BAB I PENDAHULUAN. Allen (1987; dalam Bangun, 2012), mengungkapkan bahwa betapapun sempurnanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagian mempunyai tugas dan wewenang masing-masing. Dimana satu sama

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan diterapkan oleh manajer keperawatan sehari-hari. Masih dijumpai seorang

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB 2 LANDASAN TEORI

NEEDS DRIVES INCENTIVES

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiripun tidak mengenal batas-batas nasional atau batas bangsa-bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dan ketatnya dunia bisnis serta era kompetisi sekarang ini,

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dengan bekerja seseorang dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, bagaimana organisasi dapat kompetitif. Perusahaan dalam mencapai

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan seta waktu.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya perusahaan baru yang berdiri,

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

ANALISIS KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. IDS MARKETING INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH NILAI, SIKAP DAN KEPUASAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR Pengertian Kepemimpinan Entrepreneurial

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat pada masa sekarang. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan dasar teori two factor theory yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan

BAB II URAIAN TEORITIS. Rosita Dewi (2008) jurnal dengan judul PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu lembaga yang diorganisasikan dan dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia, karena merupakan sumber untuk mencapai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pegawai jika tidak mendapatkan kepuasan dalam bekerja, akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. Profil responden disajikan untuk memberikan gambaran dan juga analisa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. daya non manusia sebagai alat penunjang terselesainya kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan guna menunjang setiap aktivitas organisasi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan telah sejak lama berkembang. Globalisasi yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

Bab 2 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Porter dan Lawler (dalam Kreitner & Kinicki, 2004) menyatakan. atau ekstrinsik (gaji dan pengakuan dari publik).

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dan juga memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan tindak pidana dan oleh hakim dijatuhi hukuman masuk ke Lembaga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan yang unggul, salah satu bagian terpenting yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Allen (1987; dalam Bangun, 2012), mengungkapkan bahwa betapapun sempurnanya rencana-rencana perusahaan dan pengawasan serta penelitiannya, bila tidak dapat menjalankan tugas dengan minat dan gembira, maka suatu perusahaan tidak dapat mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat dicapainya. Hal tersebut berarti bahwa, faktor manusia cukup berperan dalam mencapai tujuan perusahaan. Fuad dkk. (2001) menyatakan bahwa, tujuan perusahaan merupakan pernyataan tentang keinginan yang akan dijadikan pedoman bagi manajemen puncak perusahaan, untuk meraih hasil kegiatan tertentu atas kegiatan yang dilakukan. Tujuan perusahaan mempunyai targettarget tertentu untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu. Target-target tersebut dapat terlaksana apabila terdapat faktor penggeraknya atau pelaksana. Selanjutnya Bangun (2012) mengatakan bahwa pelaksana dalam sebuah perusahaan adalah manajemen sumber daya manusia yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan sumber daya manusia mulai dari pengadaan, pelatihan dan pengembangan, sampai pemisahan tenaga kerja. Tenaga kerja memegang peranan penting dalam proses produksi, dalam kaitannya dengan variasi kemampuan, maupun jumlah serta distribusinya (Fuad dkk., 2001). Tenaga kerja termasuk dalam faktor-faktor yang berada dalam kegiatan produksi dan langsung mempengaruhi hasil produksi (Fuad dkk., 2001). Adapun perilaku etis dan taketis tenaga kerja dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh tindakan-tindakan atasan terhadap tenaga kerjanya. Tenaga kerja yang mengalami kepuasan kerja akan 1

2 menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya. Sikap kerja adalah pernyataan evaluatif seseorang yang mengungkapkan sikap mengenai pekerjaannya (Robbins, 1996). Menurut Wexley & Yukl (2003; dalam Bangun, 2012), kepuasan kerja adalah generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya. Bermacam-macam sikap seseorang terhadap pekerjaannya mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan terhadap pekerjaannya serta harapan-harapannya terhadap pengalaman masa depan. Menurut Robbins (1998; dalam Baihaqi, 2010) seseorang dapat tidak puas dengan pekerjaan tertentu dan menganggapnya kondisi sementara, tetapi tidak puas terhadap perusahaan adalah sebagai suatu keseluruhan; dan ketidakpuasan tersebut bila menjalar ke perusahaan, dapat mendorong seseorang untuk mempertimbangkan diri minta berhenti. Selanjutnya, Robbins (2007; dalam Wahab, 2012) membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif dibandingkan perusahaan yang memiliki karyawan yang kurang puas. Noermijati (2010; dalam Muslih, 2012) juga menyatakan bahwa kepuasan kerja karyawan menjadi perhatian utama para manajer, akademisi atau peneliti, dan juga masyarakat umum; karena alasan seseorang masuk menjadi anggota perusahaan atau bekerja pada suatu perusahaan adalah untuk memperoleh kepuasan kerja. Adapun dampak-dampak dan tindakan yang ditimbulkan apabila karyawan merasa kurang puas terhadap pekerjaannya, yang dikemukakan oleh Robbins (1996) adalah sebagai berikut:

3 1. Eksit, yaitu perilaku yang diarahkan ke arah meninggalkan perusahaan yang mencakup pencarian posisi baru maupun meminta berhenti. Tingkat keluarnya karyawan adalah ukuran, di mana terdapat beberapa karyawan umumnya mengeluh lebih daripada yang lain; dan karyawan-karyawan semacam itu, bila tidak terpuaskan dengan pekerjaannya, lebih besar kemungkinan untuk keluar daripada karyawan yang mempunyai watak lebih positif terhadap hidup. 2. Suara (voice), yaitu dengan aktif dan konstruktif mencoba memperbaiki kondisi. Mencakup saran perbaikan, membahas problem-problem dengan atasan, dan beberapa bentuk kegiatan karyawan. Karyawan yang kurang atau tidak aktif dan konstruktif dalam mencoba memperbaiki kondisi, akan berdampak pada kurang produktifnya perusahaan. Kurang produktif adalah keadaan perusahaan-perusahaan dengan karyawan yang kurang terpuaskan dan cenderung kurang efektif, apabila dibandingkan perusahaan-perusahaan dengan karyawan yang terpuaskan. 3. Kesetiaan (loyalty), yaitu pasif tetapi optimis menunggu membaiknya kondisi, yang mencakup berbicara untuk membela perusahaan, menghadapi kritik luar, serta mempercayai perusahaan dan manajemennya untuk melakukan hal yang tepat. 4. Pengabaian (neglect), yaitu secara pasif membiarkan kondisi memburuk, termasuk kemangkiran atau datang terlambat secara kronis, upaya yang dikurangi, dan tingkat kekeliruan yang meningkat. Kemangkiran adalah keadaan karyawan dengan kepuasan rendah yang mempunyai kehadiran yang lebih rendah, daripada karyawan dengan skor kepuasan yang lebih tinggi. Pengabaian dan tingkat kemangkiran yang tinggi pada gilirannya dapat menyebabkan keluarnya karyawan dari perusahaan.

4 Karyawan merupakan bagian dari faktor internal perusahaan, maka perusahaan perlu memperhatikan faktor pendorong atau motivasi seseorang dalam pekerjaannya. Stanton (1981; dalam Mangkunegara; 2001) mendefinisikan bahwa motivasi adalah kebutuhan yang distimulasi dan berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas. Motivasi adalah suatu kondisi atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan, yang berlangsung secara sadar (Bangun, 2012). Sementara itu, pendekatan yang digunakan untuk mengetahui sumber motivasi seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan di kemukakan oleh Herzberg ( ; dalam Purwanto, 2006) dengan Teori Dua Faktor. Menurut Teori Dua Faktor Herzberg, dalam melaksanakan pekerjaannnya karyawan sangat dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu faktor motivator dan faktor hygiene. Faktor motivator merupakan faktor penting yang mampu memberi motivasi kerja para karyawan. Faktor motivator disebut pula satisfier, motivators, job content, intrinsic factors yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan (advancement), work itself, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab (Herzberg, 1968; dalam Smerek & Peterson, 2006). Faktor hygiene merupakan faktor yang mempertahankan atau menjaga tingkat motivasi kerja karyawan. Faktor hygiene disebut pula dissatisfiers, job context, extrinsic factors, yang meliputi kebijakan dan administrasi perusahaan, hubungan supervisor, kepuasan gaji, hubungan rekan kerja (Herzberg, 1959; dalam Smerek & Peterson, 2006), dan kehadiran nilai-nilai inti (Smerek & Peterson, 2006). Dengan kata lain, faktor hygiene merupakan faktor yang dapat memotivasi karyawan dari luar dirinya, yaitu motivasi ekstrinsik.

5 Motivasi ekstrinsik adalah dorongan kerja yang bersumber dari luar diri karyawan, yang berupa kondisi yang mengharuskannya melaksanakan suatu pekerjaan secara maksimal (Bangun, 2012). Faktor-faktor hygiene merupakan faktor ekstrinsik yang menyebabkan ketidakpuasan. Faktor-faktor hygiene merupakan alat untuk menciptakan kondisi yang mencegah timbulnya ketidakpuasan (Boby, 2011). Bila faktor-faktor hygiene ini diperbaiki, maka tidak ada pengaruhnya terhadap sikap kerja yang positif; tetapi jika dibiarkan, maka karyawan hanya akan merasa kecewa atau tidak puas (Manullang, 1981). Faktor-faktor hygiene tersebut meliputi kebijakan dan adminitrasi perusahaan yang merupakan peraturan tertulis yang dibuat masing masing manajer dan direalisasikannya dalam perusahaan, hubungan supervisor yang menunjukkan hubungan perseorangan antara karyawan dengan atasannya, kepuasan gaji yang merupakan salah satu hal yang wajib menjadi perhatian manajer dalam menilai apakah jabatan-jabatan di bawah pengawasannya mendapat kompensasi yang sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan, hubungan rekan kerja yang merupakan hubungan yang terjalin dengan rekan keja seprofesi atau dalam satu pekerjaan yang sama dalam satu perusahaan (Manullang, 1981), dan kehadiran nilai-nilai inti yang merupakan faktor dari dalam perusahaan. Apabila faktor tersebut tidak terdapat dalam perusahaan, maka dapat menimbulkan perilaku yang tidak etis, sehingga berdampak pada lingkungan kerja yang tidak memuaskan (Smerek & Peterson, 2006). Percetakan adalah suatu bidang industri di mana perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalamnya memproduksi secara massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin cetak (Dodi, 2014). Percetakan

6 merupakan bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi (Dodi, 2014). Dodi (2012) mengatakan bahwa teknik produksi dalam industri percetakan dikenal dengan teknik grafika atau cetak mencetak. Grafika adalah suatu teknik atau cara penyampaian pesan, gagasan, pikiran, dan kesan perasaan melalui penggandaan dengan cara dicetak dan disajikan kepada khalayak. Jasa grafika memudahkan segala urusan manusia modern atau sudah merupakan mekanisme yang tidak mungkin ditinggalkan dalam kehidupan manusia. Seseorang atau kelompok yang bergerak di industri grafika, dihadapkan pada dua orientasi yang berbeda. Orientasi pertama pada industri jasa yang melayani keinginan pemesan untuk mencapai kepuasan pelanggan, sedangkan orientasi yang lain berada pada industri pabrikan yang harus memproduksi secara massal sesuai besarnya pesanan. Proses produksi perusahaan grafika jauh lebih rumit dan lebih kompleks dibanding perusahaan pabrikan, karena tidak hanya mengandalkan penguasaan teknologi semata, tetapi juga harus memperhatikan sisi jasanya, yaitu kecepatan produksi, mutu produk, dan ketepatan waktu produksi (Dodi, 2014). Jasa merupakan layanan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi keinginan pelanggan (Fuad, dkk., 2001). Perusahaan yang menekankan layanan pelanggan memerlukan strategi yang menyuburkan suasana tersebut dari atas sampai bawah. Perusahaan perlu memberikan pada pelanggan apa yang mereka inginkan, berkomunikasi efektif dengan mereka, dan memberikan pelatihan layanan pelanggan kepada karyawan (Robbins & Coulter, 2007). Orientasi pada industri pabrikan mengarah pada konsep produksi yang merupakan konsep tertua dalam bisnis. Konsep ini menyatakan bahwa pelanggan lebih menyukai produk yang tersedia dalam

7 jumlah banyak dan tidak mahal. Perusahaan yang berorientasi pada produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi poduksi yang tinggi, biaya rendah, dan produksi massal (Kottler & Keller, 2008). Apriliyanti (2014) menyatakan bahwa pembagian divisi dan tugas masingmasing dalam perusahaan percetakan adalah sebagai berikut: 1. CEO (Chief Executive Officer), merupakan jenjang tertinggi dalam perusahaan, yang mengatur keseluruhan perusahaan. CEO bertugas untuk memimpin, mengelola, dan mengambil keputusan bagi setiap divisi-divisi di bawahnya. 2. Administrasi, berhubungan dengan seluruh arsip yang digunakan dalam perusahaan. Tugas divisi ini mengelolanya dalam bentuk yang rapi agar mudah diakses. Di bawah divisi ini terdapat resepsionis dan HRD. Resepsionis, berperan untuk menerima tamu dan menerima order yang datang dari customer, untuk diproses oleh bagian lain. HRD (Human Resource Development), berperan untuk mengatur sumber daya manusia, dengan melakukan pengadaan atau rekruitmen karyawan serta pengembangan dan evaluasi karyawan. 3. Desain, divisi yang bertugas mendesain pesanan yang akan dicetak. Karyawan dalam divisi ini harus menguasai segala jenis software desain grafis. Jika customer datang dengan desainnya sendiri, maka tugas desain adalah mengatur tata letaknya sehingga tepat dengan ukuran kertas atau kain untuk dicetak. 4. Percetakan, divisi ini melakukan tugasnya ketika telah mendapatkan hasil desain yang sudah fix dari bagian desain. Bagian ini terbagi menjadi:

8 Kepala percetakan, yang mengelola bahan baku dalam mencetak order, mengelola, dan menjaga kondisi peralatan percetakan agar tetap prima dan mengatur karyawan percetakan. Karyawan percetakan, yang melakukan pencetakan order. Setiap divisi dalam perusahaan percetakan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dalam lingkungan kerja tersebut. Situasi dan kondisi yang dihadapi karyawan perusahaan percetakan di antaranya adalah terdapat tuntutan produktivitas yang tinggi terhadap para karyawannya; hal ini terlihat pada konsep dasar produksi perusahaan percetakan yaitu memproduksi secara massal. Terdapat tuntutan untuk dapat beradaptasi dengan cepat; hal ini terlihat dari pekerjaan sehari-hari para karyawan percetakan yang selalu berdampingan dengan teknologi yang selalu berkembang, salah satunya kecepatan software yang berkembang. Terdapat tuntutan untuk dapat teliti dalam bekerja; hal ini terlihat dari peran penting yang dijalani perusahaan percetakan dalam hal penerbitan dan percetakan transaksi. Terdapat tuntutan untuk dapat menjalani profesinya secara seimbang antara dua orientasi yang berbeda, yaitu orientasi jasa yang berfokus pada kepuasan customer dan orientasi pada industri pabrikan yang berfokus pada produksi massal; serta terdapat tuntutan untuk dapat mencapai efektifitas, kuantitas, dan kualitas yang tinggi dalam kegiatan produksinya. Hal ini terlihat pada keharusan bagi para karyawan agar mampu mencapai kecepatan produksi, mutu produk, dan ketepatan waktu produksi. Untuk memenuhi berbagai tuntutan tersebut, perusahaan harus memiliki karyawan yang berpandangan positif terhadap pekerjaannya. Robbins (1996)

9 menyatakan bahwa kondisi ini dinamakan kepuasan kerja, yang merujuk kepada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja perlu diperhatikan pihak pengelola perusahaan percetakan pada karyawan-karyawannya, karena karyawan yang mengalami kejenuhan yang disebabkan oleh rutinitas pekerjaannya, karyawan tidak akan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja, serta kurang maksimalnya produksi ditimbulkan oleh karyawan yang tidak merasakan kepuasan kerja. Kepuasan kerja karyawan merupakan hasil yang dapat diperoleh melalui intervensi perusahaan dalam berbagai kondisi organisasional yang dapat dipersepsikan oleh karyawannya, seperti penetapan nilai-nilai perusahaan dan penerapannya melalui berbagai peraturan perusahaan, termasuk penetapan dan proses pemberian gaji, serta hubungan antar karyawan, seperti dengan atasan dan rekan kerja. Diharapkan berbagai faktor tersebut dapat memotivasi karyawan, sehingga akan menimbulkan kepuasan kerja dalam diri mereka. Motivasi berkaitan dengan kepuasan kerja, di mana kepuasan kerja hanya dapat ditingkatkan dengan motivasi yang tinggi; kemauan dan kemampuan dalam melakukan tugas yang didukung dengan lingkungan kerja yang nyaman (Muslih, 2012). Terdapat atau tidak terdapatnya kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik, di mana terdapat dorongan kerja yang bersumber dari luar diri karyawan. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. X.

10 1.2 Identifikasi Masalah Beberapa masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kebijakan dan administrasi perusahaan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja? 2. Apakah hubungan supervisor berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja? 3. Apakah hubungan rekan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja? 4. Apakah kepuasan gaji berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja? 5. Apakah kehadiran nilai-nilai inti berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun beberapa tujuan penelitian ini adalahsebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif kebijakan dan administrasi perusahaan terhadap kepuasan kerja. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif hubungan supervisor terhadap kepuasan kerja. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif hubungan rekan kerja terhadap kepuasan kerja. 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif kepuasan gaji terhadap kepuasan kerja. 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif kehadiran nilai-nilai inti terhadap kepuasan kerja.

11 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menentukan faktor-faktor apa saja yang dapat memotivasi karyawan agar puas dalam bekerja. Perusahaan dengan karyawan yang terpuaskan akan lebih kompetitif dibandingkan perusahaan pesaing dengan karyawan yang kurang terpuaskan. 2. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau referensi bagi para akademisi khususnya pada konsentrasi Manajemen Sumber Daya Insani yang hendak melakukan penelitian selanjutnya dengan topik yang serupa, yaitu yang berkaitan dengan pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap kepuasan kerja. Penelitian ini terdiri dari teori-teori sosial dan hasil riset-riset terdahulu yang dapat dimanfaatkan kembali untuk membangun dan mendukung hipotesis-hipotesis dalam penelitian berikutnya. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjawab keingintahuan masyarakat umum, khususnya teori-teori dalam penelitian ini yang membahas motivasi ekstrinsik dan kepuasan kerja, serta implikasinya dalam kehidupan berorganisasi.