BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara kesejahteraan sosial (welfare state)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

PENYELESAIAN SENGKETA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS WEDUNG DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PELAYANAN PUBLIK

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundangundangan

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila itu mencangkup sila atau prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. diiringi pembangunan disegala bidang yang meliputi aspek ekonomi, politik,

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

PELAKSANAAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. upaya memahami persoalan dengan tetap berada atau bersandarkan pada lapangan

BAB III METODE PENELITIAN. dari lembaga yang bersangkutan yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahwa pada hakekatnya pembangunan

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekan-gesekan yang timbul diantara. antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB II METODOLOGI. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah proses penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kedudukan khusus sebagai satu-satunya yang diserahi kewajiban. pemerintahan, atau menerapkan sanksi-sanksi hukum.

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB III METODE PENELITIAN. yang berasal dari Bahasa Inggris : method, bahasa latin : methodus, Yunani :

BAB I PENDAHULUAN. dan isi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. rakyat Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang nomor

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

HUBUNGAN PELAKSANAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI PERKOTAAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK (Studi Kasus di Kec. Banjarsari, Kota Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Untuk mewujudkan hal tersebut, harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kehidupan masyarakat diatur oleh hukum termasuk mengenai

BAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. harus diselesaikan atas hukum yang berlaku. Hukum diartikan sebagai

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

PEMANFAATAN TANAH MILIK PT. KERETA API INDONESIA OLEH MASYARAKAT DESA BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

PELAKSANAAN PENERBITAN SERTIFIKAT PENGGANTI HAK MILIK ATAS TANAH KARENA HILANG OLEH KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah penduduk yang meningkat dan semakin. akhirnya berimplikasi pula terhadap kebutuhan akan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Perundangan yang terbaru. Yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun tentang Perdaganganyang terkait dengan e Commerce.

BAB I PENDAHULUAN. hukum modern, fungsi negara tidak hanya sebatas fungsi Eksekutif, Legislatif

BAB I PENDAHULUAN. didirikan dengan berbagai layanan, mulai dari pengiriman barang secara

PEMBIAYAAN DAN JAMINAN (Aspek Jaminan pada Perjanjian Pembiayaan Konsumen di PT. WOM Finance Tbk, Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

SKRIPSI PROSES BERPERKARA PERDATA SECARA PRODEO DALAM PRAKTEK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PURWODADI )

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan kebutuhan

III. METODE PENELITIAN. sekali dalam mencari, menemukan dan menganalisa suatu masalah yang akan

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II 11 YOGYAKARTA

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pelanggaran prosedur perceraian bagi PNS di

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat melakukan segala macam kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, tangga, sekolah, rumah sakit, dan industri-industri.

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. peruntukkan dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) telah diatur mengenai. tugas dan wewenang serta masing-masing lembaga yang harus

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 1. perundang-undangan lain yang mengatur ketentuan pidana di luar KUHP

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah sebagai salah satu sumber kekayaan alam memiliki hubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB III METODE PENELITIAN. norma itu bekerja di dalam masyarakat. Di samping itu, dikenal juga pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris, terdapat simbol status sosial yang dimilikinya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

KREDIT TANPA JAMINAN

III. METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Yuridis Normatif (library Research)

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak dan perlindungannya tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atau hukum (constitutional democracy) yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Banyaknya pemahaman yang berbeda mengenai good governance

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah luas tanah yang dapat dikuasai oleh manusia terbatas

PELAKSANAAN PEWARISAN HAK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA. ( Studi Kasus Penetapan Pengadilan Negeri Nomor : 170/Pdt.P/2014/PN.Skt

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

EFEKTIVITAS UU RI NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tegas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtstaat); tidak. berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machstaat).

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: serta juga berpedoman pada teori hukum yang ada.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara Indonesia merupakan Negara kesejahteraan sosial (welfare state) dimana Negara mempunyai kewajiban dalam memberikan kesejahteraan bagi semua masyarakat. Hal ini sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945. Di dalam konsideran huruf a dan b, Undang-Undang no. 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial disebutkan bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan agar Negara mempunyai tanggungjawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi hak atas kebutuhan dasar warga negara, Negara berkewajiban menyelenggarakan pelayanan dan pengembangan kesejahteraan sosial secara terencana, terarah, dan berkelanjutan. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat tersebut, Negara berkewajiban melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1

2 tahun 1945. 1 Sebagai penyelenggara pelayanan publik, hal ini sudah menjadi tanggung jawab Negara, karena pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama, yaitu pelayanan kebutuhan dasar dan pelayanan umum. Pelayanan kebutuhan dasar yang harus diberikan oleh pemerintah meliputi kesehatan, pendidikan dasar, dan bahan kebutuhan pokok masyarakat. 2 Pelayanan umum yang harus diberikan pemerintah terbagi dalam tiga kelompok, yaitu pelayanan administratif, pelayanan barang dan pelayanan jasa. 3 Pelayanan kebutuhan dasar seperti kesehatan menjadi perhatian utama pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik, karena kesehatan merupakan faktor utama kesejahteraan masyarakat dan hak bagi setiap warga masyarakat sebagaimana yang tercantum dalam pasal 28 H ayat (1) UUD 1945; bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam pasal 34 ayat (3) juga dijelaskan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. 1 Konsideran huruf a Undang undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik 2 Hardiyansyah, 2011, Kualitas Pelayanan Publik; Konsep, Dimensi, indikator dan Implementasinya, Yogyakarta: Gava Media, hal. 20. 3 Ibid. hal 23.

3 Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk sekaligus indikator keberhasilan program pembangunan. Kesehatan berimplikasi pada produktivitas perorangan dan kelompok, sehingga pembangunan dan berbagai upaya dibidang kesehatan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat serta tidak diskriminatif dalam pelaksanaannya. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang tinggi. Salah satu program pemerintah dalam mewujudkan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk adalah peningkatan pelayanan kesehatan yang didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan yang memadai ditiap Kecamatan. Selain itu, hal pokok yang juga harus diperhatikan adalah perluasan akses kesehatan, khususnya kepada rakyat miskin dan perempuan di seluruh Kelurahan.Pada dasarnya pembangunan kesehatan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata, dan murah. 4 Sesuai dengan pasal 5 UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan, mereka dapat menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya, karena setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. 4 Wahit Iqbal Mubarak, 2012, Ilmu Kesehatan Masyarakat: Konsep dan Aplikasi dalam kebidanan, Jakarta: Salemba Medika, hal. 67.

4 Dengan meningkatnya pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat adalah dengan penyediaan fasilitas kesehatan terutama Puskesmas dan Puskesmas Pembantu karena kedua fasilitas tersebut dapat menjangkau segala lapisan masyarakat hingga ke daerah terpencil. 5 Hal ini dimaksudkan agar pemberian pelayanan kesehatan dapat dilakukan secara menyeluruh sehingga pemenuhan kesehatan oleh pemerintah dapat terlaksana. Sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di tingkat pertama, Puskesmas memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu yang memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya. Dalam pelayanan kesehaatan, konflik dapat terjadi antar teman sejawat tenaga kesehatan, tenaga kesehatan dengan pasien, maupun dengan lembaga rekanan. Kita tidak mengelakkan bahwa perubahan dan perkembangan budaya mengubah pola hidup manusi sehingga mengarah pada sifat individualistis, arogan dan egois. Hal itu melemahkan semangat kebersamaan dan 5 Ibid.

5 kegotongroyongan. Kehidupan dengan sifat baru inilah yang memicu mudah terjadinya konflik atau sengketa. 6 Hasil poling pendapat pusat informasi Departemen Kesehatan Jakarta (Tahun 2000), diketahui bahwa salah satu faktor yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah lambatnya petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan, baik itu pada saat pasien mendaftar di loket sampai dengan pemeriksaan dan pengambilan resep. Hasil pemantauan Pusat Informasi Kesehatan (PIK) diketahui bahwa untuk satu orang pasien di Puskesmas dibutuhkan waktu tunggu di loket 10 menit, di ruang periksa 15 sampai 20 menit dan ditempat resep biasa mencapai 15 menit, jadi untuk satu kali kunjungan pasien membutuhkan waktu 45 menit sampai 1jam. 7 Hal-hal seperti inilah yang dapat memicu terjadinya sengketa pelayanan antara tenaga kesehatan dengan pasien. Penyelesaian sengketa dalam pelayanan kesehatan (sengketa medis) tidak harus melalui lembaga peradilan, tetapi bisa melalui nonlitigasi (Alternative Dispute Resolution) seperti mediasi. Penyelesaian sengketa yang terjadi antara pihak pasien dengan tenaga kesehatan atau lembaga pemberi layanan kesehatan haruslah mempertimbangkan keuntungan dan kerugian jika dibanding dengan penyelesaian melalui lembaga peradilan. Penyelesaian sengketa melalui mediasi Medika, hal. 3. 6 Indra Bastian Suryono, 2011, Penyelesaian Sengketa Kesehatan, Jakarta: Salemba 7 http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/255/skripsi.pdf;js essionid=f5c5243cee93c2df58482ffbf58106d5?sequence=5 dalam skripsi Yorinda Litin, analisis kinerja pelayanan pada Puskesmas Batua Makassar hal. 4 diunduh pada hari rabu tanggal 18 Desember 2013 pukul 11.37 wib.

6 membutuhkan adanya pengetahuan tentang konflik dan akar permasalahan dari konflik itu sendiri. 8 Sampai bulan Maret 2013, jumlah Puskesmas di Indonesia mencapai 9510 9, dan akan terus bertambah sampai tahun 2014. Dalam penelitian ini, penulis memilih Puskesmas Wedung di Kabupaten Demak sebagai obyek penelitian. Sebagai data pendukung, di Kabupaten Demak terdapat 14 Kecamatan dengan 27 Puskesmas Induk dan 53 Puskesmas Pembantu. Setiap Kecamatan tidak hanya ada 1 Puskesmas, namun dapat mencapai 2 ataupun 3 Puskesmas Induk dengan beberapa Puskesmas Pembantu, ini dikarenakan banyaknya jumlah penduduk dan luas wilayah di tiap Kecamatan. Sebagai Kecamatan yang memiliki wilayah paling lebar di Kabupaten Demak, Kecamatan Wedung memiliki 2 Puskesmas Induk dan 5 Puskesmas Pembantu.Puskesmas Wedung I dengan 2 Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Wedung II dengan 3 Puskesmas Pembantu. Hal ini dimaksudkan agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakatnya. Puskesmas Wedung I, memiliki cakupan wilayah yang sama dengan Puskesmas Wedung II, yaitu 10 desa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penyelesaian Sengketa Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Wedung Dari Perspektif Undang- Undang Pelayanan Publik. 8 Op cit. hal 4. 9 http://komisiixnews.com/2013/03/sampai maret 2013 jumlah rumah sakit mencapai 2 083 buah/ diunduh pada rabu tanggal 5 Februari 2014 pukul 20.50 wib.

7 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan hal-hal yang telah terurai di atas, permasalahan yang akan dikaji penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penyelesaian sengketa pelayanan kesehatan menurut Undang- Undang Pelayanan Publik? 2. Bagaimana pelaksanaan penyelesaian sengketa pelayanan kesehatan di Puskesmas Wedung? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa pelayanan kesehatan menurut Undang- Undang Pelayanan Publik. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan penyelesaian sengketa pelayanan kesehatan di Puskesmas Wedung D. MANFAAT PENELITIAN Dari tujuan penelitian ini diharapkan dapat memperoleh suatu manfaat bagi pembaca dan orang lain secara tidak langsung. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

8 1. Manfaat Teoritis a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang sedang diteliti. b) Memberikan sumbangsih pemikiran dan pengetahuan terhadap ilmu hukum pada umumnya dan ilmu administrasi negara pada khususnya. 2. Manfaat Praktis a) Dapat memberikan data dan informasi mengenai penyelesaian sengketa pelayanan kesehatan menurut Undang-Undang Pelayanan Publik. b) Sebagai referensi bagi instansi-instansi terkait yang berkaitan dengan objek penelitian. c) Hasil penelitian ini sebagai bahan pengetahuan dan wacana penulis khususnya dibidang penyelesaian pelayanan kesehatan di Puskesmas. E. METODE PENELITIAN Menurut Tyrus Hillway, penelitian adalah suatu metode ilmiah yang dilakukan melalui penyelidikan yang seksama dan lengkap, terhadap semua bukti-bukti yang dapat diperoleh mengenai suatu permasalahan tertentu, sehingga dapat diperoleh suatu pemecahan bagi permasalahan itu. 10 Untuk memecahkan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka perlu menggunakan metode-metode penelitian sebagai suatu sarana untuk 10 Khuzaifah Dimyati & Kelik Wardiyono, 2008, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal. 1.

9 menyelesaikan permasalahan yang diteliti. Adapun mengenai metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Skripsi ini mendasarkan pada jenis penelitian yang bersifat deskriptif, Suatu penelitian deskriptif, dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. 11 Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang penyelesaian sengketa pelayanan kesehatan di Puskesmas Wedung dari perspektif Undang-Undang Pelayanan Publik sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang ada. 2. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan normatif empiris.pada penelitian hukum normatif empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat. 12 3. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wedung I dan Puskesmas Wedung II Demak.Adapun penentuan lokasi ini berdasarkan ketertarikan penulis pada Kecamatan Wedung yang terletak di pesisir pantai laut Jawadan 11 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press), hal. 10 12 Ibid. hal 52

10 merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah paling lebar di Kabupaten Demak. 4. Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Data primer merupakan data yang berupa keterangan dari pihak yang terkait dengan obyek penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, dalam hal ini diperoleh dengan wawancara, yaitu cara memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. 13 b. Data Sekunder Yang dimaksud data sekunder adalah data-data yang diperoleh peneliti dari penelitian kepustakaan dan dokumentasi, yang merupakan hasil penelitian dan pengolahan orang lain, yang sudah tersedia dalam bentuk buku-buku atau dokumentasi yang biasanya disediakan di perpustakaan, atau milik pribadi peneliti. 14 Data sekunder terdiri atas: 13 Soetrisno Hadi, 1986, Metodologi Research Jilid II, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Hukum Psikologi UGM, hal. 26 14 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju, hal. 65

11 1. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Adapun yang digunakan sebagai bahan hukum primer yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. c. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. d. Peraturan Perundangan lain yang menyertainya. 2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan hukum primer, seperti dokumen yang berisi informasi, artikel dan hasil penelitian yang terkait dengan fokus permasalahan. 3. Bahan hukum tersier yaitu bahan yang digunakan sebagai pelengkap dari bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus, web site internet yang ada keterkaitannya dengan Penyelesaian Sengketa Pelayanan Kesehatan. 5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui :

12 a. Wawancara (interview) Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. 15 Istilah interview atau wawancara artinya ialah tanya jawab dalam bentuk komunikasi verbal (berhubungan dengan lisan), bertatap muka di antara interviewer (pewawancara) dengan para informan; atau responden yang menjadi interviwi (interviewee), yaitu para anggota masyarakat yang diwawancara. 16 b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan metode tunggal yang dipergunakan dalam penelitian hukum normatif. Sedang bagi penelitian hukum empiris (sosiologis), studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang dipergunakan bersama-sama metode lain seperti wawancara, pengamatan (observasi) dan kuesioner. 17 15 Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 57 16 Op cit hal. 78 79 50 17 Bambang Waluyo, 1996, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, hal.

13 6. Metode Analisis Data Analisis data adalah mekanisme mengorganisasikan data mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan uraian dasar sehigga dapat ditemukan tema dan hipotesis kerja yang diterangkan oleh data. 18 Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yang dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : pertamatama dilakukan dengan pemrosesan dan penyusunan data dalam satuan-satuan tertentu. Langkah ini dilanjutkan dengan pengkategorisasian data, hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan kategori-kategori yang terpenting dan kategori itu saling dihubungkan. 19 Analisis data yang menggunakan dan mengambil kebenaran yang diperoleh dari kepustakaan, peraturan perundang-undangan, dokumendokumen, buku-buku dan bahan pustaka lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti kemudian didiskusikan dengan data yang telah diperoleh dari obyek yang diteliti sebagai kesatuan yang utuh kemudian dilakukan reduksi atau pengolahan data menghasilkan sajian data penelitian hukum sehingga akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan. Offset, hal. 112 18 Lexy J. Moleong, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya 19 Ibid. Hal.143.

14 F. SISTEMATIKA PENELITIAN Penulisan skripsi ini terdiri atas empat Bab yang disusun secara sistematis, yang mana antara bab demi bab saling terkait sehingga merupakan suatu rangkaian yang berkesinambungan, adapun sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: BAB I : Pada Bab I ini, penulis akan memberikan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan akan dijawab dengan menggunakan metode penelitian seperti jenis penelitian, metode pendekatan, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. BAB II : Pada Bab II ini berisi tentang tinjauan umum tentang pelayanan publik yang berisi, Pengertian Pelayanan Publik, Maksud dan TujuanPelayanan Publik, Asas-asas Pelayanan Publik, Standar dan Maklumat PelayananPublik, Penyelenggara dan Pelaksana Pelayanan Publik dan Penyelesaian sengketa Pelayanan Publik. Tinjauan umum tentang Umum tentang Pelayanan Kesehatan, yang berisi Pengertian Pelayanan Kesehatan, Macam-macam Pelayanan Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Standar Pelayanan Kesehatan, dan Sengketa Pelayanan Kesehatan. Dan yang selanjutnya adalah tinjauan umum tentang Puskesmas, yang berisi tentang Pengertian Puskesmas, Kedudukan dan Fungsi

15 Puskesmas,Kegiatan Pokok Puskesmas, dan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. BAB III : Pada Bab III ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang gambaran umum tentang Puskesmas Wedung I dan II Demak dan analisis penyelesaian sengketa pelayanan kesehatan menurut Undang-Undang Pelayanan Publik dan analisis pelaksanaan penyelesaian sengketa pelayanan kesehatan di Puskesmas Wedung. BAB IV : Pada Bab IV ini berisi kesimpulan dan saran. Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan dari jawaban atas rumusan masalah yang dibahas dan saran atas dasar dari hasil penelitian dan pembahasan.