BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan adanya perkembangan ekonomi yang sangat pesat, maka peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORI

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB ANALISA LAPORAN KEUANGAN. Menurut PSAK No.1, laporan keuangan bertujuan untuk : besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, pengelompokan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

Arti pentingnya Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan (2009 : par 07) adalah: Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Dari pengertian mengenai laporan keuangan diatas bahwa pada dasarnya laporan keuangan mengandung unsur sebagai berikut: a. Merupakan pertanggunjawaban keuangan dari pimpinan perusahaan yang disusun menurut standar akuntansi keuangan dan dihasilkan dari proses akuntansi. b. Laporan keuangan disusun pada akhir periode untuk suatu perusahaan dan disajikan bagi pihak yang berkepentingan. 8

9 Menurut Harahap (2004 : 105) dalam Reni (2011), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca, Laporan rugi Laba, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan posisi Keuangan. Dari pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang berisikan data data keuangan. Dan data data keuangan ini digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. 2. Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 2) menyatakan laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen komponen berikut ini: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Munawir (2004 : 2) dalam Reni (2011), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta perubahan modal dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tangga tertentu sedangkan perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber sumber penggunaan dana atau alasan alasan yang menyebabkan perubahan modal.

10 a. Neraca (balance sheet) Neraca merupakan suatu laporan yang melaporkan aktiva, kewajiban dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu, (Kieso et al. 2007). Tujuan pembuatan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan yang berakhir pada bulan atau tahun tertentu. Dalam kerangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan menurut IAI (2009 : 49) unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan posisi keuangan didefinisikan sebagai berikut: 1) Aktiva adalah sumber daya dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. 2) Kewajiban adalah utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. 3) Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. b. Laporan laba rugi (income statement) Menurut Kieso et al. (2007 : 140), laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan ini merupakan ikhtisar dari pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode yang tersusun secara sistematis. Tujuan utama penyajian laporan keuangan ini adalah untuk memberikan informasi kepada

11 para pengguna mengenai jumlah laba atau rugi perusahaan selama kegiatan operasionalnya. Menurut SAK No. 1 (2009), laporan laba rugi minimal mencakup pos pos, antara lain pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. c. Laporan perubahan ekuitas (statement of shareholders equity) Menurut SAK No. 1 (2009 : par 66), perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan: (a) laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan; (b) setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas; (c) pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga, laporan perubahan ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan dalam neraca. Laporan perubahan ekuitas pemilik seringkali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca.

12 d. Laporan arus kas (cash flow) Ross et al. (2009 : 71) mendefinisikan laporan arus kas sebagai laporan keuangan sebuah perusahaan yang merangkum sumber sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu. Menurut SAK No. 2 (2009), informasi tentang arus kas suatu perusahaan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Menurut Kieso et al. (2008), tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas harus melaporkan: (1) kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode, (2) transaksi investasi, (3) transaksi pembiayaan, (4) kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode. e. Catatan atas laporan keuangan (note to financial statements) Dalam SAK No. 1 (2009 : par 69), catatan atas laporan keuangan harus mengungkapkan: 1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. 2) Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan namun tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

13 3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. Dalam PSAK No. 1 (2009) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode; b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode; c. Laporan perubahan ekuitas selama periode; d. Laporan arus kas selama periode; e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos pos dalam laporan keuangannya. Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang digunakan dalam pernyataan ini. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur atau elemen laporan keuangan. Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia (2004) terdapat lima elemen laporan keuangan, yaitu :

14 a. Aktiva, adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan. b. Kewajiban, merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. c. Ekuitas, adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. d. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. e. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. 3. Pemakai Laporan Keuangan Secara umum kalangan pemakai laporan keuangan meliputi internal users (pemakai dari dalam perusahaan) dan exsternal users (pemakai dari luar perusahaan). Internal users terdiri dari manajemen yang terlibat dalam operasi dan pengambilan keputusan strategis perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : par 09), pengguna laporan keuangan, antara lain:

15 a. Kreditor, menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan pinjaman untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok pinjaman pada waktunya. b. Investor dan potensial investor, membutuhkan informasi yang terdapat pada laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan untuk mempertahankan, menjual atau menambah saham yang dimilikinya. c. Regulatory agencies atau pemerintah termasuk Bursa Efek Indonesia, menggunakan laporan keuangan untuk melakukan fungsi pengawasan. d. Karyawan, menggunakan informasi laporan keuangan untuk menilai kewajaran gaji, bonus dan kondisi kerja. e. Pemberi pinjaman dan pemasok, membutuhkan laporan keuangan dalam penentuan kewajaran kredit pelanggan. f. Customers, berkepentingan dengan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang hutangnya pada saat jatuh tempo. g. Badan badan atau pihak pihak yang peduli lingkungan, akademisi, masyarakat umum dan kelompok kelompok khusus yang mencoba untuk mempengaruhi perusahaan yang berkaitan dengan keuangannya atau kepentingan kepentingan lain. Para pemakai laporan keuangan dapat menilai kinerja perusahaan dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, terutama bagi investor dan kreditor. Konsep dasar indikator kinerja adalah suatu ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau

16 melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun setelah kegiatan selesai. Laporan laba rugi dan arus kas adalah indikator yang menjadi perhatian utama bagi investor dan kreditor. 4. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (2009 : par 12), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) tujuan laporan keuangan secara umum adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi, (a) aktiva, (b) kewajiban, (c) ekuitas, (d) pendapatan dan beban, dan (e) arus kas. SFAC No.1 dalam Ariani (2010), disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan tetapi juga media pelaporan lainnya. Dengan kata lain, cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan laporan keuangan. Lebih lanjut FASB menyebutkan :

17 Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, yaitu informasi tentang sumber sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain lain. Tujuan pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No. 1 dalam Ariani (2010), adalah sebagai berikut: a. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan memiliki kemampuan untuk mempelajari informasi dengan cara yang rasional. b. Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan, dan ketidakpastian tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan. c. Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber sumber para entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah sumber sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber sumber tersebut. d. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha (performa keuangan) suatu perusahaan selama suatu periode.

18 e. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman, tentang transaksi modal, termasuk dividen kas dan distribusi lainnya yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi. f. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang saham) atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. g. Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai dengan kepentingan pemilik. B. Laporan Laba Rugi 1. Pengertian dan Bentuk Laporan Laba Rugi Menurut Kieso et al. (2007 : 140), laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan ini merupakan ikhtisar dari pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode yang tersusun secara sistematis. Tujuan utama penyajian laporan keuangan ini adalah untuk memberikan informasi kepada para pengguna mengenai jumlah laba atau rugi perusahaan selama kegiatan operasionalnya. Menurut SAK No. 1 (2009), laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos, antara lain pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

19 Informasi tentang kinerja suatu perusahaan terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang (PSAK No. 25). Penyusunan laporan laba rugi ada dua bentuk, yaitu: a. Bentuk single step, atau biasa disebut dengan bentuk langsung. Dalam bentuk single step, pendapatan dikurangkan dengan biaya untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Jadi, hanya ada dua pengelompokkan, yaitu pendapatan dan biaya. Dalam mempertemukan unsur pendapatan dan biaya hanya dilakukan satu tahap, dimana seluruh pendapatan darimanapun asalnya dijumlahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan total pendapatan dalam suatu periode. Begitu pula dengan unsur unsure biaya, seluruh biaya dijumlahkan tanpa menunjukkan apakah biaya itu terjadi dalam rangka usaha pokok atau diluar usaha pokok untuk menghasilkan total biaya dalam suatu periode. b. Bentuk multiple step, atau biasa disebut dengan bentuk bertahap. Dalam bentuk multiple step, unsur unsur pendapatan dan biaya diklasifikasikan menurut sumbernya, dalam kaitannya dengan kegiatan atau usaha pokok perusahaan. Secara umum laporan laba rugi bentuk bertahap menunjukkan adanya pemisahan hasil usaha (laba rugi) menurut sumbernya, misalnya pemisahan dari sumber aktivitas operasi dan non operasi perusahaan. Kemudian biaya juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi fungsi pokok

20 perusahaan, misalnya fungsi pembelian, penjualan, produksi dan administrasi. Penyajian dalam bentuk ini, memungkinkan pemakai membandingkan secara langsung biaya berjalan dengan biaya tahun sebelumnya serta biaya antar kegiatan atau fungsi dalam tahun yang sama. 2. Kegunaan dan Keterbatasan Laporan Laba Rugi Bagi internal perusahaan khususnya manajemen, laporan laba rugi dapat menjadi informasi untuk menilai sampai seberapa jauh efisiensi biaya dan laba yang dapat dicapai oleh perusahaan atas kinerja yang telah dilakukan. Oleh karena itu, selanjutnya hal ini dapat dijadikan motivasi bagi manajerial dan seluruh karyawan untuk terus berkinerja lebih baik lagi. Laporan laba rugi dapat digunakan untuk membantu pemakai laporan keuangan memprediksi arus kas masa depan. Seperti yang dijelaskan oleh Kieso (2005), informasi laba rugi dapat digunakan oleh investor dan kreditor untuk : a. Mengevaluasi kinerja masa lampau perusahaan. Dengan memeriksa pendapatan pendapatan dan biaya biaya, maka pemakai laporan laba rugi dapat menilai kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan perusahaan pesaing. b. Menyediakan basis untuk memprediksi kinerja di masa yang akan datang. Informasi kinerja masa lampau dapat digunakan dalam menentukan trend penting yang menyediakan informasi kinerja masa mendatang. c. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian dari arus kas masa mendatang. Komponen komponen dalam informasi laba, seperti pendapatan, biaya, laba, dan rugi menggambarkan hubungan diantara komponen tersebut dan

21 dapat digunakan untuk menilai risiko pada tingkat tertentu suatu arus kas di masa mendatang. Para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yang akan mengurangi manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan. Beberapa keterbatasan tersebut diantaranya adalah (Kieso, 2005) : a. Laporan laba rugi tidak memuat banyak pos yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan kesehatan perusahaan secara umum. b. Angka laba seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. c. Ukuran laba merupakan subjek estimasi. C. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Menurut Warren et al. (2005 : 60) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, dkk. Mendefinisikan pendapatan sebagai peningkatan ekuitas pemiliki yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli. Sedangkan menurut Harianto (2004 : 388) mendefinisikan secara konseptual, pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk sumber sumber atau kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dari suatu entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi berkelanjutan atau usaha pokok dari entitas terkait.

22 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. 2. Sifat Pendapatan Pada umumnya konsep pendapatan belum dirumuskan dengan jelas dalam kepustakaan akuntansi, terutama karena pendapatan biasanya dibahas dalam kaitannya dengan pengukuran serta saat pencatatannya dan dalam konteks system tata buku berpasangan. Didalam kepustakaan akuntansi ditemukan dua pendekatan terhadap konsep pendapatan. Pertama, pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk (inflow) daripada assets yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan. Yang kedua memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan dan transfer dari barang dan jasa tersebut kepada konsumen atau produsen lain. Defenisi pendapatan yang lebih tradisional adalah bahwa pendapatan merupakan arus masuk aktiva atau aktiva bersih ke dalam perusahaan sebagai hasil penjualan barang atau jasa. Inilah pendekatan FASB dalam Statement of Final Accounting Concept No. 3 (SFAC 3). Akan tetapi, rumusan ini mencakup pengukuran dan penetapan waktu pengakuan pendapatan dengan proses pendapatan.

23 3. Pengukuran Pendapatan Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima. Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer. 4. Pelaporan Pendapatan Pelaporan pendapatan menuntut tidak hanya pernyataan bahwa perusahaan itu telah memproduksi nilai ekonomik dalam bentuk barang atau jasa, tetapi juga pengukuran nilai itu sendiri. Sprouse dan Mooniztz menegaskan bahwa pendapatan seharusnya diidentifikasikan dengan periode selama mana kegitan utama ekonomik yang diperlukan untuk menciptakan dan membagikan barang dan jasa telah selesai, asal saja pengukuran obyektif atas hasil kegiatan itu tersedia. Kedua kondisi

24 ini, yaitu tercapainya kegiatan utama ekonomi dan obyektifitas pengukuran, dipenuhi pada berbagai tahap kegiatan yang berbeda dalam kasus yang berbeda, kadang kadang sama lambatnya dengan waktu penyerahan produk atau pelaksanaan jasa, dan dalam kasus lain, pada suatu titik waktu yang lebih dini. Jika dilihat dari segala kegiatan dan peristiwa yang mendukung terjadinya pendapatan, maka pelaporan pendapatan dapat dilakukan seperti : a. Pelaporan pendapatan selama produksi Dasar akuntansi akrual yang tradisional mengakui pendapatan pada saat dihasilkan jika pada saat yang sama tagihan (claim) terhadap pelanggan atau klien yang mengikat. Contoh dasar akrual (accrual basic) pengakuan pandapatan adalah sewa, bunga, komisi, dan jasa perseorangan yang dilaksanakan atas dasar waktu. Dalam setiap contoh ini kriteria dasar untuk pelaporan pendapatan sudah terpenuhi. b. Kontrak jangka panjang Penerapan kedua yang diterima bagi pelaporan pendapatan selama produksi adalah pengakuan pendapatan atas kontrak jangka panjang. Penerapan ini diterima umum atas dasar pragmatik dan didukung oleh teori. Seseorang atau sebuah perusahaan biasanya menolak publikasi laporan keungan yang tidak menunjukkan laba untuk suatu tahun, karena selama itu perusahaan telah menggunakan usaha yang sangat besar untuk menyelesaikan sebagian kontrak yang akan memberikan laba yang pantas dengan tingkat kepastian yang wajar.

25 c. Pertumbuhan (accretion) Yang berkaitan dengan pelaporan pendapatan selama produksi adalah pengakuan kenaikkan nilai yang timbul dari pertumbuhan alami atau proses pertambahan umur. Pertumbuhan alami atau penuaan ini sepanjang waktu hanyalah bagian proses produksi, ditinjau dari pandangan ilmu ekonomi, sebagai proses perubahaan bentuk barang. Oleh sebab itu didalam pengertian ekonomi, pertumbuhan menimbulkan pendapatan. d. Pelaporan pendapatan pada saat penyelesaian produksi Pada saat produk diselesaikan, satu dari beberapa ketidakpastian terdahulu yaitu biaya produksi sekarang dapat dihitung dengan tingkat ketepatan yang wajar. Harga jual dan biaya tambahan penjualan serta penyerahan masih tetap belum pasti. Akan tetapi apabila biaya biaya ini dapat ditaksir cukup tepat, maka pada saat penyelesaiaan produksi ini dapat di benarkan untuk melaporkan pendapatan. e. Pelaporan pendapatan pada saat penjualan Sudah menjadi ketentuan umum selama bertahun tahun untuk melaporkan pendapatan pada saat penjualan. Ketentuaan ini didukung alasan berikut: 1) Harga produk sekarang sudah lebih pasti. 2) Produk telah berada di luar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yaitu pertukaran telah terjadi. 3) Untuk sebagian besar perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekonomi perusahaan.

26 4) Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau perolehan produk dan biaya yang menyangkut pembuatan atau perolehan produk dan biaya yang menyangkut pembuatan atau perolehan produk dan biaya pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah dapat ditentukan. The Committee on Concepts and Standards External Financial Reporting dari AAA menganjurkan bahwa saat penjualan adalah saat yang tepat untuk mengakui pendapatan hanya jika kriteria pelaporan tidak dipenuhi lebih dahulu. f. Pelaporan pendapatan sesudah penjualan Penerimaan kas atau penerimaan kas yang sudah di antisipasikan merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan, tetapi umumnya tidak kritis dalam proses operasional untuk meningkatkan aktiva bersih perusahaan. D. Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Carter dan Usry (2004 : 29), yang diterjemahkan oleh Krista mendefenisikan biaya (cost) sebagai: Nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat, sehingga dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau dimasa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain. Menurut Foster et al. (2006 : 31) yang diterjemahkan oleh Lestari, dkk. mendifinisikan biaya (cost) sebagai sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya (seperti

27 bahan langsung atau iklan) biasanya diukur dalam jumlah uang yang harus dibayarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa. Sedangkan menurut Bastian dan Nurlela (2006 : 4), Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca (seperti persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai dan supplies atau aktiva yang belum digunakan). Dari pengertian oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, biaya adalah suatu pengorbanan ekonomis yang dinyatakan dalam satuan moneter dan harus dilakukan untuk memperoleh barang atau jasa. Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya biaya yang dikeluarkan agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik. Begitu juga dengan PT Putra Alinson Perkasa untuk menjalankan aktivitas operasi perusahaan harus mengeluarkan biaya terlebih dahulu, dimana pengorbanan ekonomis untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memberikan layanan telekomunikasi secara maksimal atau tujuan secara langsung yakni mendapatkan laba secara optimal. 2. Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya yang sistematis atas keseluruhan dari elemen elemen yang ada dalam golongan. Untuk itu, penulis mengambil pengklasifikasian biaya menurut Supryono dalam bukunya Akuntansi Biaya (2001 : 250) sebagai berikut : a. Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi pokok kegiatan perusahaan:

28 1) Biaya produksi, yang termasuk biaya produksi adalah biaya materil, biaya langsung dan biaya overhead. 2) Biaya administrasi umum, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi umum. b. Klasifikasi biaya berdasarkan objek atau pusat biaya yang dibiayai: 1) Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat didefeniskan kepada objek atau pusat atau tertentu. 2) Biaya tidak langsung, adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu dan manfaatnya dinikmati beberapa objek atau pusat biaya. Mulyadi (2000 : 14-17) mengemukakan tentang penggolongan biaya sebagai berikut: a. Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran. Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya (misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar disebut biaya bahan bakar). b. Penggolongan biaya atas dasar fungsi pokok: 1) Biaya produksi, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. 2) Biaya administrasi umum. 3) Biaya pemasaran.

29 c. Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai: 1) Biaya langsung, biaya produksi langsung terjadi dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. 2) Biaya tidak langsung, biaya tidak langsung yang dikaitkan dalam proses produksi adalah biaya overhead pabrik. d. Penggolongan biaya atas dasar perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Yang termasuk dalam biaya ini antara lain biaya variabel, biaya tetap dan biaya semi tetap atau biaya semi variabel. e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaat. Yang termasuk dalam biaya ini adalah pengeluaran modal (capital expenditure) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). E. Biaya Proyek 1. Pengertian Biaya Proyek Menurut Garrison et al. (2006 : 51) dalam Puspita (2009), biaya proyek atau biaya produksi dibagi menjadi tiga katagori yaitu: bahan baku langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik (manufacturing overhead). Dimana di PT Putra Alinson Perkasa, biaya proyek didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk penyediaan layanan telekomunikasi yang meliputi aktivitas proyek, terdiri dari biaya material, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead proyek.

30 F. Biaya Administrasi Umum 1. Pengertian Biaya Administrasi Umum Menurut Garrison et al. (2006 : 51) dalam Puspita (2009), biaya administrasi umum meliputi pengeluaran eksekutif, organisasional, dan klerikal yang berkaitan dengan manajemen umum organisasi. Sedangkan PT Putra Alinson Perkasa mendifinisikan, biaya administrasi umum adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi umum perusahaan. G. Laba Bersih 1. Pengertian Laba Menurut Harahap (2007 : 113) laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Soemarso (2005 : 245) dalam Erni (2011) laba adalah selisih lebih pendapatan atas biaya biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha yang memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Menurut Zaki (2004 : 65) dalam Erni (2011), laba bersih merupakan ukuran beberapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian) suatu perusahaan. Sedangkan menurut Skounsen (2005) dalam Erni (2011), laba bersih merupakan pengurangan beban terhadap pendapatan dari semua sumber.

31 Menurut Chariri dan Ghozali (2003 : 214) dalam Ariani (2010) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar benar terjadi, b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu, c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan, d. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan e. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Dari pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih dari pendapatan diatas biaya yang dikorbankan dalam jangka waktu tertentu. 2. Kualitas Informasi Laba Informasi laba harus dilihat dalam kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas informasi laba ditentukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu dan membantu pengambilan keputusan yang efektif. Hal ini didukung oleh FASB yang menerbitkan SFAC No 1 yang menganggap bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan oleh karena itu laba akuntansi hendaknya dapat digunakan dalam prediksi arus kas dan laba dimasa yang di masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual.

32 Berdasarkan latar belakang tersebut, Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory menetapkan tiga konsep dalam usaha mendefinisikan dan mengukur laba menurut tingkatan bahasa, (Muhammad Yusuf & Soraya), adapun konsepkonsep tersebut meliputi: a. Konsep laba pada tingkat sintaksis (struktural) Pada tingkat sintaksis konsep laba dihubungkan dengan konvensi (kebiasaan) dan aturannya logis serta konsisten dengan mendasarkan pada premis dan konsep yang telah berkembang dari praktek akuntansi yang ada. Tedapat dua pengukuran laba pada tingkat sintaksis yaitu: pendekatan transaksi dan pendekatan aktivitas. b. Konsep laba pada tingkat semantik (interpretasi) Pada konsep ini laba ditelaah melalui hubungannya dengan realita ekonomi. Dalam usahanya memberikan makna interpretatif dari konsep laba akuntansi, para akuntan seringkali merujuk pada dua konsep ekonomi. Kedua konsep ekonomi tersebut adalah konsep pemeliharaan modal dan laba sebagai alat ukur efisiensi. c. Konsep laba pada tingkat pragmatis (perilaku) Pada tingkat pragmatis (perilaku) konsep laba dikaitkan dengan pengguna laporan keuangan terhadap informasi yang tersirat dari perusahaan. Beberapa reaksi pengguna dapat ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari investor dan keditor, reaksi harga surat terhadap pelaporan laba atau reaksi umpan balik dari manajemen dan akuntan terhadap laba uang yang dilaporkan.

33 H. Tinjauan Penelitian Terdahulu Jadiaman (2007) dalam penelitiannya mengenai pengaruh biaya operasional dan biaya non operasional terhadap laba pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Ciputat. Diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan dari biaya operasional dan biaya non operasional terhadap laba. Pada penelitian Yakobus (2007) mengenai peranan system pengendalian manajemen sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional pada PT. Tomarwil Harapan Jaya. Dimana disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem pengendalian manajemen sudah sesuai dengan aturan dan teori sistem pengendalian manajemen dan diterima umum tetapi perencanaan dan realisasi biaya operasional belum sepenuhnya terlaksana secara efektif dan efisien. Penelitian yang dilakukan Puspita (2009) mengenai peran anggaran dalam meningkatkan efesiensi biaya proyek pada perusahaan kontraktor PT. Surya Metalindon Nusantara. Kesimpulannya bahwa peranan anggaran biaya proyek belum tepat, sehingga biaya proyek belum efesien. Dian (2010) melakukan pelitian mengenai peranan anggaran biaya operasi dalam menunjang pengendalian biaya operasi pada PT. Angkasa Pura II (Persero). Menyatakan bahwa peranan anggaran biaya operasi yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) berjalan sesuai dengan rencana anggaran yang telah ditetapkan.

34 I. Kerangka Konseptual Berdasarkan variabel variabel yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti mempunyai ide atau gagasan atas faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap laba bersih. Karena adanya keterkaitan biaya proyek dan biaya administrasi umum yang dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan profitabilitas. Biaya proyek dan biaya administrasi umum diharapkan dapat digunakan dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien. Dalam menghasilkan laba bersih secara optimal sangat ditentukan oleh biaya proyek dan biaya administrasi umum yang harus dikeluarkan. Maka melalui penelitian sebelumnya penulis menyusun kerangka konseptual dengan menguji pengaruh antara biaya proyek dan biaya administrasi umum terhadap pencapaian laba bersih. Adapun model penelitiannya adalah sebagai berikut : Gambar 2.1 Model Penelitian Biaya Proyek (X1) Laba Bersih (Y) Biaya Administrasi Umum (X2)