Rencana Studi. Oleh : Muhammad Mukhlas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.

Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Wisnu Wardhana, SE, M.Sc. Prof.Ir.Soegiono

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Chevron adalah perusahaan Energi asal Amerika Serikat terbesar ke 3

KURIKULUM 2014 DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN FTK - ITS

BAB I PENDAHULUAN. sistem elektrik yang terdiri dari berbagai intrumentasi, sensor, serta transmitter

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

ANALISIS NUMERIK CATENARY MOORING TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERITAS JANABADRA

ENME Matematika Teknik Lanjut Advanced Engineering Mathematics 4 Wajib Peminatan Specialization Course 8 Subtotal 12

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi tercipta suatu perubahan yang besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan Infrastruktur peranan sektor swasta

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Program Studi S-1 TEKNIK INDUSTRI

BAB. 1.1 Umum ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Studi Calon Penerima Beasiswa Master Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

MAGISTER SAINS FEB UGM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction.

ANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF

Hukum Laut Indonesia

Gambar 1.1 Presentase produksi minyak dunia (BP statistical review of global energy).

Anjungan lepas pantai ini dibangun oleh investor asal Dubai, Uni Emirat Arab dan investor dari Australia bekerja sama dengan Badan Pelaksana Hulu Miny

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Blok Masela Harus. Berikan Kemakmuran untuk Rakyat Indonesia

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK KELAUTAN

MASTER OF SCIENCE in INFORMATION TECHNOLOGY for NATURAL RESOURCES MANAGEMENT (MIT)

ANALISIS NON-LINIER PERKUATAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI DENGAN METODE GROUTING PADA JOINT LEG YANG KOROSI

Kode Dokumen. Versi. Kemahasiswaan. Institut Teknologi. 8 April

ANALISIS RISER INTERFERENCE KONFIGURASI STEEL CATENARY RISER AKIBAT PENGARUH GELOMBANG ACAK

SINGKATAN DAN ISTILAH...

ASPEK PERANCANGAN PLATFORM MIGAS LAUT DALAM (OIL DEEP SEA PLATFORM) UNTUK PERAIRAN LAUT INDONESIA

Analisa Riser Protection pada Fixed Jacket Platform Akibat Beban Tubrukan Kapal

Keynote Speech. Dialog Nasional KONTRIBUSI STRATEGIS IPTEK UNTUK MEWUJUDKAN POROS MARITIM DUNIA. Jakarta, 10 Desember 2014

3 MO092319Pemodelan Fisik dan Numerik 3 MO092320Metode Kuantitatif untuk Riset Menejemen Pantai 3 MO092321Sistem Informasi dan Pengindraan Jauh 3

ANALISIS RISER INTERFERENCE KONFIGURASI STEEL CATENARY RISER PADA LAUT DALAM

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

RENCANA STRATEGIS

Dokumen Kurikulum Program Studi : Biomanajemen

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI DOKTOR TEKNIK PERMINYAKAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

I. PENDAHULUAN. Gas alam sebagai salah sumber daya alam yang mempunyai manfaat. sangat banyak dalam menunjang berbagai sektor kehidupan manusia.

RESPON DINAMIK SISTEM CONVENTIONAL BUOY MOORING DI SEKITAR PULAU PANJANG, BANTEN, JAWA BARAT

Oleh. Capt. Purnama S. Meliala, MM

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Assalamu alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, Salam Sejahtera Untuk Kita Semua,

Program Beasiswa Erasmus Lifelong Learning Programme

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

Bagi Rachmat, agar dapat memberikan kontribusi yang besar bagi

Amalia H.J BAB 1 PENDAHULUAN

Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut BAB 1 PENDAHULUAN

1. Project Management Awareness

BAB I PENDAHULUHAN. Pada kerja praktek di Company Co. Sursoft Indonesia Professional

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

BAB I PENDAHULUAN. Industri konstruksi merupakan sektor industri yang menghasilkan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) telah memainkan peran utama bagi

3 MO092322Pengindraan Jauh untuk Pengelolaan Pantai 3 MO092323Pengelolaan Sumberdaya Kelautan 3 MO092324Hukum Laut 3 MN Hidrodinamika Lanjut 3

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

3 MO092323Pengelolaan Sumberdaya Kelautan 3 MO092324Hukum Laut 3 MO092325Geologi dan Geofisika Pantai dan Laut 3 MO092326Reklamasi Berwawasan

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah kesenjangan sosial ekonomi dimasyarakat. Sektor

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK PERMINYAKAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Near Field Scouring Pada Jalur Pipa Bawah Laut SSWJ PT. PGN

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

Reklamasi 17 Pulau dan GSW akan Memperparah Ancaman Banjir! Bukan Solusi Penurunan Tanah Jakarta

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI

PUBLIC EXPOSE PT Wintermar Offshore Marine Tbk 8 Agustus 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

PENERAPAN GRID COMPUTING

Postgraduate Study untuk Taught Courses

Manajemen Sumber Daya Proyek Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bisnis minyak dan gas merupakan bisnis yang membutuhkan biaya

RISK BASED UNDERWATER INSPECTION

Kesenjangan: Faktor Utama Penyebab Kegagalan Proyek E-Government

Dinamika Kurikulum Program Sarjana TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS) Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng.

DESAIN DAN ANALISIS FREE SPAN PIPELINE

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan. Perusahaan saat ini menyadari bahwa stakeholders (pemangku

BAB I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA BANGSA TENTANG HUKUM LAUT BAB VII LAUT LEPAS BAB IX LAUT TERTUTUP ATAU SETENGAH TERTUTUP.

ANALISIS MID-POINT TIE-IN PADA PIPA BAWAH LAUT

Tugas Akhir (MO )

Tugas Kelompok Struktur Organisasi Proyek Sistem Informasi

PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah My Class dan Forum, kedua bagian ini menggunakan materi

Edutech Solution. Kawasan Niaga Metro Trade Center Blok I 15, Jl. Soekarno Hatta No.590 Bandung Jawa Barat 40286

Transkripsi:

Rencana Studi Oleh : Muhammad Mukhlas A. Latar Belakang Pemilihan Studi Ketertarikan saya akan teknologi rekayasa lepas pantai sudah muncul sejak masih duduk di bangku kuliah. Hal ini dikarenakan saya sadar bahwa Indonesia masih sangat butuh banyak tenaga ahli yang kedepannya dapat memajukan teknologi tersebut. Rasa ketertarikan itu saya salurkan kepada Tugas Akhir saya yang berjudul Studi Kasus Pipa High Density Polyethylene Bawah Laut di Teluk Senunu Nusa Tenggara Barat, dimana pipa bawah laut merupakan salah satu rekayasa struktur pada daerah lepas pantai. Terdapat berbagai alasan yang melatarbelakangi saya untuk melanjutkan studi rekayasa struktur lepas pantai ke Norwegia. Norwegia merupakan Negara di Eropa Utara yang telah memproduksi minyak dan gas selama lebih dari 50 tahun, mayoritas perekonomiannya didukung oleh industri migas. Norwegia menduduki peringkat ke-15 untuk produksi minyak sebesar 1,902.08 Thousand Barrels per Day, dan urutan keenam untuk produksi gas alam sebesar 4,155.29 Billion Cubic Feet (data dari U.S. Energy Information Administration, 30 May 2013). Lapangan eksploitasi migas Norwegia 90% berada didaerah lepas pantai yaitu padadaerah Norwegian Continental Shelf (NCS), dengan sebagian besar lapangan berada di North Sea dan sisanya berada di Norwegian Sea dan Barrents Sea. Pengalaman Norwegia dalam rekayasa teknologi lepas pantai sudah jauh lebih dewasa apabila dibandingkan Indonesia, dengan ditandai oleh Statoil yang merupakan perusahaan migas terbesar di Negaranya sendiri. Dari sisi teknologi lepas pantai, Norwegia mempunyai banyak daerah operasi yang ekstrim namun ditunjang dengan teknologi infrastruktur yang luar biasa maju. Daerah operasi Ekofisk yang berada di pusat North Sea bagian Norwegia merupakan lapangan migas terbesar di Norwegia. North Sea termasuk salah satu wilayah laut yang ekstrim di dunia dikarenakan sering terjadinya badai yang sangat parah, sehingga untuk instalasi dan operasi infrastruktur pada daerah tersebut bukanlah hal yang sederhana dan tidak jarang juga mendapati kecelakaan. Pada bagian selatan Norwegian Sea terdapat lapangan gas bumi Ormen Lange, dimana lapangan tersebut termasuk daerah laut dalam

(deep water) yang kedalamannya bervariasi mulai dari 800m hingga 1100m. Pada lapangan gas bumi tersebut telah dipasang pipa bawah laut terpanjang kedua di dunia yang menghubungkan hasil eksploitasi di lapangan Ormen Lange menuju United Kingdom, pipa bawah laut tersebut sepanjang sekitar 1200 km (hanya berbeda sekitar 22 km dengan pipa bawah laut terpanjang didunia, Nord Stream). Norwegian University of Science and Technology (NTNU) merupakan pusat edukasi dari riset dan teknologi di Norwegia yang menawarkan pendidikan berkualitas tinggi, dikenal secara internasional dalam bidang keteknikan, seni, sains sosial dan alam, kedokteran serta seni. NTNU berada di baris terdepan pada bidang teknologi maritim, perminyakan, material dan sistem komunikasi. Departemen Marine Technology (IMT) di NTNU memiliki hubungan yang erat dengan Norwegian Marine Technology Research Institute (MARINTEK). MARINTEK merupakan institusi Research and Development teknologi kelautan yang merupakan bagian dari SINTEF, organisasi independen riset di Skandinavia. NTNU dan MARINTEK secara bersama-sama mengoperasikan Marine Technology Centre (MTS). MTS merupakan tempat dimana tempat spesialis teknologi kelautan (tenaga pendidik, peneliti, praktisi dan mahasiswa) bekerja dan memiliki banyak laboratorium berteknologi tinggi (ocean wave basin laboratory, riser laboratory, machinery laboratory, dll.) dengan fasilitas komputer yang sangat baik. Selain itu IMT juga merupakan tempat Center for Ships and Ocean Structures (CESOS) dan bekerjasama dengan perusahaan besar migas internasional, Dengan dilengkapi staff tenaga pengajar yang ahli pada bidangnya dan dengan kurikulum yang baik, sehingga membuat IMT menjadi salah satu departemen terbesar dan terbaik di NTNU. Selain itu Norwegia juga merupakan Negara dengan HDI tertinggi menurut United Nations Development Programme (UNDP). HDI merupakan statistik dari harapan hidup, pendidikan dan indeks pendapatan. Oleh karena itu Norwegia, dan tentunya NTNU, merupakan tujuan melanjutkan studi yang menjanjikan. Dikarenakan dapat mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan bertepatan di Negara yang paling kondusif untuk hidup.

B. Pilihan Universitas dan Program Studi Norwegian Institute of Science and Technology (NTNU) terletak di kota Trondheim, Norwegia. NTNU berada pada peringkat 131 dunia untuk fakultas keteknikannya (berdasarkan QS World University Ranking by Faculty 2014/2015). Perkuliahan di NTNU memakan waktu selama 24 bulan (2 tahun) dengan beban sebesar 120 ECTS (sistem kredit di eropa). Program studi yang saya pilih untuk meneruskan studi adalah Master of Science (M.Sc.) in Marine Technology dengan spesialisasi pada bidang Marine Structure. Adapun rincian mengenai program studi tersebut adalah sebagai berikut: Program studi yang diajukan Institusi penyelenggara Jenis program Lokasi Kredit Gelar Programme Specializations (Dapat memilih 1 dari 7 spesialisasi) Master of Science in Marine Technology Norwegian University of Science and Technology Taught International Programme (2 yrs) Trondheim, Norway 120 ECTS Master of Science, dengan abrevasi M.Sc Marine Structure Marine Cybernetics Marine Hydrodynamics Marine Operations Marine Engineering Marine Design and Logistics Marine Resources and Aquaculture

C. Mata Kuliah Untuk menyelesaikan program Master of Science in Marine Technology dengan spesialisasi di bidang Marine Structure, dipersyaratkan menempuh 120 ECTS yang terbagi dalam 8 mata kuliah wajib (60 ECTS), 4 mata kuliah pilihan yang menunjang (30 ECTS) dan 1 tesis (30 ECTS). Rincian mengenai rencana mata kuliah yang diambil adalah sebagai berikut: Tahun Pertama Semester 1 TMR4190 Finite Element Methods in Structural Analysis 7.5 TMR4215 Sea Loads 7.5 TMR4320 Simulation-Based Design 7.5 TMR4200 Fatigue and Fracture of Marine Structures 7.5 Semester 2 - Experts in Teamwork (International Programme) 7.5 TMR4182 Marine Dynamics 7.5 TMR4195 Design of Offshore Structures 7.5 TMR4205 Buckling and Collapse of Marine Structures in Steel and Alumunium 7.5 Tahun Kedua Semester 3 TMR4505 Marine Structures, Specialization Course 7.5 TMR4500 Marine Structures, Specialization Project 7.5 TMR4305 Advanced Analysis of Marine Structures 7.5 TMR4200 Fatigue and Fracture of Marine Structures 7.5 Semester 4 TMR4930 Master Thesis - Marine Technology 30 Keterangan : ------ : Mata Kuliah Wajib ------ : Mata Kuliah Pilihan

D. Rencana Tesis Tiga proyek gas laut yang sedang dikembangkan dan bertepatan di laut dalam Indonesia adalah proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) oleh Chevron Indonesia Company; Lapangan Abadi Blok Masela oleh Inpex Masela LTD; dan Lapangan Jangkrik Blok Muara Bakau.oleh ENI Muara Bakau Ketiga proyek ini diharapkan mulai mengalirkan gas dalam lima tahun ke depan. Untuk mengalirkan gas dari tempat eksploitasi menuju anjungan lepas pantai ataupun daratan, diperlukan struktur bawah laut berupa pipa bawah laut. Merupakan suatu hal yang menantang untuk proses instalasi pipa bawah laut di suatu perairan dalam (deep water). Oleh karena itu rencana tesis yang saya persiapkan untuk studi kedepannya adalah menganalisis instalasi penggelaran pipa bawah laut pada salah satu diantara ketiga daerah proyek deep water tersebut (apabila dapat mendapatkan data yang representatif). Batasan penelitian yang saya rencanakan pada tesis ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis spesifikasi pipa pada tiap-tiap kedalaman (kedalaman minimal, rata-rata dan maksimal). Analisis dilakukan dengan perangkat lunak atau analitik, analisis-analisis yang dilakukan adalah wall-thickness analysis, on-bottom stability dan free span analysis. 2. Analisis statik, dinamik dan juga fatigue penggelaran pipa dengan metode S-Lay dan J- Lay menggunakan perangkat lunak (perangkat lunak akan mengikuti saran dari professor pembimbing). Hasil dari analisis perangkat lunak tersebut akan divalidasi dengan perhitungan analitik. 3. Menentukan spesifikasi dan konfigurasi terbaik dari vessel yang akan menggelar pipa bawah laut pada lokasi studi. Saya berencana untuk dibimbing oleh Professor Svein Sævik untuk tesis yang saya rencanakan. Hal tersebut berdasarkan rekomendasi dari senior yang sedang menempuh pendidikannya di Marine Technology NTNU. Professor Svein Sævik menggeluti bidang mekanika struktur, dengan spesialisasi pada pengembangan metode analisis respon pada struktur laut berbentuk ramping seperti pipa fleksibel, kabel bawah laut dan juga pipa bawah laut. Beliau juga berkontribusi pada riset yang dilakukan NTNU dengan MARINTEK pada Laboratorium Struktur.

E. Rencana Pasca Studi Setelah menyelesaikan studi, diharapkan ilmu yang telah dipelajari dapat diaplikasikan menjadi suatu bentuk kontribusi pada pengembangan teknologi struktur lepas pantai di Indonesia, khususnya pada teknologi eksploitasi di laut dalam (deep water). Adapun harapan pribadi setelah menyelesaikan studi adalah sebagai berikut : 1. Kembali ke Indonesia dan akan memulai merintis karir; 2. Karya ilmiah berupa tesis yang telah diselesaikan di NTNU, dapat dipakai sebagai referensi teknologi instalasi pada proyek deepwater kedepannya; 3. Bergabung ke perusahaan EPC Indonesia yang mengerjakan proyek deep water di Indonesia kawasan Timur selama kurang lebih 5 tahun. Direncanakan akan bergabung dengan PT. Saipem Indonesia; 4. Beralih dan mulai merintis karir ke Pertamina EP (PEP) dikarenakan memiliki visi untuk memajukan perusahaan migas Nasional yang berkiprah di sektor hulu. 5. Memprakarsai atau berpartisipasi terbentuknya badan riset dan pengembangan teknologi kelautan di Indonesia. Hal ini agar Indonesia mempunyai suatu badan yang secara konsisten mengupayakan perkembangan teknologi rekayasa kelautan. Adapun langkah-langkah yang direncanakan dalam rangka mencapai cita-cita dan harapan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Aktif dalam memberi dan mengikuti kuliah umum / forum / seminar tentang teknologi lepas pantai di perusahaan / universitas-universitas. 2. Menjalin komunikasi dengan mahasiswa, dosen dan peneliti di bidang teknologi struktur lepas pantai sebagai bentuk media pembelajaran dan pertukaran informasi mengenai perkembangan teknologi struktur lepas pantai. 3. Bekerja dengan konsisten, ikhlas dan menuju tujuan untuk berkontribusi kepada Indonesia.