencanaan SDM yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan. Perencanaan sumberdaya manusia dapat diartikan sebagai suatu proses penentuan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan peramalan pengembangan, pengimplementasian, dan pengendalian kebutuhan yang berintegrasi dengan perencanaan organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai yang tepat dan bermanfaat secara ekonomis (Mangkunegara, 2003). Proses perencanaan sumberdaya manusia dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis pekerjaan yang salah satu fungsinya adalah menghasilkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan (Tanjung dan Arep, 2003). Disamping itu, digunakan pula analisis beban kerja yang menghasilkan jumlah beban kerja dan analisis kebutuhan tenaga kerja yang menghasilkan jumlah tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja bertujuan agar setiap pegawai pada semua unit organisasi mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan wewenang tanggung jawabnya (Mangkunegara, 2003). Perencanaan SDM yang tepat akan menghasilkan efisiensi dan efektivitas kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan pada akhirnya tujuan PT.

Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas dapat tercapai. Alur kerangka konseptual tersebut terdapat pada Gambar 4. VISI, MISI DAN TUJUAN PT. PN VIII (RENCANA STRATEGIS) TUJUAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA TUJUAN DIVISI TUJUAN UNIT PERENCANAAN SDM DESKRIPSI PEKERJAAN SPESIFIKASI PEKERJAAN JUMLAH BEBAN KERJA JUMLAH TENAGA KERJA ANALISIS PEKERJAAN ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS TENAGA KERJA PRODUKTIVITAS KERJA Gambar 4. Alur Kerangka Pemikiran Konseptual

3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional Persaingan yang semakin kompetitif dalam industri perkebunan khususnya untuk komoditi teh menuntut perusahaan produsen teh untuk mengoptimalkan semua sumber daya yang dimiliki. SDM adalah aset perusahaan yang merupakan salah satu faktor penting yang harus dioptimalkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk mampu bersaing dalam pasar Internasional, perusahaan produsen teh harus mampu menghasilkan teh dengan kualitas tinggi. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan SDM yang dimiliki. Komitmen karyawan untuk bekerja dengan giat mutlak diperlukan selain kemampuan dan keterampilan dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Perusahaan harus mampu mengidentifikasi tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh setiap tenaga kerja sehingga tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan target perusahaan. Beban kerja yang ditetapkan harus cukup dalam hal ini tidak terlalu ringan ataupun terlalu berat, karena dapat berdampak pada hasil pekerjaan. Pada setiap unit kerja masing-masing pegawai memiliki beban kerja yang berbeda. Sehingga dapat terlihat kesesuaian jumlah karyawan dengan beban kerja yang diberikan pada tiap unitnya. Bila terdapat ketidaksesuaian antara beban kerja yang diberikan dengan jumlah karyawan yang ada maka perlu dilakukan penambahan atau pengurangan jumlah karyawan. Tujuan penelitian ini tidak terlepas dari perencanaan SDM. Langkah awal yaitu dengan menganalisis deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan dengan menyebarkan kuesioner pada tiap unit, kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Langkah selanjutnya yaitu dengan menganalisis jumlah beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan metode analisis Pengukuran Beban Kerja (PBK) I, II dan III. Hasil analisis tersebut

dapat diketahui jumlah beban kerja pada tiap unit serta jumlah karyawan yang dibutuhkan. Sehingga terjadi kesesuaian jumlah beban kerja dengan jumlah karyawan yang pada akhirnya dapat dijadikan rekomendasi kepada pihak manajemen sebagai bahan perencanaan SDM. Alur kerangka operasional terdapat pada Gambar 5. Tujuan Divisi Produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Tujuan Unit Pembeberan Pelayuan Penggilingan dan oksidasi enzimatis Pengeringan Sortasi Pengepakan Perencanaan SDM Deskripsi Pekerjaan Spesifikasi Pekerjaan Analisis Pekerjaan - Analisis PBK I PBK II PBK III - Analisis Deskriptif Jumlah Beban Kerja Jumlah Tenaga Kerja Analisis Beban Kerja & Kebutuhan Tenaga Kerja Rekomendasi Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran Operasional

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, yang beralamat di Jl. Raya Puncak Kotak Pos 6 Cisarua, Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa PT. Perkebunan Nusantara merupakan produsen teh hitam yang telah memiliki ISO 9001. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai dari bulan Maret sampai dengan September 2007. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Pengumpulan Data 1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. a. Data Primer Mengumpulkan data tentang hal-hal yang berhubungan dengan karyawan, langsung dari perusahaan yang bersangkutan maupun dari hasil pengisian kuesioner dan tanya jawab dengan responden b. Data Sekunder Mengumpulkan data tentang pengukuran beban kerja melalui buku-buku, skripsi dan berbagai literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan. 2. Pengambilan sampel Responden yang dipilih adalah para karyawan pada bagian produksi. Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah total sampling, yaitu mengambil sampel dari seluruh populasi yaitu seluruh karyawan pada bagian pengolahan yang berjumlah 42 orang karyawan. 3.3.2. Pengolahan dan Analisis Data 1. Uji Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mampu menjawab tujuan yang diinginkan (Ancok, 1995). Uji validitas

digunakan untuk mendapatkan pertanyaan yang valid dari sejumlah pertanyaan yang sudah terlebih dahulu diberikan kepada responden, jumlah pertanyaan yang valid (setelah yang gagal dihilangkan) kemudian diuji kembali dengan metode realibilitas (Umar, 2004) Menurut Ancok (1995) adapun langkah-langkah dalam menguji validitas kuesioner adalah sebagai berikut : a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu dengan cara : 1. Mencari definisi dan rumusan konsep dan literatur, jika sudah ada rumusan yang cukup rasional, maka rumusan tersebut dapat langsung dipakai, apabila rumusan tersebut belum operasional, maka peneliti harus merumuskannya seoperasional mungkin. 2. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan dengan para ahli lain. Pendapat para ahli lain ini kemudian dirumuskan dalam bentuk rumusan yang operasional. 3. Bertanya langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti membuat kerangka konsep dan membuat pertanyaan operasional. 4. Bertanya langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang menyusun pertanyaan yang operasional. b. Melakukan uji coba skala pengukuran minimal terhadap 30 responden. c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus Product Moment, yaitu : r = N ( Σ XY ) ( Σ X Σ Y )... (1) ( N Σ X 2 - ( Σ X 2 )) (N Σ Y 2 ( Σ Y ) 2

Dimana: N = Jumlah responden X = Skor masing-masing pertanyaan dari tiap-tiap responden Y = 2. Uji Reliabilitas Skor total semua pertanyaan dari tiap responden Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui kekonsistenan, keterandalan dan kestabilan alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2002). Keterandalan ditentukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach, yaitu: Dimana: α k σ 2 1 α = k k 1 2 σ 1 1 2 σ t = Koefisien alpha cronbach = Butir pertanyaan yang valid.. (2) = Jumlah varians butir pertanyaan yang valid 2 σ t = Varians skor total Perhitungan koefisien alpha cronbach diperoleh dari penggunaan program SPSS 11.5 for windows. 3. Skala Likert σ ( ) ( ) 2 2 2 t = x X n n.(3) Menurut (Riduan, 2005) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Skala Likert digunakan untuk mengubah data kualitatif dalam kuesioner menjadi data kuantitatif. Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dengan skala likert dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Bobot Nilai Jawaban Responden Jawaban Responden Bobot Nilai Sangat Setuju 5 Setuju 4 Cukup Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menjelaskan data dari hasil sebaran kuesioner secara umum dengan menggunakan persentase dan rataan skor. Rs = ( m 1) m dimana m adalah jumlah alternatif jawaban tiap item Rs = ( 5 1) 5 Rs = 0,8... (4) Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang, dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Skor Rataan Skor Rataan Penilaian 1,0 1,8 Sangat Tidak Setuju 1,8 2,6 Tidak Setuju 2,6 3,4 Cukup setuju 3,4 4,2 Setuju 4,2 5,0 Sangat Setuju Interpretasi untuk tiap-tiap skor rataan yaitu bila terdapat pada rentang 1,0 sampai 1,8 maka dikatakan sangat tidak baik dan skor rataan yang terdapat pada rentang 1,8 sampai 2,6 dikatakan tidak baik. Sedangkan nilai skor rataan pada rentang 2,6 3,4 dikatakan cukup baik. Penilaian baik terdapat pada rentang 3,4 sampai 4,2 dan penilaian sangat baik terdapat pada rentang 4,2 sampai 5,0.

4. Format Pengukuran Beban Kerja (PBK) Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid, dapat dipercaya dan relevan, maka prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyiapan instrumen Pengukuran Beban Kerja (PBK) I, II, dan III. Instrumen disusun berdasarkan ketetapan SK Menpan No. 20. tahun 1999 yang meliputi pengolahan data yang terdiri dari: a. Formulir pengumpulan data terdiri dari PBK I, PBK II, PBK III. Formulir ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk pengukuran beban kerja yang bersangkutan, seperti: 1) Data produk atau hasil kerja dari setiap rincian tugas unit kerja jabatan terendah pada unit kerja yang akan di ukur 2) Data proses atau prosedur yang dilakukan untuk menghasilkan setiap produk 3) Data frekuensi atau beban kerja setiap produk selama satu tahun b. Formulir pengolahan data terdiri dari: 1) Formulir inventarisasi produk (Form Pengukuran Beban Kerja I). Formulir ini digunakan untuk menginventarisasi data tentang produk atau hasil kerja dari satu unit kerja berdasarkan tugas dan fungsi serta rincian tugas unit kerja yang bersangkutan. 2) Formulir rincian proses atas prosedur (Form Pengukuran Beban Kerja II). Formulir ini digunakan untuk menginventarisasi dan merinci proses atau prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan satu produk atau hasil kerja. Pada formulir ini juga terdapat kolom atau lajur untuk menginventarisasi jumlah beban kerja, standar waktu, serta isi kerja untuk setiap jabatan atau petugas yang terlibat dalam setiap proses atau prosedur.