44 Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang dihadapi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masyarakat sungai. Hal ini perlu dijadikan acuan untu

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 4. Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan

I.1. Pengantar. Bab 1 - Pendahuluan

Bab 2. Kerangka Pendekatan dan Teori

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPAYA PENGEMBANGAN MINAPOLITAN KABUPATEN CILACAP MELALUI KONSEP BLUE ECONOMY

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Modul 1: Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Rahmadika, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

C. SOSIOLOGI BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta LAPORAN PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD DIY TAHUN 2017 DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DIY

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

Dwi Esti Andriani, M. Pd., MEdSt. Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan karakter telah menjadi bagian penting dari visi dan misi SMA

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang kompeten dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir (SI 40Z1) 1.1. UMUM

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi.

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

KEPEMIMPINAN BERBASIS SEKOLAH SATU ATAP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Kerangka desentralisasi yang dicanangkan dengan berlakunya Undang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra tumbuh, hidup, dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kualitas Pelayanan Informasi Kependudukan dengan. Menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

International IDEA, Strömsborg, Stockholm, Sweden Phone , Fax: Web:

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dewasa ini membutuhkan sumberdaya manusia yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Langkah Strategis. Kawi Boedisetio

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional.

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini. Berdasarkan UU RI No.7

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu atau keluarga berusaha memenuhi kebutuhannya dengan. menggunakan sumberdaya yang tersedia. Kebutuhan manusia dapat

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat dijalur pendidikan sekolah (PP No. 27 Th 1990). Tugas utama SD

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

SEMINAR NASIONAL FISIKA

Membandingkan isi teks merupakan salah satu kompetensi dasar yang diajarkan di kelas XI SMA, yaitu pada Kompetensi Dasar 3.16: Membandingkan isi

Transkripsi:

Bab 5 Kesimpulan

44 Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang dihadapi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masyarakat sungai. Hal ini perlu dijadikan acuan untuk dikembangkan menjadi model kurikulum sesuai misi dan orientasi Kurikulum 2013. Mengggunakan metode penelitian konsultatif, yaitu mengajukan sebuah konsepsi dan kerangka penyusunan model kurikulum untuk dikonsultasikan kepada warga masyarakat, penelitian ini sampai pada kesimpulan. Terdapat empat masalah yang perlu mendapat kepedulian, yaitu: masalah kesehatan lingkungan melalui ketersediaan air bersih, sarana dan sistem transportasi perkapalan, pertanian dan perikanan. Kontekstualisasi misi dan orientasi kurikulum 2013 menekankan pentingnya penguasaan pengetahuan, penggunaan pengetahuan dalam praktek untuk menumbuhkan sikap religiositas serta etik sosial di kalangan peserta didik menjadi warga negara yang bertanggungjawab terhadap diri dan masalah yang dihadapi komunitas dan masyarakat. Pengetahuan di sini lebih berdimensi pengetahuan etik, artinya penguasaan pengetahuan dipergunakan dalam praktik untuk menjawab permasalah di masyarakat. Keterampilan tidak harus dimaknai sempit terkait dengan keterampilan teknis saja, tetapi juga kecakapan dalam arti kemampuan dalam penguasaan pengetahuan dan menghadirkan solusi. Ini juga mempunyai arti terdapat kapasitas intelektual dalam merumuskan masalah, mengatasi masalah, memiliki keterampilan strategis atau keterampilan sosial ketika dihadapkan dengan masalah pembangunan. Disini diperlukan infrastruktur pengetahuan untuk menumbuhkannya, yaitu penguasaan pengetahuan dan pengetahuan dalam praktik, yang berarti mendayagunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah. Bagaimana hal itu dilakukan? Ini lah yang penting untuk dirumuskan dalam strategi dan praktik pendidikan di sekolah menengah, khususnya SMA. Keterpaduan dalam muatan substansi kurikulum dan praktek pembelajarannya, pelajaran integratif dan juga tematik perlu mendapat tekanan di SMA. Pengetahuan dalam praktik untuk menumbuhkan sikap ini ditekankan dengan memperhatikan masalah, potensi sumberdaya, kelembagaan dalam praktik pendidikan yang melibatkan guru, sekolah, orang tua dan komunitas. Dalam kontekstualisasi ini, kita perlu menempatkan kedua masalah itu dalam alur logika identifikasi masalah yang kita temukan. Selanjutnya akan dipecahkan dengan memperhatikan potensi sumberdaya lokal yang ada, bagaimana respon sekolah dan pengembangan model kurikulum

45 sebaiknya dilakukan sejalan dengan Kurikulum 2013 dan kebijakan pendidikan ke depan. Sehubungan dengan itu, dalam pengembangan model kurikulum yang lebih praktikal dan bisa dipergunakan dalam proses pembelajaran, perlu dilakukan elaborasi antara masalah dan sumber daya yang ada. Secara khusus terkait dengan dua masalah yang dipilih, yaitu kesehatan lingkungan melalui ketersediaan air bersih dan pengembangan sistem dan sarana transportasi perkapalan untuk sampai ke model kurikulum perlu dilakukan pendalaman masalah lebih mendetail. Hal itu meliputi empat hal penting yang perlu dijawab, yaitu: (1) seberapa jauh masalah ini sesungguhnya dihadapi; (2) potensi sumberdaya lokal apa saja yang telah digunakan atau diberdayakan untuk mengatasi masalah itu; (3) pembelajaran apa yang bisa dipetik dari apa yang sudah dikembangkan, dan; (4) apa yang bisa dikembangkan ke depan melalui pengembangan model kurikulum terkait kedua masalah tersebut. Model kurikulum ini dikembangkan dari hasil wawancara dengan responden, dan diperoleh kesimpulan terkait masalah yang perlu dikembangkan dalam model kurikulum ini, yaitu kesehatan lingkungan melalui ketersediaan air bersih. Hal itu didasarkan pada penggalian masalah sebagai berikut. Masalah ketersediaan air terkait dengan masalah relasi manusia-alam-air karena perilaku dan cara hidup warga komunitas di daerah ini tidak terlepas dari kaitan tiga komponen tersebut. Masalah kesehatan muncul dalam kaitannya dengan dimensi relasi ketiganya; manusia-alam-air. Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk konsumsi minum yang langsung mempengaruhi kesehatan. Selain masalah kesehatan, masalah air bersih juga merupakan masalah ketersediaan dan pendistribusian atau terkait dengan soal sosial-ekonomi. Selain masalah kelangkaan air dan distribusi, masalah akses terhadap air bersih juga menjadi masalah yang dihadapi warga masyarakat. Hal itu terkait infrastruktur yang tersedia, ketika pasang harus memakai kapal melalui sungai dan ketika surut harus memakai sarana darat, sementara keduanya kurang tersedia untuk sarana transportasi umum. Memperhatikan berbagai masalah serta upaya yang telah dilakukan itu, dapat disimpulkan bahwa pengembangan model kurikulum di SMA Negeri 1 Aluh-Aluh sebaiknya diarahkan untuk memberikan pengetahuan dan praktiknya secara tematik

46 sebagai bagian dari tanggungjawab pendidikan terhadap lingkungan dan komunitas sekitar. Praktik pengetahuan dengan melakukan pemberdayaan komunitas dalam perspektif lingkungan khususnya pengembangan model kurikulum kesehatan lingkungan melalui pengadaan air bersih. Hal itu bisa dilakukan dengan membuat mata pelajaran tematik tersendiri atau diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran. Penelitian ini menyarankan, mengingat potensi dan ketersediaan sumberdaya yang ada, sebaiknya dibuat mata pelajaran tersendiri secara tematik. Mata pelajaran itu dipandu oleh guru yang secara kolektif melibatkan materi terkait atau oleh team pengajar. Selain jalan darat, transportasi di daerah ini kebanyakan menggunakan sarana kapal kecil, sedang dan kadang kapal besar. Masalah yang dihadapi adalah terbatasnya sarana transportasi kapal. Selain itu, juga terdapat masalah dalam sistem transportasi sungai yang masih belum terbangun dengan sarana infrastruktur yang memadai. Namun demikian, terdapat potensi sumberdaya bahwa penduduk di daerah ini sudah sejak lama menggunakan sarana transportasi dalam sistem transportasi sungai dan laut sekitar. Sarana kapal dibuat secara mandiri di daerah Alak-Alak tempat para pengrajin kapal berasal. Salah satu responden penelitian ini merupakan anak dari salah satu keluarga yang sejak lama membuat kapal. Penduduk di Alak-Alak memiliki semacam pengetahuan lokal dan kurikulum sendiri bagaimana membuat kapal dan diajarkan kepada masyarakat sekitar secara turun-temurun. Pembuatan kapal itu dilakukan dalam bentuk industri rumah tangga atau home industry. Dari studi kasus ini, penelitian mengambil kesimpulan bahwa masalah sarana transportasi perkapalan dan sistem transportasi bisa dikembangkan dengan memberdayakan pengetahuan dan komunitas lokal ditambah dengan pengetahuan dan teknologi yang lebih maju. Selain dalam hal penyediaan kapal, perlu juga diperhatikan kelengkapan sarana transportasi dan komunikasi untuk perbaikan sistem transportasi. Dengan menggunakan potensi dan sumberdaya pengetahuan atau kurikulum lokal yang sudah ada, sebuah model kurikulum baru bisa dikembangkan dan diajarkan di SMA Negeri 1 Aluh-aluh sesuai misi dan orientasi Kurikulum 2013. Sama halnya dengan model kurikulum kesehatan lingkungan melalui ketersediaan air bersih, model kurikulum untuk sarana perkapalan masih dipertimbangkan. Apakah akan diberikan dalam mata pelajaran baru yang dirancang

47 secara tematik ataukah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang ada. Ini perlu juga dilihat dari segi kelembagaan sekolah dan ketersediaan sumberdaya. Dalam kasus ini, berbeda dengan kasus kesehatan lingkungan melalui ketersediaan air bersih, mengingat ketersediaan sumberdaya yang masih terbatas, sebaiknya dijadikan agenda dulu ke depan, meski hal itu tetap dijadikan prioritas. Agenda itu perlu dirancang bagi perbaikan sistem transportasi dan ketersediaan sarana transportasi perkapalan yang sangat dibutuhkan.