PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014 ACEH Tanah Longsor SUMUT Angin Puting Beliung SUMBAR Kebakaran Angin Puting Beliung KEPRI Angin Puting Beliung JAMBI Tanah Longsor KALTIM Konflik Sosial SULSEL Angin Puting Beliung Banjir BANTEN Kecelakaan Transportasi SULTENG Konflik Sosial JAWA BARAT Banjir Tanah Longsor Kecelakaan Transportasi Konflik Sosial JAWA TENGAH Tanah longsor Kecelakaan Transportasi Keracunan Makanan JAWA TIMUR Keracunan Makanan Kecelakaan Transportasi Angin Puting Beliung MALUKU Konflik Sosial Gempa Bumi PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB I GAMBARAN KEJADIAN UMUM KRISIS KESEHATAN 1. Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan hasil pemantauan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan sampai dengan bulan Mei 2014 total kejadian krisis yang terjadi sebanyak 31 kejadian dengan korban meninggal sebanyak 28 orang, luka berat/rawat inap sebanyak 87 orang, luka ringan/rawat jalan sebanyak 331 orang serta jumlah pengungsi sebanyak 295 orang. Sedangkan kejadian krisis kesehatan yang terjadi pada bulan Maret saja terjadi sebesar 27 kali kejadian yang disebabkan bencana alam, non alam serta bencana sosial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Kejadian Krisis Kesehatan pada Berdasarkan Jenis Bencana Bulan Jenis Bencana April 2014 Mei 2014 Angin Puting Beliung, Banjir, Banjir Bandang, Banjir dan Tanah Longsor, Banjir Lahar Dingin, Kecelakaan Transportasi, Keracunan Makanan, Konflik Sosial, Kebakaran dan Tanah Longsor Angin Puting Beliung, Banjir, Gempa Bumi, Kebakaran,Kecelakaan Transportasi, Keracunan Makanan, Konflik Sosial dan Tanah Longsor Frekuensi kejadian krisis kesehatan yang tertinggi berdasarkan jenis bencana pada bulan Mei 2014, adalah Kecelakaan Transportasi (7 kali), Tanah Longsor (6 kali), Angin Puting Beliung dan Keracunan Makanan (5 kali), Konflik Sosial (4 kali), Gempa Bumi dan Kebakaran (1kali). Jika dibandingkan dengan dengan kejadian bencana Bulan April 2014 terjadi penurunan sebesar 24,4 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 berikut : Grafik 1 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Jenis Bencana
JUMLAH SUMUT SUMBAR SULTENG SULSEL MALUKU KEPRI KALTIM KALBAR JATIM JATENG JABAR Jambi BANTEN ACEH 2. Kejadian Krisis Kesehatan Menurut Provinsi Terdapat 14 provinsi yang mengalami kejadian krisis kesehatan akibat bencana pada bulan Mei 2014. Frekuensi kejadian tertinggi di Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah dengan 7 kali kejadian, diikuti dengan Provinsi Jawa Timur dengan jumlah kejadian sebanyak 5 kali dengan jenis bencana yang tertinggi adalah Angin Puting Beliung. Dibandingkan dengan kejadian bulan April 2014 terdapat penurunan jumlah provinsi yang terdampak sebanyak 6 provinsi (30%). Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut provinsi di Indonesia pada bulan Mei 2014 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : Tabel 2 Frekuensi dan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi PROVINSI NO JENIS BENCANA 1 Angin Puting Beliung 1 1 1 1 1 5 2 Banjir 1 1 2 3 Gempa Bumi 1 1 4 Kebakaran 1 1 5 Kecelakaan Transportasi 1 2 3 1 7 6 Keracunan Makanan 2 3 5 7 Konflik Sosial 1 1 1 1 4 8 Tanah Longsor 1 1 2 1 1 6 TOTAL 1 1 1 6 6 5 1 1 1 2 2 1 2 1 31 3. Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Regional/Sub Regional Bencana pada bulan Mei 2014, terjadi di 7 regional Penanggulangan Krisis Kesehatan. Regional yang paling sering mengalami bencana adalah Regional DKI Jakarta 8 kejadian dengan kejadian bencana yang tertinggi adalah kecelakaan transportasi. Kejadian yang tertinggi adalah Regional Jawa Tengah 6 kejadian, Regional Sumatera Utara dan Regional Jawa Timur masing-masing 5 kejadian bencana. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian bencana menurut Regional/Sub Regional di Indonesia pada bulan Mei 2014 dapat dilihat pada Grafik 2 berikut : Grafik 2 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Regional 2
BAB II GAMBARAN KORBAN DAN PENGUNGSI AKIBAT BENCANA Salah satu dampak akibat terjadinya bencana adalah jatuhnya korban manusia baik meninggal, hilang dan luka-luka serta mengakibatkan pula adanya sejumlah penduduk yang mengungsi ke daerah yang relatif lebih aman. Jumlah korban keseluruhan akibat bencana pada bulan Mei 2014 sebanyak 446 orang, menurun sebesar 96,9 % jika dibandingkan dengan kejadian bulan April berjumlah 14,368 orang. Untuk jumlah pengungsi pada bulan Mei sebanyak 295 pengungsi, jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi pada bulan April terjadi penurunan sebesar 16.670 pengungsi (98,3 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Jumlah Korban dan Pengungsi Akibat Bencana di Indonesia No Korban dan Pengungsi April 2014 MEI 2014 1 Korban 14.368 446 Meninggal 78 28 Luka berat/ Rawat inap 240 87 Luka ringan/rawat jalan Hilang 14.019 31 2 Pengungsi 16.965 295 331 0 1. Korban Meninggal Dari tabel 3 di atas tampak bahwa angka korban meninggal pada bulan Mei 2014 sebanyak 28 orang, Jika dibandingkan bulan April 2014, terdapat penurunan jumlah korban sebanyak 50 orang (64 %). Pada bulan Mei 2014 korban meninggal tertinggi di sebabkan oleh Kecelakaan Transportasi sebanyak 14 orang (50%). Untuk lebih jelasnya, proporsi korban meninggal berdasarkan jenis bencana dapat dilihat pada grafik 3 berikut. Grafik 3 Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Bencana di Indonesia
Pada korban meninggal dunia berdasarkan provinsi terbesar terdapat di provinsi Jawa Tengah dengan jumlah korban meninggal sebanyak 8 orang (29 %) dengan kejadian yang terbanyak di akibatkan oleh kejadian kecelakaan transportasi dengan jumlah korban sebanyak 5 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4 berikut. Grafik 4 Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi Korban meninggal berdasarkan regional tertinggi terdapat di Regional DKI Jakarta dengan jumlah korban meninggal sebanyak 11 orang (39%) yang diakibatkan oleh kejadian kecelakaan transportasi dengan jumlah korban sebanyak 8 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 5 berikut. Grafik 5 Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Regional 4
2. Korban Luka Berat/Rawat Inap Korban Luka Berat/Rawat Inap pada sebanyak 87 orang, Jika dibandingkan bulan April 2014, yang berjumlah 267 orang, terdapat penurunan jumlah korban sebanyak 180 orang (67,4 %). Korban Luka Berat/Rawat Inap tertinggi di sebabkan oleh keracunan makanan sebanyak 62 orang (71%). Untuk lebih jelasnya, proporsi korban luka berat/rawat inap berdasarkan jenis bencana dapat dilihat pada grafik 6 berikut. Grafik 6 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Bencana di Indonesia Pada korban Luka Berat/Rawat Inap berdasarkan provinsi terbesar terdapat di Provinsi Jawa Timur dengan jumlah korban 54 orang (62%) yang disebabkan oleh kejadian keracunan makanan dengan jumlah korban sebanyak 51 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 7 berikut. Grafik 7 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi
Pada korban Luka Berat/Rawat Inap berdasarkan regional terbesar terdapat di Regional Jawa Timur dengan jumlah korban Luka Berat/Rawat Inap sebanyak 54 orang (62 %) dengan jumlah korban sebanyak 51 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 8 berikut. Grafik 8 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Regional 3. Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Untuk angka korban luka ringan/rawat Jalan pada sebanyak 311 orang. Jika dibandingkan bulan April 2014, korban Luka Berat/Rawat jalan sebanyak 14.019 orang, terdapat penurunan jumlah korban sebanyak 13.708 orang (97,8 %). Korban Luka Ringan/Rawat Jalan terbesar diakibatkan oleh Keracunan Makanan sebanyak 299 orang. Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan jenis bencana dapat dilihat pada grafik 9 berikut Grafik 9 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Bencana 6
Pada korban luka ringan/rawat berdasarkan provinsi terbesar terdapat di provinsi Jawa Tengah dengan jumlah korban sebanyak 221 orang (68 %) dengan korban terbanyak disebabkan kejadian keracunan makan.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 10 berikut. Grafik 10 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi Pada korban luka ringan/rawat berdasarkan regional terbesar terdapat di Regional Jawa Tengah dengan jumlah korban sebesar 224 orang (68 %) dengan korban terbanyak disebabkan kejadian keracunan makanan dengan jumlah korban sebanyak 217 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 11 berikut. Grafik 11 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Regional
4. Pengungsi Bencana yang terjadi pada bulan Mei 2014, selain menimbulkan hilangnya nyawa dan korban luka juga menyebabkan terjadinya pengungsian. Kejadian di bulan Mei 2014 terdapat pengungsi berjumlah 295 orang. Jika dibandingkan bulan April 2014, sebanyak 16.965 orang, terdapat penurunan jumlah korban sebanyak 16.670 orang (98,3 %). Pengungsi paling banyak diakibatkan oleh bencana Angin Puting Beliung sebanyak 139 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 12 berikut Grafik 12 Jumlah dan Proporsi Pengungsi Berdasarkan Jenis Bencana Pada jumlah pengungsi berdasarkan provinsi terbesar terdapat di provinsi Jawa Barat sebanyak 131 orang (44 %) kejadian bencana yang mengakibatkan penggungsian terbanyak disebabkan oleh kejadian tanah longsor sebanyak 107 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 13 berikut. Grafik 13 Jumlah dan Proporsi Pengungsi Berdasarkan Provinsi 8
Pada Jumlah Pengungsi tertinggi terdapat di Regional Sumatera Utara dengan jumlah pengungsi sebanyak 9.661 orang (97.193 %) kejadian bencana yang mengakibatkan penggungsian terbanyak disebabkan oleh kejadian tanah longsor sebanyak 107 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 14 berikut. Grafik 14 Jumlah dan Proporsi Pengungsi Berdasarkan Regional
BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN 1. REGIONAL SUMATERA UTARA Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat Tanah Longsor, Kebakaran, dan Angin Puting Beliung, adalah sebagai berikut : a. Evakuasi b. Memberikan Pelayanan Kesehatan c. Membuka Posko Kesehatan d. Kerjasama dengan Lintas Sektor 2. REGIONAL SUMATERA SELATAN Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat Tanah Longsor, adalah sebagai berikut : a. Evakuasi Korban b. Memberikan Pelayanan Kesehatan 3. REGIONAL DKI JAKARTA Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat Banjir, Keracunan Makanan, Tanah Longsor adalah sebagai berikut : Memberikan Pelayanan Kesehatan a. Memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. b. Menyiagakan puskesmas bangi korban banjir c. Membawa Jenazah untuk di visum 4. REGIONAL JAWA TIMUR Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat keracunan Makanan, Kecelakaan Transportasi, dan Angin Puting Beliung adalah sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. b. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi dan pengobatan pasien. 5. REGIONAL KALIMANTAN SELATAN Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan Konflik Sosial adalah sebagai berikut : Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pihak keamanan setempat 10
6. REGIONAL SULAWESI SELATAN Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat Gempa Bumi, Konflik Sosial, Angin Puting Beliung dan Banjir a. Evakuasi Korban b. Memberikan Pelayanan Kesehatan c. Menyiapkan Pos Kesehatan d. Memberikan bantuan MP-ASI Plh. Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Drg. Moh. Nur Nasiruddin, M.Kes NIP 196410211992121001