ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PRODUK INJETION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP)

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHILENE (PP)

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH BENTUK SALURAN PENDINGIN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJEKSI PLASTIK BERBAHAN POLYPROPYLENE

ANALISA PENGARUH WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PROSES INJEKSI PLASTIK BAHAN POLYPROPYLENE (PP)

TUGAS AKHIR PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

ABSTRACT

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER INJECTION TIME MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PLASTIK DENGAN CETAKAN BERSALURAN PENDINGIN CONFORMAL

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

PENGARUH VARIASI WAKTU TERHADAP CACAT DAN KETEBALAN PRODUK PLASTIK PADA PROSES ROTATIONAL MOLDING

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA PENCETAKAN BOLA PLASTIK BERONGGA PROSES ROTATION MOLDING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK

STUDI PERBEDAAN PENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BOLA PADA PROSES ROTATIONAL MOLDING

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA VARIASI WAKTU PENCETAKAN BOLA PLASTIK BERONGGA TERHADAP PENYUSUTAN DAN KETEBALAN PRODUK PADA PROSES ROTATIONAL MOULDING

PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING

ANALISIS AKURASI DIMENSI HASIL PROSES VACUUM THERMOFORMING DENGAN VARIASI KETINGGIAN MOLD ALUMINUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Masalah yang paling utama dalam membuat produk plastik dalam bidang

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

PENGUKURAN CACAT WARPAGE PADA PRODUK PLASTIK DENGAN CETAKAN BERSALURAN PENDINGIN TIPE LURUS DAN CONFORMAL

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

REVERSE ENGINEERING OUTER REAR BUMPER MOBIL ESEMKA RAJAWALI R2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH BENTUK SALURAN PENDINGIN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJEKSI PLASTIK BERBAHAN POLYPROPYLENE

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

Pengaruh Putaran Terhadap Ketebalan Bola Plastik Pada Proses Rotation Moulding

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

STUDI VARIASI SUHU TERHADAP KUAT MEKANIK SAMBUNGAN ANTARA BAJA DENGAN TEMBAGA PADA PROSES FURNACE BRAZING

Predi Arif Nugroho, Danar Susilo Wijayanto dan Budi Harjanto

STUDI PENINGKATAN SIKLUS INJEKSI DAN PENGURANGAN PROSENTASE PENYUSUTAN PADA PRODUK INJEKSI PLASTIK DENGAN MOLD TIPE LAMINATED STEEL TOOLING

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

11.1 Pemrosesan Material Plastik

PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350

O C. Temperatur injeksi di bawah temperatur leleh akan

PENGARUH DIAMETER SALURAN PENDINGIN UKURAN ½ DAN ¼ PADA CETAKAN SOFT TOOLING SERBUK ALUMUNIUM TERHADAP PENYUSUTAN PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK

ANALISIS PENYUSUTAN DIMENSI PRODUK INJECTION MOLDING DENGAN BENTUK ACETABULAR CUP UNTUK SAMBUNGAN HIP PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang terbuat dari bahan baku

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN INJEKSI MOULDING TERHADAP CACAT PRODUK

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Polimer terbentuk oleh satuan struktur secara berulang (terdiri dari susunan monomer) H H H H H

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

STUDI PENYUSUTAN PRODUK KARET HASIL VULKANISASI DENGAN METODE INJEKSI

TUGAS AKHIR STUDI PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PRES MOLD KARET ALAM UNTUK KOMPONEN SEPEDA MOTOR

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN CETAKAN MELALUI METODE RAPID TOOLING PADA PEMBENTUKAN BOLA PLASTIK DENGAN PROSES ROTATIONAL MOLDING

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING

ANALISA WALL THICKNESS PADA LEMBARAN PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) HASIL PROSES VACUUM TERMOFORMING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya persaingan di pasar global yang amat pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSES PERANCANGAN

81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MAMPU BENTUK PLASTIK PADA PROSES VACUUM FORMING DENGAN VARIASI TEKANAN bar, bar, bar, bar PADA TEMPERATUR 200 ºC

OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA HDPE RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH MINIMUM SINK MARKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Plastik sangat penting dalam kehidupan sehari hari, alasanya begitu luasnya penggunaan plastik secara industri

BAB 3 Metodologi Penelitian

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

II. TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE PADA PRODUK INJETION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP) Naskah publikasi tugas akhir di susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik pada jurusan teknik mesin fakultas teknik universitas muhammadiyah surakarta Disusun oleh: Nama :Dwi Zulianto Nim : D200100067 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 i

ii

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP) Dwi zulianto, Bambang Waluyo F,ST, MT, Ir Pramuko IP,MT Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura E-mail: dylanzulianto@gmail.com ABSTRAK Plastik adalah Material yang mulai mendominasi menggantikan material berbahan dasar logam. Hal ini disebabkan karena plastik dikenal sebagai suatu bahan serbaguna, mudah dibentuk (formability), ringan, tidak mudah pecah tahan karat, tahan terhadap korosi, murah.di balik banyak kelebihan tersebut plastik dalam produksinya dengan injection molding juga memiliki masalah antara lain cacat warpage. Warpage adalah cacat penyimpangan bentuk produk seperti bengkok atau memuntir. Hal ini di sebabkan salah satunya adalah suhu plastik. Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui persentase warpage yang terjadi karena variasi suhu plastik saat penginjeksian berbahan polyphropylene kedalam mold. Dengan variasi suhu yang digunakan antara 138 o C, 140 o C, 145 o C, 150 o C, 155 o C, dan 160 o C. Dari hasil analisa pengukuran cacat warpage ditemukan bahwa specimen hasil penginjeksian plastik dengan bahan polyphropylene dengan temperatur 138 o C, 140 o C, 145 o C, 150 o C belum ditemukannya cacat warpage yang terjadi. Pada suhu 160 o C ditemukan cacat warpage yang paling besar yaitu dengan besaran warpage terkecil 3.10 mm dan yang terbesar 4.90 dengan luasan terkecil 26.06 Cm 2 (33.17 %) dan luasan terbesarnya sebesar 32.40 Cm 2 (41.24 %). Temperatur optimal pada penelitian ini adalah 145 o C. Kata Kunci: injection molding, solidwork, dial indikator, suhu plastik, warpage. iii

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU PLASTIK TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPHYLENE (PP) Dwi zulianto, Bambang Waluyo F,ST, MT, Ir Pramuko IP,MT Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura E-mail: dylanzulianto@gmail.com ABSTRACTION Plastic is the material began to dominate replace metal based materials. This is because plastic is known as a versatile material, is easily formed (formability), lightweight, unbreakable stainless, corrosion resistant, more cheap and many of the advantages of plastic in the injection molding production also has disabled warpage problems, among others. Warpage is defective product forms such irregularities bent or twisted. This caused one of which is the temperature of injection. This study was done to determine the percentage of warpage that occurs due to temperature variations when the injection of plastic material into the mold polyphropylene. With variations in temperature, which is between 138 C, 140 C, 145 C, 150 C, 155 C and 160 C. From the analysis of defect measurements found that the specimen results warpage of plastic injection of the material polyphropylene with 138 C temperature, 140 C, 145 C, 150 C is not the discovery of defects that occur warpage. At a temperature of 160 C is found defective greatest warpage is the smallest amount of warpage 3.10, and the largest 4.90 mm with an area of 26.06 Cm 2 and the smallest (33.17%) and the biggest area of 32.40 Cm 2 (41.24%). Optimal temperature in this study was 145 C. Keywords: injection molding, solidwork, dial indicators, temperature plastic, warpage. iv

PENDAHULUAN Dewasa ini, pemakaian barangbarang yang terbuat dari bahan baku material plastik semakin meningkat. Material ini semakin sering dijumpai sebagai bahan pembuatan peralatan rumah tangga, mainan anak, sampai komponen otomotif. Plastik bahkan mulai digunakan untuk menggantikan logam sebagai bahan komponen alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI. Hal ini disebabkan karena plastik dikenal sebagai suatu bahan serbaguna, tahan korosi, murah, dapat didaur ulang dan banyak digunakan untuk berbagai macam produk. Dalam memproduksi komponen menggunakan bahan plastik ada beberapa metode yang lazim di gunakan seperti blowing moulding, compression moulding, extrusion moulding, transfer moulding dan injection moulding Dalam proses injeksi molding harus dapat memenuhi meningkatnya permintaan pasar terhadap produk yang berkwalitas tinggi, dengan harga yang terjangkau. Pada proses pembentukan plastik dengan metode injection moulding perlu dibuat sebuah cetakan. Namun diperlukan pengurangi biaya dan waktu dalam pembuatan cetakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghemat pengeluaran saat ini adalah memproduksi alat- alat cepat (Rapid Prototyping), akurat, dan dengan biaya yang lebih rendah (Rahmati, S., dan Dickens, P., 2006). Pembuatan cetakan pada mesin molding yang semula banyak menggunakan bahan dari besi atau baja, maka untuk saat ini sudah mulai dikembangkan pembuatan cetakan dengan metode rapid prototyping dengan cara resin tooling / soft tooling terutama pada bagian pendingin Namun dalam proses pembentukan menggunakan mesin injection molding tidak lepas dari cacat produk seperti sink mark, short shot, mold flash, silver streak, warpage, bubble, string ataupun earline yang terjadi pada bagian-bagian tertentu suatu produk. Desain cetakan yang kurang optimal dan pengaruh parameter/setting proses injeksi dapat mempengaruhi timbulnya beberapa jenis cacat di atas sehingga mengakibatkan biaya produksi yang tinggi atau kurang efisien karena material banyak yang harus diproses ulang dan kuantitas produk menurun karena produk banyak yang rusak. 1

Warpage yang terjadi pada suatu produk dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kesalahan pembuatan desain mold, kesalahan operasi akibat dari parameter proses injeksi yang tidak sesuai. Namun demikian, faktor yang paling berpengaruh adalah parameter proses seperti temperatur injeksi., hal inilah yang mendasari sehingga penulis melakukan penelitian pengaruh variasi temperatur pada proses injection moulding dengan bahan baku polyprophylene (PP). Untuk menentukan penyebab pasti dari warpage yang terjadi pada specimen sehinga penulis melakukan evaluasi, pengujian, dan analisa terhadap parameter proses injeksi yang digunakan. Diharapkan dengan mengetahui penyebab cacat dapat diberikan solusi untuk dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan warpage yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Parameter Temperatur Terhadap Cacat Warpage Pada Produk injetion Molding Dengan Bahan polyprophylene (PP) TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Meneliti pengaruh temperatur injeksi terhadap terjadinya cacat warpage. 2. Untuk menyelidiki persentase cacat warpage yang terjadi akibat dari parameter temperatur. 3. Untuk menentukan temperatur yang tepat sehingga mendapat produk yang baik. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian adalah : 1. Dapat memberikan pengetahuan baru tentang sebab terjadinya cacat warpage sehingga dapat di ketahui cara pencegahannya. 2. Dapat digunakan sebagai saran / masukan untuk mengurangi terjadinya warpage. 3. Agar masyarakat umum dapat mengetahui penggunaan rapid prototyping dalam pembuatan cetakan (mould) dalam proses manufaktur. 2

BATASAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini berkonsentrasi pada: a. Jenis Bahan yang di gunakan adalah polyprophylene (PP). b. Produk yang di uji adalah sampel sesuai dengan ASTM D995. c. Saluran pendinginan yang digunakan ialah tipe conformal. d. Mesin injeksi plastik di operasikan secara manual. e. Tekanan injeksi 12,75 kg/cm 2 f. Variasi yang digunakan adalah : i. Temperatur 138 O = 3 spesimen ii. Temperatur 140 O = 3 spesimen iii. Temperatur 145 O = 3 spesimen iv. Temperatur 150 O = 3 spesimen v. Temperatur 155 O = 3 spesimen vi. Temperatur 160 O = 3 spesimen TINJAUAN PUSTAKA Huang dan Tai (2001) penyebab warpage yang paling besar adalah tekanan injeksi, suhu dari cetakan, titik leleh plastik, dan waktu tahan pada proses injeksi. Fischer (2003), warpage dapat dikurangi dengan jalan mengurangi ukuran gate, mengurangi tekanan, 3 memposisikan ulang saluran pendingin, mengurangi temperatur cetakan dekat gate dan sprue, mengurangi waktu tahan, serta menaikkan temperatur cetakan. Sistem pendinginan yang optimal akan menghasilkan gradien perpindahan panas yang merata dan akan berpengaruh pada produk hasil. Untuk mendapatkan penyusutan yang merata, pentingnya efisiensi sistem saluran pendingin. Saluran pendingin tipe conformal merupakan salah satu jenis yang efisien dalam mendinginkan produk secara merata. Penerapan sistem pendinginan conformal telah dicoba diteliti oleh beberapa peneliti. Ferriera dan Matheus (2004) menggunakan metode soft tooling dengan resin epoxy untuk mencetak cetakan yang didalamnya ada saluran conformal. Pengaruh sistem pendingin conformal laminasi, lurus conformal soft tooling terhadap produk cacat warpage dan sink mark dimensi dan keselindrisan hasil produk (susanto 2010). Penggunaan serbuk aluminium sebagai bahan isian pendingin mould (cetakan) menghasilkan penyusutan dimensi produk lebih rendah

presentasenya dibandingkan mould yang berisi serbuk kuningan ( Suyono, 2011 ). S.Selvarajdan P.Venkataramaiah (2013) melakukan pengukuran besarnya warpage yang terjadi pada produk plastik injection molding dengan menggunakan pemprosesan gambar dengan bantuan kamera digital resolusi 14 mega pixel dengan software photoshop dan MALTAB. LANDASAN TEORI Plastik Plastik adalah polimer, rantaipanjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang atau "monomer". Pakar ilmu material, Van Vlack (1889) berpendapat Polimer dihasilkan melalui penggabungan banyak unit tunggal (monomer) menjadi satu rantai molekuler (Djaprie, 2004: 32). Pada dasarnya plastik secara umum digolongkan ke dalam 3 (tiga)macam dilihat dari temperaturnya (Ilham, 2007), yakni: 1. Bahan Thermoplastik (Thermoplastic) yaitu akan melunak bila dipanaskan dan setelah didinginkan akan dapat mengeras. Contoh bahan 4 thermoplastik adalah: Polistiren, Polietilen, Polipropilen, Nilon, Plastik fleksiglass dan Teflon. 2. Bahan Thermoseting (Thermosetting) yaitu plastik dalam bentuk cair dan dapat dicetak sesuai yang diinginkan serta akan mengeras jika dipanaskan dan tetap tidak dapat dibuat menjadi plastik lagi. Contoh Bakelit, Silikon dan Epoksi. 3. Bahan Elastis (Elastomer) yaitu bahan yang sangat elastis. Contoh bahan elastis adalah : karet sintetis. Polyprophylene (PP) Bahan baku polyprophylene (PP) didapatkan dengan menguraikan petrolium (naftan) dengan cara memberi hydrogen gas petrolium pada pemecahan minyak dan gas alam. Menurut proses yang serupa dengan metode tekanan rendah untuk polyethylene (PE), mempergunakan katalis Zieger-Natta, polyprophylene (PP) dengan keteraturan ruang dapat diperoleh dari prophylene. Gambar reaksi polimerisasi dari polyprophylene (PP) dapat kita lihat pada gambar 2.32.

Adapun sifat fisis, mekanis dan thermal dari polypropylene adalah sebagai berikut: Gambar 2.32. Reaksi polimerisasi polyprophylene Sifat-sifat polyprophylene (PP) serupa dengan sifat-sifat polyethylene (PE) dimana masa jenisnya rendah (0,90-0,92) dan termasuk kelompok yang paling ringan diantara bahan polymer, dan dapat terbakar kalau dinyalakan. Bila dibandingkan dengan polyethylene (PE) masa jenis tinggi dan suhu cairnya tinggi sekali (176 o C,T ), kekuatan tarik, m kekuatan lentur dan kekakuannya lebih tinggi, tetapi ketahanan impaknya rendah terutama pada temperatur rendah. Sifat tembus cahayanya pada pencetakan lebih baik dari pada polyethylene (PE) dengan permukaan yang mengkilap, penyusutan pada proses pencetakan kecil, penampilan dan ketelitian dimensinya lebih baik. Sifat mekaniknya dapat ditingkatkan sampai batas tertentu dengan jalan mencampurkan serat gelas. Pemuaian thermal dapat diperbaiki sampai setingkat dengan resin thermosetting. Tabel 1. Sifat fisis, mekanis dan thermal dari polypropylene(boedeker.com, 2010) Proses Pembentukan Polimer Ada beberapa teknik pembentukan polimer. Banyak kesamaan antara proses pembentukan logam dengan proses pembentukan polimer. Penentuan teknik pembentukan tergantung pada faktor, diantaranya: 1. Apakah polimernya thermoplastik atau thermoset 5

2. Jika thermoplastik, pada suhu berapakah material ini melunak 3. Kestabilan material ketika dibentuk, serta 4. Bentuk dan ukuran produk akhir Berdasarkan faktor tersebut proses pembentukan polimer dibedakan atas beberapa jenis yaitu: InjectionMolding Blow Molding Extrusion Molding Blown Film Molding Sheet Forming Thermoforming Vacuum Forming Injetion Molding Secara umum konstruksi mesin injection molding terdiri dari tiga unit pokok yang penting yaitu injection unit, clamping unit dan mold unit (Sendi, 2012).. Bagian utama mesin injection molding dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Bagian utama mesin injection molding (Sendi, 2012) 1. Injection unit Injection unit merupakan unit yang berfungsi untuk melelehkan plastik dengan suhu yang disesuaikan dengan material plastik hingga mendorong cairan kedalam cavity dengan waktu, tekanan, temperatur, dan kepekatan tertentu. 6

Gambar 2. Bagian injection unit (Sendi,2012) Bagian-bagian injection unit beserta fungsinya : a. Cylinder Screw Ram Cylinder Screw Ram berfungsi untuk mempermudah gerakan screw dengan menggunakan momen inersia sekaligus menjaga putaran screw tetap konstan, sehingga didapatkan tekanan dan kecepatan yang konstan saat dilakukan proses injeksi. b. Hooper Hooper adalah tempat untuk meletakkan bahan baku (bijih plastik) sebelum masuk ke barrel. oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk memanaskan plastik. d. Srew Screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hooper ke nozzel. 2. Clamping unit Clamping unit berfungsi untuk membuka dan menutup mold dan menjaga dengan memberikan tekanan pada penahan (clamping pressure) terhadap mold agar material yang diinjeksikan pada mold tidak meresap keluar saat proses berlangsung. 3. Mold unit Mold unit merupakan bagian terpenting pada mesin injection molding, yang mempunyai fungsi utama yaitu untuk membentuk benda yang akan dicetak Gambar 2. Bagian utama dari mold unit yaitu cavity side dan core side c. Barrel Barrel adalah tempat screw dan selubung yang menjaga aliran plastik ketika dipanasi 7

unit : Bagian-bagian utama dari mold disebabkan karena tingginya temperatur penginjeksian pada produk. Gambar 5. Warpage Penyebab terjadinya warpage adalah : a. Perbedaan antara shringkage dan Gambar 2.6. standard unit lego (www.academia.edu) Cacat Produk Injection Molding.Cacat injection molding menurut BASF Corp. (2001) antara lain: a. Warpage b. Deformationondemolding c. Streaks d. Peeling/Delamination e. Sink marks f. Weld line g. Air entrapments h. Voids i. Short shot j. Flash formation Warpage Warpage adalah bagian dari produk yang bengkok atau melengkung, biasanya cooling time yang tergantung pada kontraksi kedua permukaan dan ketebalan komponen dari hasil distribusi temperatur mold. b. Ketidak-samaan distribusi tekanan pada produk. c. Kurangnya kekakuan struktural produk. d. Pendinginan yang tidak memadai. e. Aliran dan volume pendingin yang kurang serta kurangnya kinerja distribusi panas mould. f. Temperature terlalu tinggi. g. Waktu siklus yang kurang. h. Posisi gate yang salah. 8

i. Tekanan tahan yang terlalu rendah Penyelesaiannya : a. Menggunakan material yang lebih cepat membeku. b. Temperatur cetakan diturunkan untuk mempercepat pambekuan bagian luar produk. c. Temperature leleh serendah mungkin d. Saluran pendingin yang optimal e. Waktu tahan yang lama Pengaruh Temperatur Leleh Terhadap Tekanan Perhitungan pengaruh temperatur leleh terhadap temperatur mengacu pada teori Fisher Gambar 6. diagram alir penelitian Study lapngan dilakukan selama 1 bulam di PT YPTI yang beralamat d kalasan sleman DIY. Studi pustaka dengan mencari jurnal jurnal yang berhubungan dengan penelitian yang akan di lakukan. METODE PENELITIAN Diagram alir penelitian 9 BAHAN DAN ALAT PENELITIAN Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Mesin injeksi plastik 2. Mold (cetakan) 3. Thermometer 4. Stopwatch 5. Gelas ukur

No Temperatur ( o Warpage C) Tidak Ada 1 138 1 v 2 v 3 v 2 140 1 v 2 v 3 v 3 145 1 v 2 v 3 v 4 150 1 v 2 v 3 v 5 155 1 v 2 v 3 v 6 160 1 v 2 v 3 v 6. Kamera 7. Pompa air dan selang 8. Kunci pas 9. Dongkrak 10. Polypropylene 11. Serbuk aluminium 150 o c, 155 o c, dan 160 o c diperoleh data sebagai berikut Tabel 2. Data pembuatan spesimen Hasil yang didapat dalam pembuatan spesimen menunjukan bahwa pada temperature rendah belum ditemukan adanya warpage Tabel 3. Data hasil spesimen Pengukuran besaran warpage yang terjadi pada spesimen mendapatkan data sebagai berikut DATA DAN HASIL PENELITIAN Data pembuatan Spesimen Pembuatan specimen dengan variasi temperatur 138 o c, 140 o c, 145 o c, 10 Tabel 3. Data besar warpage

Grafik 1. pengaruh temperatur terhadap besar warpage Gambar 6. specimen yang warpagenya telah di tandai Dari data-data yang di peroleh dari percobaan Injection Molding pada temperatur 138 o 150 o belum di temukannya adanya warpage. Pada temperatur 155 o pada ketiga specimen ditemukan adanya warpage dengan besaran warpage terkecil sebesar 0.90 Gambar 7. specimen versi 2D untuk diukur luasanya mm dan berturut turut sebesar 2.35 mm dan 2.90 mm dengan rata rata 2.05 mm dan cacat warpage membesar menjadi 3.10 mm, 3.40 mm, dan 4.90 mm pada temperatur 160 o Pengukuran luasan cacat warpage yang terjadi Table 4. hasil pengukuran luasan warpage 11

polyprophylene karena tingkat warpage yang terjadi semakin membesar. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa hasil yang merupakan jawaban dari penelitian ini. Grafik 2. pengaruh temperatur terhadap persentase luas warpage Pada percobaan 155 o c di temukan cacat pada ketiga specimen dengan luas terkecil 17.82 Cm 2 (22.68 %) dan luasan terbesar sebesar 25.81 Cm 2 (32.85%) dan pada temperatur 160 o C besarnya warpage yang ada menjadi lebih besar yaitu dengan luasan terkecil 26.06 Cm 2 (33.17 %) dan luasan terbesarnya sebesar 32.40 Cm 2 (41.24 %). Jika di lihat dari data tersebut memeperlihatkan bahwa menggunakan temperatur proses 155 o c dan 160 o c tidak optimal dalam produksi produk Injection Molding dengan bahan 1. Dalam penelitian ini secara umum menaikan temperatur injeksi membuat persentase warpage yang terjadi semakin besar begitu juga sebaliknya 2. Temperatur optimal dari penelitian ini yaitu pada temperatur 150 o c karena pada temperatur ini membutuhkan melting time tercepat tanpa adanya cacat warpage SARAN Saran dari peneliti jika ada peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini: 1. Perhatikan desain dan bahan untuk cetakan khususnya pada kekuatan clamp cetakan. 2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya desain specimen berbeda untuk memeperbaiki data yang sudah ada. 3. Gunakan bahan plastik yang berbeda sehingga nantinya dapat digunakan 12

sebagai pembanding dengan penelitian ini. 4. Untuk mendapatkan keakuratan besarnya nilai warpage ada baiknya dilakukan pengukuran secara langsung pada spesimen. 13

DAFTAR PUSTAKA Dwi Anggono Agus(2007) Prediksi Shrinkage untuk Menghindari Cacat Produk Pada Plastic Injection. Dwi Prasetyo, Joko, (2014) Laporan Praktek Kerja Nyata Proses Produksi Penutup Roda Mobil Pada Pt. Yogya Presisi Tehnikatama Industri. Ferreira, J.C., Mateus, A., Studies of Rapid Soft Tooling with Conformal Cooling Channels for Plastic Injection Moulding, Journal of Materials Processing Technology (2003). Himmer, T., Nakagawa, T., Anzai, M., Lamination of metal sheets, Computers in Industry, (1999). J.Y. Jeng and M.C. Lin., Mold fabrication and modification using hybrid processes of selective laser cladding and milling,j MATER PR, (2001). Jerry M. Fischer., Handbook of Molded Part Shrinkage and Warpage,Plastics Design Library/William Andrew Publishing, Norwich, NY (2003). K. Kaija, V. Pekkanen, M. Mäntysalo, and P. Mansikkamäki., Controlling Warpage of Molded Package for Inkjet Manufacturing, Microelectronic Engineering, Elsevier, Vol. 85, Issue 3, March (2008). L. Xu, W. Xu, Y. Chen., Plastic injection molding process optimization using software tools, International Journal of Vehicle Design 25 (2001). M. C. Huang and C. C. Tai., The effective factors in the warpage problem of an injection molded part with a thin shell feature, J Mater Process Technol, (2001). Nakagawa, T., Suzuki, K., A low cost blanking tool with bainite steel sheetlaminated,proceedings of International MTDR Conference, (1980). Sigit Y. dan Agung K., 2014, Perbandingan Sistem Pendingin Konvensional dan Konformal pada Proses Injeksi Plastik, Skripsi S-1 Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

S.Selvaraj and P.Venkataramaiah., Measurement of warpage of injection moulded Plastic components using image processing, Internasional Jurnal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology, Vol 2, Issue 12, December (2013). Wimpenny, D.I., Bryden, B., Pashby, I.R., Rapid Laminated Tooling, Journal of 01 2