PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK.

TINJAUAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA TAHUN 2008

BUKU TINJAUAN PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

CEDERA. Website:

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MARET 2014

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian alam di dunia yang terjadi selama tahun mengalami fluktuasi dengan kecenderungan terus mengalami peningkatan.

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

INDONESIA Percentage below / above median

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

KESEHATAN ANAK. Website:

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

NOMOR : 18 TAHUN 2009 BAB I P E N D A H U L U A N

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian dan korban manusia baik cedera maupun meninggal dunia serta

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1090, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi. Pedoman.

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA

Memahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I TAHUN 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website:

Disabilitas. Website:

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan DAFTAR ISI

LAPORAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DI INDONESIA APRIL 2014

KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Disampaikan dalam rangka Rapat Koordinasi Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2013

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

PENGALAMAN MENGIKUTI ASSESSMENT OLEH PUSAT KRISIS KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

C UN MURNI Tahun

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

KAJIAN PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BERITA RESMI STATISTIK

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota)

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

Kesehatan Gigi danmulut. Website:

ANALISA POTENSI LAYANAN KESEHATAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BNPB. Unit Pelaksana Teknis. Penyelenggaraan. Pembentukan. Kajian. Pedoman.

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT


Memperkuat Peran Daerah

DRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN 2017

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

Buku Indikator Kesehatan

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

Transkripsi:

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014 ACEH Tanah Longsor SUMUT Angin Puting Beliung SUMBAR Kebakaran Angin Puting Beliung KEPRI Angin Puting Beliung JAMBI Tanah Longsor KALTIM Konflik Sosial SULSEL Angin Puting Beliung Banjir BANTEN Kecelakaan Transportasi SULTENG Konflik Sosial JAWA BARAT Banjir Tanah Longsor Kecelakaan Transportasi Konflik Sosial JAWA TENGAH Tanah longsor Kecelakaan Transportasi Keracunan Makanan JAWA TIMUR Keracunan Makanan Kecelakaan Transportasi Angin Puting Beliung MALUKU Konflik Sosial Gempa Bumi PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I GAMBARAN KEJADIAN UMUM KRISIS KESEHATAN 1. Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan hasil pemantauan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan sampai dengan bulan Mei 2014 total kejadian krisis yang terjadi sebanyak 31 kejadian dengan korban meninggal sebanyak 28 orang, luka berat/rawat inap sebanyak 87 orang, luka ringan/rawat jalan sebanyak 331 orang serta jumlah pengungsi sebanyak 295 orang. Sedangkan kejadian krisis kesehatan yang terjadi pada bulan Maret saja terjadi sebesar 27 kali kejadian yang disebabkan bencana alam, non alam serta bencana sosial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Kejadian Krisis Kesehatan pada Berdasarkan Jenis Bencana Bulan Jenis Bencana April 2014 Mei 2014 Angin Puting Beliung, Banjir, Banjir Bandang, Banjir dan Tanah Longsor, Banjir Lahar Dingin, Kecelakaan Transportasi, Keracunan Makanan, Konflik Sosial, Kebakaran dan Tanah Longsor Angin Puting Beliung, Banjir, Gempa Bumi, Kebakaran,Kecelakaan Transportasi, Keracunan Makanan, Konflik Sosial dan Tanah Longsor Frekuensi kejadian krisis kesehatan yang tertinggi berdasarkan jenis bencana pada bulan Mei 2014, adalah Kecelakaan Transportasi (7 kali), Tanah Longsor (6 kali), Angin Puting Beliung dan Keracunan Makanan (5 kali), Konflik Sosial (4 kali), Gempa Bumi dan Kebakaran (1kali). Jika dibandingkan dengan dengan kejadian bencana Bulan April 2014 terjadi penurunan sebesar 24,4 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 berikut : Grafik 1 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Jenis Bencana

JUMLAH SUMUT SUMBAR SULTENG SULSEL MALUKU KEPRI KALTIM KALBAR JATIM JATENG JABAR Jambi BANTEN ACEH 2. Kejadian Krisis Kesehatan Menurut Provinsi Terdapat 14 provinsi yang mengalami kejadian krisis kesehatan akibat bencana pada bulan Mei 2014. Frekuensi kejadian tertinggi di Prov. Jawa Barat dan Prov. Jawa Tengah dengan 7 kali kejadian, diikuti dengan Provinsi Jawa Timur dengan jumlah kejadian sebanyak 5 kali dengan jenis bencana yang tertinggi adalah Angin Puting Beliung. Dibandingkan dengan kejadian bulan April 2014 terdapat penurunan jumlah provinsi yang terdampak sebanyak 6 provinsi (30%). Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut provinsi di Indonesia pada bulan Mei 2014 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : Tabel 2 Frekuensi dan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi PROVINSI NO JENIS BENCANA 1 Angin Puting Beliung 1 1 1 1 1 5 2 Banjir 1 1 2 3 Gempa Bumi 1 1 4 Kebakaran 1 1 5 Kecelakaan Transportasi 1 2 3 1 7 6 Keracunan Makanan 2 3 5 7 Konflik Sosial 1 1 1 1 4 8 Tanah Longsor 1 1 2 1 1 6 TOTAL 1 1 1 6 6 5 1 1 1 2 2 1 2 1 31 3. Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Regional/Sub Regional Bencana pada bulan Mei 2014, terjadi di 7 regional Penanggulangan Krisis Kesehatan. Regional yang paling sering mengalami bencana adalah Regional DKI Jakarta 8 kejadian dengan kejadian bencana yang tertinggi adalah kecelakaan transportasi. Kejadian yang tertinggi adalah Regional Jawa Tengah 6 kejadian, Regional Sumatera Utara dan Regional Jawa Timur masing-masing 5 kejadian bencana. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian bencana menurut Regional/Sub Regional di Indonesia pada bulan Mei 2014 dapat dilihat pada Grafik 2 berikut : Grafik 2 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Regional 2

BAB II GAMBARAN KORBAN DAN PENGUNGSI AKIBAT BENCANA Salah satu dampak akibat terjadinya bencana adalah jatuhnya korban manusia baik meninggal, hilang dan luka-luka serta mengakibatkan pula adanya sejumlah penduduk yang mengungsi ke daerah yang relatif lebih aman. Jumlah korban keseluruhan akibat bencana pada bulan Mei 2014 sebanyak 446 orang, menurun sebesar 96,9 % jika dibandingkan dengan kejadian bulan April berjumlah 14,368 orang. Untuk jumlah pengungsi pada bulan Mei sebanyak 295 pengungsi, jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi pada bulan April terjadi penurunan sebesar 16.670 pengungsi (98,3 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Jumlah Korban dan Pengungsi Akibat Bencana di Indonesia No Korban dan Pengungsi April 2014 MEI 2014 1 Korban 14.368 446 Meninggal 78 28 Luka berat/ Rawat inap 240 87 Luka ringan/rawat jalan Hilang 14.019 31 2 Pengungsi 16.965 295 331 0 1. Korban Meninggal Dari tabel 3 di atas tampak bahwa angka korban meninggal pada bulan Mei 2014 sebanyak 28 orang, Jika dibandingkan bulan April 2014, terdapat penurunan jumlah korban sebanyak 50 orang (64 %). Pada bulan Mei 2014 korban meninggal tertinggi di sebabkan oleh Kecelakaan Transportasi sebanyak 14 orang (50%). Untuk lebih jelasnya, proporsi korban meninggal berdasarkan jenis bencana dapat dilihat pada grafik 3 berikut. Grafik 3 Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Bencana di Indonesia

Pada korban meninggal dunia berdasarkan provinsi terbesar terdapat di provinsi Jawa Tengah dengan jumlah korban meninggal sebanyak 8 orang (29 %) dengan kejadian yang terbanyak di akibatkan oleh kejadian kecelakaan transportasi dengan jumlah korban sebanyak 5 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4 berikut. Grafik 4 Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi Korban meninggal berdasarkan regional tertinggi terdapat di Regional DKI Jakarta dengan jumlah korban meninggal sebanyak 11 orang (39%) yang diakibatkan oleh kejadian kecelakaan transportasi dengan jumlah korban sebanyak 8 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 5 berikut. Grafik 5 Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Regional 4

2. Korban Luka Berat/Rawat Inap Korban Luka Berat/Rawat Inap pada sebanyak 87 orang, Jika dibandingkan bulan April 2014, yang berjumlah 267 orang, terdapat penurunan jumlah korban sebanyak 180 orang (67,4 %). Korban Luka Berat/Rawat Inap tertinggi di sebabkan oleh keracunan makanan sebanyak 62 orang (71%). Untuk lebih jelasnya, proporsi korban luka berat/rawat inap berdasarkan jenis bencana dapat dilihat pada grafik 6 berikut. Grafik 6 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Bencana di Indonesia Pada korban Luka Berat/Rawat Inap berdasarkan provinsi terbesar terdapat di Provinsi Jawa Timur dengan jumlah korban 54 orang (62%) yang disebabkan oleh kejadian keracunan makanan dengan jumlah korban sebanyak 51 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 7 berikut. Grafik 7 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi

Pada korban Luka Berat/Rawat Inap berdasarkan regional terbesar terdapat di Regional Jawa Timur dengan jumlah korban Luka Berat/Rawat Inap sebanyak 54 orang (62 %) dengan jumlah korban sebanyak 51 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 8 berikut. Grafik 8 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Regional 3. Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Untuk angka korban luka ringan/rawat Jalan pada sebanyak 311 orang. Jika dibandingkan bulan April 2014, korban Luka Berat/Rawat jalan sebanyak 14.019 orang, terdapat penurunan jumlah korban sebanyak 13.708 orang (97,8 %). Korban Luka Ringan/Rawat Jalan terbesar diakibatkan oleh Keracunan Makanan sebanyak 299 orang. Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan jenis bencana dapat dilihat pada grafik 9 berikut Grafik 9 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Bencana 6

Pada korban luka ringan/rawat berdasarkan provinsi terbesar terdapat di provinsi Jawa Tengah dengan jumlah korban sebanyak 221 orang (68 %) dengan korban terbanyak disebabkan kejadian keracunan makan.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 10 berikut. Grafik 10 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi Pada korban luka ringan/rawat berdasarkan regional terbesar terdapat di Regional Jawa Tengah dengan jumlah korban sebesar 224 orang (68 %) dengan korban terbanyak disebabkan kejadian keracunan makanan dengan jumlah korban sebanyak 217 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 11 berikut. Grafik 11 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Regional

4. Pengungsi Bencana yang terjadi pada bulan Mei 2014, selain menimbulkan hilangnya nyawa dan korban luka juga menyebabkan terjadinya pengungsian. Kejadian di bulan Mei 2014 terdapat pengungsi berjumlah 295 orang. Jika dibandingkan bulan April 2014, sebanyak 16.965 orang, terdapat penurunan jumlah korban sebanyak 16.670 orang (98,3 %). Pengungsi paling banyak diakibatkan oleh bencana Angin Puting Beliung sebanyak 139 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 12 berikut Grafik 12 Jumlah dan Proporsi Pengungsi Berdasarkan Jenis Bencana Pada jumlah pengungsi berdasarkan provinsi terbesar terdapat di provinsi Jawa Barat sebanyak 131 orang (44 %) kejadian bencana yang mengakibatkan penggungsian terbanyak disebabkan oleh kejadian tanah longsor sebanyak 107 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 13 berikut. Grafik 13 Jumlah dan Proporsi Pengungsi Berdasarkan Provinsi 8

Pada Jumlah Pengungsi tertinggi terdapat di Regional Sumatera Utara dengan jumlah pengungsi sebanyak 9.661 orang (97.193 %) kejadian bencana yang mengakibatkan penggungsian terbanyak disebabkan oleh kejadian tanah longsor sebanyak 107 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 14 berikut. Grafik 14 Jumlah dan Proporsi Pengungsi Berdasarkan Regional

BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN 1. REGIONAL SUMATERA UTARA Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat Tanah Longsor, Kebakaran, dan Angin Puting Beliung, adalah sebagai berikut : a. Evakuasi b. Memberikan Pelayanan Kesehatan c. Membuka Posko Kesehatan d. Kerjasama dengan Lintas Sektor 2. REGIONAL SUMATERA SELATAN Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat Tanah Longsor, adalah sebagai berikut : a. Evakuasi Korban b. Memberikan Pelayanan Kesehatan 3. REGIONAL DKI JAKARTA Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat Banjir, Keracunan Makanan, Tanah Longsor adalah sebagai berikut : Memberikan Pelayanan Kesehatan a. Memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. b. Menyiagakan puskesmas bangi korban banjir c. Membawa Jenazah untuk di visum 4. REGIONAL JAWA TIMUR Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat keracunan Makanan, Kecelakaan Transportasi, dan Angin Puting Beliung adalah sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. b. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi dan pengobatan pasien. 5. REGIONAL KALIMANTAN SELATAN Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan Konflik Sosial adalah sebagai berikut : Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pihak keamanan setempat 10

6. REGIONAL SULAWESI SELATAN Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat Gempa Bumi, Konflik Sosial, Angin Puting Beliung dan Banjir a. Evakuasi Korban b. Memberikan Pelayanan Kesehatan c. Menyiapkan Pos Kesehatan d. Memberikan bantuan MP-ASI Plh. Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Drg. Moh. Nur Nasiruddin, M.Kes NIP 196410211992121001