TIME VALUE OF MONEY DALAM ISLAM. By: Elis Mediawati, S.Pd., S.E. M.Si.

dokumen-dokumen yang mirip
murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB IV ANALISIS DATA

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

JUAL BELI DALAM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI SISTEM NOTA KURANG LEBIH (NKL) DI INDOMARET SUKODONO KARANGPOH CABANG GRESIK

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

Masih Ada Hutang, Bagaimana Nasib Almarhum Ayah Kami?

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB II JUAL BELI DALAM ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

PASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

Khiya>r merupakan salah satu akad yang berkaitan erat dengan jual

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

EKONOMI SYARIAH PERTEMUAN KE EMPAT

KONSEP UTANG DAN MODAL DALAM ISLAM. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BAB II KONSEP TENTANG JUAL-BELI. Menurut bahasa jual berasal dari kata Ba> a- Yabi> u- Bai an yang artinya

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

GAME RISING FORCE ONLINE

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Cabang Bandar Lampung

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KENAIKAN DENGAN SISTEM BON DI WARKOP CAHYO JAGIR SURABAYA

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI GANDA KENDARAAN BERMOTOR DI KELURAHAN PAGESANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. " artinya menggadaikan atau merungguhkan. 1 Gadai juga diartikan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH. perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM dan UU NO.7 TAHUN 2011 TERHADAP PENUKARAN MATA UANG RUSAK

BAB I PENDAHULUAN. Bank syari ah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB II JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG RI NO. 11 PASAL 28 DAN PASAL 32 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV REKSADANA EXCHANGE TRADED FUND DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB II JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISA DATA. Daar Al-Fikri, 1989), h Pundi Akara, 2006), h Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuha, (Damaskus:

NILAI UANG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Transkripsi:

TIME VALUE OF MONEY DALAM ISLAM By: Elis Mediawati, S.Pd., S.E. M.Si.

Bolehkah konsep time value of money atau positive time preperence diterapkan dalam sistem keuangan syariah?

Time Value of Money Time value of money mengakui bahwa nilai komoditi pada saat ini lebih tinggi dibandingkan nilai di masa depan Positive time prefference merupakan pola ekonomi yang normal, sistematis, dan rasional. Diskonto dalam positive time prefference didasarkan pada tingkat bunga (interest rate)

Alasan adanya Konsep Time Value of Money 1. Presence of inflation 2. Preference present consumption to future consumption

Kritik terhadap Konsep Time Value of Money 1. ketidakpastian alasan pertama tidak dapat diterima karena tidak lengkap kondisinya. Hanya satu kondisi yang dapat diakomodasi 2. Ketidakpastian return dikonversi menjadi suatu kepastian melalui premium of uncertainty.

Apakah penggunaan diskonto dalam evaluasi investasi bertentangan dengan prinsip pelarangan riba? Terdapat perbedaan pendapat dari para ahli Shabir F.Ulgener membolehkan interest rate dipakai sebagai faktor diskonto. Menurutnya, harus dibedakan antara riba dengan interest sebagai faktor penghitungan efisiensi ekonomi. Anas Zarqa menentang penggunaan interest rate sebagai faktor diskonto. Sebab jika interest diterima berarti sama dengan mengakui riba.

Apakah penggunaan diskonto dalam evaluasi investasi bertentangan dengan prinsip pelarangan riba? M.Akram Khan menolak konsep positive time prefference. Karena penerimaan konsep diskonto dapat mendorong legitimasi interest dan riba. Faktor diskonto bukan faktor pendorong efisiensi

Faktor diskonto yang digunakan Faktor diskonto yang digunakan sebagai cost of capital tergantung dari aset dan risiko yang digunakannya. Islam membolehkan pinjam meminjam dan berinvestasi berbasis profit loss sharing. Investasi selalu mengandung risiko, sehingga penghitungan cost of capital dalam pendanaan Islam akan menjurus pada cost of equity karena debt diperlakukan sebagai equity

Model untuk menentukan Rate of return 1. CAPM, mengasumsikan bahwa return sekuritas berbanding lurus dengan risikonya. CAPM tergantung pada risk-free rate (SBIind) dan market portfolio. risk free rate dalam Islam tidak diperbolehkan, karena hal tersebut berbasis bunga. Dalam konteks keuangan Islam CAPM sulit untuk digunakan.

Model untuk menentukan Rate of Return 2. APT, mengasumsikan return setiap aset bergantung pada pengaruh beberapa faktor ditambah dengan noise Bergantung pada kemampuan menemukan dan menentukan daftar faktor yang dapat dimasukkan dalam model. Dengan demikian modifikasi dengan penyesuaian kondisi pasar keuangan Islami mungkin dilakukan.

Economic Value of Time Faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu. Semakin efektif dan efisien maka akan semakin tinggi nilai waktunya (mendapatkan keuntungan) Dalam islam jika didasari dengan keimanan keuntungan bukan saja di dunia tapi di akhirat. (Al-Ashr, 1-3) Jadi siapapun yang melaksanakan bisnis secara efektif dan efisien akan mendapatkan keuntungan

Ukuran rate of return berdasarkan Islam Persoalan nilai waktu uang yang diformulasikan dalam bentuk bunga adalah tidak dapat diterima. Formula pengganti yang seiring jiwa Islam,adalah : Y= (QR) vw Y= Pendapatan Q=Nisbah bagi hasil v= Tingkat pemanfaatan harta R= Return riil usaha W= Harta yang ditabung

Ukuran Rate of Return Berdasarkan Islam Dalam islam, mekanisme ekonomi yang digunakan adalah nisbah bagi hasil dan return usaha yang terjadi secara riil. Ajaran Islam menganjurkan menggunakan konsep economic value of time waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang memiliki nilai waktu

JUAL BELI DALAM ISLAM

Definisi Menurut Ulama Hanafiyah, jual beli adalah saling tukar menukar harta dengan harta melalui cara tertentu atau Tukar menukar sesuatu yang diingini dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat. Unsur yang dikemukakan tersebut adalah bahwa yang dimaksud dengan cara yang khusus adalah ijab dan kabul, atau juga bisa dengan saling memberikan barang dan menetapkan harta diantara penjual dan pembeli. Harta yang yang diperjualbelikan harus bermanfaat bagi manusia dan tidak dibenarkan menjual bangkai, miras, dan darah.

Menurut Sayid Sabiq, Jual beli adalah saling menukar harta dengan harta atas dasar suka sama suka. Menurut Jumhur Ulama, harta mencakup materi dan manfaat, oleh karena itu manfaat suatu benda boleh diperjualbelikan

Dasar Hukum Q.S Al-Baqarah Ayat 275: Padahal Allah telah menghalakan jual beli dan menharamkan riba. Q.S Al-Baqarah Ayat 196: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Q.S An-Nisa ayat 29: Kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan duka sama suka diantara kamu.

Q.S Al-Baqarah Ayat 282: Dan persaksikanlah apabila kamu jual beli. Menurut Imam Syatibi ( fukaha Imam Maliki ), hukumnya bisa berubah menjadi wajib dalam situasi tertentu misalnya dalam ihtikar atau penimbunan barang.

Rukun dan Syarat Jual Beli Rukun dan syarat jual beli diantaranya ada 4: 1. Orang yang berakad (penjual dan pembeli). Syarat orang yang berakad diantaranya : Berakal. Orang yang berakad adalah orang yang berbeda (artinya seseorang tidak boleh bertindak sebagai penjual dan pembeli dalam waktu yang sama)

2. Sighat (ijab kabul). Syarat ijab kabul diantaranya adalah : Orang yang mengucapkan telah akil baligh dan berakal. Kabul sesuai dengan ijab, contoh: Saya jual sepeda ini dengan harga Rp.100.000,00, kata penjual, lalu Saya beli sepeda ini dengan harga Rp.100.000,00, kata pembeli. Ijab dan kabul dilakukan dalam satu majelis (kedua belah pihak yang berakad jual beli hadir dan membicarakan hal yang sama).

3. Ada barang yang diperjualbelikan. Syarat barang yang diperjualbelikan diantaranya: Barang itu ada, atau tidak ada di tempat, tetapi pihak penjual menyatakan kesanggupannya utuk mengadakan barang itu. Barang dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia. Milik seseorang. Dapat diserahkan pada saat akad berlangsung atau pada waktu yang telah disepakati bersama ketika akad berlangsung.

4. Ada nilai tukar pengganti barang. Berkaitan dengan syarat nilai tukar ini, ada yang disebut: Syarat As-tsamn (harga pasar yang berlaku di tengah masyarakat). Ulama fiqih mengemukakan syarat as-tsamn adalah sebagai berikut : Harga yang disepakati oleh dua belah pihak harus jelad jumlahnya. Dapat diserahkan pada saat akad (transaksi), sekalipun secara hukum seperti pembayaran dengan sek atau kartu kredit Jika jual beli dilakukan secara barter, maka barang yang dijadikan nilai tukar, bukan barang yang diharamkan syara.

Syarat As-sir (modal barang yang seharusnya diterima para pedagang sebelum dijual kepada konsumen.

Syarat-Syarat Lain Dalam Jual Beli 1. Syarat sah jual beli: Jual beli terhindar dari cacat, seperti barang yang diperjualbelikan tidak jelas, baik jenis, kualitas, maupun kuantitas. Jika barang yang diperjualbelikan itu benda bergerak, maka barang itu langsung dikuasai pembeli dan harga dikuasai oleh penjual.

2. Syarat yang terkait dengan pelaksanaan jual beli. Akad jual beli tidak dapat dilaksanakan jika orang yang berakad tidak berkuasa secara langsung untuk berakad, misalnya, ada orang lain yang bertindak sebagai wakil dalam jual beli. Dalam hal ini pihak wakil harus disetujui melalui surat kuasa dari orang yang diwakilinya. Jual beli ini dinamakan bai ul fudlul. Menurut ulam mahzab Syafi i dan Az-Zahiri, bai ul fudlul tidak sah, sekalipun diizinkan oleh orang yang diwakilinya itu, karena ulama ini berlasan pada sabda Rasululloh SAW: Tidak (sah) jual beli, kecuali sudah dimiliki sendiri.

3. Syarat yang terkait dengan kekuatan hukum akad jual beli. Ulama fiqih sepakat mengatakan bahwa suatu jual beli baru bersifat mengikat jika jual beli itu terbebas dari segala macam khiyar, yakni hak pilih untuk meneruskan atau membatalkan jual beli.

Kelalaian Dalam Jual Beli Barang yang dijual bukan milik penjual (barang titipan,, jaminan hutang di tangan penjual, dan barang curian) Tidak sesuai dengan perjanjian, barang tidak diantarkan kepada pihak pembelidan tidak tepat waktu. Barang rusak sebelum diterima oleh pembeli. Barang tidak sesuai dengan contoh yang disepakati.

Macam-Macam Bentuk Jual Beli 1. Jual beli yang sahih 2. Jual beli yang batil 3. Jual Beli Yang Fasid

Penjelasan (Jual beli yang batil dan fasid) 1. Jual beli yang batil terbagi menjadi enam kelompok, yaitu: Jual beli sesuatu yang tidak ada Menjual barang yang tidak dapat diserahkan Jual beli yang mengandung penipuan Jual beli barang yang najis

Jual beli al- urbun Jual beli al- urbun adalah adalah jual beli yang bentuknya dilakukan melalui perjanjian, apabila barang yang sudah dibeli dikembalikan kepada penjual, maka uang muka yang diberikan pada penjual milik penjual. Indonesia menyebutnya sebagai uang hangus yang tidak boleh ditagih oleh pembeli. Sabda Rasulullah SAW : Rasulullah melarang Jual beli urbun (HR Ahmad, Nasa i, Abu Daud, dan Malik)

Memperjualbelikan air sungai, air danau, air laut, dan air yang tidak boleh dimiliki oleh seseorang. Menurut jumhur ulama, air sumber pribadi boleh diperjualbelikan karena merupakan milik pribadi yang pengadaannya memicu biaya. Air yang tidak boleh diperjualbelikan air milik bersama milik manusia sesuai jumhur para ulama 4 mahzab sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Manusia berserikat dalam tiga hal, yaitu: air, api, dan rumput (HR Abu Daud dan Ahmad Bin Hanbal)

2. Jual Beli Yang Fasid Jual Beli Yang Fasid adalah jual beli yang di dalamnya terdapat cacat salah satu rukun atau syarat jual beli. Berikut merupakan 10 jenis jual beli yang termasuk jual beli fasid: Jual beli al-majhulu (barang yang tidak jelas), yakni barangnya secara global tidak diketahui, dengan syarat ketidakjelasan itu bersifat menyeluruh. Namun, apabila difat ketidakjelasannya sedikit, maka jual belinya dianggap sah, karena tidak memicu perselisihan. Contoh: pembeli jam tangan yang tidak mengetahui komponen mesin jam tangan.

Jual beli yang dikaitkan dengan suatu syarat. Contoh: Saya jual motor ini kepada anda bulan depan setelah mendapat gaji. Tetapi menurut ulama Hanafi, jual beli ini dipandang sah setelah sampai waktunya, sesuai dengan syarat yang ditentukan. Menjual barang gaib yang tidak diketahui pada saat jual beli berlangsung sehingga tidak dapat dilihat oleh pembeli.

Jual beli yang dilakukan oleh orang buta. Ulama mahzab Syafi i, tidak membolehkannya, kecuali barang tersebut telah dilihatnya sebelum matanya buta. Tetapi jumhur ulama mengatakan bahwajual beli yang dilakukan oleh orang buta adalah sah jika orang buta itu mempunyai hak khiyar. Barter barang yang diharamkan. Contoh: menjadikan barang yang diharamkan menjadi harga, seperti babi ditukar dengan beras.

Jual beli al-ajalu, yakni penjual membeli barangnya kembali dengan harga beli yanglebih murah. Jual beli anggur yang bertujuan untuk membuat khamr. Jual beli yanng bergantung pada syarat, contoh: jika kontan harganya Rp.2.000.000,00 dan jika kredit harganya Rp.2.300.000,00. Ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW: Rasulullah melarang dua jual beli dalam satu akad dan dua syarat dalam satu jual beli (HR Ashakas Suman)

Jual beli sebagian barang yang tidak dapat dipisahkan dari satuannya. Contoh: menjual daging kambing yang diambil dari daging kambing yang masih hidup. Jual beli buah-buahan atau padi-padian yang belum sempurna matangnya untuk dipanen.

Macam-Macam Bentuk Lain Jual Beli 1. Jual beli Salam Jual beli salam adalah menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda atau menjual suatu barang yang cirri-cirinya disebutkan dengan jelas dengan pembayaran modal terlebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan di kemudian barang

Rukun jual beli salam menurut jumhur ulama, selain Hanafiah terdiri atas: Orang yang berakad baligh dan berakal Barang yang dipesan harus jelas ciri, waktu, dan harganya Ijab qobul

Syarat jual beli salam ada 2, yaitu: Syarat yang terkait dengan modal atau harga, harus jelas dan teratur, berapa harganya, uang muka, lama pengerjaan, sampai pelunasan. Syarat yang berhubungan dengan objek salam, harus jelas jenis, ciri, kualitas, dan kuantitas. Menurut ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanbaliyah, objek salam harus diserahkan kemudian, sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama

2. Jual Beli Gharar Gharar artinya keraguan, tipuan, atau tindakan yang bertujuan untuk merugikan pihak lain 9 bentuk jual beli gharar: Penjual tidak mampu menyerahkan objek akad pada waktu terrjadi akad, baik objek akad itu sudah ada maupun belum ada. Menjual sesuatu yang belum ada dibawah kekuasaan penjual Tidak ada kepastian tentang jenis pembayaran atau jenis benda yang dijual

Tidak ada kepastian tentang sifat tertentu dari barang yang dijual. Tidak ada kepastian tentang jumlah harga yang harus dibayar. Tidak ada kepastian tentang waktu penyerahan objek akad. Tidak ada krtegasan bentuk transaksi, yakni terdapat 2 macam transaksi atau lebih yang berbeda dalam satu objek akad tanpa menegaskan bentuk transaksi mana yang dipilih waktu terjadi akad.

Tidak ada kepastian objek akad, karena ada 2 objek akad yang berbeda daolam satu transaksi. Contoh : salah satu dari 2 potong pakaian yang berbeda mutunya dijual dengan harga yang sama. Kondisi objek akad tidak dapat dijamin kesesuaiannya dengan yng ditentukan dalam transaksi.

Hak Khiyar Hak khiyar adalah hak memilih untuk melangsungkan atau tidak jual beli tersebut karena ada suatu hal bgi kedua belah pihak. Hak khiyar terbagi menjadi empat bentuk, yaitu: 1. Khiyar majelis 2. Khiyar syarat 3. Khiyar aib 4. Khiyar ru yah

Penjelasan macam-macam khiyar 1. Khiyar majelis Kedua belah pihak yang yang berakad memiliki hak pilih untuk meneruskan atau membatalkan akad jual beli selama berada dalam suatu tempat atau toko. Dalil : apabila dua orang melakukan akad jual beli, maka masing-masing pihak mempunyai hak pilih selama keduanya belum berpisah (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Khiyar syarat Khiyar syarat adalah khiyar yang ditetapkan bagi salah satu pihak yang berakad atau keduanya, apakah meneruskan atau membatalkan akad itu dalam jangka waktu yang disepakati. Contoh: Saya akan membeli barang anda ini dengan syarat diberi tenggang waktu tiga hari, jika setelah tiga hari tidak ada berita, berarti aqad itu batal.

3. Khiyar aib Yakni hak pilih dari kedua belah pihak yang berakad, jika terdapat suatu cacat pada barang dan cacat itu tidak diketahui oleh pemiliknya pada saat akad berlangsung. 4. Khiyar ru yah Yakni hak pilih bagi pembeli untuk menyatakan berlaku atau batalnya jual beli yang dilakukan terhadap suatu objek yang belum ia lihat pada saat akad berlangsung.

Jumhur ulama menyatakan bahwa khiyar ru yah disyariatkan dalam islam, sebagaimana dalilnya: Siapa yang membeli sesuatu yang belum ia lihat, maka ia berhak khiyar ketika telah melihat barang itu (HR Daru-Quthni). Tetapi menurut ulama safi iyah, jual beli barang yang gaib tidak sah, baik disebutkan sifatnya maupun tidak. Menurutnya khiyar ru yah tidak berlaku karena ada unsur penipuan, dalilnya: Rasulullah SAW melarang jual beli yang mengandung penipuan (HR jamaah ahli hadits kecuali Bukhari).

Ihtikaar (Penimbunan Barang) Definisi ihtikaar dari Imam ghazali adalah penyimpanan barang dagangan oleh penjual makanan untuk menunggu lonjakannya harga dan penjualannya ketika harga melonjak. Ihtikaar mempunyai pengertian yakni ada upaya seseorang untuk menimbun barang pada saat barang itu langka atau diprkirakan harga akan naik, seperti kenaikan BBM.

Ulama Mahzab Maliki,sebagian mahzab Hanbali, Iman Abu Yusuf, dan ibnu Abidin berpendapat bahwa larangan ihtikaar tdak terlalu terbatas pada makanan, pakaian, hewan, tetapi mencakup seluruh produk yang diperlukan masyarakat. Dasar hukum Ihtikaar : Q.S Al-Maidah (2), Al-Baqarah (279), Al- Maidah (6), dan Sabda Rasulullah SAW: tidak ada orang yang yang menimbun barang keculai orang durhaka (salah).