BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

dokumen-dokumen yang mirip
Elektronika Lanjut. Pengkondisian Sinyal. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

ADC dan DAC Rudi Susanto

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Definisi Filter. Filter berdasar respon frekuensinya : 1. LPF 2. HPF 3. BPF 4. BRF/BSF

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

BAB II TEORI DASAR SISTEM C-V METER PENGUKUR KARAKTERISTIK KAPASITANSI-TEGANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital

Petunjuk Penggunaan SENSOR TEGANGAN (GSC )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III KONSEP DASAR PERANCANGAN

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

Elektronika Lanjut. Sensor Digital. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

LVDT (Linear Variable Differensial Transformer)

1.1 DEFINISI PROSES KONTROL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ADC-DAC 28 IN-3 IN IN-4 IN IN-5 IN IN-6 ADD-A 5 24 IN-7 ADD-B 6 22 EOC ALE msb ENABLE CLOCK

Modul VIII Filter Aktif

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN

BAB II DASAR TEORI. dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang diterapkan.

KONSEP AKUISISI DATA. Rudi Susanto

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL

Petunjuk Penggunaan SENSOR ARUS LISTRIK ± 3A (GSC )

DIGITAL TO ANALOG CONVERTER

DASAR-DASAR AKUISISI DATA

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

ADC (Analog to Digital Converter)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB II DASAR TEORI. Sistem pengukur pada umumnya terbentuk atas 3 bagian, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

Modul 2. Pengkondisian Sinyal.

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

Bab III. Operational Amplifier

REZAN NURFADLI EDMUND NIM.

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

Modul 02: Elektronika Dasar

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Instrumentasi Sistem Pengaturan

Perancangan Sistim Elektronika Analog

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC)

Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp Fax

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Matematik Sistem Elektrik

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

Pengukuran Teknik STT Mandala

BAB I PENGENALAN KONSEP DIGITAL

Ultrasonic Level Transmitter Berbasis Mikrokontroler ATmega8

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. Signal Conditioning. Gambar 2.1 Diagram blok sistem pengukuran (buku measurement sistem Bolton)

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata

Bab IV Pengujian dan Analisis

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

Pengukuran Teknik STT Mandala 2014

TUJUAN : Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian dasar dari DAC dan ADC secara prinsip

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

FISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Keolengan Benda Secara Digital

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

Informatika Industri

Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe ADC

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Elektronika. Pertemuan 8

BABI PENDAHULUAN. Pemakaian tiiter sebagai pembatas atau penyaring frekuensi sinyal

Pengenalan SCADA. Dasar Sistem Pengukuran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

Transkripsi:

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih sesuai yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses. Dalam hal ini dibedakan menjadi 2 (dua) teknik, yaitu pengkondisi sinyal analog dan pengkondisi sinyal digital. VI.1 Pengkondisi Sinyal Analog VI.1.1. Prinsip Pengkondisi Sinyal Analog Prinsip kerja sensor ialah mengubah suatu besaran non elektris yang terukur menjadi suatu besaran elektris. Untuk membentuk sensor tersebut kita memanfaatkan variabel dinamik yang mempengaruhi karakteristik suatu bahan. Pengkondisi sinyal analog berperan penting sebagai pengubah keluaran sensor ke suatu bentuk yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain pada suatu kontrol proses. Terkadang kita menggambarkan efek pengkondisi sinyal sebagai persamaan fungsi transfer. Melalui persamaan tersebut kita mengartikan efek suatu pengkondisi sinyal pada sinyal masukan. Jadi sebuah penguat tegangan sederhana mempunyai fungsi transfer dan suatu konstanta yang ketika dikalikan terhadap masukan tegangan akan memberikan keluaran tegangan. VI.1.1.1. Level Sinyal dan Perubahan Bias Satu dan sebagian besar tipe pengondisi sinyal melibatkan menyesuaian level (magnitido) dan bias (nilai nol) dan suatu tegangan yang mewakili sebuah variabel proses. Contohnya suatu keluaran tegangan sensor bervariasi antara 0,2 V sampai 0,6 V sebagai perubahan vaniabel proses terhadap kisaran pengukuran. Bagaimanapun, suatu alat dengan sensor ini harus mempunyai keluaran tegangan bervariasi dan 0 volt sampai 5 volt untuk variasi yang sama pada variabel proses. VI.1.1.2. Level Sinyal dan Perubahan Bias Kita melakukan pengkondisi sinyal yang diperlukan dengan pertama mengubah menjadi nol ketika keluaran sensor adalah 0,2 V. Ini dapat dilakukan dengan mengurangi 0,2 dan keluaran sensor, yang disebut pergeseran nol atau penyesuaian bias. Sekarang kita mempunyai tegangan antara 0 V sampai 0,4 V, sehingga kita perlu tegangan yang lebih besar. Jika kita kalikan tegangan dengan 12,5, tegangan keluaran yang baru akan bervariasi antara 0 V sampai 5 V seperti yang diperlukan. Hal ini disebut Universitas Gadjah Mada 1

penguatan (amplification) dan 12,5 disebut perbesaran (gain). Dalam kasus lain kita perlu membuat keluaran sensor menjadi lebih kecil yang disebut dengan pelemahan (attenuation). Dalam mendesain bias dan rangkaian penguat kita harus memperhatikan beberapa faktor antara lain tanggap frekuensi, impedansi keluaran, dan impedansi masukan. VI.1.1.2. Linierisasi Seperti yang ditekankan diawal, suatu perancangan kontrol proses mempunyai sejumlah pilihan karakteristik keluaran sensor terhadap variabel proses. Sering kali hubungan yang terjadi antara masukan dan keluaran adalah tidak linier. Menurut sejarah, sirkuit analog dikhususkan untuk melinierkan sinyal. Sebagai contoh, keluaran sensor bervariasi dengan tidak linier terhadap variabel proses, suatu sirkuit penglinier, idealnya ada!ah sebagai pengkondisi keluaran sensor sehingga tegangan yang dihasilkan menjadi linier terhadap variabel proses. Sirkuit demikian sulit untuk dirancang dan biasanya beroperasi dengan suatu batas. Pendekatan modem terhadap masalah ini adalah memberikan sinyal nonlinier sebagai input pada komputer dan melinierkannya menggunakan software. VI.1.1.3. Konversi Terkadang pengkondisi sinyal digunakan untuk mengkonversi satu tipe variasi listrik menjadi yang lain. Sejumlah sensor mempunyai prinsip kerja sebagai perubahan resistansi terhadap variabel dinamik. Pada kasus ini, diperlukan suatu sirkuit untuk mengonversi perubahan resistansi ini menjadi tegangan atau sinyal tertentu. Transmisi sinyal merupakan tipe konversi yang penting yang berkaitan dengan control proses standar dan pentransmisian sinyal sebagai level arus 4-20 ma dalam kabel. Ini memberikan peningkatan kebutuhan untuk mengkonversi resistansi dan level tegangan; pada level arus yang sesuai pada akhir pentransmisian dan untuk konversi arus kembali ke tegangan pada akhir penerimaan. Sehingga, konversi tegangan ke arus, arus ke tegangan seringkali digunakan. Antarmuka digital, penggunaan computer pada control proses memerlukan konversi format anallog ke format digital, menggunakan IC yang disebut analog to digital converter (ADC) konversi sinyal analog biasanya memerlukan penyesuaian pengukuran sinyal analog agar sepadan terhadap input yang diperlukan untuk ADC. VI.1.1.4. Penyaringan dan Penyepadanan Impedansi Dua pengkondisi sinyal yang lain ialah penyaringan dan penyepadanan impedansi. Seringkali sinyal-sinyal palsu dengan tingkat yang patut diperhitungkan nampak dalam lingkungan industri, seperti sinyal frekuensi 60 Hz. Dalam banyak kasus hal ini memerlukan Universitas Gadjah Mada 2

high-pass, low-pass atau penyaring takik untuk menghilangkan sinyal-sinyal yang tak diinginkan. Penyaringan semacam itu dapat dilakukan filter pasif dengan hanya menggunakan resistor, kapasitor, dan induktor atau filter aktif, menggunakan gain dan feedback. Penyepadanan impedansi merupakan elemen penting dan suatu pengkondisi sinyal ketika impedansi internal transduser atau impedansi garis dapat menyebabkan eror pada pengukuran dinamik variabel. Kedua jaringan pasif dan aktif itu diterapkan untuk memberikan penyepadanan tersebut. VI.1.1.5. Konsep Pembebanan Satu dari yang paling penting berkaitan dengan pengkondisi sinyal analog adalah pembebanan dan satu sirkuit pada sirkuit yang lain. Secara kuantitatif pembebanan dapat dilukiskan sebagai berikut. Suatu keluaran sirkuit terbuka pada sebuah elemen adalah berupa tegangan V s, ketika masukan suatu elemen adalah x. Elemen ini dapat berupa sensor atau bagian lain dan sirkuit pengkondisi sinyal seperti sirkuit jembatan atau penguat. Sirkuit terbuka artinya bahwa tidak ada yang terhubung dengan keluaran. Pembebanan terjadi ketika kita menghubungkan dengan sesuatu, suatu beban terhadap keluaran dan tegangan keluaran dan suatu elemen jatuh pda suatu harga, V y < V x. pembebanan yang berbeda akan menghasilkan jatuh tegangan yang berbeda pula. Secara kuantitatif, kita dapat mengevaluasi pembebanan sebagai berikut. Teorema thevenin mengatakan bahwa terminal keluaran dari dua buah terminal elemen yang dapat didefinisikan sebagai sebuah sumber tegangan yang sen dengan impedansi keluaran. Asumsikan ini adalah resistansi (resistansi keluaran) untuk membuat penggambaran menjadi lebih mudah diikuti. Ini disebut model rangkaian persamaan thevenin dan suatu elemen. VI.1.2. Sirkuit Pasif Sirkuit jembatan dan pembagi adalah dua teknik pasif yang telah digunakan untuk pengkondisian sinyal selama bertahun-tahun. Meski sirkuit aktif modem seringkali menggantikan teknik ini, namun masih banyak penerapan yang memberikan keuntungan sehingga metode ini masih berguna. VI.1.3 Sirkuit Pembagi hambatan. Prinsip rangkaian ini adalah perubahan nilai tegangan yang diakibatkan perubahan Universitas Gadjah Mada 3

Gambar 6.1. Rangkaian Pembagi Tegangan VI.4. Sirkuit Jembatan Prinsip rangkaian ini adalah perubahan tegangan yang diakibatkan perubahan impedansi. Salahsatu keuntungan rangkaian jembatan ini adalah bahwa rangkaian ini dapat didesaian sedemikian rupa sehingga memberikan tegangan keluaran sekitar nol. Hal ini berarti bahwa penguatan dapat digunakan untuk meningkatkan level tegangan untuk meningkatkan sensitivitas terhadap perubahan impedansi. Salah satu rangkaian jembatan adalah Jembatan Wheatstone tampak pada Gambar 6.2. Gambar 6.2. Rangkaian Jembatan Wheatstone (DC) Rangkaian pada Gambar 6.2. adalah rangkaian jembatan tegangan DC, sedangkan rangkaian jembatan untuk tegangan AC tampak pada Gambar 6.3. Gambar 6.3 Rangkaian Jembatan Wheatstone (AC) Universitas Gadjah Mada 4

VI.5. RC Filter Filter adalah suatu rangkaian yang berfuingsi untuk menyaring sinyal noise (derau) dan suatu pengukuran. Secara sederhana, filter dapat disusun atas sebuah resistor dan sebuah kapasitor. A. Low-pass RC Filter Rangkaian Low- pass RC filter ini menahan frekuensi tinggi dan melewatkan frekuensi rendah. Dengan kata lain frekuensi yang melampaui frekuensi kritis akan ditahan, sedangkan frekuensi dibawah frekuensi kritis dibiarkan lewat. Secara sederhana, rangkaian low - pass RCfilter dapat dilihat pada Gambar 6.4. Gambar 6.4. Low-pass RC Filter Frekuensi kritis adalah suatu frekuensi dimana perbandingan tegangan keluaran dan tegangan masukan kira-kira 0,707. Dalam hubungannya dengan R dan C, frekuensi kritis diberikan dalam persamaan 6.1. Dan perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan untuk sinyal masukan apapun dapat ditentukan secara grafis melalui persamaan 6.2. Universitas Gadjah Mada 5

B. High-pass RC Filter High-pass RC Filter melewatkan frekuensi tinggi dan menahan frekuensi rendah. Secara skematis High-pass RC Filter tampak pada Gambar 6.5. Gambar 6.5. High-Pass RC Filter Persamaan 6.3 memberikan hubungan perbandingan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan sebagai fungsi frekuensi. C. Band-pass RC Filter Prinsip kerja Band-pass Filter adalah menahan frekuensi rendah dan tinggi bila keduanya melewati suatu batas frekuensi tertentu. Filter jenis ini dapat dibuat dan resistor dan kapasitor, tetapi penggunaan induktor dan / atau kapasitor dinilai memberikan hasil yang lebih efektif. Sebuah Band-pass RC Filter dapat disusun dan gabungan rangkaian high-pass filter dan low-pass filter tampak pada Gambar 6.6. Gambar 6.6. RC Band-pass filter Dan persamaan 6.4 memberikan hubungan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan sebagai fungsi frekuensi. Universitas Gadjah Mada 6

D. Band-reject Filter Band-reject filter adalah filter yang menahan frekuensi pada rentang tertentu. Karena filter jenis mi menahan frekuensi pada rentang yang cukup lebar. Respon terhadap penahanan suatu band frekuensi tertentu ditunjukkan pada Gambar 6.7. Sedangkan gambar rangkaian RC-band reject filter ditunjukkan pada Gambar 6.8. Gambar 6.7. Respon penahanan suatu band frekuensi. Universitas Gadjah Mada 7

Gambar 6.8. RC-band reject filter Universitas Gadjah Mada 8

VI.2 Pengkondisi Sinyal Digital 111.2.1 Karakteristik ADC maupun DAC. Operasi penting yang berhubungan dengan sinyal analog dan digital adalah konversi digital ke analog yang dilakukan oleh pengubah digital ke analog (DAC) dan konversi analog ke digital yang dilakukan oleh pengubah analog ke digital (ADC). Apabila yang akan kita proses besaran analog balk sebagai masukan ataupun keluaran analog sedang unit prosesing yang kita pakai berbasis digital, maka harus dipakai converter analog - ke - digital apabila masukan adalah analog dan dibutuhkan converter digital - ke-. analog jika keluaran yang dikehendaki adalah analog. Contoh besaran analog adalah temperatur, tekanan, kecepatan, suara dan lain sebagainya dimana besaran tersebut tidak dapat dinyatakan dengan nilai logika 1 ataupun logika 0, maka dibutuhkan perubah / converter. Tentunya besaran-besaran temperatur, tekanan adalah berasal dan fenomena a iam ya harus dirubah kebesaran listrik dengan suatu peralatan yang disebut transducer. VI 2.2. Analog to Digital Converter (ADC) Sistem mikroprosesor hanya dapat mengolah (memproses) data dalam bentuk biner saja, atau lebih sering disebut besaran digital, oleh sebab itu setiap data analog yang akan diproses oleh mikrokomputer harus diubah terlebih dahulu kedalam bentuk kode biner (digital). Tegangan analog yang merupakan masukan dan ADC berasal dan transducer. Tranducer inilah yang mengubah besaran kontinue seperti temperatur, tekanan, kecepatan, ataupun putaran motor menjadi tegangan listrik. Tegangan listnik yang dihasilkan oleh transducer yang berubah secara kontinyu pada suatu range tertentu disebut tegangan analog, dan tegangan analog ini diubah oleh ADC menjadi bentuk digital yang sebanding dengan tegangan analognya. Ada 3 karakteristik yang perlu diperhatikan dalam pemilihan komponen ADC, antara lain: Resolusi. Merupakan spesifikasi terpenting untuk ADC, yaitu jumlah langkah dan sinyal skala penuh yang dapat dibagi, dan juga ukuran dan langkah-langkah. Boleh juga dinyatakan dalam jumlah bit yang ada dalam satu kata (digital word), ukuran LSB (langkah terkecil) sebagai persen dan skala penuh atau dapat juga LSB dalam mv (untuk skala penuh yang diberikan). Akurasi. Adalah jumlah dan semua kesalahan, misalnya kesalahan non linieritas, skala penuh, skala nol dli. Dapat juga menyatakan perbedaan antara tegangan input analog secara Universitas Gadjah Mada 9

teoritis yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu kode biner tertentu terhadap tegangan input nyata yang menghasilkan tegangan kode biner tersebut. Waktu konversi. Waktu yang dibutuhkan untuk mendigitalkan setiap sampel atau yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu konversi VI 2.4. Digital to Analog Converter Ada tiga karakteristik yang penting dan DAC adalah : Resolusi, Kecermatan (akurasi) dan Settling time. Resolusi. Adalah perubahan terkecil pada output analog. Resolusi selalu sama dengan bobot dan LSB yang disebut besar langkah (step size). Harganya akan lebih kecil bila digunakan jumlah bit yang lebih banyak. Dengan menambah jumlah bit maka akan menambah jumlah step untuk skala penuh, karena hanya jumlah bit yang menentukan prosentase resolusi. Kecermatan (akurasi). Kecermatan, menghubungkan keluaran analog yang diperoleh sebenarnya dengan keluaran yang diharapkan, biasanya dinyatakan dalam prosentase dan skala pentth keluaran. Makin kecil prosentase harga kecermatan, akan semakin akurat dan tentu saja semakin mahal harganya. Kadang-kadang kecermatan DAC dilihat dan linieritasnya. Kecermatan dan resolusi dan DAC haruslah sebanding. Setting time. Apabila input-input digital suatu DAC berubah, bagi level amplifier dan rangkaian internal lainnya memerlukan waktu untuk memberikan respon menghasilkan suatu harga keluaran analog yang baru. Waktu yang diperlukan keluaran tersebut untuk menstabilkan sampai 99,95 % dan harga barunya disebut settling time. Universitas Gadjah Mada 10