ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM SEWA MENYEWA DI RENTAL MOBIL TOM S GARAGE KECAMATAN KADIPIRO SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN UANG MUKA PERSEWAAN MOBIL MAREM JAYA TRANSPORTATION DI DESA KEBOHARAN KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Setelah penulis mengumpulkan data dari lapangan melalui wawancara. dan dokumentasi di lapangan, yaitu di Bank BNI Syariah Kantor Cabang

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP PENGAMBILAN BIAYA KERUGIAN ATAS PEMBATALAN SEPIHAK PADA PERSEWAAN ALAT ALAT PESTA MAHKOTA INDAH

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

maka dalam bab ini penulis akan menganalisis praktek denda pada pembiayaan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

BAB I PENDAHULUAN. sekundernya, contohnya keinginan memiliki mobil, motor, HP dan lain-lain, hal pokok yang melekat pada setiap manusia.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS SEWA

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

BAB IV MULTI AKAD MENURUT PANDANGAN HUKUM ISLAM. Apabila ijab dan qabul telah memenuhi persyaratannya, terwujudlah perizinan

BAB II Landasan Teori

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

GUBERNUR BANK INDONESIA,

DEVELOPER PT. SAMI KARYA DI PERUMAHAN GRAHA

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJSAMA DALAM JUAL BELI KENDARAAN BERMOTOR ANTARA UD. JODING JAYA MOTOR

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi yang berkembang saat ini. memudahkan usaha penyebaran informasi dan promosi penyewaan

BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

PERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB IV PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

Dealin Mahaputri Leonika

BAB III TEKNIS PEMBAYARAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMESANAN PRODUK PAKET AQIQAH DI MITRA AQIQAH MANDIRI KATERING JAMBANGAN SURABAYA

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR. Aprilianti. Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Transkripsi:

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM SEWA MENYEWA DI RENTAL MOBIL TOM S GARAGE KECAMATAN KADIPIRO SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada jurusan Hukum Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Oleh: MALIA NISAULLATIFAH I 000113009 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

IIAT,AM,{NPERSEAUJUAN ANAI,ISIS HUKUM ISLAM TEf,HADAE SISTEM SEVA MENYEWA DI RF]NTAL MOBIL IOifS GARAGE KECAMAAAN TADTFTRO SURAXAT?A PUBLIXASI ILMIAH I'SIIAIITSAI]I&ITfIH r tx)0r13009 (Dr Ibbn Rcr di, MAg)

PERNYATT\AN TOASLIAN Ydg ledanda &nge di 6aq!h ini: NM NIRM :1000111009, 11D</02.t.2rf/A4a5 r{sdidite Asama hlam (Hulum Ekonomi syari.ah) M{yalak{ bahvo mskan publikdi id see kbeluutan adalal pdelitiarrko$e saya sodni, kmali lada nagim taeih isnotu, ng NIM: 100011300o NIRM: I I /x/02.1.2[/0485

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM SEWA MENYEWA DI RENTAL MOBIL TOM S GARAGE KECAMATAN KADIPIRO SURAKARTA Abstrak Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui praktek sewa menyewa mobil di Tom s Garage dan 2) untuk mengetahui sewa menyewa mobil di Tom s Garage apakah sudah sesuai hukum Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akad sewa-menyewa mobil gadai yang terjadi di Rental Mobil Tom s Garage, Kecamatan Kadipiro, Surakarta dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pihak rental mobil sebagai yang menyewakan dan konsumen sebagai yang menyewa. Pemberlakuan uang muka tidak bertentangan dengan hukum Islam dengan syarat tidak ada kerugian pada salah satu pihak dan ada kerelaan antara kedua pihak. Dalam proses penyelesaian keterlambatan dan ganti rugi kerusakan di Tom s Garage dilakukan dengan cara musyawarah. Setelah itu para pihak yang bersengketa menjalankan kewajiban yang harus ditanggung oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Kata kunci: hukum Islam, sewa-menyewa, dan lembaga, rental mobil Abstract The objectives of the research are: 1) to know rental practice in Tom s Garage and 2) to know rental practice in Tom s Garage Car Rental viewed from Islam law. The type of this research is field reasearch with qualitative approach. The subjects of this research are the owner and finance staff in Tom s Garage Car Rental. The data in this research are collected through observation, interview, and documentation. The process of analysis includes data collection, data reduction, data display, and conclusion / verification. The result of the research shows that the akad of car renting process is conducted by two sides, the owner as a person whose car being rented and the costumer as a person who rents a car. The implementation of down-payment is not on contrary with Islam syaria as long there is an agreement between both sides. When there is a case of late or damage, the problem is solved through discussion and agreement. Both sides have their own responsibilities that have to be conducted.. Keywords: Islam law, rental practice, institution, car rent 1

1. PENDAHULUAN Salah satu segi aturan hukum yang terdapat dalam al-qur an adalah masalah sewa menyewa. Aspek kerjasama dan hubungan timbal balik antara manusia dalam hal sewa - menyewa sangat penting peranannya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menurut hukum Islam, untuk melakukan transaksi sewa-menyewa harus memenuhi syarat yang telah ditentukan. Syarat akad sewa-menyewa mempunyai tiga rukun umum dan enam rukun khusus. Pertama adalah sĭgāt (ucapan) yang terdiri dari tawaran (ijāb) dan penerimaan (qabṻl). Kedua belah pihak yang berakad (berkontrak) yang terdiri dari pihak yang memberi sewa erta penyewa. Ketiga adalah objek berkontrak yang terdiri dari pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan aset (Antonio, 1996: 156). Sewa menyewa merupakan bagian daripada kegiatan muamalah. Dalam masa kini, sewa menyewa banyak dilakukan oleh masyarakat dikarenakan masyarakat hanya ingin memanfaatkan sementara barang tersebut atau sebagian dari jasa yang ditawarkan oleh pihak yang menyewakan suatu barang ataupun jasa itu. Salah satunya ialah persewaan jasa sarana transportasi yang sekarang ini dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat. Salah satunya adalah rental mobil. Rental mobil Tom s Garage memiliki core bussiness yaitu menyewakan kendaraan pribadi. Kendaraan yang disewakan sebagian besar adalah mobil keluarga, MPV, sedan, dan mobil sekelas travel. Di Tom s Garage, pihak penyewa mengikat dirinya dalam perjanjian sewa mobil tanpa sopir kepada pihak yang menyewakan. Apabila dalam transaksi tersebut disepakati, maka uang sewa dikenakan sesuai dengan ketentuan waktu sewa dan segala resiko ditanggung oleh pihak yang menyewa. Jika seorang penyewa mengalami keterlambatan dalam proses pengembalian, maka akad sewa dipandang telah batal atau putus karena lewat batas waktunya dan pihak yang menyewakan menuntut ganti rugi, sebagaimana ketentuan yang telah disepakati bahwa dikenakan denda overtime 10% /jam dari jumlah harga sewa, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat tertulis mengenai keterlambatan barang sewaan (Wawancara dengan Bapak Muhammad Farhani sebagai pemilik Tom s Garage tanggal 20 Januari 2016) 2

Ketentuan ganti rugi keterlambatan, apabila penyewa tidak membayar ganti rugi sewa setelah dilakukan peringatan atau teguran sesudah waktu yang diperjanjikan oleh pihak yang menyewakan dan penyewa tidak mampu melunasinya, maka barang jaminan berupa sepeda motor dan STNK ditahan oleh pihak yang menyewakan, dan pihak yang menyewakan akan menjual barang jaminan untuk mengganti denda keterlambatan barang sewaan, karena pihak penyewa dianggap sudah melakukan wanprestasi atau ingkar janji. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Penulis memperoses data telah yang telah dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian ditata sedemikin rupa sehingga menjadi paparan yang mudah dipahami dan kemudian diolah dengan pendekatan kualitatif. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Didalam prosedur penyewaan kendaraan pada Rental Tom s Garage tidak jauh berbeda dengan prosedur penyewaan pada rental mobil yang lainnya yaitu datang ke kantor jasa persewaan mobil dan melihat secara langsung kendaraan yang akan mereka sewa. Kemudian penyewa bisa langsung memilih dan menyewa kendaraan yang akan mereka sewa. Akan tetapi Rental Tom s Garage juga mempunyai prosedur sewa yang lain yaitu pemesanan kendaraan lewat telepon. 3.1 Pandangan Hukum Islam terhadap Akad Sewa Menyewa di Tom s Garage Sebelum melakukan penyerahan barang yang di sewa kepada pihak yang menyewa barang tersebut, maka pihak penyewa harus memenuhi persyaratan yang telah di tentukan oleh pihak rental yaitu menyerahkan copy Kartu Tanda Penduduk (KTP), STNK, dan motor yang minimal diproduksi pada tahun 2000. Selain itu ada juga syarat lain yaitu dilarang mengalihkan atau memindahkan mobil yang disewa kepada pihak lain tanpa sepengetahuan pihak Tom s Garage. 3

Menurut kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, yang dimaksud dengan akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu. Pihak yang dimaksud adalah pihak produsen dan pihak konsumen. Produsen adalah pelaku bisnis yang mengkhususkan diri dalam proses membuat produk yang meliputi beberapa hal sebagai berikut: produk yang ibuat, mengapa dibuat, kapan dibuat, untuk apa dibuat, bagaimana memproduksi, dan berapa kuantitas yang dibuat. Hubungan antara produsen dan konsumen atau lebih tepat penjual dan pembeli harus seimbang dengan maksud untuk menghindari pemutusan kekuasaan ekonomi dan bisnis tidak dikuasai oleh produsen saja. Hubungan antara penjual dan pembeli atau sewa-menyewa bukan hanya hubungan kontraktual yaitu hak yang ditimbulkan dan dimiliki oleh seseorang ketika memasuki sebuah perjanjian dengan pihak lain namun hubungan para pihak disini lebih bersifat interaksi anonim, dimana masing-masing pihak tidak mengetahui secara pasti mengenai pribadi-pribadi tertentu kecuali hanya berdasarkan dugaan yang kuat. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan konsumen adalah calon penyewa mobil di Rental Mobil Tom s Garage, Kecamatan Kadipiro, Surakarta, sedangkan yang dimaksud dengan produsen adalah pengelola usaha sewa mobil. Calon penyewa merupakan pihak yang harus dilayani dan diperlakukan dengan baik karena pendapatan yang diharpkan bisa didapatkan oleh pengelola bersal dari salah seorang dari konsumen tersebut. Apabila tidak ada konsumen yang jadi menyewa maka pengelola mobil tersebut tidak akan mendapatkan penghasilan tambahan. Oleh karena itu pihak pengelola usaha sewa mobil juga tidak boleh memaksakan kehendak pribadi kepada orang yang hendak menyewa mobil yang dimiliki pemberi sewaan tersebut. Suatu perkara yang adanya tergantung kepada suatu syarat maka perkara itu tetap ada selama masih adanya suatu syarat. Demikian pula bisa terhapus ketika syarat yang menjadi gantungan tersebut sudah tiada. Pemilik usaha rental mobil memang diwajibkan untuk menunggu calon penyewa dalam memberikan kepastian akan menyewa dengan syarat ada pengganti (kompensasi) selama waktu tunggu tersebut. 4

Mengenai disyari atkannya ijārah, semua umat bersepakat, tak seorangpun yang membantah kesepakatan (ijmā ) ini. Dengan tiga dasar hukum yaitu Al- Qur'an, Hadits, dan (ijmā') maka hukum diperbolehkannya sewa menyewa sangat kuat karena ketiga dasar hukum tersebut merupakan sumber penggalian hukum Islam yang utama. 3.2 Pandangan Hukum Islam terhadap Pemberlakuan Uang Muka Uang muka merupakan sebuah syarat yang bisa menjadikan transaksi sewamenyewa rental mobil tersebut memasuki masa tunggu. Selama tenggang waktu yang telah disepakati bersama, calon penyewa harus berusaha untuk memantapkan niat sehingga dapat memberikan kejelasan kepada pemilik usaha rental mobil. Setelah calon penyewa membayarkan sejumlah uang sebagai bukti uang muka maka ia mempunyai hak untuk melanjutkan transaksi atau membatalkan niat dalam menyewa rental mobil yang diperjanjikan dengan pemilik usaha rental mobil tersebut. Calon penyewa tersebut mempunyai hak untuk melanjutkan atau membatalkan niat dalam menyewa mobil. Hak-hak tersebut harus dihormati oleh pemilik usaha rental mobil. Calon penyewa berkewajiban untuk segera memberikan kepastian antara melanjutkan transaksi atau mengurungkan niat dalam menyewa mobil. Calon penyewa dianjurkan untuk menyegerakan memberi kejelasan kepada pemilik usaha rental mobil namun tidak boleh tergesa-gesa karena menghabiskan masa tunggu itulebih baik dari pada memutuskan sesuatu sewa-menyewa mobil di Rental Mobil Tom s Garage, Kecamatan Kadipiro, Surakarta. Akad merupakan sebuah bentuk perjanjian yang dilakukan kedua belah pihak yaitu pemilik dan calon penyewa rental mobil. Akad tabaru adalah suatu akad yang dilakukan oleh kedua pihak tetapi salah satu pihak itu tidak menuntut adanya balasan dari prestasi yang telah diberikan oleh pihak yang lain. Akad ini sempurna ketika terjadi serah terima barang atau benda yang menjadi obyek sewa-menyewa yaitu ketika pmilik sewa menyetujui untuk melakukan kerja sama ditandai dengan calon penyewa membayarkan biaya sewa dan pihak pengelola menyerahkan mobil yang dikelola sampai batas waktu yang telah ditentukan dengan kesepakatan bersama. 5

Kerelaan akan menimbulkan orang yang bersangkutan mudah mengizinkan orang lain untuk melakukan suatu perbuatan. Termasuk dalam kasus sewamenyewa dengan penerapan sistem uang muka pada usaha Rental Mobil Tom s Garage, Kecamatan Kadipiro, Surakarta merupakan subuah aktivitas yang sangat membutuhkan adanya kerelaan dari masing-masing pihak yang terlibat. Pihak pengelola usaha rental mobil harus rela untuk menunggu jika menggunakan sitem uang muka. Calon penyewa mobil juga harus rela juga suatu waktu akad dari transaksi yang dilakukan tidak dilanjutkan karena beberapa pertimbangan sehingga harus kehilangan sejumlah uang yang telah dibayarkan sebagai uang muka. Aktivitas sewa menyewa akan berlangsung lancar apabila kedua pihak yaitu pengelola dan calon penyewa mobil saling rela. Hak yang dimiliki oleh calon penyewa sebelum masa tunggu habis hanyalah mempertimbangkan akan melanjutkan atau membatalkan transaksi dan segera memberikan konfirmasi kepada pihak pengelola perihal maksud yang akan dipilih. Saat itu calon penyewa mobil belum boleh menggunakan manfaat dari obyek sewa yang diperjanjikan yaitu mobil. Islam juga mengajarkan bahwa seorang muslim tidak boleh bertindak atau menggunakan hak milik orang lain tanpa persetujuan dan ijin dari pemiliknya. Pihak pengelola mobil juga belum boleh menggunakan uang muka yang telah dibayarkan oleh calon penyewa sampai masa tunggu habis. Sebenarnya tidak ada masalah atau ketentuan apapun namun dianggap tidak etis karena belum habis masa tunggu uang tersebut bisa saja sudah dihabiskan padahal uang itu tetap akan menjadi miliknya apapun yang terjadi. Calon penyewa melanjutkan atau membatalkan transaksi sama saja karena uang yang sudah dibayarkan tetap akan menjadi milik pihak pengelola usaha rental mobil. Agar tidak saling menyalahkan jika terjadi pembatalan transaksi sewamenyewa maka harus ada rujukan atau dalil yang bisa digunakan untuk menyikapi penerapan sistem uang muka dalam sewa-menyewa mobil yaitu menyesuaikan dengan adat kebiasaan yang berlaku di masyarakat, uang muka yang diterapkan bersifat sebagai pengikat kedua pihak untuk saling menghargai akad dalam artian 6

pengelola tidak memberikan kesempatan pihak lain yang ingin menyewa mobil pada objek yang sama dengan catatan calon penyewa mempunyai niat baik untuk meneruskan akad dan tidak membatalkan transaksi secara sepihak apalagi tanpa mengkonfirmasi dengan pihak pengelola usaha mobil. Uang muka bersifat sebagai ganti rugi jika calon penyewa tidak jadi menyewa mobil yang diperjanjikan karena uang muka mempunyai kesamaan dengan sistem pemesanan. Hukum Islam tidak memberlakukan uang muka dalam akad sewa menyewa (ijārah) karena yang berlaku adalah pembayaran secara tunai atau dengan cara dicicil setelah terjadi kesepakatan bersama antara pihak yang mempersewakan dengan penyewa. Ijārah meliputi akad untuk menggunakan manfaat suatu benda dengan biaya dan waktu tertentu yang telah ditetapkan bersama-sama. Ketentuan Allah yang berkaitan dengan hukum mua malah pada dasarnya memperbolehkan sewa menyewa dengan uang muka selama tidak merugikan salah satu pihak yang melakukan transaksi. Apabila ada dalam transaksi yang merugikan dan memenuhi dua syarat dalam jual beli/ sewa menyewa maka transaksi dengan menggunakan uang muka tersebut tidak sah. Adapun syarat batil tersebut yaitu syarat memberikan uang panjar dan syarat mengembalikan barang transaksi dengan perkiraan salah satu pihak tidak ridha. Kebolehan adanya uang muka dalam ijārah diqiyaṣkan dengan kebolehan uang muka dalam jual beli, karena substansi akad jual beli sama dengan akad ijārah. Yang membedakan hanya objeknya. Dalam jual beli objeknya adalah barang sedang dalam ijārah sewa menyewa objeknya manfaat barang dengan batasan waktu sesuatu tertentu. 3.3 Pandangan Hukum Islam terhadap Pemberlakuan Denda dan Penggantian Kerusakan Dalam sebuah akad perjanjian pasti adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan perjanjian, akan tetapi, kesepakatan yang mereka buat terkadang mendatangkan kerugian bagi salah satu pihak. Untuk mengatasi kerugian yang diakibatkan oleh pihak yang menyewa maka pihak rental menerapkan biaya denda sebagai penyelesaian sengketa yang timbul akibat dari pihak penyewa. 7

Ganti rugi (ta wĭḍ) hanya boleh dikenakan atas pihak yang dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan sesuatu yang menyimpang dari ketentuan akad dan menimbulkan kerugian pada pihak lain, yaitu: (1) Kerugian yang dapat dikenakan ta wĭḍ sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah kerugian riil yang dapat diperhitungkan dengan jelas. (2) Kerugian riil sebagaimana dimaksud ayat 2 adalah biaya-biaya riil yg dikeluarkan dalam rangka penagihan hak yg seharusnya dibayarkan. (3) Besar ganti rugi (ta wĭḍ) adalah sesuai dengan nilai kerugian riil (real loss) yang pasti dialami (fixed cost) dalam transaksi tersebut dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi (potential loss) karena adanya peluang yang hilang (opportunity loss atau al-furṣah a-ḍai ah). (4) Ganti rugi (ta wĭḍ) hanya boleh dikenakan pada transaksi (akad) yang menimbulkan utang piutang (dain), seperti salam, istiṣhna serta murabaḥah dan ijarah. Berdasarkan fatwa tersebut, penyewa yang lalai dapat di kenakan denda atau ta zir, namun besarnya ta zir tidak di tetapkan melainkan adanya kesepakatan kedua belah pihak. Dalam teori hukum Islam, kerusakan barang yang disewa, jika kerusakan berat ditanggung oleh yang menyewakan kecuali dijanjikan yang lain. Sedangkan untuk kerusakan ringan ditanggung oleh yang menyewa. 4. PENUTUP Akad sewa-menyewa mobil gadai yang terjadi di Rental Mobil Tom s Garage, Kecamatan Kadipiro, Surakarta dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pihak rental mobil sebagai yang menyewakan dan konsumen sebagai yang menyewa. Pemberlakuan uang muka tidak bertentang dengan hukum Islam asalkan tidak ada kerugian pada salah satu pihak dan ada kerelaan antara kedua pihak. Dalam proses penyelesaian keterlambatan dan ganti rugi kerusakan di Tom s Garage dilakukan dengan cara musyawarah. PERSANTUNAN Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Imron Rosyadi, M.Ag dan Nurul Huda, M.Ag selaku pembimbing, dan Bapak M. Farhani sebagai pemilik rental mobil Tom s Garage. 8

DAFTAR PUSTAKA Antonio, M. S. (1999). Bank Syari ah Wacana Ulama dan Cendekiawan. Jakarta: Tazkia Institute. Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur an dan Terjemah. Bandung: Diponegoro. Fatwa DSN 09/DSN-MUI/IV/2000. Pembiayaan Ijarah 9