BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dilakukan terhadap data tarif rawat inap pada Rumah Sakit PKU

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

BAB 1 PENDAHULUAN. ini perusahaan harus memiliki keunggulan dalam menghadapi perkembangan. bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

ANALISIS BREAK-EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MEMBANTU DALAM PENENTUAN TARIF PERAWATAN PADA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. dan inovasi supaya tidak tenggelam dalam arus bisnis. Strategi dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Dalam hal ini, pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi non-profit biasanya menggunakan pendapatan atas jasa yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, yang ditunjang dengan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA KLINIK PKU MUHAMMADIYAH KANIGORO KRAS

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan pesaing (Baykasoglu & Kaplanoglu: 2008),

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis pada era globalisasi dewasa ini. semakin tidak dapat diprediksikan. Selain itu disertai juga dengan

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 5

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. banyak menstimulus terjadinya pergeseran dan perubahan pola kehidupan

PENGARUH TARIF, FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari. pembangunan sumber daya manusia, yaitu mewujudkan bangsa yang maju

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas-aktivitas yang dilakukan dapat menggunakan metode Activity Based

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara optimal.

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing (ABC)

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan secara otomatis (terkomputerisasi). Sekarang tidak hanya diimplementasikan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen memegang kendali, (2) persaingan sangat tajam, (3) perubahan telah

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap sistem manajemen yang mampu bertahan dan berkembang dalam persaingan bisnis tersebut. Dalam situasi persaingan yang ketat, informasi akuntansi yang akurat sangat diperlukan oleh perusahaan untuk pengambilan suatu keputusan. Informasi akuntansi digunakan oleh setiap perusahaan, baik perusahaan manufaktur, jasa, dagang ataupun organisasi profit dan non profit. Dengan informasi akuntansi, para manajer dapat memperbaiki kemampuan manajerialnya sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Menurut Henry Simamora (1999:9), informasi akuntansi berfungsi sebagai mekanisme integratif yang dipakai untuk mengkoordinasikan bermacam-macam aktivitas dan sebagai suatu ukuran dari keseluruhan kinerja dan kelangsungan hidup perusahaan. Pada perusahaan manufaktur ataupun jasa, informasi akuntansi sangat dibutuhkan karena informasi tersebut digunakan untuk menentukan harga pokok produk atau harga pokok jasa. Oleh karena itu, informasi akuntansi tersebut harus akurat sehingga manajemen dapat mengambil keputusan dengan tepat. Dalam menentukan harga pokok, manajemen dapat menggunakan dengan dua metode dalam perhitungannya yaitu sistem

2 akuntansi tradisional (konvensional) dan activity based costing. Penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem akuntansi tradisional (konvensional) dilakukan dengan menjumlahkan unsur-unsur biaya produksi yaitu biaya tetap, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya tetap dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan pada setiap jenis produk, sedangkan biaya overhead dibebankan dengan menggunakan cost driver yang berdasarkan unit. Cost driver yang digunakan dalam akuntansi tradisional (konvensional) membebankan biaya overhead pada produk melalui penggunaan tarif overhead. Rumus untuk menentukan tarif biaya overhead adalah membagi antara taksiran jumlah biaya overhead dengan taksiran jumlah dasar unit-unit (Henry Simamora, 1999:62). Sistem akuntansi tradisional mempunyai beberapa kelemahan sehingga masih kurang memberikan gambaran yang tepat dan akurat dalam perhitungannya. Kelemahan tersebut antara lain (Carter dan Milton:2006:500) : 1) Sedikitnya jumlah tempat penampungan biaya. 2) Kurangnya kehati-hatian dalam membentuk tempat penampungan biaya. 3) Masih merupakan sistem perhitungan satu atau dua tahap. Dengan adanya beberapa kelemahan pada sistem akuntansi tradisional (konvensional), maka salah satu alternatif yang dapat diambil atau digunakan adalah dengan menentukan harga pokok berdasarkan aktivitas atau yang disebut activity based costing. Activity based costing adalah sistem yang terdiri atas dua tahap yaitu pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas dan kemudian ke berbagai produk (Supriyono, 1999:269). Metode activity based costing lebih tepat dan akurat karena metode ini mengukur secara cermat

3 biaya-biaya yang dikeluarkan dalam setiap aktivitas untuk menghasilkan harga pokok produk atau harga pokok jasa yang telah diberikan kepada konsumen. Salah satu perusahaan jasa yang dapat memanfaatkan metode activity based costing untuk menentukan harga pokok jasa adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu organisasi jasa yang memberikan pelayanan kesehatan dan bersifat sosial, yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, bermutu dan dapat terjangkau oleh konsumen khususnya pasien. Rumah sakit dalam memberikan jasanya tidak terlepas dari pembiayaan pelayanan kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk dapat menetapkan pembiayaan dan pelayanan kesehatan secara tepat dan efisien, dengan tetap memperhitungkan risiko atau hasil pelayanan yang akan diperoleh dalam menentukan kepuasan yang akan diterima oleh pasien. Rumah sakit juga merupakan suatu perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa, yaitu tempat penyediaan dan pemberian pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan yang sedang dialami oleh pasien. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut agar dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi pasiennya. Selain sebagai tempat penyediaan dan pemberian pelayanan kesehatan, rumah sakit juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi tempat penelitian dan pengembangan pendidikan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, rumah sakit sangat membutuhkan biaya yang besar untuk membeli segala peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh pihak rumah sakit. Dalam

4 mengembangkan rumah sakit yang berkualitas dan bermutu, maka sistem manajemen rumah sakit harus ditingkatkan agar sumber daya yang telah tersedia di rumah sakit dapat dimanfaatkan secara optimal dan efektif. Pada prinsipnya manajemen strategis di sektor rumah sakit berguna untuk (dr. Laksono Trisnantoro, 2005:58) : 1) Menjadi sistem yang dipergunakan rumah sakit untuk melakukan pengembangan ke masa depan dengan memahami masa lalu dan masa sekarang. 2) Memahami filosofi survival untuk bertahan dan berkembang bagi rumah sakit dengan berbagai standar kinerja lembaga. 3) Memahami aspek komitmen dari sumber daya manusia. 4) Sebagai pegangan dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti dan mempunyai berbagai perubahan. 5) Bagi sumber daya manusia di bidang kesehatan, khususnya para kelompok profesional, manajemen strategis memberikan pemahaman bahwa tidak mungkin sebuah profesi atau seseorang bekerja sendiri di rumah sakit tanpa didukung oleh kelompok yang mempunyai harapan sama terhadap rumah sakit di masa depan. Perbaikan sistem manajemen sangat diperlukan untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah. Di Indonesia, pada tahun 1998 jumlah rumah sakit pemerintah sebanyak 589 unit, lebih banyak dari rumah sakit swasta saat itu sebanyak 491 unit. Sejalan dengan pesatnya perkembangan rumah sakit swasta, pada tahun 2008 jumlah rumah sakit swasta meningkat menjadi 653 unit dan rumah sakit pemerintah 667 unit. Ini berarti pertumbuhan jumlah rumah sakit swasta lebih besar dibandingkan dengan rumah sakit pemerintah. Rumah sakit swasta mengalami pertumbuhan sebesar 2,91 persen rata-rata per tahun, sedangkan rumah sakit pemerintah mengalami pertumbuhan 1,25 persen rata-rata per tahun.

5 (http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/04/03495926/rs.dalam.bentuk.p T.Terus.Bertambah). Sebagai organisasi jasa, rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Penentuan tarif jasa rawat inap di rumah sakit berbeda dengan penentuan harga jual produk yang ada di perusahaan manufaktur. Hal itu disebabkan karena rumah sakit masih mempertimbangkan misi sosial dan laba untuk pengembangan rumah sakit, sehingga rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan sosialnya yang optimal kepada pasien yang kemudian akan memberikan pula kepuasan dan kepercayaan dengan pelayanan yang telah diberikan oleh pihak rumah sakit. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah Rumah Sakit yang bergerak di bidang kesehatan dan dibawah pimpinan pusat Muhammadiyah. Dalam melakukan kegiatannya, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta disamping mengutamakan kepentingan masyarakat juga berusaha untuk mempertahankan likuiditas keuangan guna mengembangkan rumah sakit seiring dengan berkembangnya ilmu kedokteran, dan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta memberikan pengobatan dan perawatan kepada pasien, meningkatkan pelayanan kesehatan serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan. Dengan demikian, maka peranan dan kedudukan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebagai sarana kesehatan, bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat.

6 Penentuan tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta masih menggunakan sistem akuntansi tradisional (konvensional) berdasarkan unit cost, sehingga hasil perhitungannya masih kurang memberikan gambaran yang tepat dalam pembebanan tarifnya. Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, maka rumah sakit diharapkan dapat menetapkan pembiayaan atau penentuan tarif pelayanan kesehatan secara efisien dan tepat dengan tetap memperhitungkan risiko dan hasil yang di dapat oleh rumah sakit. Salah satu alternatif yang dapat diambil oleh pihak rumah sakit dalam penentuan tarif jasa rawat inap adalah dengan menentukan tarif jasa rawat inap berdasarkan aktivitas atau yang disebut activity based costing. Mengingat pentingnya penentuan tarif jasa rawat inap yang tepat bagi pihak rumah sakit dengan berbagai macam fasilitas jasa rawat inap, maka penentuan tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan metode activity based costing diharapkan dapat mengukur secara cermat biaya-biaya yang dikeluarkan dalam setiap aktivitas, dan dapat memberikan serta meningkatkan mutu dalam pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tarif jasa rawat inap yang telah dikeluarkan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul skripsi Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Dengan Metode Activity Based Costing Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta menggunakan sistem akuntansi tradisional (konvensional) yang disusun atas dasar perhitungan biaya perunit layanan (unit cost), sehingga belum mencerminkan biaya yang sesungguhnya dalam pembebanan tarifnya. 2. Adanya pengaruh yang signifikan dari organisasi dalam penentuan tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Belum optimalnya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dikarenakan tarif yang dibayarkan tidak sebanding dengan jasa yang akan diberikan. 4. Belum diterapkannya pembebanan biaya berdasarkan aktivitas atau activity based costing pada tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada penentuan tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk VIP, kelas I, kelas II, kelas III, dan kamar bayi dengan menggunakan metode activity based costing. Sedangkan untuk tahun yang akan diteliti, penulis batasi satu tahun, yaitu tahun 2010. Penulis juga akan membandingkan dan menganalisis hasil perhitungannya,

8 sehingga bisa digunakan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khusus rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana penetapan tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 2. Bagaimana penerapan metode activity based costing dalam penentuan tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 3. Bagaimana perbandingan tarif jasa rawat inap berdasarkan rumah sakit yaitu unit cost, dengan tarif jasa rawat inap menggunakan metode activity based costing? 4. Metode mana yang lebih tepat digunakan dalam menentukan tarif jasa rawat inap untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui penetapan tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

9 2. Mengetahui tarif jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan metode activity based costing. 3. Mengetahui perbandingan tarif jasa rawat inap berdasarkan rumah sakit dengan tarif jasa rawat inap menggunakan metode activity based costing. 4. Mengetahui metode yang lebih tepat digunakan dalam menentukan tarif jasa rawat inap untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, masukan atau sumbangan pemikiran kepada penulis lain sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat : a. Bagi Peneliti Penelitian ini berguna sebagai media untuk menambah pengetahuan dan kemampuan dalam latihan menerapkan teori-teori yang diperoleh selama kuliah. b. Bagi Rumah Sakit PKU Muhamdiyah Yogyakarta Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun rencana, strategi, dan kebijakan di masa yang akan datang khususnya dalam menentukan tarif jasa rawat inap di rumah sakit.

10 c. Bagi Pihak Lain 1) Pasien Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Penelitian ini diharapkan bisa menjadi wacana untuk pasien Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta khususnya dalam memilih kelas rawat inap. 2) Rumah Sakit-Rumah Sakit diluar PKU Muhammadiyah Yogyakarta Rumah Sakit-Rumah Sakit lain juga dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dan referensi dalam penentuan tarif rawat inap.