TANGGUNG JAWAB INDUK PERUSAHAAN DALAM PERUSAHAAN KELOMPOK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. monopoli terhadap suatu jaringan usaha. Disisi lain perusahaan grup itu

KEPAILITAN PERUSAHAAN INDUK TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DALAM GRUP

TANGGUNG JAWAB INDUK PERUSAHAAN TERHADAP ANAK PERUSAHAAN DALAM SUATU PERUSAHAAN KELOMPOK. Oleh: RATNA YULIANI NIM: C

AKIBAT HUKUM PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN ATAU AKUISISI TERHADAP STATUS PERUSAHAAN MAUPUN STATUS PEKERJA PADA PT (PERSEROAN TERBATAS)

I. PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk kegiatan ekonomi yang pemaknaannya banyak

ABSTRAK. Kata Kunci: Limited Liability, Piercing the Corporate Veil, Pemegang saham, Perseroan Terbatas. ABSTRACT

TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP AKTIVITAS PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

TANGGUNG JAWAB HOLDING COMPANY (INDUK PERUSAHAAN) TERHADAPANAK PERUSAHAAN DALAM LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

KEPEMILIKAN SAHAM MAYORITAS OLEH DIREKTUR UTAMA

AKIBAT HUKUM PENGGABUNGAN PERUSAHAAN (MERGER) PADA PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS

TANGGUNG JAWAB HUKUM INDUK PERUSAHAAN SEBAGAI PENJAMIN (CORPORATE GUARANTOR) ATAS UTANG ANAK PERUSAHAAN DALAM KEPALITAN Jes Simalungun Putra Purba

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, istilah hukum perusahaan berasal dari hukum dagang dan

BAB II HUBUNGAN HUKUM INDUK PERUSAHAAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN. A. Status Badan Induk perusahaan dan Anak Perusahaan

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN SAHAM YANG DILAKUKAN SECARA PINJAM NAMA. Oleh Ni Made Rai Manik Galih Sari I Gst.A. Mas Rwa Jayantiari

PROBLEMATIKA STATUS KEKAYAAN NEGARA DALAM PERMODALAN BUMN PERSERO Oleh: Amanda Savira Karin

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. kredit serta memberikan kepastian kepada mereka untuk dapat menerima uangnya

PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN INDUK TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DALAM HAL TERJADINYA PENCEMARAN DAN/ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMENANG LELANG TERKAIT KEPEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE

BAB l PENDAHULUAN. negara dengan negara lainnya. Di Indonesia, cita-cita ini terkandung dalam preambule

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 1988, ketika pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PENERBANGAN TERHADAP PENUMPANG

PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA DARI DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM BANK TERLIKUIDASI YANG BERBADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

Kata Kunci: Yayasan, Badan Usaha, Perseroan Terbatas

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN TERHADAP KERUSAKAN BARANG YANG DIANGKUT DALAM TRANSPORTASI LAUT

TANGGUNG JAWAB ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DALAM PERSEROAN ATAS KELALAIAN MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

SINGLE ECONOMY ENTITY DOCTRINE DALAM PERKARA PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA

PENGATURAN KONSOLIDASI PERUSAHAAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN BANK INDONESIA DALAM LIKUIDASI BANK

PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN INDUK DALAM

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

MERGER PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan tersebut. diatur dalam Pasal 33 Undang-Undang

Adapun...

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS INFORMASI SUATU PRODUK MELALUI IKLAN YANG MENGELABUI KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG SAHAM MINORITAS PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

BAB I P E N D A H U L U A N

ORGANISASI PERUSAHAAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA KECIL DALAM KEGIATAN BERUSAHA Oleh : I Putu Denny Pradnyana Putra Cokorde Dalem Dahana

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KLAUSULA DALAM PERJANJIAN WARALABA YANG DAPAT MENIMBULKAN PRAKTIK MONOPOLI

Oleh Febriansyah Fredi Alsabah Siluh Putu Dawisni Manik Pinatih Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

PROSEDUR HUKUM YANG HARUS DITEMPUH PERSEROAN TERBATAS DALAM HAL TERJADINYA PENGURANGAN JUMLAH PENDIRI DAN AKIBAT HUKUMNYA

MERGER SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN PERUSAHAAN. Sri Retno Widyorini * ABSTRACT

TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP KERUGIAN PT BERDASARKAN DOKTRIN BUSINESS JUDGEMENT RULE

PENGATURAN PROSPEKTUS PENAWARAN WARALABA DALAM PERJANJIAN WARALABA. Oleh Calvin Smith Houtsman Sitinjak Desak Putu Dewi Kasih.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Adapun kesimpulan-kesimpulan untuk menjawab. permasalahan yang ada : perusahaan yaitu: perusahaan.

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (NAAMLOZE VENNOTSCHAP)

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Orisinalitas Penelitian Tujuan Penelitian 13

AKIBAT HUKUM INVESTOR BARU SEBAGAI PEMEGANG SAHAM BANK (STUDI KASUS PT. BANK SULUT) 1 Oleh: Fauzy Indra Rizky Arbie 2

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL YANG MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT

HUBUNGAN HUKUM ANTARA PELAKU USAHA DENGAN KONSUMEN. Oleh: Dewa Gede Ari Yudha Brahmanta Anak Agung Sri Utari

Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada yang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing dari perusahaan tersebut memiliki karakteristik yang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PELAKU USAHA YANG TUTUP TERKAIT DENGAN PEMBERIAN LAYANAN PURNA JUAL/GARANSI

PERLINDUNGAN SAHAM MINORITAS DALAM HOLDING COMPANY Audrya Luvika Siregar Bismar Nasution Mahmul Siregar

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

SAHAM SEBAGAI OBJEK PEWARISAN DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PRODUSEN ATAS PENYEBARAN DVD BAJAKAN DI INDONESIA (DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA)

BAB I PENDAHULUAN. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah

TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN PRINSIP FIDUCIARY DUTIES DALAM PERSEROAN TERBATAS

TANGGUNG JAWAB KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAS HILANGNYA SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG TELAH DIBEBANI HAK TANGGUNGAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) YANG BERBENTUK BUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT)

STATUS BADAN HUKUM PERSEROAN AKIBAT DARI PEMBUBARAN PERSEROAN

Oleh Ni Wayan Anggita Darmayoni I Gede Yusa. Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

BAB III TANGGUNG JAWAB HUKUM INDUK PERUSAHAAN TERHADAP PERBUATAN HUKUM ANAK PERUSAHAANNYA

PEMBENTUKAN GROUP COMPANY/ HOLDING MELALUI MERGER, KONSOLIDASI, DAN AKUISISI. Oleh : Prof Dr JAMAL WIWOHO, SH, MHum

HARMONISASI KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP BANK INDONESIA

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB II PENGATURAN INDUK PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN DI INDONESIA. wilayah yurisdiksi yang berbeda. Perbedaan pendapat mengenai pengertian

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PEMEGANG SAHAM DI INDONESIA. pemiliknya. Hak-hak pemegang saham lahir dari kebendaan tersebut.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA

PERBANDINGAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

Keywords: Financial loss of countries, corruption, acquittal, policy, prosecutor

Tata Kelola Terintegrasi

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Lex et Societatis, Vol. III/No. 6/Juli/2015

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP IKLAN YANG TIDAK MENGINFORMASIKAN BAHWA HARGA YANG DISAMPAIKAN DALAM IKLAN BELUM DITAMBAH DENGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum. bahan-bahan kepustakaan untuk memahami Piercing The

PERAN PENGADILAN NIAGA SEBAGAI LEMBAGA PENYELESAIAN PERKARA KEPAILITAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

PERLINDUNGAN HUKUM PEMILIK MEREK TERDAFTAR DAN RELEVANSINYA TERHADAP PRAKTEK PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

PENGEMBANGAN KORPORASI SEBAGAI PELAKU EKONOMI DI INDONESIA

AKIBAT HUKUM BENTUK-BENTUK RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INFORMASI PRIBADI TERKAIT PRIVACY RIGHT

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA OLEH KORPORASI

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB INDUK PERUSAHAAN DALAM PERUSAHAAN KELOMPOK Penulis : Putu Harini Desak Putu Dewi Kasih Marwanto Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT : This paper is about legal relationship between the parent company with subsidiaries in the corporate liability group and the parent company of the legal actions undertaken by a subsidiary to a third party within the company group. Problems occurred that provision parent company as an independent entity that can take responsibility in the engagement undertaken by the subsidiary has not been clearly and carefully regulated. So that raises a question of law if the third party losses. This paper aims to understand and know about the legal relationship between the parent company with subsidiaries in a corporate group, and to know the responsibility of the parent company against legal actions undertaken in the subsidiary companies of the group. This paper method produces using the normative with the descriptive nature of the research. This paper presented a study that the legal relationship between the parent company with subsidiaries in the group company is a contractual legal relationship between the parent company as the majority shareholder of the subsidiary so that the parent company can control the running of the company with majority ownership of shares. And the parent company can be held accountable for the actions of its subsidiary law (defaults) it can be shown that the interference of the parent company to the subsidiary business. Keywords : Relations Law, Responsibility, Parent Company ABSTRAK : Penulisan ini membahas tentang hubungan hukum antara induk perusahaan dengan anak perusahaan dalam perusahaan kelompok dan tanggung jawab induk perusahaan terhadap perbuatan hukum yang dilakukan oleh anak perusahaan terhadap pihak ketiga dalam perusahaan kelompok. Permasalahan yang terjadi bahwa ketentuan induk perusahaan sebagai badan usaha yang mandiri dapat ikut bertanggungjawab dalam perikatan yang dilakukan oleh anak perusahaan belum diatur secara jelas dan cermat. Sehingga menimbulkan suatu persoalan hukum apabila pihak ketiga mengalami kerugian. Tulisan ini bertujuan untuk memahami dan mengerti tentang hubungan hukum antara induk perusahaan dengan anak perusahaan dalam perusahaan kelompok, dan untuk mengetahui tanggung jawab induk perusahaan terhadap perbuatan hukum yang dilakukan anak perusahaan dalam perusahaan kelompok. Penulisan ini menggunakan metode normatif dengan sifat penelitian deskriptif. Tulisan ini menghasilkan penelitian bahwa hubungan hukum yang terjadi antara induk perusahaan dengan 1

anak perusahaan dalam perusahaan kelompok adalah hubungan hukum kontraktual antara induk perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas dari anak perusahaannya sehingga dengan demikian induk perusahaan dapat mengontrol jalannya perusahaan dengan kepemilikan mayoritas saham. Induk perusahaan dapat diminta bertanggungjawab atas perbuatan hukum anak perusahaannya apabila dapat dibuktikan bahwa adanya campur tangan induk perusahaan ke dalam bisnis anak perusahaan. Kata Kunci: Hubungan Hukum, Tanggung Jawab, Induk Perusahaan I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia perusahaan kelompok menjadi bentuk usaha yang banyak dipilih oleh pelaku usaha di Indonesia, karena perusahaan kelompok dianggap diperlukan untuk mempercepat proses pembangunan perekonomian dalam suatu negara. Dalam perkembangan terkini, berbagai alasan pembentukan atau pengembangan perusahaan kelompok di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu upaya pelaku usaha untuk mengakomodasi ketentuan dalam suatu peraturan perundang-undangan dan kepentingan ekonomi perusahaan kelompok. Peraturan perundang-undangan ini dapat berupa perintah peraturan perundangundangan ataupun escape claused peraturan perundang-undangan yang berimplikasi kepada terbentuknya suatu perusahaan kelompok. Sementara itu, kepentingan bisnis pengembangan konstruksi perusahaan kelompok bertujuan untuk meningkatkan daya saing melalui sinergi anggota perusahaan kelompok melalui strategi pertumbuhan eksternal dengan membentuk struktur atau konstruksi perusahaan kelompok. Hubungan-hubungan yang ada diantara perusahaan anggota kelompok dapat diartikan sebagai hubungan antara badan-badan hukum yang ada didalam suatu kelompok tersebut yaitu badan hukum dengan bentuk Perseroan Terbatas. Hubungan itu dapat terjadi antara lain karena adanya keterkaitan kepemilikan yang banyak atau sedikit. Mempunyai keterikatan yang erat baik satu sama lain, dalam kebijakan menjalankan usaha maupun dalam hal pengaturan keuangan dan hubungan organisasi. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perusahaan yang berada dibawah satu pimpinan sentral atau pengurusan bersama dikelola dengan 2

gaya dan pola yang sama. 1 Holding company atau disebut juga perusahaan induk dalam Bahasa Indonesia, adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan/atau mengatur satu atau lebih perusahaan lain tersebut. Biasanya, suatu perusahaan holding memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang-bidang bisnis yang sangat berbeda-beda. Perusahaan-perusahaan yang tergabung didalam kelompok yang akan dibahas adalah yang berbentuk Perseroan Terbatas yang selanjutnya di sebut PT, sehingga masing-masing perusahaan telah berstatus badan hukum. Namun apabila dilihat secara mendalam, maka perusahaan-perusahaan yang berada didalam perusahaan grup itu dimiliki oleh pemilik modal yang sama sehingga dapat dikatakan sebagai satu kesatuan kelompok kegiatan ekonomi. Perusahaan-perusahaan yang tergabung didalamnya adalah badan-badan usaha yang masing-masing merupakan sebuah badan hukum tersendiri, konsekuensinya perusahaan yang terkait dalam perusahaan grup mempunyai hak dan kewajiban hukum masing-masing. Mereka tidak dapat ikut bertanggungjawab kepada pihak ketiga dan juga tidak memperoleh hak yang dihasilkan dari hubungan hukum yang dibuat oleh salah satu perusahaan di dalam kelompok dengan pihak ketiga. Bahkan mungkin pihak ketiga belum tentu mengetahui bahwa perusahaan yang mengadakan perjanjian dengannya adalah anggota pada suatu kelompok perusahaan. 2 Dari sudut pandang hukum, pihak ketiga tentu tidak dapat dirugikan begitu saja, hanya karena perusahaan-perusahaan dalam satu grup diorganisasikan dalam sebuah kelompok. 1.2 TUJUAN PENELITIAN Kajian ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui tentang hubungan hukum antara induk perusahaan dengan anak perusahaan dalam perusahaan kelompok dan mengetahui tanggung jawab induk perusahaan terhadap perbuatan hukum yang dilakukan anak perusahaan dalam perusahaan kelompok. 1 Emmy Simanjuntak, 1994, Seri Hukum Dagang; Perusahaan kelompok (company/concern), Universitas Gajah Mada, Jogyakarta, hal. 5. 2 R. Murjiyanto, 2002, Pengantar Hukum Dagang; Aspek-Aspek Hukum Perusahaan dan Larangan Praktek Monopoli, Liberty, Yogyakarta, hal. 69. 3

II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Penulisan ini, menggunakan metode penelitian hukum normatif yaitu, suatu proses untuk menentukan suatu aturan hukum, prinsip hukum, maupun doktrin hukum untuk menjawab permasalahan hukum yang dihadapi. 3 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 HUBUNGAN HUKUM ANTARA INDUK PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN DALAM PERUSAHAAN KELOMPOK Perusahaan kelompok dapat terjadi melalui penggabungan, peleburan dan pengambilalihan perseroan. Pengertian penggabungan (merger), peleburan (konsolidasi) dan pengambilalihan (akuisisi) diatur dalam Pasal 122 sampai dengan Pasal 134 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Berdasarkan penjelasan tersebut, salah satu cara pembentukan perusahaan grup adalah melalui merger. Sedangkan Sri Redjeki Hartono lebih lanjut mengatakan tujuan penggabungan suatu perusahaan adalah untuk kemajuan dari masing-masing perusahaan dan secara tidak langsung adalah untuk dan demi keuntungan dan kepentingan orang-orang (pemilik) yang berada di belakang nama perusahaan yang bersangkutan. 4 Di samping itu tujuan untuk memperluas usaha secara optimal, memperkokoh keadaan pasar baik untuk pembelian maupun penjualan dan memperoleh kedudukan keuangan yang lebih kuat. Pada dasarnya tindakan yang dilakukan oleh perusahaan atau kelompok usaha yang akan melakukan merger (penggabungan) harus berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku adalah dalam upaya untuk memberikan adanya kepastian hukum atas tindakan penggabungan dan melindungi kepentingan para pihak terutama pihak ketiga yaitu pemegang saham. Berakhirnya eksistensi dari perseroan yang menggabungkan diri dapat terjadi baik tanpa terlebih dahulu dilakukan likuidasi atau melalui likuidasi. Dalam hal penggabungan perseroan dilakukan tanpa likuidasi, maka akibat hukum dari penggabungan tersebut diatur didalam Pasal 122 ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Maju, hlm. 50. 3 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, hal. 35 4 Sri Redjeki Hartono, et.al., 2000, Kapita Selekta Hukum Perusahaan, Jakarta : Mandar 4

Perseroan Terbatas. Hubungan hukum yang timbul antara induk perusahaan dengan anak perusahaannya dalam hal terjadinya merger pada perusahaan kelompok merupakan hubungan hukum kontraktual antara induk perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas dengan anak perusahaan. Hubungan hukum tersebut diatur secara jelas dalam anggaran dasar anak perusahaan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. 2.2.2 Tanggung Jawab Induk Perusahaan Terhadap Perbuatan Hukum Yang Dilakukan Oleh Anak Perusahaan Secara etimologis, tanggung jawab hukum atau liability sering sekali ditukar dengan responsibility. Pengertian tanggung jawab menururt Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, jika terjadi sesuatu dapat dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya. Tanggung jawab hukum dapat dibedakan atas pertanggung jawaban individu dan pertanggung jawaban kolektif. Dalam Kitab Undang-Undang hukum Dagang (KUHD) Pasal 40 ayat (2) dinyatakan bahwa pemegang saham tidak bertanggungjawab lebih dari pada jumlah Penuh dari saham-saham itu. Prinsip yang sama juga diberlakukan oleh UndangUndang Perseroan Terbatas yang menyatakan dengan tegas bahwa Perseroan Terbatas merupakan badan hukum dan tanggung jawabnya hanya sebatas saham-saham yang telah diambil oleh pemegang saham (Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas). Hanya saja Undang-Undang Perseroan Terbatas menegaskan tentang adanya beberapa pengecualian atas prinsip keterbatasan tanggung jawab badan hukum yang bersangkutan, termasuk untuk menarik pihak induk perusahaan sebagai pemegang saham untuk ikut memepertanggung jawabkan terhadap perbuatan anak perusahaannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 3 ayat (2) yang menyatakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila: a) persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi, b) pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan 5

pribadi, c) pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau, d) pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang Perseroan. 5 III. KESIMPULAN Hubungan hukum yang terjadi antara induk perusahaan dengan anak perusahaan dalam perusahaan kelompok adalah hubungan hukum kontraktual antara induk perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas dari anak perusahaannya sehingga dengan demikian induk perusahaan dapat mengontrol jalannya perusahaan dengan kepemilikan mayoritas saham. Adapun induk perusahaan dapat bertanggungjawab pada perbuatan hukum yang dilakukan oleh anak perusahaan apabila induk perusahaan belum atau tidak terpenuhi sebagai badan hukum, induk perusahaan memiliki itikad buruk untuk memanfaatkan perseroan untuk kepentingan pribadi, dan pemegang saham melakukan perbuatan melawan hukum dengan menggunakan kekayaan perseroan yang mengakibatkan kerugian pada perseroan sehingga tidak bisa melunasi hutang-hutangnya. 5 Sulistiowati, 2010, Aspek Hukum dan Realitas Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia, Erlangga, Jakarta, h. 65 6

DAFTAR PUSTAKA Hartono, Sri Redjeki., 2000, Kapita Selekta Hukum Ekonomi., PT. Mandar Maju, Bandung. Marzuki, Peter Mahmud., 2005, Penelitian Hukum., Kencana, Jakarta. Murjiyanto, R., 2002, Pengantar Hukum Dagang: Aspek-Aspek Hukum Perusahaan 1 dan Larangan Praktek Monopoli, Liberty, Yogyakarta. Simanjuntak, Emmy., 1994, Seri Hukum Dagang: Perusahaan Kelompok (group company/concern),universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Sulistiowati, 2010, Aspek Hukum dan Realitas Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia, Erlangga, Jakarta 7