PELAKSANAAN PEWARISAN HAK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA. ( Studi Kasus Penetapan Pengadilan Negeri Nomor : 170/Pdt.P/2014/PN.Skt
|
|
- Yandi Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PELAKSANAAN PEWARISAN HAK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA ( Studi Kasus Penetapan Pengadilan Negeri Nomor : 170/Pdt.P/2014/PN.Skt Di Kantor Pertanahan Kota Surakarta ) Yulfitri Nurjanah Sarjana Hukum Program Sarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABTRAKSI Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pewarisan hak atas tanah di Kota Surakarta dan mengetahui hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan pewarisan hak atas tanah di Kota Surakarta dan penyelesaiannya. Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat agar segera mendaftarkan tanah yang diperoleh karena pewarisan. Peralihan hak milik atas tanah karena pewarisan di Kota Surakarta masih banyak yang belum didaftarkan pada Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Permasalahan yang sering terjadi adalah setelah pemegang hak atas tanah meninggal dunia, para ahli waris tidak segera melakukan peralihan hak atas tanah dalam waktu enam bulan setelah pemegang hak meninggal. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan wawancara langsung ke lokasi yang diteliti. Selain itu data diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan, dokumen, laporan dan tulisan-tulisan yang mendukung masalah yang diteliti. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan pewarisan hak atas tanah di Kota Surakarta (Studi kasus di Kantor Pertanahan Kota Surakarta) adalah dalam hal salah satu pemegang hak tidak diketahui keberadaannya dan tidak ada identitasnya, maka penyelesaiannya dengan Penetapan dari Pengadilan Negeri. Ahli waris mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Surakarta untuk melaksanakan memproses pewarisan yang dimohon. Setelah diterima Kantor Pertanahan Kota Surakarta, kemudian diproses sesuai peraturan yang berlaku yaitu berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan. Pengambilan produk sertipikat oleh ahli waris. Hambatan dalam pewarisan hak atas tanah di Kota Surakarta adalah proses peralihan hak atas tanah karena pewarisan menjadi lebih lama waktunya karena harus dengan mengajukan Penetapan dari Pengadilan Negeri Surakarta terlebih dahulu dan tidak diketahuinya identitas salah satu pemegang hak atas tanah. Kata Kunci : pewarisan, pertanahan, hak atas tanah, hambatan, identitas.
2 PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur, bahwa Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Berdasarkan ketentuan Undang- Undang Dasar 1945 tersebut maka disusunlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Salah satu tujuan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) adalah untuk memberikan kepastian hukum berkenaan dengan hak-hak atas tanah yang dipegang oleh masyarakat. Guna mencapai tujuan tersebut, pemerintah menyelenggarakan pendaftaran tanah, dan secara tegas diatur dalam Pasal 19 ayat (1) UUPA yang menyatakan bahwa Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Guna peralihan hak milik atas tanah karena pewarisan yang sudah didaftarkan mengacu pada Pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang berbunyi sebagai berikut : 1. Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan data fisik atau data yuridis obyek pendaftaran tanah yang telah terdaftar. 2. Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Kantor Pertanahan. Dalam Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961, yang menyatakan bahwa, Jika orang yang mempunyai hak atas tanah meninggal dunia, maka yang menerima tanah itu sebagai warisan, wajib meminta pendaftaran peralihan hak tersebut dalam waktu 6 bulan sejak tanggal meninggalnya orang itu. Dengan peraturan tersebut di atas, namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui betapa pentingnya segera melakukan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah.
3 Kenyataan yang terjadi di kota Surakarta mengenai peralihan hak milik atas tanah karena pewarisan, masih banyak yang belum di daftarkan pada Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Permasalahan yang sering terjadi adalah setelah pemegang hak atas tanah meninggal dunia, para ahli waris tidak segera melakukan peralihan hak atas tanah dalam waktu enam bulan setelah pemegang hak meninggal. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat agar segera mendaftarkan tanah yang diperoleh karena pewarisan. Selain itu permasalahan yang ada adalah tidak diketahui keberadaan salah satu pemegang hak atas tanah. Perumusan Masalah : Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah yang akan diangkat yaitu : a. Bagaimanakah pelaksanaan pewarisan hak atas tanah di Kota Surakarta? b. Faktor faktor apa yang menjadi hambatan dalam pewarisan hak atas tanah di Kota Surakarta? METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Sesuai dengan judul skripsi yaitu pelaksanaan pelaksanaan pewarisan hak atas tanah di Kota Surakarta, maka penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Surakarta, pada Kantor Pertanahan Kota Surakarta. B. Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian yuridis sosiologis. Yuridis yaitu karena penelitian ini hendak mengungkap aspek yuridis dari pewarisan hak atas tanah di Kota Surakarta. Sosiologis yaitu karena orientasi pengkajiannya juga melihat dan mempertimbangkan pada kenyataan kenyataan yang ada di dalam masyarakat dalam hal pelaksanaan pewarisan hak atas tanah.
4 C. Sifat Penelitian Dalam pelaksanaannya penulis melakukan penelitian dengan cara melihat langsung dalam praktek dilapangan, dan melakukan wawancara dengan yang bersangkutan/pemohon dan pegawai loket pelayanan pada Kantor Pertanahan Kota Surakarta untuk mendapatkan data data maupun informasi yang diperlukan. Penulis menggunakan sifat penelitian yang deskriptif. D. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan sumber data, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya dianalisa sesuai dengan pelaksanaan pewarisan hak atas tanah di Kota Surakarta. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu dengan sumber data primer dan sumber data sekunder. E. Teknik Pengumpulan Data Guna mendapatkan data dalam penelitian ini dibutuhkan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data primer dan data sekunder yang keduanya akan dianalisis, teknik pengumpulan data yang akan diperoleh dalam studi penelitian ini adalah studi pustaka dan studi lapangan. F. Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peralihan Hak Atas Tanah Karena Warisan Di Kota Surakarta Dalam pelaksanaan peralihan Hak Atas Tanah karena warisan di Kota Surakarta tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada beberapa proses yang tidak mengalami hambatan sama sekali dan berjalan lancar karena semua persyaratan proses pewarisan sudah terpenuhi
5 tanpa ada hambatan. Namun ada pula dalam proses peralihan Hak Atas Tanah yang mengalami hambatan seperti kasus yang akan diteliti oleh peneliti karena salah satu pemegang hak atas tanah tidak diketahui keberadaannya. Dalam Penelitian ini penulis mengangkat tentang pelaksanaan peralihan Hak Atas Tanah Karena Warisan studi kasus Penetapan Pengadilan Negeri Nomor:170/Pdt.P/2014/PN.Skt di Kantor Pertanahan Kota Surakarta terhambatnya proses peralihan Hak Atas Tanah karena warisan disebabkan tidak diketahui keberadaan salah satu pemegang hak atas tanah. Paniyem yang beralamat di Desa Bayan Rt 07/07 Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 1988 sebagaimana tercantum dalam Surat Kematian No. 4743/142/98 yang dikeluarkan oleh Kepala Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dan semasa hidupnya menikah secara sah dengan Saikun pada tahun 1978 dari pernikahan tersebut dilahirkan seorang anak laki laki bernama Sugeng Hartono lahir di Surakarta tanggal 5 Juni Paniyem semasa hidupnya mempunyai sebidang tanah beserta bangunan yang ada di atasnya, yaitu sertipikat Hak Milik No Kelurahan Kadipiro dengan luas 50 M². Paniyem membeli tanah tersebut pada saat sudah menikah dengan Saikun. Namun sejak tahun 1980, Saikun pergi meninggalkan istri dan anaknya tanpa diketahui alamatnya/tempat tinggalnya dan keadaannya dengan pasti, sampai sekarang tahun 2015 belum kembali. Ahli waris dari Paniyem adalah anaknya yang bernama Sugeng Hartono. Salah satu pemegang hak atas tanah yang tidak diketahui keberadaannya adalah Saikun. Bahwa saat ini Sugeng Hartono sebagai ahli waris dari almarhum Paniyem membutuhkan biaya hidup dan bermaksud untuk menjual tanah tersebut namun terkendala oleh ketidak beradaan ayahnya yang bernama Saikun yang sekarang tidak diketahui tempat tinggalnya dengan pasti dan tidak diketahui apakah masih hidup atau sudah meninggal.
6 Sebelum menganalisis permasalahan/kasus di atas penulis akan memaparkan terlebih dahulu tentang dasar hukum peralihan Hak Atas Tanah Karena Pewarisan. Perolehan hak milik atas tanah dapat juga terjadi karena pewarisan dari pemilik kepada ahli waris sesuai dengan Pasal 26 Undang-Undang Pokok Agraria. Dalam perkembangannya, peralihan hak karena pewarisan telah mendapat penegasan pada Bab V Paragraf 3 tentang Peralihan Hak Karena Pewarisan sebagaimana tersebut dalam Pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun Dengan adannya dasar hukum Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang peralihan hak atas tanah dan menjadi tinjauan untuk permasalahan/ kasus tersebut diatas. Dalam kasus permasalahan yang ditemukan oleh penulis adalah tidak diketahuinya keberadaan salah satu pemegang hak atas tanah bernama Saikun. Dalam hal ini penulis menganalisa bahwa dalam pelaksanaan pendaftaran Pewarisan di Kota Surakarta penulis menemukan sebuah hambatan sehingga pendaftaran berjalan lebih lama waktunya. Pada pukul WIB hari Rabu tanggal 3 bulan September tahun 2014, penulis meminta keterangan kepada orang/ pemohon yang melakukan proses pendaftaran pewarisan di Kantor Pertanahan Kota Surakarta yaitu Sugeng Hartono. Bapak Sugeng Hartono merupakan salah satu-satunya ahli waris. Dan disini Bapak Sugeng Hartono memberikan keterangan bahwa sulit melakukan proses pewarisan karena ayahnya yang bernama Saikun tidak diketahui keberadaannya. Dengan adannya permasalahan itu, Sugeng Hartono bertanya kepada Notaris dan petugas Kantor Pertanahan Kota Surakarta pada bagian loket informasi. Notaris dan petugas Kantor Pertanahan Kota Surakarta pada bagian loket informasi memberikan jawaban bahwa untuk melakukan proses peralihan pewarisan harus dengan Surat Keterangan Warisan, karena salah satu pemegang hak atas tanah yang bernama Saikun tidak diketahui
7 keberadaannya maka harus dengan Penetapan dari Pengadilan Negeri. Sugeng Hartono mengajukan permohonan Penetapan ke Pengadilan Negeri Surakarta. Setelah mendapatkan penetapan dari Pengadilan Negeri Surakarta, Sugeng Hartono membuat Surat Keterangan Warisan di Kecamatan Banjarsari. Dalam proses pembuatan Surat Keterangan Warisan Sugeng Hartono membawa Surat Penetapan Pengadilan tersebut ke Kantor Kecamatan Banjarsari untuk sebagai pertimbangan tentang salah satu pemegang hak atas tanah yang bernama Saikun dan menjadi tinjauan Lurah dan Camat dalam memberikan kesaksian dan menguatkan Surat Keterangan Warisan. Dalam hal pelaksanaan pewarisan sebagaimana dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Bahwa untuk tanda bukti sebagai ahli waris bagi warganegara Indonesia penduduk asli, surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh para ahli waris dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi dan dikuatkan oleh Kepala Desa/ Kelurahan dan Camat tempat tinggal pewaris pada waktu meninggal dunia. Selanjutnya setelah Surat Keterangan Warisan selesai dibuat Sugeng Hartono datang ke Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Dalam perdaftaran peralihan hak karena pewarisan ada prosedur prosedur yang sudah ditetapkan oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Prosedur tersebut yaitu : 1. Pemohon melengkapi berkas berkas, dalam hal ini pemohon bertanya kepada petugas loket 1 (satu) yaitu loket informasi, adapun berkas yang harus dilengkapi : a. Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Hak Milik No Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
8 b. Surat Kematian atas nama pemegang hak yang tercantum dalam sertipikat yaitu Surat kematian Almarhum Paniyem. c. Surat tanda bukti sebagai ahli waris, Surat Keterangan Warisan yang disaksikan oleh Lurah Kadipiro dan dikuatkan oleh Camat Banjarsari. d. Penetapan dari Pengadilan Negeri Surakarta. e. Bukti identitas ahli waris Sugeng Hartono. f. Surat Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Tahun 2014 g. Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangungan (SSPD - BPHTB Tahun 2014). h. Zona Nilai Tanah Hak Milik No Kelurahan Kadipiro. 2. Setelah berkas sudah lengkap selanjutnya pemohon mendatangi loket 2 (dua) untuk dibuatkan Surat Perintah Setor dan berdasarkan nominal yang tertera di Surat Perintah Setor tersebut pemohon membayar ke loket 3 (tiga) bendahara untuk dibuatkan kwitansi bukti pembayaran. 3. Selanjutnya pemohon membawa kwitansi tersebut untuk bukti pengambilan produk. 4. Berkas yang sudah dibuatkan kwitansi masuk ke dalam seksi pendaftaran hak atas tanah untuk mencoret nama pemegang hak lama dan menuliskan nama pemegang hak baru, setelah itu berkas dikirim ke Kasubsi dan ke Kasi Pendaftaran Hak Atas Tanah mengkoreksi dan membubuhkan paraf, selanjutnya berkas dikirim ke Kepala Kantor untuk membubuhkan tanda tangan dan stempel Kantor Pertanahan Kota Surakarta yang terakhir berkas dikirim ke petugas loket 4 (empat) untuk dituliskan DI 208 dan DI 307 sebagai daftar isian penyelesaian berkas.
9 5. Setelah 5 (lima) hari pemohon kembali datang ke Kantor Pertanahan untuk mengambil sertipikat yang sudah jadi dengan membawa Kwitansi dan Kartu Tanda Penduduk. Proses pelayanan pewarisan tersebut pada Kantor Pertanahan Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan (SP & PP). Proses Pendaftaran Pewarisan tersebut diatas oleh pemohon mengalami hambatan karena tidak adanya salah satu ahli waris. Walaupun prosesnya memakan waktu namun pada akhirnya tetap bisa dilakukan pendaftaran. Pada kasus diatas seperti halnya berdasarkan Pasal 111 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 bahwa Pendaftaran peralihan hak karena pewarisan dengan salah satu syaratnya adalah bukti identitas. Sehingga dalam permohonan pendaftaran pewarisan tersebut tidak memenuhi syarat. Namun dengan adanya Penetapan dari Pengadilan Negeri maka penetapan tersebut dapat digunakan untuk tidak melampirkan identitas salah satu pemegang hak atas tanah yang bernama Saikun karena tidak diketahui keberadaannya. Sehingga jalan keluar karena tidak adanya salah satu pemegang hak atas tanah yang bernama Saikun adalah dengan Penetapan dari Pengadilan Negeri Surakarta. Dan Penetapan digunakan untuk pembuatan Surat Keterangan Warisan. Dalam kasus diatas juga terjadi keterlambatan pendaftaran pewarisan karena pemegang hak meninggal pada tanggal 29 Juli 1988 dan tahun 2014 baru didaftarkan pewarisannya. Berdasarkan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang pendaftaran tanah menyebutkan bahwa jika orang yang mempunyai hak atas tanah meninggal dunia, maka yang menerima tanah itu sebagai warisan wajib meminta pendaftaran peralihan hak tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan sejak meninggalnya orang
10 itu. Dengan peraturan tersebut waktunya sudah lewat 26 tahun sejak pemegang hak meninggal dunia. Pendaftaran tanah tersebut lama dilakukan sejak pemegang hak meninggal karena kurang tahunya ahli waris. Sehingga baru tahun 2014 tanah tersebut dilakukan pendaftaran pewarisan. Dalam keterlambatan pendaftaran pewarisan tersebut terjadi karena kurang tahunya masyarakat tentang segera melakukan pendaftaran pewarisan setelah pemegang hak meninggal, sehingga disini jalan keluarnya adalah dengan memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat Kota Surakarta tentang Pewarisan. Pemberian informasi tersebut bisa berupa penyuluhan pendaftaran pewarisan oleh pihak yang ahli di bidangnya atau oleh pegawai Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Supaya hal tersebut diatas tidak terjadi lagi pada pendaftaran pewarisan yang akan datang. Jalan keluar/ penyelesaian masalah karena tidak adanya bukti identitas ahli waris karena tidak diketahui keberadaannya maka dengan dibuatkanlah Penetapan oleh Pengadilan Negeri Surakarta. B. Hambatan dalam pewarisan hak atas tanah di Kota Surakarta Hambatan hambatan yang ada dalam proses peralihan hak atas tanah karena pewarisan adalah sebagai berikut : 1. Proses peralihan hak atas tanah karena pewarisan menjadi lebih lama waktunya karena harus dengan mengajukan Penetapan dari Pengadilan Negeri Surakarta terlebih dahulu. Berbeda dengan proses pewarisan yang semua ahli waris dan pemegang hak yang lainnya diketahui. Dalam hal ini proses peralihan hak atas tanah karena pewarisan di kantor pertanahan menjadi lebih cepat karena pemohon menggunakan Surat Keterangan Warisan yang dibuat oleh pemegang hak yang lainnya dan ahli waris dengan disaksikan oleh lurah dan dikuatkan oleh camat setempat. Surat Keterangan ini khusus untuk penduduk pribumi. Sementara dengan Penetapan dari
11 Pengadilan Negeri Surakarta selain memakan waktu yang lama juga menghabiskan banyak biaya. 2. Tidak diketahuinya identitas salah satu pemegang hak atas tanah. Dalam pengajuan Penetapan ke Pengadilan Negeri Surakarta dan pendaftaran peralihan hak karena pewarisan di Kantor Pertanahan Kota Surakarta tidak diketahui identitas dari salah satu pemegang hak atas tanah yang bernama Saikun. Dengan tidak diketahuinya identitas dari salah satu pemegang hak atas tanah yang bernama Saikun sehingga tidak dapat dituliskan dengan lengkap dan jelas identitas pada Penetapan oleh Pengadilan Negeri Surakarta. Setelah di proses peralihan hak karena pewarisan di Kantor Pertanahan Kota Surakarta, tidak dicantumkan identitas secara lengkap baik nama dan alamat pada sertipikat dan buku tanahnya. Sehingga suatu hari akan mengalami kesulitan dalam pembuktian apakah orang yang bernama Saikun merupakan salah satu pemegang hak atas tanah Hak Milik dengan Nomor Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta atau orang lain yang mempunyai nama yang sama. KESIMPULAN Proses pelaksanaan peralihan hak karena pewarisan adalah ahli waris yang mengajukan proses pewarisan pada Kantor Pertanahan Kota Surakarta dengan syarat syarat dan prosedur yang sudah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Peralihan Hak Karena Pewarisan kemudian di proses pada Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Proses pelayanan pewarisan tersebut pada Kantor Pertanahan Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan (SP & PP). Dalam pelaksanaan proses pewarisan ada
12 hambatan berkenaan dengan tidak adanya/ tidak diketahuinya keberadaan ahli waris. Dengan hal hambatan tersebut dimohonkan Penetapan dari Pengadilan Negeri, agar dapat dilakukan proses pewarisan. Hambatan hambatan yang ada dalam proses peralihan hak atas tanah karena pewarisan adalah proses peralihan hak atas tanah karena pewarisan menjadi lebih lama waktunya karena harus dengan mengajukan Penetapan dari Pengadilan Negeri Surakarta terlebih dahulu dan tidak diketahuinya identitas salah satu pemegang hak atas tanah, dengan tidak diketahuinya identitas dari salah satu pemegang hak atas tanah yang bernama Saikun sehingga tidak dapat dituliskan dengan lengkap dan jelas identitas pada Penetapan oleh Pengadilan Negeri Surakarta. Setelah di proses peralihan hak karena pewarisan di Kantor Pertanahan Kota Surakarta, tidak dicantumkan identitas secara lengkap baik nama dan alamat pada sertipikat dan buku tanahnya. Sehingga suatu hari akan mengalami kesulitan dalam pembuktian apakah orang yang bernama Saikun merupakan salah satu pemegang hak atas tanah Hak Milik dengan Nomor Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta atau orang lain yang mempunyai nama yang sama. DAFTAR PUSTAKA Buku Buku : Tedjosaputro, Liliana (1989). Hukum Waris AB-Intestat. Semarang : Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Sudiyat, Iman (1978). Hukum Adat Sketsa Asas. Cetakan Pertama.Yogyakarta: Liberty. Wirgnjodipoero, Soetojo (1987). Pengantar dan Azas-Azas Hukum Adat. Jakarta: Haji Mas Agung. Soepomo (1967). Bab-Bab Tentang Hukum Adat. Jakarta: Universitas. Soekanto, Soerjono (1986). Hukum Adat Indonesia. Jakarta : Rajawali. Soekanto, Soerjono, Soeloman, B. (1987). Hukum Adat Indonesia. Jakarta : Rajawali.
13 Hadikusuma, Hilman ( 1980). Hukum Waris Adat. Bandung : Alumni. Soekanto, Soerjono (1989). Beberapa Permasalahan Hukum Dalam Kerangka Pembangunan Di Indonesia. Jakarta : Yayasan Penerbit UI. Hazairin (1968). Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Al-Qur an. Jakarta : Tintamas. Fuady, Munir (2002). Hukum Bisnis Dalam Teori Dan Praktek. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Soekanto, Soerjono (1986). Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI Press. Hadi, Sutrisno (2000). Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta : ANDI. Soemitro, Ronny Hanitijo (1990). Metodologi Hukum dan Jurimetri. Jakarta : Ghalia Indonesia. Soekamto, Soerjono (2010). Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI-Press Moleong, Lexy J.( 1990). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Peraturan Perundang undangan : Undang-Undang Dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Undang-Undang Pokok Agraria. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan. Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
14 Internet :
TERHAMBATNYA PROSES JUAL BELI KARENA TIDAK JELASNYA TANDA BATAS HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN GROBOGAN
TERHAMBATNYA PROSES JUAL BELI KARENA TIDAK JELASNYA TANDA BATAS HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN GROBOGAN Yoga Dwi Santosa Sarjana Hukum Program Sarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABTRAKSI Tujuan
Lebih terperinciUpik Hamidah. Abstrak
Pembaharuan Standar Prosedure Operasi Pengaturan (SOP) Pelayanan Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah Karena Hibah Wasiat Berdasarkan Alat Bukti Peralihan Hak Upik Hamidah Dosen Bagian Hukum Administrasi
Lebih terperinci: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA
Judul : AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA SERTIFIKAT DALAM PERJANJIAN JUAL BELI ATAS TANAH Disusun oleh : GALUH LISTYORINI NPM : 11102115 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab terakhir ini, penulis akan mengemukakan kembali hal-hal pokok
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir ini, penulis akan mengemukakan kembali hal-hal pokok yang perlu diketahui dari bab-bab sebelumnya dalam bentuk kesimpulan, selain itu juga memuat tentang saran-saran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan usahanya seperti untuk tempat perdagangan, industri, pendidikan, pembangunan sarana dan perasarana lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa berupa sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan baik yang langsung untuk kehidupanya
Lebih terperinciBAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda
BAB I A. Latar Belakang Masalah Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda yaitu laki-laki dan perempuan yang telah menjadi kodrat bahwa antara dua jenis itu saling berpasangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia hidup, tumbuh besar, dan berkembangbiak, serta melakukan segala aktivitas di atas tanah, sehingga manusia selalu berhubungan dengan tanah. Manusia hidup dengan
Lebih terperinciJURNAL PELAKSANAAN PENGECEKAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH DALAM JUAL BELI HAK ATAS TANAH
JURNAL PELAKSANAAN PENGECEKAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH DALAM JUAL BELI HAK ATAS TANAH Ditulis oleh : Nama : Rusmanto NIM : 11100014 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2015 ABSTRAK Pengecekan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan rahmat dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, kedudukan anak terdiri dari anak sah dan anak luar kawin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah sebagai salah satu sumber kekayaan alam memiliki hubungan erat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah sebagai salah satu sumber kekayaan alam memiliki hubungan erat sekali dengan kelangsungan hidup manusia. Manusia dalam kehidupan sehariharinya senantiasa
Lebih terperinciAKTA HIBAH NO.05/2012
AKTA HIBAH NO.05/2012 Pada hari ini, Rabu, tanggal 21-11-2012 (dua puluh satu bulan November tahun dua ribu dua belas),pukul 09.25 WITA,(sembilan lewat dua puluh lima menit Waktu Indonesia Tengah).--------------
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa harus dijaga dan dibina, karena dalam dirinya melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu harta yang mempunyai sifat permanent dan dapat. dicadangkan untuk kehidupan pada masa datang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan tentang tanah dalam kehidupan manusia mempunyai arti yang sangat penting sekali oleh karena sebagian besar daripada kehidupannya adalah bergantung pada tanah.
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DIHADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) (StudiKasus di Kantor PPAT Farida Ariyanti, SH) Oleh :
PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DIHADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) (StudiKasus di Kantor PPAT Farida Ariyanti, SH) Oleh : DAYA AGENG PURBAYA ABSTRAKSI Masyarakat awam kurang mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai arti penting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga setiap kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebut tanah, selain memberikan manfaat namun juga melahirkan masalah lintas sektoral
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Sumber daya agraria atau sumber daya alam berupa permukaan bumi yang di sebut tanah, selain memberikan manfaat namun juga melahirkan masalah lintas sektoral
Lebih terperinciPENDAFTARAN TANAH ADAT Oleh : Indah Mahniasari, SH. Abstraksi
PENDAFTARAN TANAH ADAT Oleh : Indah Mahniasari, SH Abstraksi Pertanahan di Indonesia sangat menarik untuk selalu dikaji. Sehingga tidak heran ketika dikatakan bahwa masalah tanah adalah masalah klasik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Setiap orang tentu memerlukan tanah, bahkan bukan hanya dalam kehidupannya, untuk mati pun manusia masih
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA WARISAN BERDASARKAN HUKUM ADAT (Studi Kasus di Masyarakat Baki Sukoharjo)
NASKAH PUBLIKASI PELAKSANAAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA WARISAN BERDASARKAN HUKUM ADAT (Studi Kasus di Masyarakat Baki Sukoharjo) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia, karena manusia pasti membutuhkan tanah.tanah yang dapat memberikan kehidupan bagi manusia, baik untuk tempat
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ATAS TANAH YANG DIPEROLEH MELALUI PEWARISAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ATAS TANAH YANG DIPEROLEH MELALUI PEWARISAN DI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN
BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN A. Hak Guna Bangunan Ketentuan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria Nomor
Lebih terperinciBAB IV. mengusai suatu tanah, di masa lalu haruslah membuka hutan terlebih dahulu,
BAB IV KEKUATAN HUKUM SURAT KETERANGAN TANAH KEPALA DESA DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TANAH DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH Pada prakteknya apabila seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Salah satu tujuan pembentukan UUPA adalah untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Salah satu tujuan pembentukan UUPA adalah untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum mengenai hak atas tanah bagi rakyat Indonesia seluruhnya. Pasal 19
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penyelenggaraan peralihan hak milik atas tanah secara hibah di Kabupaten Karanganyar telah dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mewujudkan kepastian hukum mengenai kedewasaan dan kecakapan seseorang dalam melakukan perbuatan hukum dalam rangka pelayanan pertanahan, perlu adanya kejelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan merupakan kelompok masyarakat terkecil, yang terdiri dari seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pressindo, Jakarta, 2009, hlm Erwin Kallo, Panduan Hukum Untuk Pemilik/Penghuni Rumah Susun, Minerva Athena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cita-cita perjuangan bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, seiring
Lebih terperinciRINGKASAN TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat S-2 Program Studi Magister Kenotariatan. Oleh : JUMIN B4B
PERALIHAN PENGUASAAN TANAH NEGARA SECARA DI BAWAH TANGAN DAN PROSES PEROLEHAN HAKNYA DI KANTOR PERTANAHAN JAKARTA UTARA (Studi Kasus di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja Jakarta Utara) RINGKASAN TESIS
Lebih terperinciPENDAFTARAN TANAH ADAT. Indah Mahniasari. Abstrak
PENDAFTARAN TANAH ADAT Indah Mahniasari Abstrak Pertanahan di Indonesia sangat menarik untuk selalu dikaji. Sehingga tidak heran ketika dikatakan bahwa masalah tanah adalah masalah klasik yang sangat menarik.
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGGUNAAN SURAT KETERANGAN WARIS UNTUK PENDAFTARAN TANAH SILVANA MUKTI DJAYANTI / D ABSTRAK
TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGGUNAAN SURAT KETERANGAN WARIS UNTUK PENDAFTARAN TANAH SILVANA MUKTI DJAYANTI / D 101 09 389 ABSTRAK Penulisan yang diberi judul Tinjauan Yuridis tentang Penggunaan Surat Keterangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menentukan bahwa: Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 merupakan peraturan dasar bagi pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menentukan bahwa: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah sangat penting bagi kehidupan manusia, dikarenakan tanah adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Tanah sangat penting bagi kehidupan manusia, dikarenakan tanah adalah tempat dimana manusia melakukan hajat hidup dan sumber daya serta merupakan faktor produksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan permukaan bumi yang memiliki dua dimensi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Tanah merupakan permukaan bumi yang memiliki dua dimensi dengan adanya dua satuan ukur yaitu panjang dan lebar. Tanpa disadari oleh manusia, tanah mempunyai
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 119 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 119 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN BAGI KELUARGA YANG MEMILIKI KARTU MENUJU SEJAHTERA (KMS) KOTA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mahasiswa yang nantinya akan terjun kedalam dunia kerja, karena Praktik. atau pekerjaan yang penulis lakukan, seperti :
44 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi mahasiswa yang nantinya akan terjun kedalam dunia kerja, karena Praktik Kerja Lapangan merupakan sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Tanah sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Manusia hidup dan melakukan aktivitas di
Lebih terperinciKEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN NGAWI DALAM RANGKA TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN NGAWI DALAM RANGKA TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu sumber alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena fungsi dan perannya mencakup berbagai aspek kehidupan serta penghidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tanah ditempatkan sebagai suatu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus meningkat.
Lebih terperinciMENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V P E N U T U P Dari uraian pada bab-bab terdahulu dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut ; 1. Kesimpulan a. Hak atas tanah mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai. berikut :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Eksistensi Tanah hak milik adat (bekas okupasi tentara jepang) tersebut sampai dengan
Lebih terperinciMENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG
MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN MENTERI NEGARA AGRARIA/
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan manusia karena
Bab I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan manusia karena tanah mempunyai peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan manusia antara lain sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai konsep dasar ilmu sosial bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya membutuhkan bantuan dari orang lain, maka terciptalah
Lebih terperinciMENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1996 TENTANG FORMASI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA
Lebih terperinciBAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL
1 BAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL 3.1. PENGERTIAN PENDAFTARAN TANAH Secara general, pendaftaran tanah adalah suatu kegiatan administrasi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu hal yang menjadi kebutuhan bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan suatu hal yang menjadi kebutuhan bagi kehidupan manusia sebagai tempat untuk bermukim maupun sebagai sumber mata pencaharian. Tanah tersebut mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah luas tanah yang dapat dikuasai oleh manusia terbatas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Setiap orang tentu memerlukan tanah. bahkan bukan hanya dalam kehidupannya, untuk mati pun manusia masih
Lebih terperinciKEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI
KEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Fakultas Hukum Oleh: MONA
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN BAGI KELUARGA YANG MEMILIKI KARTU MENUJU SEJAHTERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang populasi manusianya berkembang sangat pesat. Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat tajam pada setiap tahun akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak awal didirikannya Republik Indonesia, yang menjadi tujuan utama pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirasakan memiliki kaitan yang mendasar dalam hubungannya dengan hukum,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan antara manusia dengan tanah sangat erat sekali, sehingga dirasakan memiliki kaitan yang mendasar dalam hubungannya dengan hukum, sosial dan ekonomi
Lebih terperinciLex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017
JUAL BELI TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH 1 Oleh: Mardalin Gomes 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pasal 1 UU.No 1 Tahun 1974, dikatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
Lebih terperinciJURNAL PERALIHAN HAK ATAS TANAH BERDASARKAN JUAL BELI MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH DI KOTA PADANG
JURNAL PERALIHAN HAK ATAS TANAH BERDASARKAN JUAL BELI MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH DI KOTA PADANG Oleh : RATI NARULIA NPM : 1310005600060 PROGAM STUDI ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia hidup dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia hidup dan melakukan aktifitas di atas tanah, sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan dengan
Lebih terperinciKECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN AKTA JUAL BELI/HIBAH/APHB. No. Dok : PM SIEPEM - 01 No. Revisi : 00 Tgl. Berlaku : 12 September 2011
Jabatan Tanda Tangan Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Camat Status TIDAK DIKENDALIKAN No Salinan Halaman : 1 dari 5 1.0 TUJUAN Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan permohonan penerbitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dan paling utama. Karena pada kehidupan manusia sama sekali tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, tanah merupakan faktor yang sangat penting dan paling utama. Karena pada kehidupan manusia sama sekali tidak dapat dipisahkan dari tanah.
Lebih terperinciLex Privatum Vol. V/No. 3/Mei/2017
PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH MELALUI JUAL BELI BERDASARKAN PP NO. 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH 1 Oleh: Suyadi Bill Graham Ambuliling 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM PENGALIHAN HAK JUAL BELI MELALUI AKTA PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH ATAS TANAH WARISAN TANPA PERSETUJUAN SALAH SATU AHLI WARIS LAINNYA
Akibat Hukum Pengalihan Hak Jual Beli Melalui...(Anita Sofiana) AKIBAT HUKUM PENGALIHAN HAK JUAL BELI MELALUI AKTA PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH ATAS TANAH WARISAN TANPA PERSETUJUAN SALAH SATU AHLI WARIS
Lebih terperinciBAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG.
80 BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Lebih terperinciSURAT EDARAN NOMOR 9/SE/X/2017
SURAT EDARAN NOMOR 9/SE/X/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH DALAM
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PENGENAAN BEA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yang berikutnya yang mendapatkan hak dalam perkawinan poligami. Suami yang
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Proses Peralihan Hak atas Tanah/ Bangunan Bagi Suami yang Melakukan Perkawinan Poligami Peralihan hak atas tanah /bangunan terhadap harta perkawinan poligami haruslah memenuhi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,
DAFTAR PUSTAKA A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa, A.P. Parlindungan, 1973, Berbagai Aspek Pelaksanaan UUPA, Alumni, Abdul R Saliman, 2004, Esensi Hukum Bisnis
Lebih terperinciJurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU. Oleh.
Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 113 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU Oleh Suhariyono 1 ABSTRAK: Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Legalisasi
Lebih terperinciFAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI )
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI ) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan manusia lain dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ia memerlukan
Lebih terperinciPROBLEMA DALAM PELAKSANAAN HUKUM PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA
PROBLEMA DALAM PELAKSANAAN HUKUM PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kesejahteraan rakyat dan tempat manusia melakukan
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah : Tanah adalah merupakan faktor produksi utama bagi negara agraris, seperti halnya Negara Indonesia ini. Disamping itu tanah merupakan objek yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan faktor yang penting dalam kehidupan manusia, karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul amanah dan tanggung jawab.
Lebih terperinci8. PENDAFTARAN KARENA PERUBAHAN DATA YURIDIS
8. PENDAFTARAN KARENA PERUBAHAN DATA YURIDIS A. Pendahuluan Berdasarkan ketentuan Pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997, pendaftaran tanah karena perubahan data yuridis termasuk dalam lingkup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Salah satu tujuan pembentukan Undang Undang No 5 Tahun 1960
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Salah satu tujuan pembentukan Undang Undang No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA) adalah untuk memberikan jaminan kepastian hukum.
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten terkecil kedua di Propinsi Jawa Tengah, secara geografis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barat, sistem Hukum Adat dan sistem Hukum Islam. 1 Sebagai sistem hukum,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hukum waris di Indonesia, selama ini diwarnai oleh tiga sistem hukum waris. Ketiga sistem hukum waris itu adalah, sistem Hukum Barat, sistem Hukum
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN SEBAGAI MEKANISME ASAS PUBLISITAS DALAM PENCATATAN HAK TANGGUNGAN PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO
PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN SEBAGAI MEKANISME ASAS PUBLISITAS DALAM PENCATATAN HAK TANGGUNGAN PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO JURNAL ILMIAH Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saseorang pasti mendapatkan sesuatu, baik dalam bentuk uang maupun barang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani proses kehidupan senantiasa berusaha dan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam berusaha dan bekerja tersebut saseorang pasti mendapatkan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENINGKATAN HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK UNTUK RUMAH TINGGAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO
PELAKSANAAN PENINGKATAN HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK UNTUK RUMAH TINGGAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanah merupakan salah satu sumber daya alam bagi kehidupan manusia dan merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang mempunyai fungsi sosial amat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Tanah mempunyai peranan yang penting karena tanah merupakan sumber kesejahteraan, kemakmuran, dan kehidupan.
Lebih terperinciPELAKSANAAN PROSES PEMECAHAN HAK ATAS TANAH DI PPAT UNTUK MENDAPATKAN KEPASTIAN HUKUM
PELAKSANAAN PROSES PEMECAHAN HAK ATAS TANAH DI PPAT UNTUK MENDAPATKAN KEPASTIAN HUKUM JURNAL ILMIAH Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor 0099/Pdt.P/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN PUTUSAN Nomor 0099/Pdt.P/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sebagai tempat pembangunan dan juga tempat mata pencaharian masyarakat. Tanah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap harta benda orang banyak sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap kepentingan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KECAMATAN BERBAH
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KECAMATAN BERBAH Sanggrahan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta 55573 Telp. (0274) 4435301, faksimile (0274) 4435301 Laman : www.berbahkec.slemankab.go.id, email : berbah01@slemankab.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Dengan demikian setiap orang tidak mungkin hidup sendiri tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu berhubungan dengan manusia yang lain. Dengan demikian setiap
Lebih terperinciMENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1996 TENTANG
MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1996 TENTANG FORMASI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH MENTERI NEGARA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG TATA CARA PEROLEHAN TANAH BAGI PERUSAHAAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN
Lebih terperincidalam pembagian harta warisan apabila ada anak kandung menurut hukum waris adat
KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DALAM PEMBAGIAN WARISAN MENURUT HUKUM WARIS ADAT DI DESA NGRINGO KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR Oleh: ACHMAD SUPARDI Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu unsur yang paling penting bagi setiap manusia di dalam melangsungkan kebutuhan hidupnya. Tanah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN TERHADAP ANAK YANG TERLAMBAT MENDAPAT AKTA (Studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)
PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN TERHADAP ANAK YANG TERLAMBAT MENDAPAT AKTA (Studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Usaha Pemerintah di dalam mengatur tanah-tanah di Indonesia baik bagi perorangan maupun bagi badan hukum perdata adalah dengan melakukan Pendaftaran Tanah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia mempunyai wewenang untuk mempunyai hak-hak khususnya. wewenang untuk mempunyai hak-hak keperdataan.
13 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia lahir di dunia ini membawa hak-hak pada dirinya. Dalam pasal 1-3 Kitab Undang-undang Hukum Perdata ( KUH Perdata ) menyatakan bahwa setiap manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai dan dambaan bagi keluarga untuk meneruskan keturunan yang lebih baik, dijelaskan dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dapat menentukan keberadaan, kelangsungan hubungan dan perbuatan
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PERAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DALAM PERALIHAN HAK ATAS TANAH TERHADAP WARGA NEGARA ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK
Lebih terperinci