ANALISIS TERHAAP KEBIJAKAN PEMERINTAH I BIANG PANGAN (AplikasiTeori Permintaan dan Penawaran Pangan) By : Suyatno, Ir. MKes Office : ept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health iponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915
Pendahuluan Esensi dari kebijakan pemerintah di bidang pangan adalah sebuah bentuk campur tangan terhadap sistem ekonomi pasar. Tujuan dari kebijakan pemerintah adalah untuk melindungi: produsen pangan konsumen pangan mencapai swasembada produk tertentu dll Tidak terbatas negara berkembang, pada negara maju dengan alasan tertentu yang bersifat politis juga menerapkan: government food policy) Suyatno - FKM UNIP Semarang 2
Perangkat Kebijakan melindungi Produsen kebijakan harga beli minimum. memberi Kredit (tertutama faktor produksi) subsidi ekspor pembatasan penawaran (kuota produksi) kebijakan perdagangan internasional kebijakan produksi dan pemasaran (koperasi, TRI, trade center dll) Suyatno - FKM UNIP Semarang 3
Perangkat kebijakan melindungi konsumen kebijakan harga eceran tertinggi (HET) bantuan pangan langsung yang mempengaruhi sisi suplai (spt: beras JPS, jatah beras PNS, dsb) subsidi import, agar sisi suplai dlm negeri meningkat (spt: import beras, gula saat krisis) operasi pasar, (misal: melalui OPK beras pada saat harga meningkat, melarang penimbunan) embargo ekspor (misalnya: dilakukan pada saat harga CPO dunia tinggi). Suyatno - FKM UNIP Semarang 4
Instrumen Kebijakan Pemerintah Secara Garis Besar dibedakan menjadi 3, yaitu: Kebijakan Harga: Floor Price (sekarang disebut dengan HPP=Harga Pembelian Pemerintah) Ceiling Price (HET=Harga Eceran Tertinggi) Kebijakan Subsidi: Subsidi Faktor Produksi Subsidi harga pangan Kebijakan Pajak: Pajak impor Pajak Ekspor Pajak penjualan dll. Suyatno - FKM UNIP Semarang 5
Instrumen Kebijakan Pemerintah Konsumsi Pajak Subsidi dll Ceiling Price Subsidi dll Impor Ketersediaan (Supply) Ekspor Floor Price Subsidi dll Pajak Subsidi dll Produksi Suyatno - FKM UNIP Semarang 6
Analisis Ekonomi Terkait dengan: Masalah jangka panjang yang dihadapi sektor pertanian sebagai akibat pertambahan penawaran yang melebihi pertambahan permintaan Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian Kebijakan harga maksimum dan efeknya Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan jumlah barang yang dijual Suyatno - FKM UNIP Semarang 7
A. Masalah jangka panjang sektor pertanian Peran sektor pertanian dalam ekonomi yang belum berkembang sangat penting Pada perekonomian semakin berkembang maka peran sektor pertanian berkurang. Permasalahan: Pertambahan permintaan barang pertanian lebih lambat perkembangannya elastisitas permintaan pendapatan rendah dibanding barang industri perbedaan harga ++ Kemajuan teknologi yang pesat sektor pertanian, shg Produktivitas meningkat, akibatnya: Perpindahan tenaga kerja ke sektor non pertanian Produksi pertanian melebihi yang diperlukan masyarakat, shg harga produk pertanian rendah Suyatno - FKM UNIP Semarang 8
Grafik masalah jangka panjang pertanian S 1 S1 P E P1 E1 Q E adalah kesetimbangan -S saat perekonomian belum berkembang dan E1 setelah ekonomi berkembang Kenaikan pendapatan dan jumlah penduduk menambah permintaan, tetapi rendah karena Ed pertanian inelastis Teknologi pertanian berkembang meningkatkan penawaran relatif besar Q1 Suyatno - FKM UNIP Semarang 9
B. Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek alam jangka pendek harga pertanian cenderung naik-turun relatif besar, karena: Naik-turunnya permintaan Naik-turunnya penawaran Produk pertanian merupakan kebutuhan pokok, shg jk harga meningkat maka jumlah konsumsi relatif sama atau Ed inelastis Jika terjadi perubahan penawaran maka akan terjadi perubahan harga yang lbh besar Jika terjadi perubahan permintaan maka akan terjadi perubahan harga yang lebih besar Suyatno - FKM UNIP Semarang 10
Grafik masalah jangka pendek pertanian ampak Perubahan Penawaran S S1 S S1 P P P1 P1 Produk Pertanian Barang Industri Suyatno - FKM UNIP Semarang 11
Grafik masalah jangka pendek pertanian ampak Perubahan Permintaan P 1 S P 1 S1 P1 P1 Produk Pertanian Barang Industri Suyatno - FKM UNIP Semarang 12
C. Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian Membatasi Jumlah Produksi (quota) P2 Sq E2 S Agar produksi tidak berlebihan sehingga harga tdk merosot P1 E1 Pendapatan petani akan naik jika permintaan pangan yang dibatasi produksinya bersifat tidak elastis Q2 Q1 Q3 Suyatno - FKM UNIP Semarang 13
Campur tangan dalam Jual Beli 1. Menstabilkan Harga pada Kesetimbangan Pasar S P E1 E E2 1 Stok yang harus dijual pemerintah Q1Q saat defisit Jumlah yang harus dibeli pemerintah QQ2 saat produksi berlebihan Q1 Q Q2 Suyatno - FKM UNIP Semarang 14
2. Menetapkan Harga yang Lebih Tinggi dari Harga Kesetimbangan Pasar (penetapan harga minimum) Pm Kelebihan penawaran S 1 E : harga kesetimbangan Pm : harga minimum P E Jumlah kelebihan yang harus dibeli pemerintah Q1Q2 Q2 Q Q1 Suyatno - FKM UNIP Semarang 15
3. Menstabilkan Pendapatan dengan Subsidi Pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga jaminan yang akan diterima produsen pada setiap produksi S1 S E : harga kesetimbangan P2 E2 P2 : harga subsidi P E Besarnya subsidi pemerintah adalah P1E1E2P2 P1 E1 Pendapatan yang diterima petani menjadi OQ1E2P2 O Q Q1 Suyatno - FKM UNIP Semarang 16
. Kebijakan Harga Maksimum Menetapkan Harga dibawah harga Kesetimbangan Pasar, karena harga tersebut terlalu tinggi P1 P Pm B A E S Kelebihan permintaan E2 1 Stok yang harus dijual pemerintah Q2Q1 untuk menutup kelebihan permintaan Efeknya Memunculkan pasar gelap dengan harga P1 Q2 Q Q1 Pendapatan yang diterima penjual pasar di gelap sebesar PmABP1 Suyatno - FKM UNIP Semarang 17
E. Pengaruh Pajak Penjualan Pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar waktu jual beli barang kena pajak Pajak penjualan tidak seluruhnya dibayar oleh pembeli, tetapi sebagian oleh penjual Pembagian beban pajak antara penjual dan pembeli disebut insiden pajak atau tax incidence Beban insiden pajak ditentukan oleh elastisitas pemintaan dan penawaran. Suyatno - FKM UNIP Semarang 18
Insiden pajak & elastisitas permintaan: Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan ditanggung oleh pembeli (PP1), apabila kurva elastis sempurna seluruh pajak ditanggung penjual Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan P1 P A E1 E S1 T S P1 P A E1 E S1 T S elastis Q1 Q inelastis Q1 Q Suyatno - FKM UNIP Semarang 19
Masalah dalam produksi pertanian: Pada saat musim panen, jumlah beras berlimpah, tetapi kondisi surplus tersebut hanya berlangsung beberapa bulan (februari sd pertengahan mei). i Indonesia ada sejumlah sentra produksi padi dan dihadapkan pada sistem distribusi (pemasaran) kurang baik Penguasaan lahan petani rata-rata sempit Akibatnya: banyak petani (produsen) yang sekaligus pada saat tertentu sebagai konsumen distribusi hasil produksi tidak merata kesemua wilayah Suyatno - FKM UNIP Semarang 20
surplus feb mei sortage Sketsa produksi beras di Indonesia Suyatno - FKM UNIP Semarang 21
Kondisi Kontra: harga dasar (sekarang HPP) sulit dinikmati petani banyak subsidi yang tidak sampai kepada sasaran, misal: subsidi pupuk banyak dinikmati pihak di luar petani operasi pasar tidak sampai pada konsumen yang membutuhkan low enforcement masih rendah, ditandai: masih maraknya beras/gula pasir impor ilegal/selundupan. Harga beras kualitas sama di China dan Philipina $ 200/ton, sedang di Indonesia $ 320 ada gap sekitar $ 120/ton, padahal biaya produksi relatif sama (sekitar Rp 850/kg) Perlindungan terhadap konversi lahan subur kurang Suyatno - FKM UNIP Semarang 22