TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

KONSTRUKSI GENERATOR DC

TUGAS PERTANYAAN SOAL

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

Created By Achmad Gunawan Adhitya Iskandar P Adi Wijayanto Arief Kurniawan

Universitas Medan Area

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

MESIN LISTRIK ARUS SEARAH (DC)

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

3/4/2010. Kelompok 2

GENERATOR ARUS SEARAH

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. putaran dari motor. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II DASAR TEORI. arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

PENGGERAK MULA PENJELASAN MENGENAI GENERATOR

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

GENERATOR SINKRON Gambar 1

Mekatronika Modul 7 Aktuator

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk memutar kumparan kawat

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON. Abstrak :

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RHEOSTAT DAN AUTO-TRANSFORMATOR UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SERI

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

12/1/2012. Belitan medan. Sumber AC 1 Fasa. Sikat-sikat dihubungsingk atkan. Jangkar DC

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. energi mekanis menjadi energi listrik berupa arus searah (DC). Dimana energi listrik

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

PRINSIP KERJA ALAT UKUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 Motor Listrik Arus Bolak Balik

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

Transkripsi:

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6 Oleh : Luqmanul Hakim 7106040727 Mekatronika 6/4 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JOINT PROGRAM BA MALANG TEKNIK ELEKTRO 2009 1

MOTOR DC dan GENERATOR DC Konstruksi Dasar Mesin Listrik Bagian utama mesin listrik terdiri dari dua bagian: yaitu bagian bergerak yang disebut Rotor, dan bagian diam yang disebut Stator. Masing-masing bagian mempunyai lilitan kawat. Pada Stator, lilitan kawat berfungsi sebagai pembangkit medan magnet, edangkan pada Rotor, lilitan berfungsi sebagai pembangkit gaya gerak listrik. Gambar 1: Konstruksi Dasar Mesin Listrik PRINSIP KERJA MOTOR DAN GENERATOR Prinsip Arah Putaran Motor Untuk menentukan arah putaran motor, digunakan kaedah Flamming tangan kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke kutub selatan. Jika medan magnet ini memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus searah dengan empat jari, maka akan timbul gaya gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya Lorentz, yang bersarnya sama dengan F. F = Arah gaya penghantar Gambar 2: Hukum tangan kiri untuk motor 2

(Newton) B = kerapatan flux magnet (weber) l = panjang kawat penghantar (meter) I = Arus DC (Ampere) z = Jumlah penghantar Prinsip motor: aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika arus yang melalui penghantar bertambah besar. Sebgai Contoh : sebuah motor DC mempunyai kerapatan medan magnet 0,8T. Dibawah pengaruh medan magnet terdapat 400 kawat penghan tar dengan arus 10 A. Jika panjang penghantar seluruhnya 150 mm, tentukan gaya yang ada pada anker. Jawab: F = B.I.l.z = 0,8 (Vs/m2 ). 10A. 0,15 m.400 = 480 (Vs.A/m) = 480 (Ws/m) = 480 N. PRINSIP PEMBANGKITAN TEGANGAN PADA GENERATOR Sepotong penghantar yang dialiri Arus dan bergerak dengan kecepatan v didalam pengaruh medan magnet, akan menimbulkan tegangan induksi sebesar V. Untuk menentukan besarnya tegangan induksi yang ditimbulkan oleh arah gerakan penghantar tersebut di gunakan kaedah Flamming tangan kanan. Medan magnet mempunyai arah dari kutub utara ke kutub selatan. Arus di dalam penghantar searah dengan empat jari, sedangkan arah gerakan searah dengan ibu jari, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. 3

Gambar 3: Hukum tangan kanan untuk generator V = tegangan induksi (volt) B = kerapatan flux magnet (weber) l = panjang kawat penghantar (meter) z = jumlah penghantar v = kec. gerak kawat (m/s) Prinsip generator: Medan magnet dan gerakan sepotong penghantar yang dialiri arus akan menimbulkan tegangan. Sebagai Contoh 2. Kerapatan magnet sebuah generator diketahui = 0.85 T dipotong oleh 500 kawat penghantar, dan bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Jika panjang penghantar keseluruhan adalah 100 mm, berapakah besarnya tegangan induksi yang dihasilkan? Jawab: V = B.l.v.z = 0.85 T. 0.1 m. 5 m/s. 500 = 212.5 Volt MESIN-MESIN DC Sebuah mesin DC terdiri dari bagian stator, yang terdiri dari set-magnet dengan cincin baja dan lilitan kawat yang menonjol dengan inti kutub utama, sepatu kutub yang terbuat dari lempeng-elektro serta ilitan kawat penguat eksitasi seperti, dan inti-kutub bantu seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4. Konstruksi ini biasanya terdapat pada mesin DC berdaya maksimum 20 kw. Mesin jenis ini akan bekerja sepanjang ada magnetisasi. Untuk mesin dengan daya hingga 1 kw, terdiri dari sebuah komutator berkutub utama, yang terbuat dari baja atau empeng elektro dengan lilitan kawat. Sepatu-sepatu kutub dari kutubutama terdapat lilitan kompensasi. 4

Gambar 4: Startor Mesin DC, Bagian rotor (pada mesin DC seringkali disebut jangkar) terbuat dari poros baja beralur dan lilitan kawat pada alur-alur tersebut. Gambar 4 menunjukkan potongan sebuah mesin DC, dengan komutator di ujung motor. Sikat arang (carbon brush) adalah bagian dari stator. Sikat ini ditahan oleh pemegang sikat (brush holder). Gambar 5: Potongan Mesin DC Sebuah komutator terdiri dari segmen-segmen tembaga, dimana setiap ujungnya disambungkan dengan ujung lilitan rotor. Komutator adalah bagian mesin listrik yang perlu sering dirawat dan dibersihkan. Bagian ini bersinggungan dengan sikat arang untuk memasukkan arus dari jala-jala ke rotor. Gambar 5 menunjukkan bagian dari sebuah komutator dan bagian lain yang saling berkaitan. Gambar 6: Komutator & Pemegang Sikat 5

Salah satu kelemahan dari mesin DC adalah kontak mekanis antara komutator dan sikat arang yang harus terjaga dan secara rutin dila-ukan pemeliharaan. Tetapi mesin DC juga memiliki keunggulan khususnya untuk mendapatkan penga-turan kecepatan yang stabil dan halus. Motor DC ba-nyak dipakai di industri kertas, tekstil, kereta api diesel elektrik dan sebagainya. GENERATOR Tipe Genetaor Generator merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi mkanis menjadi energi listrik. Generator digunakan di bidang yang sangat luas: di banda udara, di rumah sakit, di transportasi, komputer, di bidang konstruksi, proses industri, dan lainnya. Pada dasarnya terdapat dua macam generator, yaitu generator AC dan DC. Pada dasarnya terdapat dua macam generator, yaitu generator AC dan generator DC. Karena generator AC menghasilkan arus AC, maka sering juga disebut sebagai alternator. Generator DC menghasilkan arus DC Generator DC Generator DC dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker). Tipe generator DC: 1. Generator penguat terpisah 2. Generator shunt 3. Generator kompon Konstruksi Generator DC Pada umumnya generator dibuat dengan menggunakan magnet permanen dengan 4 kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi erhadap beban lebih, startor eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 4.7 menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC Generator DC erdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator erdiri atas : rangka motor, belitan stator, sikat arang, beraing, terminal box. Bagian rotor terdiri : komutator, belitan rotor, kipas rotor, poros rotor. 6

Gambar 7: Konstruksi Generator DC Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodik. Ko-utator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang. Prinsip kerja Generator DC Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara: 1) dengan menggunakan cincin-seret; 2) dengan menggunakan komutator. Cara 1) menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sedangkan cara 2) menghasilkan tegangan DC. Proses pembangkitan tegangan-te-gangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan Gambar 8. Gambar 8: Pembangkitan Tegangan Induksi 7

Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 4.8 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet (oleh penghantar) maksimum. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 4.8.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral. Gambar 9: Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slipring berupa dua cincin (ini disebut cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 9.(1), maka dihasilkan listrik AC berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 9.(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positip Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC. Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC sebanding banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan). Generator Penguat Terpisah Pada generator terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat terpisah: 1) Penguat elektromagnetik (Gambar 10.a); 2) Magnet permanen (Gambar 10.b). 8

Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilaku-an secara elektronik atau magnetik.generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2. Gambar 10: Generator Penguat Terpisah Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakteritik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya. Gambar 11: Karakteristik Generator Penguat Terpisah Gambar 11 menunjukkan karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus beban.tegangan output generator akan sedikit turun jika a-rus beban semakin besar. (2) Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar; (3).Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan re-ksi jangkar, selanjutnya mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet sehingga teganganl induksi menjadi kecil. 9

Generator Shunt Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihsilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sam-ai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12: Diagram Rangkaian Generator Shunt Karakteristik Generator Shunt. Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar 12. Tegangan out put akan turun lebih banyak dibandingkan output generator terpisah untuk kenaikan arus beban yang sama. Sebagai sumber tegangan, karakteristik ini tentu kurang baik. Seharusnya generatorgenerator tersebut diatas mempunyai tegangan output konstan. Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut. 10

Gambar 13: Karakteristik Generator shunt Generator Kompon Kelemahan dari kedua tipe generator diatas (tegangan output akan turun jika arus beban naik), diperbaiki dengan menggunakan generator kompon. Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan pada Gambar 14. Pengatur medan magnet (D1 -D2) terletak di depan belitan shunt. Gambar14: Diagram Rangkaian Generator kompon Karakteristik Generator Kompon. Gambar 4.15 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output generator terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar. Jadi ini merupakan kompensasi dari generator shunt, yang cenderung turun tegangannya jika arus bebannya naik. 11

Jangkar Generator DC Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada umumnya jangkar terbuat dari bahan yang kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas yang cukup besar. Gambar 16: Jangkar Generator DC Permiabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang induksi magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar. Belitan jangkar terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-tiap kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang. Reaksi Jangkar Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat tanpa beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 17). Gambar 17: Medan Gambar 18: Gambar 19: Gambar 20(a): Eksitasi Generator Medan angkar Reaksi Jangkar Generator dengan DC dari Generator Kutub Bantu DC 12

Fluks ini memotong lilitan jangkar sehingga timbul tegangan induksi. Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan biasa disebut FIuks Medan Jangkar (Gambar 4.18). Mun-ulnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah kiri kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan kutub utara. Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut α. Dengan kata lain, garis netral akan ber-eser. Pergeseran garis netral akan melemahkan tegangan nominal generator. Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal, dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu), seperti ditunjukkan pada Gambar 4.20(a). Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang u- kuran fisiknya lebih kecil dari kutub utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika sikat dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai de-ngan pergeseran garis netral. Bila sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi dengan kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan kutub utara maupun kutub selatan. Kini dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magnet, yaitu lilitan magnet utama, lilitan magnet bantu (interpole) dan lilitan magnet kompensasi. Gambar 4.20 (a) dan (b) menunjukkan generator dengan komutator dan lilitan kompensasinya. 13

Gambar 20(b): Generator Kutub Utama, Kutub Bantu, Belitan Kompensasi MOTOR DC Tipe Motor DC Sebuah motor listrik adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Konstruksi motor dan generator pada dasarnya adalah sama. Motor DC mengembangkan momen yang besar dan memungkinkan pengaturan jumlah putaran tanpa tahapan. Jumlah putaran motor dapat melebihi medan putarnya. Berdasarkan sumber arus kemagnetan untuk kutub magnet, maka motor listrik dibedakan menjadi dua tipe, yaitu: 1) Motor DC dengan peguat terpisah, bila arus untuk lilitan kutub magnet berasal dari sumber arus searah yang terletak di luar motor. 2) Motor DC dengan penguat sendiri, bila arus untuk lilitan kutub magnet berasal dari motor itu sendiri. Sedangkan berdasarkan hubungan lilitan penguat magnit terhadap li-litan jangkar untuk motor dengan pennguat sendiri dapat dikelompokkan menjadi : 1) Motor Shunt Secara umum konstruksi motor dan generator DC adalah sama, yaitu terdiri dari stator dan rotor. Motor-motor DC pada awalnya membutuhkan momen gerak (gaya torsi) yang besar dan tidak memerlukan kontrol kecepatan putar. Kecepatan putar motor selanjutnya akan dikontrol oleh medan magnet. Pada motor DC dengan penguat terpisah, sumber eksitasi didapat dari luar, misalnya dari aki. Terjadinya gaya torsi pada jangkar disebabkan oleh hasil interaksi dua garis medan magnet. Kutub magnet menghasilkan garis medan magnet dari utara-selatan melewati jangkar. Lilitan jangkar yang dialiri arus listrik DC mengasilkan magnet dengan arah kekiri ditunjukkan anak panah (Gambar 22). Gambar 21: Medan Eksitasi dan Medan Gambar 22: Medan Eksitasi dan Medan 14

Jangkar Jangka Interaksi kedua magnet berasal dari stator dengan magnet yang dihasilkan jangkar mengakibarkan jangkar mendapatkan gaya torsi putar berlawanan arah jarus jam. Untuk mendapatkan medan magnet stator yang dapat diatur, maka dibuat belitan elektromagnet yang da-pat diatur besarnya arus eksitasinya. Mesin DC dapat difungsikan sebagai generator DC maupun sebagai motor DC. Saat sebagai generator DC fungsinya mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Sedangkan sebagai motor DC mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Starting dan Kontrol Kecepatan Motor DC Motor-motor DC mempunyai resistansi jangkar sangat kecil. Jika motor ini seketika dihubungkan pada tegangan yang besar, maka arus yang mengalir pada resistansi jangkar (RA) akan sangat besar, dan ini akan menimbulkan hentakan. Oleh karena itu, pada motor-motor DC yang besar diperlukan starting resistansi (Rv) yang digunakan untuk mengham bat arus starting. Besarnya Rv = R RA, dimana R = resistansi total pada jangkar. Gambar 23. Rangkaian Ekivalen Jangkar Sebagai Contoh 3. Sebuah motor DC mempunyai resistansi jangkar 0.5 Ω. Arus jangkar IA terukur 10 A pada tegangan jangkar 220 V. Jika besarnya kelipatan arus jangkar adalah 1.5 IA, berapakah resistansi starting yang diperlukan? Jawab: Resistansi total jangkar, R = VA/1,5. IA = 220 V / (1,5. 10A) = 14,7 Ω Resistansi starting yang diperlukan: Rv = R RA = 14,7 0,5 = 14,2Ω 15

KARAKTERISTIK MOTOR DC a). Karakteristik Motor Penguat Terpisah Pada motor dengan penguat terpisah, arus eksitasinya tidak tergantung dari sumber tegangan yang mencatunya. Putaran jangkar akan turun dengan naiknya momen torsi, seperti ditunjukkan pada Gambar 25b. b). Karakteristik Motor Shunt Rangkaian eksitasi motor shunt terletak paralel dengan jangkar. Putaran akan turun dengan naik-nya momen torsi. Pada kondisi tanpa beban, karakteristik motor shunt mirip dengan motor dengan penguat terpisah. a. Rangkaian Ekivalen Motor Penguat b. Karakteristik Motor Penguat Terpisah Terpisah Gambar 24. Karakteristik Motor Penguat Terpisah a. Rangkaian Ekivalen Motor Penguat b. Karakteristik Motor Penguat Shunt Shunt Gambar 25. Karakteristik Motor Shunt c). Karakteristik Motor Seri. Rangkaian eksitasi motor seri dipasang secara seri terhadap jangkar. Diantara jenis motor DC lainnya, motor seri memerlukan momen torsi awal paling besar. Hal yang perlu diperhatikan, bahwa motor seri tidak boleh dioperasikan dalam kondisi tanpa beban. 16

d). Krarakterisrik Motor Kompon Pada motor kompon, kutub utama berisi rangkaian seri dan paralel. Dalam kondisi tanpa beban, motor kompon mempunyai sifat seperti motor shunt. Pada kondisi beban terpasang, dengan momen torsi yang sama, akan didapat putaran sedikit lebih tinggi. a). Rangkaian Ekivalen a). Karakteristik Motor Seri Motor Seri Gambar 26. Karakteristik Motor Seri a). Rangkaian Ekivalen a). Karakteristik Motor Motor Kompon Kompon Gambar 27. Karakteristik Motor Kompon Daya Proteksi Sistem Tenaga Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang Prinsip Dasar Proteksi tenaga listrik, maka terlebih dahulu kita perlu ketahui tentang: A. Apa yang dimaksud dengan Daya Proteksi Sistem Tenaga itu? Yang dimaksud dengan Proteksi Sistem Tenaga Listrik adalah sistem proteksi yang dilakukan kepada peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada suatu sistem tenaga misalnya generator, transformator jaringan dan lain-lain terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. 17

Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain. B. Mengapa Proteksi diperlukan Proteksi itu diperlukan: 1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikitlah pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat. 2. Untuk cepat melokalisir luas daerah terganggu menjadi sekecil mungkin. 3. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumsi dan juga mutu listrik yang baik. 4. Untuk mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik. Pengetahuan mengenai arus-arus yang timbul dari pelbagai tipe gangguan pada suatu lokasi merupakan hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi secara efektif. Jika terjadi gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya gangguan tersebut diharapkan segera dapat mengoperasikan CB- CB yang tepat untuk mengeluarkan sistem yang terganggu atau memisahkan pembangkit dari jaringan yang terganggu. Sangat sulit bagi seorang operator untuk mengawasi gangguan-gangguan yang mungkin terjadi dan menentukan CB mana yang dioperasikan untuk mengisolir gangguan tersebut secara manual. Mengingat arus gangguan yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan proteksi. Hal ini perlu suatu peralatan yang digunakan untuk mendetekai keadaan-keadaan yang tidak normal tersebut dan selanjutnya menginstruksikan CB- CB yang tepat untuk bekerja memutuskan rangkaian atau sistem yang terganggu. Peralatan tersebut kita kenal dengan relay. Ringkasnya, proteksi dan tripping otomatik CB-CB yang sehubungan mempunyai dua fungsi pokok: 18

a. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti biasa. b. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-gaya mekanik dan seterusnya. Koordinasi antara relay dan Circuit Breaker (CB) dalam mengamati dan memutuskan gangguan disebut sebagai sistem proteksi.banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang aman. Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan rugi-rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula. Perlu diingat bahwa pengaruh pemanasan adalah sebanding dengan kwadrat dari arus: H : Panas yang dihasilkan (Joule) I : Arus konduktor (Ampere) R : Tahanan Konduktor (Ohm) T : Waktu atau lamanya arus mengalir Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik mencapai harga yang berbahaya. Proteksi dapat dilakukan dengan Sekering atau Circuit Breaker. Proteksi juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa merusak peralatan proteksi itu sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus hubung singkat "Breaking Capacity" atau "Rupturing Capacity". Disamping itu proteksi yang diperlukan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Sekering atau circuit breaker haru sanggup dilalui arus nominal secara terus menerus tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating) 2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak menyebabkan peralatan bekerja. 19

3. Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar. 4. Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh arus gangguan yang dapat terjadi 5. Proteksi harus dapat melakukan "Pemisahan" (discriminative) hanya pada rangkaian yang terganggu yang dipidahkan yang lain yang tetap beroperasi Proteksi overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian listrik diputuskan sebelum terjadi overheating. Jadi disini overload action relatif lebih lama dan mempunyai fungsi inverse terhadap kwadrat dari arus. Proteksi gangguan hubung singkat dikembangkan jika action dari sekering atau circuit breaker cukup cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat mencapai harga yang dapat merusak akibat overheating, arcing atau ketegangan mekanik. Fungsi pengaman motor adalah mencegah timbulnya gangguan, dan jika terjadi angguan, membatasi akibatnya terhadap motor, alat yang digerakkan maupun jaringan suplay. Bentuk pengamanan yang paling sederhana ialah dengan pengaman lebur. Akan tetapi penggunaan pengaman ini saja tidak cukup. Untuk motor-motor yang arus asutnya besar, harus digunakan pengaman-pengaman lebur yang jauh lebih besar dari pada arus nominal motor-motor ini. Untuk mengamankan motor dengan baik, dapat digunakan cara-cara pengamanan di bawah ini: a. pengamanan tegangan nol b. pengamanan arus ikut dan arus balik c. pengamanan maksimum termis dan magnetik d. pengamanan dengan termostat e. pengawasan pengaman lebur 20