KAJIAN KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL GADIS TANGSI KARYA SUPARTO BRATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LIKA-LIKU KEHIDUPAN PAK SEP DALAM NOVEL TARIAN OMBAK KARYA GERSON POYK

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra lahir dari keinginan awal manusia untuk membuktikan keberadaan

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

NOVEL BUNGA-BUNGA KERTAS KARYA KHUSNUL KHOTIMAH ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA. Ketut Endria Wiguna Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang dapat dilihat dari segi kehidupannya. Tingkah laku merupakan

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA PADA NOVEL MUSYAHID CINTA KARYA AGUK IRAWAN MN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Kesusastraan Menurut Nurgiyantoro dan Putu Wijaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. analisis psikologi sastra yang sudah didokumentasikan sehingga memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya

TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM TEKS CERITA FANTASI KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang memuaskan sehingga banyak sastrawan yang mencoba membuat batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

NALISIS PSIKOLOGI BAWAH SADAR NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran,

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL GELOMBANG LAUTAN JIWA KARYA ANTA SAMSARA

ANALISIS PSIKOLOGI UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMANOVEL MERPATI BIRU KARYA ACHMAD MUNIF DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kisahan dan pembaca (Minderop, 2010:53). Sastra dalam peradaban tradisional

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

PENDEKATAN- PENDEKATAN/ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

ANALISIS UNSUR PSIKOLOGIS TOKOH DALAM NOVEL DR.WHITE KARYA ADIPATI SABRANG EL-FARUQ ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra memberikan pelajaran penting bagi kehidupan manusia. Dalam karya terdapat pesan-pesan sosial, moral, dan spiritual

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007: 165) tokoh cerita adalah orang (-orang)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Maret 2016 PENOKOHAN PADA NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RANCANGAN PEMBELAJARAN SMA.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada empatkonsep yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu pergolakan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, dan keagamaan keberadaannya tidak merupakan keharusan

Abstract. Keywords : Psychology literature, figures, plot and setting.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

lain sastra selalu berkembang. Selain unsur-unsur yang ada di dalam teks, karya

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:588), konsep

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. situ, acap kali sebuah novel merupakan hasil endapan pengalaman pengarang. yang sarat dengan perenungan akan kehidupan.

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan tanggapan penciptanya (pengarang) terhadap dunia (realita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB V KESIMPULAN. masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis struktur novel model Robert Stanton yang meliputi

BAB II LANDASAN TEORI

CERPEN BEGAL DAN OGOH-OGOH DALAM PUPULAN CERPEN BEGAL: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kegelisahan adalah perasaan gelisah; kekhawatiran; kecemasan. Konsep kegelisahan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud

Transkripsi:

KAJIAN KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL GADIS TANGSI KARYA SUPARTO BRATA Oleh Sylvia Irene Persulessy Dosen Bahasa Inggris Politeknik Negeri Ambon Abstrak: The main objective of this research is to describe and to express the psychological problems of the main figures in the novel Gadis Tangsi by Suparto Brata, by applying the psychoanalysis theory of Sigmund Freud. This Research applied a qualitative descriptive method with the technique of content analysis. The approaches used in analyzing the novel Gadis Tangsi are structural approach and an art psychology approach. According to Freud s personality structure, it is found that Id is more dominant in the personalities of the main figures. Meanwhile main figures have compatibility between theirs Id s, Egos s and Superegos s. By way of conclusion, the structures in the novel show that the personalities of the main figures tend to pursue pleasure and avoid pain Kata-kata kunci: Karakter, Id, Ego, Super Ego, Sigmund Freud. PENDAHULUAN Gadis Tangsi adalah novel karya Suparto Brata yang diterbitkan oleh penerbit buku Kompas Jakarta pada bulan Februari tahun 2004. Sesuai d engan judulnya Gadis Tangsi, maka cerita dalam novel ini memberikan gambaran tentang kehidupan sebuah keluarga prajurit KNIL Jawa di masa kolonial Belanda. Teyi merupakan cerminan seorang gadis yang coba untuk memberontak terhadap kehidupan tangsi beserta nilai-nilainya yang serba longgar dalam menjalani hidup termasuk dalam urusan seks. Novel ini merupakan satu dari sedikit novel Indonesia yang mengungkap sisi lain kehidupan tangsi di zaman kolonial Belanda. Analisis tokoh dan perwatakan novel Gadis Tangsi karya Suparto Brata ini dipergunakan dua langkah yaitu pertama, analisis struktur kepribadian Sigmund Freud (id, ego, superego). Kedua, analisis urutan teks berdasarkan makna dan urutan kalimat untuk mengetahui alur dan pengaluran novel yang ditelaah. KAJIAN TEORI Perwatakan Perwatakan merupakan salah satu yang sangat penting dalam karangan fiksi. Tanpa adanya perwatakan, maka tidak akan jelas watak para tokoh pendukung cerita dalam suatu karya sastra. Cerita dapat Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-4, Cetakan ke-9. 13

ditelusuri dan dipahami jika pembaca mengikuti perkembangan cerita lewat alur, penokohan atau perwatakan tokohtokohnya. Rahmanto (1988:71) berpendapat bahwa sebuah novel tanpa perwatakan nyaris mustahil. Daya tarik sebuah novel terpancar lewat imajinasi kreatif si pengarang. Melalui imajinasi itulah pembaca dapat berkenalan dengan sejumlah variasi tipe manusia beserta alasannya. Stanton dan Nurgiyantoro 1995:15) mengatakan bahwa perwatakan (Character) mempunyai dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi dan prinsip moral yang dimiliki tokohtokoh tersebut. Perwatakan lebih merujuk pada sifat dan sikap para tokoh. Dapat disimpulkan bahwa perwatakan adalah gambaran atau lukisan tentang watak tokoh yang dapat dilihat dari segi fisik, psikologis, dan social tokoh tersebut. Suatu peristiwa dalam novel terjadi karena aksi atau reaksi tokoh-tokohnya. Tokoh menunjuk pada orangnya atau pelaku cerita. Mursal Eten (1987:27) berpendapat bahwa, penokohan dalam cerita dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara analitik dan secara dramatic. Penggambaran tokoh secara analitik, yaitu pengarang menggambarkan secara langsung karakter tokoh-tokohnya, misalnya baik, bijaksana, sopan dan sebagainya. Penggambaran secara dramatic, yaitu penggambaran secara tidak langsung. Penggambaran ini dapat melalui percakapan atau dialog tokoh melalui bentuk lahir atau fisik tokoh, dan melalui penggambaran latar (tempat) dan lingkungan dimana tokoh itu tinggal. Teknik dramatic tidak mendeskripsikan karakter secara langsung tetapi melalui verbal dan non verbal. Mendeskripsikan watak tokoh melalui verbal yaitu lewat kata-kata, dan mendeskripsikan watak tokoh melalui nonverbal yaitu lewat tingkah laku dan melalui peristiwa yang terdapat dalam cerita. Teknik ini memiliki kelebihan, yaitu lebih sesuai dengan situasi kehidupan nyata. Kelemahannya yaitu, penggambaran secara dramatic ini bersifat tidak ekonomis karena menggunakan banyak kata dalam setiap penampilannya dan juga memerlukan waktu yang cukup panjang. Dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan dan mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam cerita. Penokohan atau perwatakan dalam suatu cerita memiliki peran yang penting karena dapat membuat cerita menjadi lebih menarik dan memudahkan pembaca memahami dan mengerti isi cerita. Teori Kepribadian Sigmund Freud Psikoanalisis pertama kali diperkenalkan oleh Sigmund Freud. Freud menemukan teori ini pada saat praktek menyembuhkan pasien, ia berkesimpulan bahwa kehidupan psikis manusia terdiri dari tiga bagian yaitu wilayah tak sadar, prasadar dan sadar. Kemudian Freud mengembangkan teori ini, sehingga ketiga pembagian tersebut berubah menjadi id (das es), yaitu Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-4, Cetakan ke-9. 14

aspek biologis, ego (das ich) yaitu aspek psikologi dan superego (das ueber ich) yaitu aspek sosiologis. Ketiga aspek ini masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dan dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya sangat berhubungan erat sehingga sukar untuk dipisahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Id adalah aspek biologis dan merupakan system yang original di dalam kepribadian, dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Di dalam id terdapat naluri-naluri bawaan seperti seksual dan agresivitas. Id berasal dari dalam dunia batin atau objektif manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia objektif. Id berfungsi untuk memuaskan apa yang tidak dicapai manusia pada keadaan yang sesungguhnya. Manusia yang mengalaminya akan bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan yaitu prinsip yang berusaha menghindarkan diri dari ketidaksenangan dan mengejar kesenangan. Kehidupan orang yang dikuasai oleh id penuh dengan fantasi, khayalan dan halusinasi. Ego adalah aspek psikologis dari struktur kepribadian Sigmund Freud, dan timbul karena kebutuhan organism untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata. Dengan demikian, prinsip kerja ego bersifat realistis, artinya dia memenuhi kebutuhan organism berdasarkan objek-objek yang sesuai dan dapat ditentukan dalam kenyataan. Aspek ini terletak antara id dan superego. Ciri orang yang dikuasai ego adalah sikapnya yang tenang dan berpikiran objektif. Tugas ego adalah mempertahankan kepribadian sendiri dan menjamin penyesuaian diri dengan alam sekitar, serta untuk memecahkan konflik-konflik dengan realitas keinginannya. Super ego adalah aspek sosiologi kepribadian yang mempunyai kekuatan untuk menuntut manusia hidup dengan sempurna. Fungsi lain dari super ego adalah menghalangi id yang banyak ditentang masyarakat dan mendorong ego untuk mengejar nilai moralitas daripada realitas serta untuk mengejar kesempurnaan. Jadi super ego cenderung untuk menentang baik id maupun ego dan membuat menurut konsepsi yang ideal. HASIL DAN PEMBAHASAN Ditemukan hasil analisis yang dapat diuraikan sebagai berikut: Tokoh Teyi Dilihat dari fungsi tokoh dalam cerita, Teyi adalah Tokoh utama yang protagonis. Tokoh Teyi yang paling banyak dimunculkan secara intensif oleh penulis dari awal cerita hingga akhir cerita. Perkembangan tokoh Teyi dalam cerita Gadis Tangsi masuk dalam kategori tokoh yang dinamis dan ditampilkan sebagai tooh bulat. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Teori Struktur Kepribadian Freud, maka watak Teyi yang sering tampak adalah pencemas, ingin tahu, pemarah, percaya diri, suka mengeluh, pemberani, penghayal, jujur, penyayang, rasional, pemberontak, cepat bosan, benci, perasa, waspada, pegang prinsip, mengakui kesalahan, iri Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-4, Cetakan ke-9. 15

hati, cerdas, curiga, genit, tidak mudah percaya, pendendam dan tidak sabar. Freud, ternyata id lebih dominan dalam kepribadian tokoh utama yaitu sebanyak 11 watak, ego 4 watak, dan super ego 8 watak. Sedangkan keselarasan id, ego dan super ego meliputi 1 watak. Dengan demikian kepribadian Teyi cenderung untuk mengejar kesenangan dan menghindarkan ketidaksenangan untuk memenuhi hasratnya. 1. Pencemas Kecemasan moral terjadi karena pengaruh super ego yang mempunyai kekuatan untuk menunut manusia hidup dengan sempurna sesuai kaidah yang dibuat oleh masyarakat. Namun kenyataan (ego) tidak memenuhi. Teyi telah menempuh cara yang menyimpang untuk meraih yang ia citacitakan dan menceraikan Sapardal yang baru satu hari menikahinya, untuk mengejar Kus Bandarkum demi mencapai tingkat kehidupan yang lebih layak. 2. Ingin Tahu Freud, watak ingin tahu yang tampak pada diri Teyi disebabkan oleh ego yang bekerja berdasarkan prinsip realitas untuk mencari dan mengamati dunia luar. Disini ego didesak oleh id untuk memenuhi hasrat ingin tahu Teyi. 3. Pemarah Freud, kemarahan yang muncul pada diri Teyi disebabkan oleh kekuatan Id. Hal yang kecil dapat menjadi sesuatu yang besar, sehingga kemarahan pada diri Teyi muncul. Kemarahan Teyi terhadap ketimpangan social dan ketidakadilan, merupakan sikap moral Teyi terhadap lingkungan sekitanya yang menunjukan adanya dorongan super ego dan ego terhadap id. 4. Percaya Diri Freud, sikap percaya diri yang tampak dalam diri Teyi karena jiwa Teyi dikuasai oleh super ego yang mendorong ego sehingga Teyi mampu bertindak membuat keputusan dengan mantap dalam menghadapi kenyataan. 5. Pemberani Freud, sikap berani yang tampak pada diri Teyi disebabkan oleh dominasi super ego yang bekerja untuk mengejar kesempurnaan dan moralitas. Id yang mengejar kenikmatan mendesak super ego sehingga keberanian Teyi tampak untuk memenuhi tuntutan id. 6. Penghayal Menurut Struktur kepribadian Freud, menghayal dilakukan Teyi karena id yang mengejar kenikmatan, mendominasi jiwa. Kekuatan id yang besar tidak bisa dikalahkan oleh super ego. Ego telah mendesak id sehingga Teyi dapat mewujudkan seluruh khayalannya. 7. Jujur Freud, sikap jujur yang diperlihatkan Teyi karena jiwa didominasi oleh Super ego. Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-4, Cetakan ke-9. 16

Super ego mendesak ego sehingga Teyi dapat bersikap dan berkata jujur pada orang lain. 8. Pengeluh Freud, sikap Teyi yang suka mengeluh terjadi karena kepribadiannya dikuasai oelh id. Ketimpangan social dan ketidakadilan dalam menjalani hidup membuat Teyi sering bersikap demikian. Hal ini merupakan sikap moral Teyi terhadap lingkungan sekitarnya yang menunjukan adanya dorongan super ego fan ego terhadap id. 9. Rasional Freud, watak berpikir yang tampak pada diri Teyi karena dominasi super ego yang bekerja untuk mengejar kesempurnaan hidup. Kekuatan id yang bekerja untuk mengejar kesenangan mendesak super ego yang mengejar moralitas. Ego berusaha mempengaruhi super ego sehingga Teyi berpikir tentang hal-hal baru yang ia temui dan memikirkan keadilan sekelilingnya. 10. Pemberontak Freud, watak pemberontak yang dimiliki Teyi merupakan suatu sikap yang dikuasai oleh id yang berusaha mengejar kesenangan. Kekuatan id yang besar tidak bisa dikalahkan oleh super ego. Ego telah mendesak id, sehingga Teyi berusaha mewujudkan apa yang diinginkannya. 11. Pembosan Menurut kepribadian Freud, sikap cepat bosan yang dimiliki Teyi karena didominasi oleh ego. Ego yang didukung super ego telah membuat Teyi jenuh dengan rutinitas yang ada di sekelilingnya. 12. Penyayang Freud, watak penyayang yang tampak dari Teyi disebabkan oleh kekuatan super ego yang sangat mendominasi jiwa Teyi untuk melakukan yang terbaik. Super ego yang mengejar kesempurnaan hidup telah mendorong ego yang ada di dalam diri Teyi untuk memberikan kasih sayang pada orang tuanya. 13. Pembenci Freud, kekuatan id yang banyak ditentang oleh masyarakat mendominasi jiwa Teyi pada saat itu. Super ego yang mengejar moralitas tidak mampu membendung id sehingga kebencian Teyi begitu mendalam. 14. Perasa Freud, sikap perasa yang tampak dalam diri Teyi diakibatkan karena dominasi id yang bekerja di dunia subjektif manusia. Keuatan id yang menimbulkan watak perasa didukung oleg ego yang bekerja berdasarkan prinsip realitas atau kenyataan. Ego berusaha mempengaruhi id sehingga apapun yang menyentuh hati akan membuat Teyi terharu dan menangis. Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-4, Cetakan ke-9. 17

15. Waspada Freud, kewaspadaan Teyi tampak karena dikuasai ego yang cukup kuat. Keadaan lingkungan (ego) yang menurut Teyi tidak menguntungkan baginya memaksa super ego untuk memilih objek yang lebih sempurna untuk tetap bertahan yaitu bersikap waspada. 16. Pemegang Prinsip Freud, sikap Teyi tersebut tampak karena kepribadiannyayang dikuasai oleh super ego. Super ego mendorong ego sehingga Teyi bertindak untuk membuat keputusan dengan mantap dalam menghadapi kenyataan. 17. Mengakui Kesalahan Freud, sikap mengakui kesalahan pada diri Teyi tampak karena jiwa Teyi didominasi oleh super ego. Super ego yang mengejar moralitas untuk menebus kesalahan mampu mengalahkan id yang selalu menghindar dari ketidaksenangan. 18. Pengiri Freud, iri hati yang timbul dari dalam diri Teyi karena didominasi oleh id yang berasal dari subjektifitas manusia. Kekuatan ego tidak mampu mengatasi rasa iri dari id agar menerima kenyataan. 19. Cerdas Freud, kecerdasan yang dimiliki oleh Teyi karena adanya keselarasan id, ego dan super ego sehingga kecerdasan Teyi bernilai positif. 20. Pencuriga Freud, perasaan curiga Teyi tampak karena kepribadiannya dikuasai id yang berasal dari subjektifitas manusia. Ego yang berfungsi untuk mengatasi konflik dengan realitas tidak mampu mendesak id. 21. Genit Freud, sikap genit yang muncul dari dalam diri Teyi disebabkan samatamata karena id yang bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan. 22. Tidak Mudah Percaya Freud, sikap tidak mudah percaya pada omongan orang lain sebelum ada kejelasan karena dominasi super ego. Super ego yang mengejar moralitas berpijak pada ego yang bekerja berdasarkan objektifitas. 23. Pendendam Freud, watak dendan yang tampak dari dalam diri Teyi karena kepribadiannya yang didominasi oleh id. Super ego yang mengejar moralitas tidak mampu membendung hasrat dari id untuk balas dendam. 24. Tidak Sabar Freud, sikap tidak sabar yang muncul tersebut diakibatkan karena kepribadian Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-4, Cetakan ke-9. 18

Teyi yang dikasai oleh id. Kesabaran Teyi akan ahbis apabila ia tidak dapat mencapai yang ia inginkan, ini menunjukan bahwa kekuatan id yang mengindari ketidaksenangan, tidak bisa diatasi oleh ego yang memecahkan konflik-konflik dengan realitas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan berikut ini: 1. Novel Gadis Tangsi karya Suparto Brata merupakan novel yang ditulis berdasarkan pengamatan penulis terhadap kenyataan yang ada dalam dunia nyata. Tokoh utama yang diceritakan memiliki kesamaan sifat dan karakter seperti pada manusia umumnya. Oleh karena itu, tokoh utama dalam novel ini dapat dikaji berdasarkan teori kepribadian. 2. Perwatakan tokoh dengan menggunakan teori kepribadian Sigmund Freud untuk menganalisis watak tokoh utama, sehingga dihasilkan pemahaman kejiwaan tokoh serta wataknya secara lebih mendalam melalui ketiga unsur (id, ego dan super ego). Hall, S. Calvin. Pengantar ke dalam Ilmu Jiwa Sigmund Freud. Terjemahan S. Tasrip. Jakarta: Pembangunan. Monte, F. Christopher dan Sollod N. Robert. Beneath The Mask An Introduction to Theories of Personality Seventh Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. 2003 Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta:Kanisius 1988 Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius 1988. SUMBER RUJUKAN Brata, Suparto. Novel Gadis Tangsi, Jakarta: KOMPAS. 2004. Cloninger, C. Susan. Theories of Personality-Understanding Persons. New Jersey: Prentice Hall, Engelwood Cliffts 1993. Djojosuroto, Kinayati. Dasar-Dasar Teori Apresiasi Prosa Fiksi., Jakarta:Manasco. 2000 Esten, Mursal. Kesusasteraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung:Angkasa 1987 Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-4, Cetakan ke-9. 19