1. Metoda Penilaian Pengetahuan. a. Tes Tertulis. b. Tes Wawancara BAB I KONSEP PENILAIAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I STANDAR KOMPETENSI. Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANAGAN PEKERJAAN GEDUNG

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 13. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 14. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Daftar Isi BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN Kunci Jawaban Tugas-Tugas (Teori) Daftar Cek Unjuk Kerja (Praktek)...

AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

PENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA.

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERAPIHAN BAHU JALAN (FINISHING)

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR HUKUM - 1. Peraturan Pelaksanaan. Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan. UU No.

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGUKURAN LAPANGAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PERSIAPAN PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NO.KEP. 187/MEN/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I.

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.03/MEN/1985 T E N T A N G KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEMAKAIAN ASBES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

DAFTAR ISI. Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi BAB I KONSEP PENILAIAN Latar Belakang Tujuan Metoda Penilaian...

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TENTANG KESELAMATAN KERJA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-02/MEN/1992 T E N T A N G TATA CARA PENUNJUKAN KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I KONSEP PENILAIAN

ASPEK HUKUM KESEHATAN KERJA DIVISI BIOETIKA DAN MEDIKOLEGAL

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1992 TENTANG PENERBANGAN [LN 1992/53, TLN 3481]

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB I KONSEP PENILAIAN

MATERI PELAJARAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TENAGA KERJA ASING - BIDANG ELEKTRONIK

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

BAB IV HASIL DAN ANALISA

MATERI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (HSE)

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

K3LH. Yang dimaksud dengan norma ialah "standard" ukuran tertentu yang harus dijadikan pegangan pokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

KUISIONER PENELITIAN

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/1992 TENTANG SYARAT SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PESAWAT KARBID

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

KESELAMATAN KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1979 TENTANG KESELAMATAN KERJA PADA PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS BUMI

DAFTAR ISI. Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi BAB I KONSEP PENILAIAN Latar Belakang Tujuan Metoda Penilaian...

- 1 - WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DAN GANGGUAN

Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 TENTANG PEMAKAIAN ISOTOP RADIOAKTIF DAN RADIASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

MATERI PELAJARAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TENAGA KERJA ASING - BIDANG PETROKIMIA

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 7 TAHUN 2015 TENTANG INSPEKTUR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN PESAWAT UDARA BADAN SAR NASIONAL

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

BUKU INFORMASI MEMERIKSA FUNGSI TEKNIS KENDARAAN BERMOTOR ANGKUTAN ORANG H

BAB I STANDAR KOMPETENSI

Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang : Pengangkutan Zat Radioaktip

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Sulit disangkal, bila peringatan Utamakan Selamat yang dipasang di pelbagai

Transkripsi:

BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1 Latar Belakang Buku penilaian untuk unit kompetensi Menerapkan Ketentuan Peraturan Perundang- Undangan yang Terkait Dengan Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi dibuat sebagai konsekuensi logis dalam pelatihan berbasis kompetensi yang telah menempuh tahapan penerimaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja melalui buku informasi dan buku kerja. Setelah latihan-latihan (exercise) dilakukan berdasarkan buku kerja maka untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimilikinya perlu dilakukan uji komprehensif secara utuh per unit kompetensi dan materi uji komprehensif itu ada dalam buku penilaian ini. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dibuatnya buku penilaian ini, yaitu untuk menguji kompetensi peserta pelatihan setelah selesai menempuh buku informasi dan buku kerja secara komprehensif dan berdasarkan hasil uji inilah peserta akan dinyatakan kompeten atau belum kompeten terhadap unit kompetensi Menerapkan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait Dengan Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi. 1.3 Metoda Penilaian 1. Metoda Penilaian Pengetahuan a. Tes Tertulis Untuk menilai pengetahuan yang telah disampaikan selama proses pelatihan terlebih dahulu dilakukan tes tertulis melalui pemberian materi tes dalam bentuk tertulis yang dijawab secara tertulis juga. Untuk menilai pengetahuan dalam proses pelatihan materi tes disampaikan lebih dominan dalam bentuk obyektif tes, dalam hal ini jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, dan pilihan ganda. Tes essay bisa diberikan selama tes essay tersebut tes essay tertutup dalam bentuk Jawaban Singkat, tidak essay terbuka, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor subyektif penilai. b. Tes Wawancara Halaman: 1 dari 24

Tes wawancara dilakukan untuk menggali atau memastikan hasil tes tertulis sejauh itu diperlukan. Tes wawancara ini dilakukan secara perseorangan antara penilai dengan peserta uji/peserta pelatihan. Penilai sebaiknya lebih dari satu orang. 2. Metoda Penilaian Keterampilan a. Tes Simulasi Tes simulasi ini digunakan untuk menilai keterampilan dengan menggunakan media bukan yang sebenarnya, misalnya menggunakan tempat kerja tiruan (bukan tempat kerja yang sebenarnya), obyek pekerjaan disediakan atau hasil rekayasa sendiri, bukan obyek kerja yang sebenarnya. b. Aktivitas Praktik Penilaian dilakukan secara sebenarnya, di tempat kerja sebenarnya dengan menggunakan obyek kerja yang sebenarnya. Namun dalam pelaksanaan pelatihan untuk unit kompetensi ini, metoda penilaian ini tidak digunakan. 3. Metoda Penilaian Sikap Kerja a. Observasi Untuk melakukan penilaian sikap kerja digunakan metoda observasi terstruktur, artinya pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar penilaian yang sudah disiapkan sehigga pengamatan yang dilakukan mengikuti petunjuk penilaian yang dituntut oleh lembar penilaian tersebut. Pengamatan dilakukan pada waktu peserta uji/peserta pelatihan melakukan keterampilan kompetensi yang dinilai karena sikap kerja melekat pada keterampilan tersebut. Halaman: 2 dari 24

BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN 2.1 Kunci Jawaban Tugas-Tugas (Teori) 2.1.1 Tugas Teori I Menyiapkan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan Pelatihan Waktu : Melaksanakan Pekerjaan K3 : 30 menit Petunjuk Umum 1. Jawablah soal-soal berikut ini pada lembar jawaban/kertas yang telah disediakan; 2. Seluruh buku-buku lembaran-lembaran tulisan disimpan; 3. Bacalah soal dengan teliti sebelum menulis jawaban a. Jawab dengan Singkat 1. Apa yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?.. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan. 2. Apakah K3 ada kaitannya dengan JAMSOSTEK? Tentu saja ada, karena K3 itu sendiri adalah komponen yang menjadi bagian dari JAMSOSTEK.Dalam hal ini, K3 yang bisa disediakan perusahaan misalnya alat keselamatan kerja seperti helm, rompi, sepatu, dsb.sedangkan JAMSOSTEK merupakan program yang ditujukan untuk mendukung pelaksanaan sistem K3 dalam setiap perusahaan, yang tidak bisa langsung disediakan perusahaan.seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Tabungan Hari Tua, dan Jaminan Kematian (JK). 3. Apa di Indonesia, ada Undang-Undang yang mengatur mengenai K3? Apa saja isinya? Halaman: 3 dari 24

Jawabannya ada.undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.juga Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal.karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.sebagai penjabaran dan kelengkapan Undangundang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 4. Keselamatan dan Kesehataan Kerja itu diperuntukkan untuk siapa? Berdasarkan Undang-undang Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap pekerja di Indonesia berhak atas jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. 5. Bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja misalnya pengusaha tidak menyediakan alat keselamatan kerja atau perusahaan tidak memeriksakan kesehatan dan kemampuan fisik pekerja? Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000. (lima belas juta rupiah) bagi yang tidak Halaman: 4 dari 24

menjalankan ketentuan undang-undang tersebut. b. Pilihan Berganda 6. Ruang lingkup obyek pengawasan keselamatan kerja menurut undang-undang keselamatan kerja ialah: a) Perusahaan swasta b) Tempat kerja c) Perusahaan negara d) Tempat usaha Jawaban : b 7. Batasan pengertian kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang berakibat: a) Adanya korban yang cidera luka-luka atau meninggal dunia. b) Adanya kerusakan peralatan dan nyaris terjadi korban manusia. c) Terganggunya proses pekerjaan walaupun tidak terjadi korban yang cidera maupun kerusakan peralatan. d) Jawaban a, b dan c benar. Jawaban : d 8. Pengertian Keselamatan dan kesehatan kerja secara etimologis ialah: a) Suatu upaya perlindungan kerja. b) Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. c) Suatu upaya agar tenaga kerja bekerja sehat dan selamat. d) Upaya agar produksi tidak terganggu. Jawaban : b 9. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofis ialah: a. Upaya untuk menjamin agar sumber produksi dapat digunakan secara efisien. b. Upaya untuk mencegah dan mengurangi timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. c. Pemikiran dan upaya penerapannya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan khususnya tenaga kerja baik jasmani maupun rohani, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera. d. Upaya untuk menekan cost dan berupaya menghasilkan produktivitas yang tinggi. Jawaban : c 10. Faktor penyebab kecelakaan kerja: a) Perbuatan manusia yang tidak aman b) Kondisi yang berbahaya c) Kombinasi a dan b d) Jawaban a, b dan c benar Jawaban : d Halaman: 5 dari 24

11. Kejadian kecelakaan yang disebabkan perbuatan tidak aman dari pekerja merupakan: a. Sebab dasar b. Sebab tidak langsung c. Sebab langsung d. Sebab akibat Jawaban : c 12. Kondisi tempat kerja yang berbahaya bertalian dengan : a) Mesin, pesawat, alat b) Proses produksi c) Cara kerja d) Jawaban a,b,c dan d benar Jawaban : d 13. Sikap perbuatan manusia dalam bekerja antara lain dilatarbelakangi oleh: a. Usia b. Sifat seseorang c. Pendidikan dan pengalaman d. Kondisi fisik Jawaban : c 14. Dalam rangka pembinaan kepada tenaga kerja, UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mewajibkan pengurus perusahaan antara lain untuk : a) Menunjukkan dan menjelaskan kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja kepada tenaga kerja baru. b) Mengadakan pemantauan lingkungan c) Mengadakan penyuluhan pada masyarakat sekitar mengenai kemungkinan bahaya yang timbul. d) Melakukan audit Jawaban : a 15. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang di pimpinnya, pada pejabat yang di tunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. Ketentuan ini terdapat dalam UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja : a) Pasal 3 b) Pasal 8 c) Pasal 11 d) Pasal 15 Jawaban : c 2.1.1 Lembar Kunci Jawaban Teori I NO. KUNCI JAWABAN SOAL 1 Lampiran I JAWABAN PESERTA K Nilai BK KETERANGA N 2 Lampiran I Halaman: 6 dari 24

3 Lampiran I 4 Lampiran I 5 Lampiran I 6 b 7 d 8 b 9 c 10 d 11 c 12 d 13 c 14 a 15 c Tugas teori II Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) di tempat kerja. Pelatihan : Melaksanakan Pekerjaan K3 Waktu : 30 menit Petunjuk Umum 1. Jawablah soal-soal berikut ini pada lembar jawaban/kertas yang telah disediakan; 2. Seluruh buku-buku lembaran-lembaran tulisan disimpan; 3. Bacalah soal dengan teliti sebelum menulis jawaban a. Jawab dengan Singkat 1. Apa yang menjadi penyebab utama adanya kecelakaan kerja?. Berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak aman. Penyebab kecelakaan kerja yang lazim terjadi adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut: Sembrono dan tidak hati - hati Tidak mematuhi peraturan Halaman: 7 dari 24

Tidak mengikuti standar prosedur kerja. Tidak memakai alat pelindung diri Kondisi badan yang lemah Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari t erjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas. 2. Apa saja jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi di sektor industri?.. a. Elektronik (manufaktur) Teriris, terpotong Terlindas, tertabrak Berkontak dengan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya Kebocoran gas Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan b. Produksi metal (manufaktur) Terjepit, terlindas Tertusuk, terpotong, tergores Jatuh terpeleset Terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal c. Petrokimia (minyak dan produksi batu bara, produksi karet, produksi karet, produksi plastik) Terjepit, terlindas Teriris, terpotong, tergores Jatuh terpeleset Tertabrak Terkena benturan keras Terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun d. Konstruksi Kemungkinan jatuh dari ketinggian Kejatuhan barang dari atas Terinjak Terkena barang yang runtuh, roboh Berkontak dengan suhu panas, suhu dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising Terjatuh, terguling Terjepit, terlindas Tertabrak Terkena benturan keras 3. Apa saja tugas pengurus/pengawas dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja? Yang perlu diketahui pertama adalah Pengurus/Pengawas merupakan orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri Halaman: 8 dari 24

sendiri. Berdasarkan pasal 8, 9, 11 dan 14 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengurus bertanggung jawab untuk : Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat - sifat pekerjaan yang diberikan padanya. Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat kerjanyasemua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam semua tempat kerjanya Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama dalam kecelakaan. Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempattempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja; Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. 4. Mengapa diperlukan adanya pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja?. Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan diklat keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki kondisi lingkungan yang tidak aman. Pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja juga berguna agar tenaga kerja memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja, mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakanlangkah pencegahan kecelakaan kerja. 5. Lalu, apa yang menjadi kewajiban dan hak dari tenaga kerja berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja? Halaman: 9 dari 24

Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut : Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkanmeminta pada Pengurus agas dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batasbatas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan. b. Pilihan Berganda 6. Ruang lingkup obyek pengawasan keselamatan kerja menurut undang-undang keselamatan kerja ialah: a) Perusahaan swasta b) Tempat kerja c) Perusahaan negara d) Tempat usaha Jawaban : b 7. Batasan pengertian kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang berakibat: a) Adanya korban yang cidera luka-luka atau meninggal dunia. b) Adanya kerusakan peralatan dan nyaris terjadi korban manusia. c) Terganggunya proses pekerjaan walaupun tidak terjadi korban yang cidera maupun kerusakan peralatan. d) Jawaban a, b dan c benar. Jawaban : d 8. Pengertian Keselamatan dan kesehatan kerja secara etimologis ialah: a) Suatu upaya perlindungan kerja. b) Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. c) Suatu upaya agar tenaga kerja bekerja sehat dan selamat. d) Upaya agar produksi tidak terganggu. Jawaban : b 9. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofis ialah: a. Upaya untuk menjamin agar sumber produksi dapat digunakan secara efisien. b. Upaya untuk mencegah dan mengurangi timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. c. Pemikiran dan upaya penerapannya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan khususnya tenaga kerja baik jasmani maupun rohani, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera. Halaman: 10 dari 24

d. Upaya untuk menekan cost dan berupaya menghasilkan produktivitas yang tinggi. Jawaban : c 10. Faktor penyebab kecelakaan kerja: a) Perbuatan manusia yang tidak aman b) Kondisi yang berbahaya c) Kombinasi a dan b d) Jawaban a, b dan c benar Jawaban : d 11. Kejadian kecelakaan yang disebabkan perbuatan tidak aman dari pekerja merupakan: a) Sebab dasar b) Sebab tidak langsung c) Sebab langsung d) Sebab akibat Jawaban : c 12. Kondisi tempat kerja yang berbahaya bertalian dengan : a) Mesin, pesawat, alat b) Proses produksi c) Cara kerja d) Jawaban a,b,c dan d benar Jawaban : d 13. Sikap perbuatan manusia dalam bekerja antara lain dilatarbelakangi oleh: a) Usia b) Sifat seseorang c) Pendidikan dan pengalaman d) Kondisi fisik Jawaban : c 14. Dalam rangka pembinaan kepada tenaga kerja, UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mewajibkan pengurus perusahaan antara lain untuk : a) Menunjukkan dan menjelaskan kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja kepada tenaga kerja baru. b) Mengadakan pemantauan lingkungan c) Mengadakan penyuluhan pada masyarakat sekitar mengenai kemungkinan bahaya yang timbul. d) Melakukan audit Jawaban : a 15. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang di pimpinnya, pada pejabat yang di tunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. Ketentuan ini terdapat dalam UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja : a) Pasal 3 Halaman: 11 dari 24

b) Pasal 8 c) Pasal 11 d) Pasal 15 Jawaban : c 2.1.2 Lembar Kunci Jawaban Teori II NO. SOAL KUNCI JAWABAN JAWABAN PESERTA K Nilai BK KETERANGA N 1 Lampiran II 2 Lampiran II 3 Lampiran II 4 Lampiran II 5 Lampiran II 6 b 7 d 8 b 9 c 10 d 11 c 12 d 13 c 14 a 15 c Tugas Teori III Membuat laporan penerapan ketentuan keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pelatihan Waktu : Melaksanakan Pekerjaan K3 : 30 menit Petunjuk Umum 1. Jawablah soal-soal berikut ini pada lembar jawaban/kertas yang telah disediakan; 2. Seluruh buku-buku lembaran-lembaran tulisan disimpan; 3. Bacalah soal dengan teliti sebelum menulis jawaban a. Pilihan Ganda Halaman: 12 dari 24

1. Salah satu kewajiban pengurus perusahaan sesuai dengan Pasal 14 UU No. 1 tahun 1970 adalah : a) Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 tahun 1970 secara tertulis di tempat kerja b) Memasang gambar / poster K3 di tempat kerja c) Menyedian alat pelindung diri secara gratis kepada tenaga kerja. d) Jawaban a, b,c semua benar Jawaban : d 2. Usaha pencegahan kecelakaan kerja antara lain melalui: a) Inspeksi b) Riset c) Asuransi d) Jawaban a, b dan c benar Jawaban : a 3. Pada Pasal 13 UU No. 1 tahun 1970 dinyatakan Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan. Ketentuan ini mengikat pada : a) Orang yang terkait langsung dengan pekerjaan ditempat kerja. b) Hanya pada instalasi-instalasi yang dianggap sangat berbahaya. c) Setiap orang baik yang bersangkutan maupun tidak bersangkutan dengan pekerjaan ditempat kerja. d) Hanya pada tamu atau orang lain yang bukan pekerja. Jawaban : c 4. Dasar hukum penunjukkan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja: a) Permenaker No. 02/Men/1992 b) Permenaker No. 01/Men/1988 c) Permenaker No. 04/Men/1987 d) Permenaker No. 01/Men/1988 Jawaban : a 5. Salah satu kewajiban Ahli K3 menurut peraturan perundang-undangan adalah : a) Memberikan laporan kepada Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang ditunjuk mengenai hasil pelaksanaan tugasnya. b) Meminta keterangan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat K3 di tempat kerja. c) Membuat surat teguran terhadap pelanggaran ketentuan perundang-undangan K3 di tempat kerja. d) Jawaban a,b,c semuanya benar. Jawaban : d 6. Keputusan penunjukan Ahli K3 oleh Menteri Tenaga Kerja, dinyatakan tidak berlaku apabila yang bersangkutan : a) Pindah tugas ke perusahaan atau instansi lain. b) Di mutasi oleh pimpinan perusahaan ke daerah lain. c) Dimutasi oleh pimpinan perusahaan ke unit kerja lain. Halaman: 13 dari 24

d) Terjadi pergantian jabatan Jawaban : a 7. Keputusan penunjukan Ahli keselamatan dan kesehatan kerja dicabut apabila yang bersangkutan terbukti : a) Tidak memenuhi peraturan perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja b) Melakukan kesalahan dan kecerobohan sehingga menimbulkan keadaan berbahaya c) Dengan sengaja dan atau karena kehilafannya menyebabkan terbukanya rahasia perusahaan/instansi yang karena jabatannya wajib untuk di rahasiakan.. d) Jawaban a,b,c semua benar Jawaban : d 8. Ahli K3 yang bekerja di perusahaan Jasa K3 wajib menyampaikan laporan kepada Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang di tunjuk : a) Setiap 3 bulan sekali b) Setiap saat setelah selesai melakukan kegiatan c) Setiap tahun sekali d) Setiap 2 tahun sekali sesuai dengan masa berlaku surat keputusan penunjukkannya. Jawaban : b 9. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Ahli K3 berwenang untuk, antara lain : a. Membuat Berita Acara Pemeriksaan pro justicia kasus kecelakaan kerja. b. Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan c. Mengadakan analisa kecelakaan. d. Melakukan audit eksternal.smk3. Jawaban : b 10. Pengawasan K3 yang bersifat preventif dan represif meliputi: a. Perencanaan,pembuatan dan pemakaian b. Perencanaan dan modifikasi c. Perencanaan d. Pemikiran Jawaban : b b. Benar / Salah 11 B S Label peringatan secara umum terdiri dari dua kotak, Kotak Kiri dan Kotak Kanan. Kotak Kiri memuat gambar yang menunjukkan metode pencegahan, sedangkan Kotak Kanan memuat gambar yang Halaman: 14 dari 24

menunjukkan potensi bahaya. 12 B S Membuat laporan dalam K3 untuk menerapkan keberlanjutan dasar keselamatan kerja yang berkelajutan. 13 B S Data simak K3L adalah data dasar untuk bahan mengontrol kelaikan dan kesiapan APD dan APK yang akan disiapkan dalam kesiapan kebutuhan dalam pelaksanaan K3L. 14 B S Bila sepatu kerja kulitnya sudah mulai retak-retak seharusnya tidak perlu diganti karena masih bisa digunakan. 15 B S Laporan kegiatan (laporan harian) yang memuat kerusakan komponen disampaikan setelah pengoperasian unit selesai dilakukan.. 2.1.3 Lembar Kunci Jawaban Teori III NO. SOAL KUNCI JAWABAN JAWABAN PESERTA K Nilai BK KETERANGA N 1 d 2 a 3 c 4 a 5 d 6 a 7 d 8 b 9 b 10 b 11 S 12 B 13 B 14 S Halaman: 15 dari 24

15 S 2.2 Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas Unjuk Kerja I Menyiapkan perlengkapan K3 yang diperlukan untuk Instruksi kerja pelaksanaan pekerjaan 1. Mengidentifikasi APD dan APK yang diperlukan. 2. Menentukan APD dan APK. 3. Menyiapkan APD dan APK. Tugas Unjuk Kerja II Menerapkan ketentuan K3 di tempat kerja Instruksi kerja 1. Menggunakan perlengkapan APD dan APK sesuai prosedur. 2. Memasang rambu-rambu keselamatan kerja. 3. Menyiapkan isi kotak P3K sesuai prosedur 4. Menyiapkan APAR sesuai prosedur. Tugas Unjuk Kerja IIIMembuat laporan penerapan kententuan K3 Instruksi kerja 1. Menyiapkan Daftar simak K3. 2. Mengumpulkan data hasil K3. a. Daftar Cek Unjuk Kerja NO. DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK 1. 2. 3. Mengidentifikasi APD dan APK yang diperlukan Tabel APD dan APK sudah dibuat Cara menentukanapd dan APK yang Keperluan APD dan diperlukan APK Cara menyiapkan APD dan APK Kesiapan APD dan yang diperlukan APK PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK Halaman: 16 dari 24

4. 5. 6. 7. 8 Penggunaan APD dan APK Cara menyiapkan kotak P3K Cara menyiapkan alat pemadam api ringan (APAR) Cara menyiapkan daftar simak penerapan K3 Cara mengumpulkan data penerapan K3 Penggunaan APD dan APK Isi Kotak P3K Jenis APAR Daftar Simak penerapan K3 Data penerapan K3 Apakah semua instruksi kerja tugas praktek merancang sesi pembelajaran dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA...... PENILAI...... Catatan Penilai : b. Penilaian Sikap Kerja CEK LIS PENILAIAN SIKAP KERJA APD dan APK yang diperlukan diindentifikasi dengan Indikator Unjuk Kerja No. KUK K BK Keterangan Menjelaskan jenis APD dan APK yang diperlukan. 1.1 Menjelaskan fungsi APD dan APK yang diperlukan. 1.1 Menjelaskan cara mengenali APD dan APK yang diperlukan sesuai dengan prosedur K3. 1.1 Mampu mengenali APD dan APK yang diperlukan. 1.1 Teliti dalam mengidentifikasi APD dan APK yang diperlukan sesuai dengan prosedur K3 1.1 Halaman: 17 dari 24

APD dan APKyang diperlukan ditentukan. Menjelaskan persyratan APD dan APK yang diperlukan 1.2 Menjelaskan cara menetapkan APD dan APK yang diperlukan 1.2 Menetapkan APD dan APK yang diperlukan sesuai prosedur K3. 1.2 Teliti dalam menentukn APD dan APK sesuai prosedur K3. 1.2 APD dan APK yang diperlukan disiapkan. Menjelaskan kelaikan APD dan APK yang diperlukan. 1.3 Menjelaskan cara memilih dn memilah APD dan APK yang diperlukan. 1.3 Mampu memilih dan memilh APD dan APK yang diperlukan. 1.3 Teliti dlam menyiapkan APD dan APK yang diperlukan sesuai dengan prosedur K3 1.3 Perlengkapan APD dan APK digunakan sesuai prosedur. Menjelaskan cara memakai APD yang diperlukan 2.1 Menjelaskan cara memakai APK sesuai prosedur. 2.1 Memperagakan cara memakai APD dan APK yang diperlukan sesuai prosedur K3 2.1 Teliti dalam menggunakan APD dan APK yang diperlukan sesuai dengan prosedur K3. 2.1 Rambu-rambu Keselamatan Kerja dipasang sesuai prosedur Menjelaskan persyaratan pemsangan rambu-rambu keselmtan kerja 2.2 Menjelaskan cara memasang rambu-rambu Keselmtn kerja sesuai prosedur K3. 2.2 Memperagakan cara masang rambu-rambu Keselmatan kerja. 2.2 Teliti dalam memasang rambu-rmbu keselmatan kerja. 2.2 Kotak P3K berikut isinya disiapkan sesuai prosedur. Menjelaskan persyaratan kotak P3K berikut isinya. 2.3 Menjelaskan cara memilih dan memilah kotak P3K berikut isinya. 2.3 Mampu memilih dan memilah kotak P3K berikut 2.3 Halaman: 18 dari 24

isinya sesuai prosedur K3. Teliti dalam menyiapkan kotak P3K berikut isinya sesuai dengan prosedur K3. 2.3 Alat pemadam api ringan (APAR) disiapkan sesuai prosedur Menjelaskan kelaikn APAR sesuai prosedur. 2.4 Menjelaskan cara memilih dan memilah APAR sesuai prosedur. 2.4 Mampu memilih dan memilah APAR sesuai dengan prosedur K3. 2.4 Teliti dalam menyipkn APAR sesuai dengn Prosedur K3 2.4 Daftar simak penerapan K3 disiapkan Menjelaskan jenis daftar simak K3. 3.1 Menjelskan fungsi daftar simak K3. 3.1 Menjelaskan cra menilih dan memilh daftar simak K3. 3.1 Mampu memilih dan memilh daftar simak K3. 3.1 Teliti dalam menyiapkan daftar simak penerapan K3 sesuai dengan prosedur k3. 3.1 Data hasil penerapan K3 dikumpulkan Menjelaskan data hasil penerapan K3. 3.2 Menjelaskan prosedur pengumpulan data hasil penerapan K3. 3.2 Mampu melaksanakan pengumpulan data hasil penerapan K3. 3.2 Lampiran 1 Jawaban Tugas Teori I 1. Apa yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?.. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan Halaman: 19 dari 24

lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan. 2. Apakah K3 ada kaitannya dengan JAMSOSTEK? Tentu saja ada, karena K3 itu sendiri adalah komponen yang menjadi bagian dari JAMSOSTEK.Dalam hal ini, K3 yang bisa disediakan perusahaan misalnya alat keselamatan kerja seperti helm, rompi, sepatu, dsb.sedangkan JAMSOSTEK merupakan program yang ditujukan untuk mendukung pelaksanaan sistem K3 dalam setiap perusahaan, yang tidak bisa langsung disediakan perusahaan.seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Tabungan Hari Tua, dan Jaminan Kematian (JK). 3. Apa di Indonesia, ada Undang-Undang yang mengatur mengenai K3? Apa saja isinya? Jawabannya ada.undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.juga Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal.karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.sebagai penjabaran dan kelengkapan Undangundang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 4. Keselamatan dan Kesehataan Kerja itu diperuntukkan untuk siapa? Berdasarkan Undang-undang Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu Halaman: 20 dari 24

diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap pekerja di Indonesia berhak atas jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. 5. Bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja misalnya pengusaha tidak menyediakan alat keselamatan kerja atau perusahaan tidak memeriksakan kesehatan dan kemampuan fisik pekerja? Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000. (lima belas juta rupiah) bagi yang tidak menjalankan ketentuan undang-undang tersebut. Lampiran 2 Jawaban Tugas Teori II 1. Apa yang menjadi penyebab utama adanya kecelakaan kerja?. Berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak aman. Penyebab kecelakaan kerja yang lazim terjadi adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut: Sembrono dan tidak hati - hati Tidak mematuhi peraturan Tidak mengikuti standar prosedur kerja. Tidak memakai alat pelindung diri Kondisi badan yang lemah Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari t erjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas. 2. Apa saja jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi di sektor industri?.. a. Elektronik (manufaktur) Halaman: 21 dari 24

Teriris, terpotong Terlindas, tertabrak Berkontak dengan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya Kebocoran gas Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan b. Produksi metal (manufaktur) Terjepit, terlindas Tertusuk, terpotong, tergores Jatuh terpeleset Terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal c. Petrokimia (minyak dan produksi batu bara, produksi karet, produksi karet, produksi plastik) Terjepit, terlindas Teriris, terpotong, tergores Jatuh terpeleset Tertabrak Terkena benturan keras Terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun d. Konstruksi Kemungkinan jatuh dari ketinggian Kejatuhan barang dari atas Terinjak Terkena barang yang runtuh, roboh Berkontak dengan suhu panas, suhu dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising Terjatuh, terguling Terjepit, terlindas Tertabrak Terkena benturan keras 3. Apa saja tugas pengurus/pengawas dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja? Yang perlu diketahui pertama adalah Pengurus/Pengawas merupakan orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri. Berdasarkan pasal 8, 9, 11 dan 14 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengurus bertanggung jawab untuk : Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat - sifat pekerjaan yang diberikan padanya. Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat kerjanyasemua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam semua tempat kerjanya Halaman: 22 dari 24

Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama dalam kecelakaan. Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempattempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja; Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. 4. Mengapa diperlukan adanya pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja?. Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan diklat keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki kondisi lingkungan yang tidak aman. Pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja juga berguna agar tenaga kerja memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja, mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakanlangkah pencegahan kecelakaan kerja. 5. Lalu, apa yang menjadi kewajiban dan hak dari tenaga kerja berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja? Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut : Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkanmeminta pada Pengurus agas dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan Halaman: 23 dari 24

kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batasbatas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan. Halaman: 24 dari 24