PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SISTEM SARAF BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID UNTUK SISWA KELAS XI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII

PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK SISTEM SARAF BERPENDEKATAN SCIENTIFIC

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PBL YANG DIPADU DENGAN TGT

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS READING, QUESTIONING AND ANSWERING (RQA) UNTUK SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

Siti Nurlailiyah 1, H. Winarto 2, Sugiyanto 3

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian

Gupita Laksmi Pinasthika, Sri Endah Indriwati, Masjhudi Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SISTEM IMUN UNTUK KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU SAKU MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG UNTUK JENJANG SMP

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015 ( ) Tersedia Online:

E-journal Prodi Edisi 1

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED ON LECTORA INSPIRE ON THE TOPIC OF REACTION RATE IN SMA/MA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) MATERI LISTRIK DINAMIS UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

PENGEMBANGAN MATERI SEGI EMPAT BERBASIS KONTEKSTUAL KELAS VII SMPN 2 BAKUNG

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

Pengembangan Multimedia Interaktif pada Materi Sistem Saraf untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII

Pengembangan Modul Dasar (Muhammad Firda Husain) 1

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

Key Words: Student worksheet, Discovery Learning, social aritmatic

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Saintifik untuk Siswa SMA/MA Kelas XI pada Materi Teori Kinetik Gas

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI BERDASARKAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENCE PADA MATERI DIMENSI TIGA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

I. PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar di sekolah terdapat hubungan yang erat antara

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

Key Words: Whole Brain Teaching, Quantum Learning, Lesson Plan, Student Book, Worksheet and Final Test.

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MACRO MEDIA FLASH PROFESSIONAL 8

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK TOPIK TRIGONOMETRI

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA E JURNAL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI April 2015

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

Julia Putriani *), Anny Sovia **), Lucky Heriyanti Jufri **) ABSTRACT

PENGEMBANGAN BUKU SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TAV DI SMK NEGERI 1 SIDOARJO

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MATERI SISTEM RESPIRASI

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing Pada Materi Persamaan Kuadrat Untuk SMPN 12 Padang

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BRAILLE SUBPOKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMPLB-A (TUNANETRA)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH DENGAN TAMPILAN SLIDE POWERPOINT PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika VOLUME 1 NOMOR 2, OKTOBER 2017 ISSN: (online).

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH PROFESSIONAL CS6

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SISTEM SARAF BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID UNTUK SISWA KELAS XI Nubila Pradnya Paramita, Endang Suarsini, Amy Tenzer Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis multimedia berbasis sistem operasi Android pada materi sistem saraf untuk siswa kelas XI dan menguji kelayakan, kepraktisan serta keefektifan multimedia tersebut. Pengembangan multimedia pembelajaran ini menggunakan model 3-D yang diadaptasi dari model 4-D oleh Thiagarajan, S., Semmel, D.S. & Semmel, M.I. tahun 1974. Langkah-langkah penelitian ini adalah mendefinisikan (Define), merancang (Design), dan mengembangkan (Develop). Uji kelayakan oleh ahli diperoleh rata-rata total validitas 3,87 dan praktisi lapangan diperoleh rata-rata total validitas 3,88 menunjukkan multimedia pembelajaran layak untuk digunakan. Uji kepraktisan oleh siswa diperoleh rerata 98,60% menunjukkan multimedia pembelajaran praktis untuk digunakan. Uji keefektifan oleh siswa diperoleh rerata skor 2,82 menunjukkan media efektif digunakan. Kata kunci: pengembangan multimedia, sistem operasi android, sistem saraf ABSTRACT: This research aimed to develop the multimedia learning for Android operating system on Nervous System Material for The Eleventh Graders and to describe validity, practicality and effectiveness of the multimedia. This multimedia learning is developed using 3-D models adapted from 4-D model by Thiagarajan, S., Semmel, DS & Semmel, M.I. (1974). This research steps include defining, designing, and developing. The validation is done by experts with an average validity total is 3.87 and by field practitioners with an average total is 3.88. These results show that this multimedia learning is qualified for use. The practicality test by the students with the average of 98.60 % show that this multimedia is practical for use. The effectiveness test by the students obtained a mean score of 2.82 showed that this multimedia effectively used. Keywords: multimedia development, android operating system, nervous system. Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas. Pada umumnya pembelajaran di sekolah sudah menggunakan buku teks sebagai media pembelajaran. Bahan ajar yang disampaikan menggunakan media cetak umumnya kurang menarik minat belajar siswa. Beberapa media lain seperti penggunaan torso dan gambar membutuhkan guru untuk mendampingi siswa dalam memahami maksud gambar. Organ yang ditunjukkan oleh gambar atau torso harus disertai oleh penjelasan guru sehingga media ini tidak dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri. Selain itu, seringkali torso yang ada di sekolah tidak lengkap dan ada beberapa yang rusak, sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. 1

Sistem saraf pada manusia merupakan materi pembelajaran yang mengandung beberapa materi abstrak dan tidak dapat diamati secara langsung oleh siswa. Siswa merasa kesulitan dalam mempelajari materi ini jika hanya menggunakan media cetak. Misalnya mekanisme jalannya impuls saraf untuk mengirim pesan ke sistem saraf pusat. Materi tersebut memerlukan penyederhanaan menggunakan media yang dapat memvisualisasi materi untuk membantu pemahaman konsep siswa. Selain itu siswa juga merasa kesulitan dalam memahami susunan sistem saraf pada manusia. Berdasarkan hasil nilai ulangan harian siswa pada materi sistem saraf tahun ajaran 2013/2014, diketahui bahwa ketuntasan belajar siwa hanya 60% atau tidak semua siswa dapat mencapai ketuntasan minimal, sehingga guru perlu memberikan ulangan remedial pada materi sistem saraf tersebut. Berdasarkan hasil observasi di SMAN 6 Malang pada bulan Desember 2014, sekolah sudah menyediakan buku cetak untuk digunakan oleh siswa. Namun, buku cetak yang disediakan untuk siswa hanya satu macam, sehingga siswa tidak memiliki sumber bacaan yang beragam. Selain itu, guru juga meminta siswa untuk membeli LKS. LKS tersebut hanya berisi kumpulan materi dan soalsoal latihan yang kebenaran konsepnya belum divalidasi oleh para ahli materi. Tampilan dari media cetak tersebut juga kurang menarik, sehingga tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa. Media pembelajaran selain media cetak juga tidak tersedia di sekolah ini. Padahal fasilitas multimedia di sekolah ini cukup lengkap. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas XI MIA 3 yang terdiri dari 31 siswa, lebih banyak siswa yang memiliki handphone daripada memiliki laptop. Sebanyak 28 siswa dari 31 siswa sudah memiliki handphone yang bersistem operasi Android sendiri. Sedangkan dalam satu kelas hanya 4 siwa yang memiliki laptop sendiri. Sehingga fasilitas yang ada tersebut seharusnya dimanfaatkan untuk tujuan edukasi secara maksimal. Kelebihan dari media pembelajaran berupa mobile learning yang memanfaatkan handphone ini sangat banyak. Kelebihan yang pertama adalah mengarahkan penggunaan handphone bagi siswa. Jika media ini dikemas dengan baik maka akan dapat menciptakan suasana belajar yang baru bagi siswa sehingga 2

tidak akan merasa bosan dan diharapkan dapat menambah motivasi belajarnya. Selain itu, kelebihan lainnya adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Andik, 2011). Menurut Tamimuddin (2007), kelebihan mobile learning dibandingkan dengan pembelajaran lain adalah dapat digunakan di manapun dan kapanpun, ukuran perangkat yang kecil dan ringan daripada PC dekstop, diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih banyak pembelajar, karena mobile learning memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan seharihari. Pengembangan mobile learning sebagai media pembelajaran pada materi Biologi ini tentunya tidak boleh lepas dari hakikat pembelajaran Biologi itu sendiri. Pembelajaran biologi tidak cukup hanya membekali siswa dengan penguasaan materi saja, tetapi perlu dibekali dengan keterampilan ilmiah seperti kegiatan ilmuan dalam menemukan konsep-konsep. Proses pembelajaran tersebut disebut pendekatan saintifik yang merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan (Atsnan, 2013). 3 METODE Model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini diadaptasi dari model 4-D (four D model) yang dikembangkan oleh Thiagarajan, S. et al (1974). Langkah-langkah model pengembangan 4-D ini terdiri atas 4 tahap, yaitu define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Namun, dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap 3-D karena produk pengembangan tidak sampai disebarkan. Multimedia pembelajaran yang dikembangkan akan diuji tingkat kelayakan, keefektifan dan kepraktisannya. Uji kelayakan akan dilakukan oleh ahli materi, ahli media dan praktisi lapangan untuk mengetahui tingkat kelayakan multimedia pembelajaran yang telah dikembangkan. Uji kelayakan dilakukan dengan cara mengisi lembar validasi. Berdasarkan validasi tersebut, maka akan dilaksanakan uji coba untuk mengetahui keefektifan dan kepraktisan multimedia pembelajaran tersebut oleh siswa.

Uji coba yang dilakukan pada siswa dilakukan setelah dilakukan uji kelayakan dan dilakukan revisi terhadap multimedia pembelajaran berdasarkan saran yang diberikan oleh validator. Proses uji coba dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas selama dua kali pertemuan (2 x 45 menit) sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Setelah itu dilakukan uji kepraktisan oleh 10 siswa dengan cara mengisi lembar angket respon siswa dan juga uji keefektifan multimedia pembelajaran oleh 31 siswa dengan melakukan Uji Kompetensi Siswa. Hasil uji keefektifan diperoleh dengan membandingkan hasil uji kompetensi siswa dengan nilai ketuntasan belajar minimal siswa. Menurut permendikbud No 104 Tahun 2014 nilai ketuntasan belajar minimal siswa yaitu skor rerata 2,67 (dari skala 0-4). Jenis Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari ahli materi, ahli media, dan praktisi lapangan, berupa jumlah nilai yang diberikan oleh ahli materi, ahli media, dan praktisi lapangan terhadap media. Data kuantitatif yang yang diperoleh dari siswa, yakni jumlah jawaban Ya pada angket respon siswa. Data kuantitatif juga didapat dari nilai Uji Kompetensi siswa. Data kualitatif yang didapat dari ahli materi, ahli media, praktisi lapangan dan siswa, berupa kritik dan saran terhadap media. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner atau angket dan lembar soal Uji Kompetensi siswa. Terdapat empat macam angket dalam penelitian pengembangan ini, yakni angket validasi ahli materi, angket validasi ahli media, angket validasi oleh praktisi lapangan, dan angket respon siswa. Lembar soal Uji Kompetensi Siswa berisi soal-soal berkaitan dengan materi sistem saraf. Teknik analisis data terdiri atas dua macam, yaitu teknik analisis untuk data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif. Data kuantitif uji kelayakan yang diperoleh dari ahli dan praktisi lapangan dianalisis menggunakan teknik analisis rata-rata total validitas dengan rumus sebagai berikut. 4

5 Keterangan : = Rata-rata total validitas = Rata-rata tiap aspek ke-n N = Banyaknya aspek dalam satu instrumen Hasil rata-rata total validitas yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan kriteria kelayakan seperti yang tertera pada Tabel 1. Jika rata-rata total validitas yang diperoleh < 4, maka multimedia harus tetap direvisi. Tabel 1. Kriteria Kelayakan Media Pembelajaran Interval skor Kategori 4 Sangat Valid 3 < 4 Valid 2 < 3 Kurang Valid 1 < 2 Tidak Valid (Sumber: Khabibah, 2006) Data kuantitatif yang diperoleh dari jawaban Ya siswa dianalisis menggunakan teknik analisis persentase dengan rumus sebagai berikut. P = x 100% Keterangan : P = Persentase Jawaban Ya x = total skor pada suatu jenis instrumen xi = skor maksimal pada suatu jenis instrumen Hasil persentase jawaban Ya yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan kriteria respon siswa yang tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Kriteria Respon Siswa Rentangan Kriteria Persentase 85% Sangat Positif 70% P < 85% Positif 50% < 70% Kurang Positif P 50% Tidak Positif (Sumber: Khabibah, 2006) HASIL DAN PEMBAHASAN Multimedia pembelajaran merupakan produk hasil pengembangan yang divalidasi oleh ahli materi, ahli media dan praktisi lapangan. Ringkasan data hasil

Uji kelayakan multimedia pembelajaran oleh ahli materi, ahli media dan praktisi lapangan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Rekapitulasi Data Hasil Uji Kelayakan oleh Ahli dan Praktisi Lapangan No Validator Rata-rata total validitas ( Keterangan 1. Ahli Materi 3,87 Valid 2. Ahli Media 3,87 valid 3. Praktisi Lapangan 3,88 valid Rata-rata 3,87 valid 6 Berdasarkan Tabel 3 rekapitulasi data hasil Uji kelayakan oleh ahli dan praktisi lapangan diperoleh rata-rata total validitas 3,87. Menurut Khabibah (2006), nilai tersebut termasuk dalam kategori valid dengan makna produk layak digunakan dengan revisi berdasarkan saran-saran yang diberikan oleh ahli. Multimedia yang sudah divalidasi oleh ahli dan praktisi lapangan kemudian direvisi sesuai dengan saran dan komentar yang diberikan ahli dan praktisi lapangan. Multimedia yang sudah direvisi kemudian diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dan diuji keefektifan serta kepraktisannya oleh siswa. Uji keefektifan dilakukan oleh 31 siswa kelas XI MIA 3 dengan mengerjakan soal Uji Kompetensi Siswa setelah menempuh materi Sistem Saraf. Ringkasan data hasil uji keefektifan multimedia pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada Tabel 4. Sedangkan uji kepraktisan dilakukan oleh 10 siswa kelas XI MIA 3 dengan mengisi angket respon siswa. Ringkasan data hasil uji kepraktisan multimedia pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 4. Data Hasil Uji Kompetensi Siswa No Nama Siswa x 1. Siswa A 77,5 2. Siswa B 80 3. Siswa C 72,5 4. Siswa D 55 5. Siswa E 80 6. Siswa F 80 7. Siswa G 55 8. Siswa H 95 9. Siswa I 90 10. Siswa J 60 11. Siswa K 80 12. Siswa L 95 13. Siswa M 80 14. Siswa N 55 15. Siswa O 85 16. Siswa P 55 17. Siswa Q 55 18. Siswa R 65 19. Siswa S 85

7 20. Siswa T 70 21. Siswa U 80 22. Siswa V 70 23. Siswa W 90 24. Siswa X 70 25. Siswa Y 75 26. Siswa Z 75 27. Siswa AA 95 28. Siswa AB 97,5 29. Siswa AC 75 30. Siswa AD 80 31. Siswa AE 55 Jumlah 2182,5 Rata-rata (X) 70,4 Konversi nilai skala 0-4 2,82 Berdasarkan data pada Tabel 4 diperoleh rata-rata nilai Uji Kompetensi Siswa yaitu 70,04 atau 2,82 (dari skala 0-4). Nilai ini lebih besar (>) dari nilai ketuntasan belajar minimal siswa menurut Permendikbud No. 104 Tahun 2014 yaitu sebesar 2,67 (B-). Sehingga dapat dikatakan bahwa media efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pada akhir kegiatan pembelajaran, diberikan angket respon kepada 10 siswa. Angket respon terdiri atas 4 aspek, yaitu penyajian materi, kemenarikan tampilan, kejelasan latihan soal dan kemudahan penggunaan. Hal ini dilakukan untuk Uji kepraktisan multimedia pembelajaran. Rekapitulasi data hasil pengisian angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rekapitulasi Data Hasil Pengisian Angket Respon Siswa No Nama Siswa x xi % Keterangan 1. Responden A 11 11 100 Positif 2. Responden B 11 11 100 Positif 3. Responden C 11 11 100 Positif 4. Responden D 10 11 90.9 Positif 5. Responden E 11 11 100 Positif 6. Responden F 11 11 100 Positif 7. Responden G 10 11 90,9 Positif 8. Responden H 11 11 100 Positif 9. Responden I 11 11 100 Positif 10. Responden J 11 11 100 Positif Persentase 98,18% Positif Berdasarkan hasil pengisian angket respon siswa diperoleh persentase pencapaian 98,60%. Data tersebut digunakan sebagai hasil uji kepraktisan oleh siswa. Menurut Khabibah (2006), persentase pencapaian 98,60% termasuk dalam

kategori positif dengan makna produk menarik bagi siswa dan praktis digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil uji kelayakan oleh ahli dan praktisi lapangan serta uji kepraktisan oleh siswa, diketahui bahwa multimedia pembelajaran yang dikembangkan termasuk dalam kriteria valid, namun masih ada beberapa hal yang perlu direvisi. Adanya revisi tersebut dilakukan berdasarkan saran, komentar dan kritik dari para validator. Berdasarkan saran dan komentar dari ahli materi, dapat diketahui bahwa beberapa materi pada bagian penyakit/kelainan sistem saraf perlu ditambah agar lebih lengkap, sehingga dilakukan revisi dengan menambah penyakit amnesia dan epilepsi pada materi. Selain itu, gambar pada materi susunan sistem saraf juga perlu ditambah agar lebih jelas, sehingga dilakukan revisi dengan menambah gambar irisan otak pada materi susunan sistem saraf pusat dan gambar perbedaan sistem saraf somatik dan saraf autonom pada materi susunan sistem saraf tepi. Sedangkan dari ahli media, dapat diketahui bahwa penggunaan tanda baca, jenis dan ukuran font yang digunakan masih kurang tepat, sehingga dilakukan revisi pada bagian yang telah ditentukan oleh ahli media. Praktisi lapangan menyatakan bahwa media sudah cukup baik dan saran yang diberikan adalah menggunakan multimedia secara berkelompok sebab tidak semua siswa memiliki handphone Android. Selama kegiatan uji coba produk, siswa terlihat sangat antusias dalam menggunakan multimedia pembelajaran. Penggunaan Multimedia dalam pembelajaran bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi tersebut (Wahono, 2007). Multimedia pembelajaran yang dikembangkan berisi langkah-langkah pembelajaran saintifik 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Menurut Fauziah (2013) pendekatan saintifik mengajak siswa langsung dalam menginferensi masalah yang ada dalam bentuk rumusan masalah dan hipotesis, rasa peduli terhadap lingkungan, rasa ingin tahu dan gemar membaca. Dalam pelaksanaanya, siswa akan memperoleh 8

kesempatan untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri serta mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pendekatan saintifik dapat mengembangkan berbagai skill seperti keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill), keterampilan berkomunikasi (communication skill), keterampilan melakukan kerja sama dan penyelidikan (research and collaboration skill) dan perilaku berkarakter, karena pengalaman belajar yang diberikan dapat memenuhi tujuan pendidikan dan bermanfaat bagi pemecahan masalah dan kehidupan nyata. Hasil uji coba pada siswa menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Prasetianingtyas (2014) bahwa multimedia interaktif berbentuk aplikasi Android efektif dalam memberikan pemahaman pada siswa. Berdasarkan uji kepraktisan pada siswa, diperoleh hasil bahwa produk menarik bagi siswa dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan penelitian Sambodo (2014) bahwa media pembelajaran biologi berbasis Android menunjukkan tanggapan yang baik dari siswa. Tanggapan yang baik ini dapat dilihat dari respon yang diberikan oleh siswa yang mengatakan aplikasi sangat menarik dan mudah untuk dipahami. Keunggulan lainnya multimedia pembelajaran ini antara lain: 1) tidak memerlukan biaya koneksi data sebab multimedia pembelajaran ini bersifat offline, 2) multimedia pembelajaran dapat dicopy dengan berbagai alat data, 3) multimedia pembelajaran ini sudah melalui proses pengujian kelayakan, kepraktisan dan keefektifan dan menghasilkan multimedia pembelajaran yang layak, praktis dan efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kelemahan multimedia pembelajaran ini antara lain: 1) materi yang terdapat dalam multimedia hanya terbatas pada indikator pembelajaran yang telah ditetapkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 2) ukuran multimedia pembelajaran cukup besar yaitu 53 MB, sehingga memerlukan RAM yang besar, 3) multimedia pembelajaran berfungsi dengan baik pada Android minimal versi 3.0. 9

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, dapat disimpulkan bahwa produk yang dihasilkan berupa multimedia pembelajaran sistem saraf berbasis Android untuk Siswa Kelas XI. Hasil uji coba produk diketahui bahwa multimedia pembelajaran sistem saraf berbasis Android untuk Siswa Kelas XI ini layak, efektif dan praktis untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 10 SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat diajukan, antara lain: 1) penginstalan multimedia pembelajaran pada handphone siswa sebaiknya dilakukan sebelum proses pelajaran sebab memerlukan waktu yang cukup lama, 2) multimedia pembelajaran ini hanya berfungsi sebagai pendamping buku paket. Sehingga dalam penggunaannya sebaiknya tidak terlepas dari penggunaan buku paket ataupun sumber belajar lainnya, 3) peneliti selanjutnya yang akan menggunakan multimedia pembelajaran ini juga dapat melanjutkan tahap penelitian dan pengembangan yang keempat yaitu tahap Disseminate (penyebaran). DAFTAR RUJUKAN Andik, M. 2011. Efektifitas Hasil Belajar Produktif TKJ melalui Mobile Learning di SMK Negeri 9 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang Atsnan, M.F. 2013. Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika Smp Kelas Vii Materi Bilangan. Makalah Tidak diterbitkan. Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta Fauziah, R., Abdullah, A.G., Hakim, D.L,. 2013. Jurnal Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. (Online) (https://upi.edu.ac.id), diakses tanggal 3 Juni 2015 Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tentang Penilaian oleh Pendidik. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI Khabibah. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

11 Prasetianingtyas, L. 2014. Pengembangan Multimedia Interaktif Berbentuk Aplikasi Android untuk Pembelajaran Sistem Saraf Kelas XI di SMA Laboratorium UM. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Sambodo, R. A. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning (mlearning) Berbasis Android Untuk Siswa kelas XI SMA/MA. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Tamimuddin, M. 2007. Pemrograman Berorientasi Objek dengan Java 2 Platform Micro Edition (J2ME). Bandung: Java Competency Center Institut Teknologi Bandung Thiagarajan, S., Semmel, DS. 1974. Instructional Development For Training Teacher of Exceptional Children. Indiana: Indiana University Wahono, E. 2007. Analisis Sistem. Jakarta: Fakultas Teknik UI