PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor:44 /PRT/M/2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN OPERASIONALISASI WILAYAH BEBAS KORUPSI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 04/PRT/M/2006 TENTANG KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

SURAT EDARAN Nomor: 348/C/KU/2009

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotism

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERBUP TANAH LAUT NOMOR TAHUN 2015

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

SURAT EDARAN Nomor : 110/C/KU/ /C/KU/2008

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AGEN PERUBAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

2014, No639 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PRT/M/2012

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAM DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 225 /KPTS/M/2004 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lem

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.450, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 916 TAHUN 2011

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Whistleblower System. Pelaksanaan. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERDAYAAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

Transkripsi:

MENTERIPEKERJAAN UMUM REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor:44 /PRT/M/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN SDM DALAM PENERAPAN PRINSIP- PRINSIP TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK Dl LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : a. bahwa untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik secara konsisten dan berkelanjutan diperlukan pedoman umum penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik pada penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur bidang pekerjaan umum; b. bahwa untuk melaksanakan penyelenggaraan pembangunan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu diterbitkan pedoman tata laksana penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Pedoman Umum Pembinaan SDM dalam Penerapan Prinsip-prinsip Tata Keiola Pemerintahan yang Baik di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1930 Nomor 3176); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450);

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJM Nasional Tahun 2004-2009 Bab 14 : Penciptaan Tata Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tanun 2005; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187 Tahun 2004 tentang Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 171/M/2005; 8. Intruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tentang Pereepatan Pemberantasan KorupsI, Kolusi, dan Nepotisme; 9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 286/PRT/M/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum; MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN SDM DALAM PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK Dl LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM.

BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kasatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Tata kelola pemerintahan yang baik ("good governance") adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan antar pemerintah, rakyat, dan usahawan yang berada di sektor swasta. 2. Penerapan prinsip tata kekola pemerintahan yang baik dalam pembinaan sumber daya manusia (SDM) adalah kondisi yang menuntut setiap Pejabat /Karyawan melaksanakan tugas, kewenangan, dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Pegawai adalah seluruh karyawan baik pusat maupun daerah di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum. 4. Trilogi pekerjaan umum adalah bekerja keras, bergerak cepat. dan bertindak Tepat 5. Kode etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan, pegawai negeri sipil di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari. 6. Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum. 7. Departemen adalah Departemen Pekerjaan Umum. Bagian Kedua Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup Pasal2 (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman umum pembinaan SDM dalam penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik pada kegiatan di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur bidang pekerjaan umum, baik yang dilaksanakan sendiri maupun yang dilaksanakan melalui dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

(2) Peraturan Menteri ini bertujuan memberikan pemahaman yang sama ke arah pewujudan tata kelola pemerintahan yang baik melalui penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik secara konsisten dan berkelanjutan sehingga para pemangku kepentingan tidak rnerasa perlu menyampaikan keluhan. (3) Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini rneliputi kebijakan, strategi, dan program, pembinaan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik, penghargaan dan sanksi pada pelaksanaan tugas Departemen Pekerjaan Umum, BAB II KEBIJAKAN, STRATEGi, DAN PROGRAM Bagian Kesatu Kebijakan dan strategi Pasal3 (1) Prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik meliputi: a. Wawasan Ke Depan b. Keterbukaan Dan Transparansi c. Partisipasi Masyarakat d. Akuntabilitas (Tanggung Gugat) e. Supremasi Hukum f. Demokrasi g. Profesionalisme & Kompetensi h. Daya Tanggap i. Keefisienan Dan Keefektifan j. Desentralisasi k. Kemitraan Dengan Dunia Usaha Swasta & Masyarakat l. Komitmen Pada Pengurangan Kesenjangan m. Komitmen Pada Lingkungan Hidup n. Komitmen Pada Pasar Yang Fair (2) Pejabat atau karyawan di tingkungan Departemen Pekerjaan Umum baik di Pusat maupun Daerah wajib mengetahui, memahami, dan menerapkan prinsipprinsip tata kelola pemerintahan yang baik sebagaimana dimaksud ayat (1) serta menjunjung tinggi kode etik Pegawai Negeri Sipil dalam pelaksanaan tugasnya. (3) Pejabat Eselon I melaksanakan kebijakan Departemen tentang tata kelola pemerintahan yang baik sebagaimana tertuang di dalam Rencana Strategis Departemen sebagai arahan umum untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik meialui penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di unit satminkalnya atas penyelenggaraan tugas Departemen;

(4) Pelaksanaan penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik pada satminkal yang bersangkutan diselenggarakan berdasarkan kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Bagian Kedua Program Pasal4 (1) Prioritas program kerja penerapan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintanan yang baik disusun berdasaikan arahan Menteri. (2) Program kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh setiap satminkal berdasarkan rencana strategis Departemen dan memuat antara lain prinsip yang ditetapkan untuk diterapkan, indikator keberhasilan, dan penanggung jawab program. BAB III PEMBINAAN Bagian kesatu Pemahaman tata kelola kepemerintahan yang baik Pasal 5 (1) Inspektorat Jenderal bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya pemberian pemahaman yang sama mengenai tata keiola pemerintahan yang baik kepada: a. Seluruh pegawai/karyawan pusat dan daerah di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum. b. Mitra kerja Departemen Pekerjaan Umum di Pusat, Provins. Dan Kabupaten/Kota. c. Sektor swasta yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas departemen d. Masyarakat (2) Dalam rangka mewujudkan tata keiola pemerintahan yang baik diperiukan kesadaran mengenai profesionalisme pegawal meliputi; a. Memiliki jiwa korps dan melaksanakan kode etik Pegawai Negeri Sipil dan mengamalkan trilogi Pekerjaan Umum b. Melaksanakan tugas sesuai fungsi, arahan, dan kebijakan pimpinan c. Bekerja, berperilaku, dan bersikap sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. d. Mengantisipasi perkembangan yang diperkirakan akan terjadi e. Bekerja/melaksanakan tugas secara efektif, efisien, dan transparan serta akuntabel.

Bagian Kedua Pola pembinaan Pasal 6 Dalam melaksanakan penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dianut pola pembinaan sebagai berikut: (1) Menteri mendorong para pejabat Eselon I untuk melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik secara berkelanjutan. (2) Setiap Pemimpin di Unit satminkal mulai Pejabat Eselon I, Eselon II, Eselon III dan Eselon IV memberikan teladan dalam berbuat dan berperilaku, membangun etos, budaya kerja dan memberikan pembekalan yang baik bagi petugas di unitnya (3) Inspektorat Jenderal melaksanakan sosialisasi, appresiasi tata kelola pemerintahan yang baik kepada semua pegawai di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, penyedia jasa untuk pengadaan barang dan jasa, dan masyarakat, yang dalam pelaksanaannya dapat melibatkan unit eselon I lainnya. BAB IV PENYELENGGARAAN Bagian Kesatu Kelembagaan Pasal 7 (1) Pejabat Eselon I bertanggung jawab atas keberhasilan penerapan prinsipprinsip tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan satminkal masingmasing (2) Secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali pejabat eselon I menyampaikan laporan kepada Menteri dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal dan inspektorat Jenderal. Bagian kedua Pelaksanaan Pasal 8 Setiap satminkal melaksanakan penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dengan berpedoman pada program kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2).

Bagian ketiga Peran para pejabat Pasal 9 Dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dilaksanakan secara berjenjang; a. Pejabat eselon I bertindak sebagai penjamin keberhasilan, memberikan kepastian akan keberhasilan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik di unit satminkalnya dalam melaksanakan tugas, stake holder terkait, maupun masyarakat penerima manfaat; b. Pejabat eselon II bertindak selaku pemandu jalan, menyediakan panduan yang jelas temasuk membuat prosedur kegiatan baku bagi semua pejabat di masingmasing satminkatnya untuk pelaksanaan Good Governance dan mengarahkan pejabat eselon III untuk melaksanakan tugas dan fungsi, arahan dan kebijakan pimpinan secara efektif dan efisien berdasarkan peraturan perundangan; c. Pejabat Eselon III sebagai penggalang dukungan bertindak sebagai peraih kepercayaan untuk mendapat dukungan baik pejabat eselon IV dan dari stake holder terkait maupun komunitas internal Departemen serta mengantisipasi pekembangan tata kelola pemerintahan yang baik ke depan;dan d. Pejabat eselon IV bertindak sebagai pendorong, memotivasi dan memberdayakan staf di lingkungan eselon IV masing-masing untuk melaksanakan tugas fungsi, arahan, dan kebijakan pimpinan secara efektif dan efisien serta bekerja sesuai peraturan perundangan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik di unitnya. Bagian Keempat Pemantauan dan evaluasi Pasal 10 (1) Setiap pemimpin unit kerja secara berjenjang sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 melaksanakan pengawasan melekat terhadap kondisi pelaksanaan tugas dan penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik di unitnya. (2) Inspektorat Jenderal melaksanakan pemantauan dan evaluasi penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.

Pasal 11 (1) Pemantauan dan evaluasi dilakukan pada unit satminkal bersangkutan dengan melakukan pertemuan penyegaran yang diadakan minimum: a. Satu (1) bulan sekali kepada pejabat eselon IV bersama staf; b. Dua (2) bulan sekali kepada pejabat eselon III bersama pejabat eselon IV dan staf; c. Tiga (3) bulan sekali di tingkat eselon II bersama pejabat eseion III dan staf; dan d. Tiga (3) bulan sekati pejabat eselon I beserta seluruh pejabat struktural. (2) Setiap pejabat melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi perkembangan penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik secara berjenjang ke atas mulai dari lingkungan unit eselon IV/Satuan Kerja di unitnya. (3) Hasil pemantauan dan evaluasi dituangkan ke dalam laporan pelaksanaan penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik untuk dievaluasi antar unit dan melakukan perbaikan dan peningkatan yang diperiukan di setiap satminkal (4) Inspektur Jenderal bersama Staf Ahli Menteri melakukan evaluasi penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik secara berkala. BABV PENGHARGAAN DAN SANKSI Pasal 12 (1) Setiap pegawai yang menunjukkan prestasi tertentu dalam melaksanakan tugasnya dengan menerapkan prinsip-prinsip tata keiola pemerintahan yang baik dapat diusulkan untuk memperoleh penghargaan. (2) Setiap pegawai yang melakukan penyimpangan terhadap ketentuan disiplin pegawai dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Peraturan menteri ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan.