ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Pengertian. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 2

Harga Pangan. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 2

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

Teori & Hukum Permintaan & Penawaran + Kurva

KEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

BAB IV GAMBARAN UMUM

MEKANISME HARGA DI PASAR. Dr. Ir. HARSUKO RINIWATI, MP ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, M.BA

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. A. Kontribusi Pangan Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

PEMBANGUNAN PERTANIAN & KEBIJAKAN PEMERINTAH

Penetapan Harga ( Ceiling Price dan Floor Price )

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. Konsep Elastis & Aplikasinya.

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PUSTAKA Situasi Penawaran dan permintaan Beras di Indonesia. Kondisi penawaran dan permintaan beras di Indonesia dapat diidentifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000),

HARGA PANGAN DAN ZAT GIZI

I. PENDAHULUAN. negara agraris di dunia, peranan tanaman pangan juga telah terbukti secara

Kebijakan Pangan, BULOG dan Ketahanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

PENGERTIAN EKONOMI PANGAN

I. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Aplikasi Penawaran dan Permintaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan? 6. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran?

Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia. Sistem Ekonomi Indonesia Hubungan Internasional

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A.

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. A. Kesimpulan. 1. Pada daerah sentra produksi utama di Indonesia, perkembangan luas panen,

PROSPEK TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah konsumsi beras dan pemenuhannya tetap merupakan agenda

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Materi Minggu 2. Pengaruh Ekonomi Internasional Terhadap Keseimbangan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) MATA KULIAH EKONOMI UMUM (EKO 160) Pengajar : TIM DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam EKONOMI PERTANIAN

HUBUNGAN IMPOR BERAS DENGAN HARGA DOMESTIK BERAS DAN PRODUKSI BERAS DI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

permintaan antara di Kota Bogor pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 4.49 triliun.

VI. PERILAKU PRODUSEN DAN KESEIMBANGAN PASAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

I. PENDAHULUAN. sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditi strategis bagi perekonomian Indonesia, karena merupakan salah satu dari sembilan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras

ekonomi Kelas X INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR K-13 Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA Kurikulum 2013 A.

PERILAKU KONSUMEN (Kuantitatif)

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari Sumber Daya Alam (SDA) dan iklimnya, Indonesia memiliki

OPERASIONALISASI KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH DAN HARGA ATAP BERAS

Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH DAN HET PUPUK MENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN. subur, namun kenyataannya Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang

I. PENDAHULUAN. produktivitas dan kualitas hasil pertanian antara lain adalah pupuk.

NAMA : HADI PURNAMA JURUSAN : S1 MANAJEMEN N.P.M : MATA KULIAH : PENGANTAR EKONOMI KELAS : 1 EA 21 DOSEN : DYAH ESTI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang dihasilkan dari produk CPO, diolah menjadi Stearin Oil

PEMBANGUNAN DI BIDANG PERTANIAN ADALAH SUATU HAL YANG TIDAK BISA DI TAWAR-TAWAR LAGI, KARENA SEBAGIAN BESAR RAKYAT INDONESIA MENGKONSUMSI BERAS DAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia berhasil meningkatkan produksi padi secara terus-menerus. Selama

Halaman ini sengaja dikosongkan.

III. KERANGKA TEORITIS. adalah perbedaan antara permintaan dan penawaran di suatu negara. Perbedaan

KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA

TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing individu, misalnya kepentingan pengusaha sering tidak sesuai

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS

KONSTRUKSI KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2006

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,

KETIKA HARGA BERAS TURUN, PUJIAN PUN TAK KUNJUNG DATANG Kamis, 27 September 2007

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

III. KERANGKA TEORITIS

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Permintaan dan Penawaran Beras di Indonesia. beras. Perkembangan dari hal-hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Ilmu Ekonomi /30 September 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H 1 TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS TERHAAP KEBIJAKAN PEMERINTAH I BIANG PANGAN (AplikasiTeori Permintaan dan Penawaran Pangan) By : Suyatno, Ir. MKes Office : ept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health iponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915

Pendahuluan Esensi dari kebijakan pemerintah di bidang pangan adalah sebuah bentuk campur tangan terhadap sistem ekonomi pasar. Tujuan dari kebijakan pemerintah adalah untuk melindungi: produsen pangan konsumen pangan mencapai swasembada produk tertentu dll Tidak terbatas negara berkembang, pada negara maju dengan alasan tertentu yang bersifat politis juga menerapkan: government food policy) Suyatno - FKM UNIP Semarang 2

Perangkat Kebijakan melindungi Produsen kebijakan harga beli minimum. memberi Kredit (tertutama faktor produksi) subsidi ekspor pembatasan penawaran (kuota produksi) kebijakan perdagangan internasional kebijakan produksi dan pemasaran (koperasi, TRI, trade center dll) Suyatno - FKM UNIP Semarang 3

Perangkat kebijakan melindungi konsumen kebijakan harga eceran tertinggi (HET) bantuan pangan langsung yang mempengaruhi sisi suplai (spt: beras JPS, jatah beras PNS, dsb) subsidi import, agar sisi suplai dlm negeri meningkat (spt: import beras, gula saat krisis) operasi pasar, (misal: melalui OPK beras pada saat harga meningkat, melarang penimbunan) embargo ekspor (misalnya: dilakukan pada saat harga CPO dunia tinggi). Suyatno - FKM UNIP Semarang 4

Instrumen Kebijakan Pemerintah Secara Garis Besar dibedakan menjadi 3, yaitu: Kebijakan Harga: Floor Price (sekarang disebut dengan HPP=Harga Pembelian Pemerintah) Ceiling Price (HET=Harga Eceran Tertinggi) Kebijakan Subsidi: Subsidi Faktor Produksi Subsidi harga pangan Kebijakan Pajak: Pajak impor Pajak Ekspor Pajak penjualan dll. Suyatno - FKM UNIP Semarang 5

Instrumen Kebijakan Pemerintah Konsumsi Pajak Subsidi dll Ceiling Price Subsidi dll Impor Ketersediaan (Supply) Ekspor Floor Price Subsidi dll Pajak Subsidi dll Produksi Suyatno - FKM UNIP Semarang 6

Analisis Ekonomi Terkait dengan: Masalah jangka panjang yang dihadapi sektor pertanian sebagai akibat pertambahan penawaran yang melebihi pertambahan permintaan Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian Kebijakan harga maksimum dan efeknya Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan jumlah barang yang dijual Suyatno - FKM UNIP Semarang 7

A. Masalah jangka panjang sektor pertanian Peran sektor pertanian dalam ekonomi yang belum berkembang sangat penting Pada perekonomian semakin berkembang maka peran sektor pertanian berkurang. Permasalahan: Pertambahan permintaan barang pertanian lebih lambat perkembangannya elastisitas permintaan pendapatan rendah dibanding barang industri perbedaan harga ++ Kemajuan teknologi yang pesat sektor pertanian, shg Produktivitas meningkat, akibatnya: Perpindahan tenaga kerja ke sektor non pertanian Produksi pertanian melebihi yang diperlukan masyarakat, shg harga produk pertanian rendah Suyatno - FKM UNIP Semarang 8

Grafik masalah jangka panjang pertanian S 1 S1 P E P1 E1 Q E adalah kesetimbangan -S saat perekonomian belum berkembang dan E1 setelah ekonomi berkembang Kenaikan pendapatan dan jumlah penduduk menambah permintaan, tetapi rendah karena Ed pertanian inelastis Teknologi pertanian berkembang meningkatkan penawaran relatif besar Q1 Suyatno - FKM UNIP Semarang 9

B. Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek alam jangka pendek harga pertanian cenderung naik-turun relatif besar, karena: Naik-turunnya permintaan Naik-turunnya penawaran Produk pertanian merupakan kebutuhan pokok, shg jk harga meningkat maka jumlah konsumsi relatif sama atau Ed inelastis Jika terjadi perubahan penawaran maka akan terjadi perubahan harga yang lbh besar Jika terjadi perubahan permintaan maka akan terjadi perubahan harga yang lebih besar Suyatno - FKM UNIP Semarang 10

Grafik masalah jangka pendek pertanian ampak Perubahan Penawaran S S1 S S1 P P P1 P1 Produk Pertanian Barang Industri Suyatno - FKM UNIP Semarang 11

Grafik masalah jangka pendek pertanian ampak Perubahan Permintaan P 1 S P 1 S1 P1 P1 Produk Pertanian Barang Industri Suyatno - FKM UNIP Semarang 12

C. Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian Membatasi Jumlah Produksi (quota) P2 Sq E2 S Agar produksi tidak berlebihan sehingga harga tdk merosot P1 E1 Pendapatan petani akan naik jika permintaan pangan yang dibatasi produksinya bersifat tidak elastis Q2 Q1 Q3 Suyatno - FKM UNIP Semarang 13

Campur tangan dalam Jual Beli 1. Menstabilkan Harga pada Kesetimbangan Pasar S P E1 E E2 1 Stok yang harus dijual pemerintah Q1Q saat defisit Jumlah yang harus dibeli pemerintah QQ2 saat produksi berlebihan Q1 Q Q2 Suyatno - FKM UNIP Semarang 14

2. Menetapkan Harga yang Lebih Tinggi dari Harga Kesetimbangan Pasar (penetapan harga minimum) Pm Kelebihan penawaran S 1 E : harga kesetimbangan Pm : harga minimum P E Jumlah kelebihan yang harus dibeli pemerintah Q1Q2 Q2 Q Q1 Suyatno - FKM UNIP Semarang 15

3. Menstabilkan Pendapatan dengan Subsidi Pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga jaminan yang akan diterima produsen pada setiap produksi S1 S E : harga kesetimbangan P2 E2 P2 : harga subsidi P E Besarnya subsidi pemerintah adalah P1E1E2P2 P1 E1 Pendapatan yang diterima petani menjadi OQ1E2P2 O Q Q1 Suyatno - FKM UNIP Semarang 16

. Kebijakan Harga Maksimum Menetapkan Harga dibawah harga Kesetimbangan Pasar, karena harga tersebut terlalu tinggi P1 P Pm B A E S Kelebihan permintaan E2 1 Stok yang harus dijual pemerintah Q2Q1 untuk menutup kelebihan permintaan Efeknya Memunculkan pasar gelap dengan harga P1 Q2 Q Q1 Pendapatan yang diterima penjual pasar di gelap sebesar PmABP1 Suyatno - FKM UNIP Semarang 17

E. Pengaruh Pajak Penjualan Pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar waktu jual beli barang kena pajak Pajak penjualan tidak seluruhnya dibayar oleh pembeli, tetapi sebagian oleh penjual Pembagian beban pajak antara penjual dan pembeli disebut insiden pajak atau tax incidence Beban insiden pajak ditentukan oleh elastisitas pemintaan dan penawaran. Suyatno - FKM UNIP Semarang 18

Insiden pajak & elastisitas permintaan: Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan ditanggung oleh pembeli (PP1), apabila kurva elastis sempurna seluruh pajak ditanggung penjual Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan P1 P A E1 E S1 T S P1 P A E1 E S1 T S elastis Q1 Q inelastis Q1 Q Suyatno - FKM UNIP Semarang 19

Masalah dalam produksi pertanian: Pada saat musim panen, jumlah beras berlimpah, tetapi kondisi surplus tersebut hanya berlangsung beberapa bulan (februari sd pertengahan mei). i Indonesia ada sejumlah sentra produksi padi dan dihadapkan pada sistem distribusi (pemasaran) kurang baik Penguasaan lahan petani rata-rata sempit Akibatnya: banyak petani (produsen) yang sekaligus pada saat tertentu sebagai konsumen distribusi hasil produksi tidak merata kesemua wilayah Suyatno - FKM UNIP Semarang 20

surplus feb mei sortage Sketsa produksi beras di Indonesia Suyatno - FKM UNIP Semarang 21

Kondisi Kontra: harga dasar (sekarang HPP) sulit dinikmati petani banyak subsidi yang tidak sampai kepada sasaran, misal: subsidi pupuk banyak dinikmati pihak di luar petani operasi pasar tidak sampai pada konsumen yang membutuhkan low enforcement masih rendah, ditandai: masih maraknya beras/gula pasir impor ilegal/selundupan. Harga beras kualitas sama di China dan Philipina $ 200/ton, sedang di Indonesia $ 320 ada gap sekitar $ 120/ton, padahal biaya produksi relatif sama (sekitar Rp 850/kg) Perlindungan terhadap konversi lahan subur kurang Suyatno - FKM UNIP Semarang 22