KECUKUPAN ASUPAN NUTRISI UNTUK PENYEMBUHAN TULANG PADA PASIEN FRAKTUR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit,

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

PERILAKU PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK STADIUM V DALAM MEMPERTAHANKAN KADAR NORMAL BUN DAN KREATININ. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

METODE PENELITIAN. n =

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi pola konsumsi gizi dan aktivitas fisik

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

GAMBARAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUANG RA, RB, ICU,CVCU, RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Anak sekolah yang kekurangan gizi disebabkan oleh kekurangan gizi pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumber energi, pertumbuhan dan perkembangan, pengganti sel-sel yang rusak,

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. seseorang saat ini. Menurut Depkes untuk memudahkan penyelenggaraan terapi diet

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN Asuhan Keperawatan Pada, Mona Martin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. kompeten di bidangnya. Karena kepentingan itulah rumah sakit bisa dibedakan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan. (Undang Undang Kesehatan No. 23, 1992).

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KONSUMSI KALSIUM SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN BANTAR GERBANG BEKASI TAHUN 2011 JURNAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

KARAKTERISTIK PASIEN DAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi di Indonesia, terutama KEP masih lebih tinggi dari pada negara ASEAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional

asuhan gizi, penyelenggaraan makanan, kegiatan penelitian dan pengembangan gizi (Depkes, 2006). Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI DI RSUP H. ADAM MALIK STUDI KASUS. CLOSED (R) NEGLECTED FRAKTUR FEMUR (Fx)

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalani aktivitas sehari-hari. Contoh yang sering dikeluhkan dimasyarakat

LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT

GAMBARAN KEBUTUHAN KELUARGA PASIEN YANG MENUNGGU KELUARGANYA DI RUANG RAWAT ICU RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik (Asmadi, 2008). Perawat

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB I PEN DAHULUAN. prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya didaerah pedesaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

Transkripsi:

KECUKUPAN ASUPAN NUTRISI UNTUK PENYEMBUHAN TULANG PADA PASIEN FRAKTUR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Elviana Katarina Situmorang*, Rosina Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departeman Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Jalan Prof. Maas No.3 Kampus USU Medan 20155 Phone : 085763811132 Email: vie_ana@ymail.com Abstrak Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Ada beberapa tahap penyembuhan tulang fisiologis dan banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhannya, salah satunya adalah asupan nutrisi yang memadai. Nutrisi yang dimaksud yaitu vitamin A, vitamin C, vitamin D, kalsium, magnesium, dan fosfor. Namun masalah asupan nutrisi sering terabaikan karena pasien lebih fokus pada terapi secara fisik saja. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecukupan asupan nutrisi untuk penyembuhan tulang pada pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan pada tanggal 7 Maret-7 April 2012. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekskriptif eksploratif. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 34 orang. Hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (n= 22 atau 64,7%) dan mayoritas berusia 20-45 tahun (n= 19 atau 55,9 %). Terdapat dua jenis nutrisi yang cukup asupannya, yaitu vitamin A (n=21 atau 61,8%) dan fosfor (n=28 atau 82,4%), asupan nutrisi yang tidak cukup ada tiga yaitu, asupan vitamin C (n=33 atau 97,1%), vitamin D (n=31 atau 91,2%), magnesium (n=27 atau 79,4%), sedangkan asupan kalsium seimbang antara yang cukup dan tidak cukup. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perawat sebagai educator dan bagi peneliti sendiri untuk menambah pengetahuan. Kata Kunci : Nutrisi, penyembuhan tulang, fraktur. PENDAHULUAN Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan tulang pada pasien fraktur, yaitu : imobilisasi fragmen tulang (tulang yang patah di reposisi dan dipasang fiksasi interna maupun eksterna), kontak fragmen tulang maksimal (fragmen tulang yang bergeser harus benar-benar akurat dan dipertahankan dengan sempurna agar penyembuhan benarbenar terjadi), tulang yang terkena harus mempunyai peredaran dan asupan darah yang memadai (untuk mencegah nekrotik dan atropi jaringan disekitar tulang yang patah ), nutrisi yang baik (mengandung gizi yang cukup untuk membentuk tulang yang kuat dan membantu kesembuhan yang optimal, dalam hal ini usia pasien dan jenis fraktur juga berpengaruh pada waktu penyembuhan). Latihan pembebanan berat badan (akan merangsang penyembuhan pada fraktur tulang panjang, yang telah stabil pada ekstremitas bawah, berbagai macam aktivitas yang akan meminimalkan terjadinya osteoporosis / reduksi massa tulang total), dan didukung hormon-hormon pertumbuhan seperti tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid anabolik, serta potensial listrik (stimulator) pada patahan tulang. Dalam hal ini penulis akan membahas asupan kecukupan nutrisi pasien fraktur sebagai salah satu faktor penyembuhan tulang tersebut (Brunner and Suddarth, 2002). Zat gizi (nutritients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Status nutrisi adalah gambaran dari besarnya dan

beragamnya bahan makanan yang dikonsumsi / asupan nutrisi seseorang. Pada pasien fraktur, status nutrisi juga mempengaruhi proses penyembuhan tulang dan bentuk kesempurnaan tulang. Pasien dengan status nutrisi yang baik cenderung melewati masa penyatuan tulang yang lebih awal dan pasien dengan gizi buruk atau malnutrisi mengalami keterlambatan penyatuan tulang (delayed union) dan bahkan tulang tidak menyatu (non union. Asupan nutrisi yang baik seperti cukupnya vitamin A, vitamin D, kalsium, vitamin C, fosfor, magnesium, dll dapat membantu pertumbuhan dan pembentukan tulang yang kuat dan sempurna (Brunner and Suddarth, 2002 ; Supariasa, 2002; Amitabh, 2007 ). Pada survey awal yang dilakukan penulis Di RSUP HAM Medan, didapat prevalensi pasien fraktur pada tahun 2010 sebagai berikut : fraktur tibia 128 orang, fraktur mandibula 103 orang, fraktur femur 99 orang, fraktur humerus 36 orang, fraktur fibula 12 orang, fraktur vertebra lumbal 6 orang, fraktur Colles 4 orang, dan fraktur metacarpal 3 orang. Lama rawat pasien bergantung pada jenis, grade, dan tindakan pengobatan yang akan dilakukan pada fraktur yang dialami. Pasien umumnya melakukan rawat jalan setelah selama beberapa hari, minggu atau hampir sebulan dilakukan perawatan di rumah sakit sesuai dengan tingkat keparahan frakturnya. Dari wawancara singkat yang dilakukan peneliti dengan pasien, diketahui bahwa pasien tidak tahu jika asupan nutrisi atau makanan dapat berpengaruh terhadap kesembuhan, pembentukan, dan kesempurnaan dari tulang yang patah, sehingga mereka tidak memperhatikan asupan makanan dan nutrisi di dalamnya dan mereka lebih fokus pada penggunaan obat, penggantian balutan dan gips, serta fisioterapi saja. Dilatarbelakangi masalah diatas, penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran kecukupan asupan nutrisi untuk penyembuhan tulang pada pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan. METODE Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian karena populasi tersebut kurang dari 100 (Arikunto, 2006 ; Sugiono, 2006). Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 34 orang. Setelah data dari 34 responden terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data atau analisa data yang dilakukan sebagai berikut. Data-data makanan yang didapat sebanyak tiga kali pengukuran akan dikumpulkan dan dianalisis nilai-nilai nutrisinya dengan menggunakan aplikasi program komputer nutrisurvey 2007, program aplikasi secara komputerisasi yang digunakan untuk menganalisis asupan gizi seseorang yang diadopsi oleh Universitas Indonesia, Seameo Tropmed. Nutrisurvey 2007 yang digunakan dalam penelitian ini secara otomatis sudah menggunakan database versi Indonesia yaitu terintegrasi dengan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan ) sehingga peneliti dapat mengentry data-data meliputi nama makanan/bahan makanan, jumlah makanan, hari pengukuran, jenis kelamin, dan umur responden. Dalam menentukan jumlah/kalibrasi makanan responden yang dibeli dari luar rumah sakit, peneliti menggunakan peralatan makanan responden (dalam bentuk ukuran rumah tangga seperti piring, sendok, gelas, buah, potong, dsb) dan memperkirakan jumlah/kalibrasinya secara manual (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008). Sedangkan untuk makanan yang didapat dari rumah sakit sudah ada ketentuan berat dan jumlahnya (dalam gram) sehingga peneliti lebih mudah untuk menetapkan kalibrasi makanan yang dihabiskan responden. Setelah semua data diatas lengkap maka secara otomatis akan muncul perhitungan nilai analisis berbagai zat gizi/nutrisi dari makanan tersebut dalam satu harinya. Begitu juga untuk hari kedua dan hari ketiga. Asupan makanan selama tiga kali pengukuran ini kemudian dianalisa dan dilihat apakah sudah sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG Indonesia). Selanjutnya hasilnya akan dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu cukup dan tidak cukup dan ditampilkan dengan menggunakan program komputer

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentasi (Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisen Indonesia, 2004 ; Hartono, 1999 ; ). (82,4 %) dan asupan vitamin A, yaitu sebanyak 21 orang (61,8 %). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi % Usia 16-19 20-45 46-59 60 Jenis kelamin Perempuan Laki-laki 4 19 4 7 12 22 Total 34 11,8 55,9 11,8 20.6 35,3 64,7 100 Karakteristik responden yang dipaparkan meliputi usia dan jenis kelamin. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa pasien fraktur yang rawat inap di Ruang B3 RSUP HAM Medan mayoritas berusia 20-45 tahun (55,9 %) dan jenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 22 orang (64,7 %). Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kecukupan Asupan Nutrisi. Kecukupan Asupan Fosfor Vitamin A Vitamin C Vitamin D Magnesium Kalsium Cukup N % 28 82,4 21 61,8 1 2,9 3 8,8 7 20,6 17 50 Tidak Cukup N % 6 17,6 13 38,2 33 97,1 31 91,2 27 79,4 17 50 Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa asupan nutrisi melalui makanan yang cukup ada dua jenis yaitu fosfor, sebanyak 28 orang Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka tertinggi pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik adalah pasien yang rentang usianya 20-45 tahun yaitu sebanyak 19 orang (55,9%) dan jenis kelamin yang paling banyak mengalami fraktur adalah laki-laki yaitu sebanyak 22 orang (64,7%). Dari analisa data diketahui bahwa dari enam jenis nutrisi yang mempengaruhi kesembuhan tulang pada pasien fraktur, asupan nutrisi yang cukup di ruang rawat inap B3 RSUP H. Adam Malik Medan adalah vitamin A (21 orang atau 61,8%) dan fosfor (28 orang atau 82,4 %). Vitamin A sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel, termasuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi, demikian halnya pada pasien fraktur. Sedangkan fosfor digunakan sebagai mineral yang memperkuat struktur tulang bersama dengan kalsium. Dari hasil analisis peneliti terhadap nilai gizi makanan yang disediakan rumah sakit, cukupnya asupan vitamin A pasien fraktur yang menjadi responden kurang didukung oleh pihak rumah sakit. Hal ini dapat terlihat dari nilai gizi enam vitamin untuk penyembuhan tulang pada pasien fraktur yang tidak sesuai atau lebih rendah dari AKG yang dianjurkan Indonesia. Jadi kecukupan kedua asupan nutrisi ini didukung oleh makanan yang dibeli dari luar rumah sakit yang dikonsumsi oleh pasien. Dari observasi peneliti, pasien kerap mengkonsumsi buah-buahan yang dibelikan oleh keluarganya saat menunggu waktu makan tiba. Buah-buahan merupakan sumber vitamin A yang baik untuk tulang. Demikian halnya juga terhadap makanan yang mengandung fosfor. Fosfor memang ada di semua makhluk hidup, fosfor terdapat di dalam semua makanan terutama makanan kaya protein seperti daging, ayam, ikan, telur, susu, dan hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta serealia. Karena fosfor banyak terdapat di dalam makanan, jarang terjadi kekurangan (Almatsier, 2001). Asupan makanan pasien fraktur terhadap nilai gizi yang lain, yaitu vitamin C,

vitamin D, dan magnesium dikategorikan tidak cukup. Adapun jumlah pasien yang tidak memenuhi kecukupan gizi tersebut adalah : untuk vitamin C sebanyak 33 orang (97,1%), vitamin D sebanyak 31 orang (91,2%), dan magnesium sebanyak 27 orang (79,4%). Sedangkan asupan nutrisi pasien fraktur yang mengandung kalsium tergolong cukup sebanyak 17 orang, tidak cukup sebanyak 17 orang juga. Ini berarti terdapat persentase yang sama terhadap pemenuhan kecukupan dan ketidakcukupan asupan nutrisi kalsium pada pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan. Menurut hasil analisis dan eksplorasi peneliti terhadap pasien fraktur itu sendiri, banyak faktor yang mempengaruhi ketidakcukupan asupan nutrisi tersebut seperti kurangnya pengetahuan pasien akan jenis dan sumber makanan bernutrisi untuk tulang, kurangnya pengetahuan terhadap manfaat atau pengaruh nutrisi-nutrisi tersebut bagi kesembuhan tulangnya yang patah, nilai ekonomi pasien yang cenderung menengah kebawah sehingga nilai beli pasien juga rendah, kurangnya motivasi dan semangat untuk makan dengan alasan bosan pada menu yang disajikan, dan kurangnya selera makan pasien akibat proses hospitalisasi tersebut (Supariasa, 2002 ; Potter and Perry, 2005). Asupan makanan pasien fraktur terhadap nilai-nilai nutrisi yang dapat membantu kesembuhan tulang yang patah supaya tepat pada waktunya ini sangat memerlukan peranan tenaga kesehatan baik perawat maupun dokter untuk memberikan informasi dan juga motivasi kepada pasien. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran kecukupan asupan nutrisi pada pasien fraktur di RSUP HAM Medan, didapat kesimpulan bahwa pada distribusi frekuensi responden mayoritas pasien fraktur yang berada di ruang Rindu B3 adalah berjenis kelamin laki-laki (64,7%) dengan rentang umur 20-45 tahun (55,9%). Dari rata-rata 34 pasien fraktur yang menjadi responden dalam penelitian ini, asupan makanan responden yang mengandung vitamin A dan fosfor saja yang dikategorikan cukup, sedangkan vitamin C, vitamin D, dan magnesium dikategorikan tidak cukup sementara asupan kalsium sebanding antara yang cukup dan tidak cukup. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi masukan bagi tenaga kesehatan di rumah sakit khususnya perawat supaya mengetahui nilai gizi makanan untuk kesembuhan pasien fraktur dan tetap mengedukasi dan memotivasi pasien supaya memperhatikan nutrisi makanannya, sehingga pasien tersebut sembuh optimal tepat pada waktunya. Hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan informasi kepada peneliti tentang gambaran kecukupan asupan nutrisi untuk penyembuhan tulang pada pasien fraktur, dan dapat dijadikan sebagai suatu masukan untuk penelitian berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, Prof. Dr.. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. (2008). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rajawali Pers D.A. Nutr., Dr. Andri Hartono. (1999). Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Jakarta : EGC. Jitendra Dwyer, Amitabh. (2007). Relation of Nutritional Status to Healing of Compound Fractures of Long Bones of the Lower Limbs. ORTHOPEDICS.www.ORTHOSuperS ite.com, volume 30, no.9. September, 2007. www.usu.repository.ac.id. Diakses pada tanggal 20 Juli 2012. Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusomo dan Asosiasi Dietisen Indonesia. (2004). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Smeltzer and Brenda. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 3. Jakarta : EGC. Sugiono. (2006). Metode Penelitian Administrasi Edisi Revisi Dilengkapi dengan Metode R&D. Jakarta : Alfabeta. Supariasa, dkk. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC