ANALISIS KECELAKAAN JALAN RAYA PADA JALAN GODEAN KM 1 - KM 5 KABUPATEN SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan

2) K-Type injury accident : mengakibatkan luka yang mengeluarkan banyak

ANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utama jalan raya adalah sebagai prasarana untuk melayani pergerakan

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

BAB II TIXJAUAX PUSTAKA. Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN KARANGMOJO-SEMIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pada kecepatan 60 km/jam hampir

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermotor, manusia atau hewan (Suryadharma, Hendra Susanto, Benediktus,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI III-1

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Source:. Gambar Situasi Skala 1:1000

ANALISIS KECELAKAAN DITINJAU DARI FAKTOR KELENGKAPAN FASILITAS JALAN DAN GEOMETRIK (Studi Kasus di Jalan Bawen Kabupaten Semarang) Oleh :

KATA HANTAR ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA AREA BLACK SPOT DI. RUAS JALAN YOGYA-MAGELANG ANTARA KM 4-KM 17 yang disusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Kecelakaan. 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian)

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang besar pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

Outline. Klasifikasi jalan Dasar-dasar perencanaan geometrik Alinemen horisontal Alinemen vertikal Geometri simpang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan dengan pejalan kaki (Abubakar I, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu

BAB III METODOLOGI III - 1

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA, SEPTEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KINERJA BEBERAPA RUAS JALAN DI KOTA PALEMBANG. Pujiono T. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang.

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep

Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan Jalan Sam Ratulangi Menurut MKJI 1997

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSIGNAL JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO. James A. Timboeleng ABSTRAK

PERHITUNGAN LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA PADA RUAS JALAN TUMPAAN LOPANA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

Dosen pembimbing Budi Rahardjo, ST, MT. Sebastian Bayu Prakoso

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang pada umumnya masih melalui berbagai tahapan. permasalahan, mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, kepadatan

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil 2 (KoNTekS 2) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 6 7 Juni 2008 ANALISIS KECELAKAAN JALAN RAYA PADA JALAN GODEAN KM 1 - KM 5 KABUPATEN SLEMAN JF. Soandrijanie L 1, Ria Lilis A.P 2 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2 Alumnus Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. ABSTRAK Ruas Jalan Godean merupakan jaringan jalan yang cukup padat dan ramai. Jumlah volume kendaraan yang lewat pada jam sibuk adalah 27.957 untuk motor, 4.874 umtuk mobil, 591untuk kendaraan berat, dan 899 untuk kendaraan tidak bermotor. dilalui para pengguna jalan baik yang menuju maupun meninggalkan kota dan yang berasal dari Kabupaten Sleman maupun dari luar Kabupaten Sleman. Jika tidak ada kesadaran dan memberi jalan pada kendaraan lain untuk mendahului maka bisa menimbulkan benturan atau tabrakan yang mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan analisis data, lokasi black spot pada Jalan Godean Km 1 sampai Km 5 adalah Km 4 karena memiliki jumlah kecelakaan tertinggi yaitu 15 kecelakaan dalam waktu 3 tahun terakhir dengan tingkat kecelakaan 3. Kendaraan yang sering terlibat tabrakan adalah R4 + R2 (mobil dengan sepeda motor) dan R2 + R2 (sepeda motor dengan sepeda motor) dengan tipe tabrakan tabrak depan. Jalan Godean Km 1 sampai dengan Km 5 merupakan jalan lurus dengan 2 jalur, kondisi permukaan jalan menurun dan menyempit, dan permukaan jalan tidak merata aspalnya. Jika dilihat dari alinyemen vertikal dari arah Km 3 ke Km 4 kelandaian menurun, alinyemen vertikal dari arah Km 5 ke Km 4 dengan kelandaian menurun, dan lebar perkerasan menyempit dapat menyebabkan kecepatan kendaraan meningkat yang dapat menyebabkan kecelakaan. Karena jumlah kecelakaan pada Jalan Godean Km 1 sampai Km 5 masih sedikit tiap tahunnya, maka jalan ini masih dapat dikatakan aman. Kata kunci : Kecelakaan, Lingkungan, Black Spot, Alinyemen Vertikal dan Horisontal A. PENDAHULUAN Setiap perkembangan baru dalam bidang teknologi, khususnya di bidang transportasi akan mendorong pertumbuhan peluang perjalanan baru, penyebaran pada ruang kegiatan, dan juga mempengaruhi perilaku sosial masyarakat. Perkembangan teknologi ini didukung dengan tingginya pertambahan penduduk, kenaikan pendapatan masyarakat, pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, pemekaran kota, dan peningkatan aktivitas sosial ekonomi. Peningkatan aktifitas masyarakat tersebut dapat menimbulkan tingginya arus lalu lintas yang berpotensi terjadinya kemacetan terutama pada jam-jam sibuk dan tak jarang menimbulkan kecelakaan. Mengingat Kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, kota budaya, dan salah satu kota tujuan wisata, peningkatan jumlah kendaraan membawa pengaruh yang besar terhadap pelaku pengguna jalan raya, yang pada akhirnya mengakibatkan bertambahnya tingkat kecelakaan yang terjadi. Pemilihan Jalan Godean di Kabupaten Sleman sebagai lokasi penelitian disebabkan karena banyaknya jumlah kendaraan yang melewati jalan tersebut dan dipergunakan sebagai lalu lintas antar kota. Jalan tersebut termasuk jalan nasional, sehingga tidak mengherankan pergerakan lalu lintas yang melalui Jalan Godean dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik dari pengguna jalan yang berasal dari Kabupaten Sleman maupun dari luar Kabupaten Sleman. ISBN: 978-979-1317-98-6 537

JF. Soandrijanie L, Ria Lilis A.P Arus lalu lintas di Jalan Godean, setiap hari sangat padat, apalagi pada pukul 07.00-09.00 WIB,12.00-14.00 WIB,dan 6.00-18.00 WIB. Jika tidak ada kesadaran dari pemakai jalan untuk mengalah dan memberi jalan pada kendaraan lain untuk mendahului maka bisa menimbulkan tabrakan yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Ruas Jalan Godean termasuk daerah yang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas karena pada ruas jalan ini terdapat tempat penginapan, pertokoan, pusat perbelanjaan, SPBU, dan pemukiman penduduk. Kecelakaan yang terjadi di ruas Jalan Godean Kabupaten Sleman telah menyebabkan korban meninggal, luka berat, dan luka ringan. Tujuan Tujuan dari penelitian ini menentukan lokasi daerah rawan kecelakaan Jalan Godean Km 1 sampai Km 5 berdasarkan data kecelakaan tahun 2004,2005, dan 2006 dengan analisis black spot dan menentukan faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas tersebut. B. LANDASAN TEORI Klasifikasi kecelakaan Menurut Suparma (1995) kejadian kejadian kecelakaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian sebagai berikut a. Black Spot : Menspesifikasi lokasi-lokasi kejadian kecelakaan yang biasanya berhubungan langsung dengan geometrik jalan, persimpangan, tikungan atau perbukitan. b. Black Site : Menspesifikasikan dari panjang jalan yang mempunyai frekuensi kecelakan tertinggi. c. Black Area : Mengelompokkan daerah-daerah dimana sering terjadi kecelakaan. Berdasarkan definisi The National Safety Council (1924) dalam Fachrurozy (1996), kecelakaan dapat dibedakan menurut keadaan korban. a. Fatal Accident : Kecelakaan yang mengakibatkan sedikitnya seorang meninggal. b. A-Type Injury Accident : Kecelakaan yang menyebabkan luka yang mengeluarkan banyak darah, anggota badan terganggu fungsinya atau korban diusung dengan tandu. c. B-Type Injury Accident : Kecelakaan yang mengakibatkan luka memar, atau luka lecet. d. C-Type Injury Accident : Kecelakaan yang tidak mengakibatkan luka yang nampak, tetapi korban mengeluh sakit. e. Properti Damage Only Accident (PDO) : Kecelakaan yang hanya menimbulkan kerusakan harta benda. 538 ISBN: 978-979-1317-98-6

Analisis Kecelakaan Jalan Raya Pada Jalan Godean Km 1 - Km 5 Kabupaten Sleman Faktor penyebab Menurut Ogden, K.W dan Taylor, S.Y (1999), terdapat 3 elemen utama penyebab kecelakaan, yakni manusia, kendaraan, serta jalan. Dari ketiga faktor tersebut, faktor manusia/pengemudi merupakan faktor yang paling menentukan. Mengemudikan kendaraan merupakan faktor pekerjaan yang komplek. Selama mengemudi, pengemudi langsung berinteraksi dengan kendaraan serta menerima dan menerjemahkan rangsangan di sekelilingnya terus-menerus. Kondisi jalan dengan perkerasan stabil dan nyaman berdampak pengemudi merasa nyaman dalam mengemudikan kendaraan. Kondisi ini mendorong pengemudi menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi dan kewaspadaan pengemudi menurun yang akan berakibat mudah timbulnya kecelakaan. Angka kecelakaan Angka kecelakaan per km ( Accident rate per kilometers), digunakan untuk membandingkan suatu seri dari bagian jalan yang mempunyai aliran relative seragam. Angka kecelakaan tersebut dihitung dengan menggunakan persamaan : A R L = C... (3.1) L keterangan : R L = total kecelakaan rerata per km untuk satu tahun. A C = total jumlah kecelakaan selama satu tahun. L = panjang jalan dalam km. Penentuan lokasi black spot dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kecelakaan yang memperhitungkan panjang ruas jalan yang ditinjau. Perhitungan tingkat kecelakaan dapat menggunakan persamaan : JK TK =... (3.2) (TxL) keterangan : TK = tingkat kecelakaan (kecelakaan per tahun km panjang jalan). JK = jumlah kecelakaan selama T tahun. T = rentang waktu pengamatan (tahun). L = panjang ruas jalan yang ditinjau (km). C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Angka kecelakaan dan jenis tabrakan Jumlah kecelakaan dan korban selama 3 tahun dapat dilihat pada tabel berikut: ISBN: 978-979-1317-98-6 539

JF. Soandrijanie L, Ria Lilis A.P Tabel 5.1 Jumlah Korban dan Kecelakaan di Jalan Godean Km 1 Km 5 Kabupaten Sleman Tahun Jumlah Jumlah Korban Angka Kecelakaan Meninggal Luka Berat Luka Ringan Kecelakaan 2004 7 1 4 8 1,4 2005 6 1 5 6 1.2 2006 17 2 5 20 3,4 Total 30 4 14 34 Sumber : POLRES Sleman (tahun 2007) Tabel di atas menunjukkan jumlah kecelakaan terus meningkat seiring bertambahnya tahun dengan angka kecelakaan tertinggi terjadi pada tahun 2006. Tabel 5.2 Jumlah Kecelakaan untuk Berbagai Jenis Tabrakan yang Terlibat Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2006 Jenis tabrakan 2004 2005 2006 R 4 + R 4 - - 1 R 4 + R 2 1 1 4 R 2 + R 2 5 3 9 R 4 + Pejalan Kaki - - - R 2 + Pejalan Kaki - 2 2 R 4 + Non Ranmor - - - R 2 + Non Ranmor 1-1 Total 7 6 17 Sumber : POLRES Sleman (tahun 2007) Keterangan : R 4 + R 4 = Tabrakan antara kendaraan bermotor roda empat dengan kendaraan bermotor roda empat. R 4 + R 2 = Tabrakan antara kendaraan bermotor roda empat dengan kendaraan bermotor roda dua. R 2 + R 2 = Tabrakan antara kendaraan bermotor roda dua dengan kendaraan bermotor roda dua R 4 + Pejalan kaki = Tabrakan antara kendaraan bermotor roda empat dengan kendaraan bermotor roda dua. R 2 + Pejalan kaki = Tabrakan antara kendaraan bermotor roda empat dengan kendaraan bermotor roda empat. R 4 + Non Ranmor = Tabrakan antara kendaraan bermotor roda empat dengan kendaraan tidak bermotor. R 2 + Non Ranmor = Tabrakan antara kendaraan bermotor roda dua dengan kendaraan tidak bermotor. Dari Tabel 5.2 jenis tabrakan yang sering terjadi di Jalan Godean antara Km 1 sampai Km 5 selama 3 tahun adalah R 2 + R 2 Ini disebabkan karena kondisi jalan tersebut lurus tanpa adanya tikungan dan kelandaian kecil sehingga pengendara kendaraan bermotor cenderung mengendarai kendaraan dengan cepat. 540 ISBN: 978-979-1317-98-6

Analisis Kecelakaan Jalan Raya Pada Jalan Godean Km 1 - Km 5 Kabupaten Sleman Jenis kelamin dan umur korban kecelakaan Korban yang terlibat kecelakaan lalu lintas pada ruas Jalan Godean Km 1 sampai Km 5 yang berjenis kelamin laki-laki 38 orang dan wanita 14 orang, sedangkan jumlah kecelakaan berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.3 Jumlah Kecelakaan Menurut Umur Korban dari Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2006 Umur (tahun) Jumlah Persentase (%) 05 15 7 13,46 % 16 25 20 38,46% 26 35 11 21,15 % 36 45 4 7,69 % 46 55 6 11,54 % > 55 4 7,69 % Total 52 100 Sumber : POLRES Sleman (tahun 2007) Dari Tabel 5.4 nampak bahwa korban yang sering terlibat kecelakaan antara umur 16 25 tahun dengan 20 korban atau sebesar 38,46 % dari total korban kecelakaan. Angka kematian berdasarkan populasi Bahaya lalulintas untuk kehidupan masyarakat diekspresikan sebagai jumlah kematian lalulintas per 100.000 populasi. Angka ini menggambarkan perolehan kecelakaan untuk semua kawasan. Perhitungan angka kematian berdasarkan populasi pada tahun 2004, 2005, dan tahun 2006 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.4 Angka Kematian Berdasarkan Populasi Tahun Kematian (B) Populasi (P) Angka Kematian R ap = (Bx100.000)/P 2004 1 889.629 0,1124 2005 1 900.443 0,1110 2006 2 1.080.531 0,1851 Sumber : BPS Bappeda Kabupaten Sleman Propinsi DIY(tahun 2007) Kecelakaan juga dapat diklasifikasikan menurut tipe tabrakan dari kendaraan yang terlibat. Di bawah ini adalah jumlah kecelakaan menurut tipe tabrakan kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan pada tahun 2004, 2005, dan 2006. Tabel 5.5 Jumlah Kecelakaan Tahun 2004-2006 Ditinjau dari Tipe Tabrakan Tahun Tipe Tabrakan Angle Rear End Side Swipe Head On Backing 2004-1 1 4-2005 1 - - 5-2006 2 1 4 5 - Total 3 2 6 14 - Sumber : POLRES Sleman (tahun 2007) ISBN: 978-979-1317-98-6 541

JF. Soandrijanie L, Ria Lilis A.P Keterangan : Angle : tabrakan menyudut, Rear End : menabrak dari belakang, Side Swipe : menabrak bagian samping/menyerempet, Head On : menabrak bagian depan, Backing : menabrak mundur. Dari Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang sering terjadi adalah kecelakaan tipe depan-depan (head on ), yang terjadi sebanyak 14 kali pada lokasi objek penelitian dalam tiga tahun. Namun ada 5 kecelakaan yang tidak dapat digolongkan tipe tabrakannya. Volume lalu lintas Data yang akan digunakan untuk perhitungan volume lalu lintas adalah data tahun 2005 karena data tahun 2005 merupakan data terbaru yang dimiliki BINA MARGA Propinsi DIY, sedangkan data tahun 2006 merupakan data yang masih direprediksi oleh konsultan. Di bawah ini adalah data jumlah kendaraan yang melintasi Jalan Godean selama 40 jam, 2 arah, yang dimulai pada pukul 06.00 WIB pada tanggal 20 November 2005 dan berakhir pada pukul 22.00 WIB pada tanggal 21 November 2005. Tabel 5.6 Jumlah Kendaraan Selama 40 jam yang Melintasi Jalan Godean Pada Tanggal 20 November 2005 sampai Tanggal 21 November 2005 Jenis Kendaraan Jumlah kendaraan Vehicle 1 63.611 Vehicle 2 5.144 Vehicle 3 2.315 Vehicle 4 1.998 Vehicle 5a 858 Vehicle 5b 62 Vehicle 6a 427 Vehicle 6b 0 Vehicle 7a 27 Vehicle 7b 9 Vehicle 7c 2 Vehicle 8 5.809 Total 80.262 Sumber : BINA MARGA Propinsi DIY (tahun 2007) Keterangan : Vehicle 1 : Motorcycle, Vehicle 2 : Car, Vehicle 3 : Util 1, Vehicle 4 : Util 2, Vehicle 5a : Bus, Vehicle 5b : Large Bus, Vehicle 6a : Truck 2x a Vehicle 6a : Truck 2x a Vehicle 7a : Truck 3x a, Vehicle 7b : Truck 3x b, Vehicle 7c : Truck 3x c. 542 ISBN: 978-979-1317-98-6

Analisis Kecelakaan Jalan Raya Pada Jalan Godean Km 1 - Km 5 Kabupaten Sleman Tabel 5.7 Faktor Koefisien Satuan Mobil Penumpang Motorcycle Car Util 1 Util 2 Bus Truck 2axl Truck 3axl Non Motor Traffic 0,25 1 1 2 2 2.5 3 - Sumber : BINA MARGA Propinsi DIY (tahun 2007) Keterangan: Motorcycle : sepeda motor, sekuter, sepeda kumbang dan kendaraan roda 3, Car : sedan, jep, station wagon, Util 1 : oplet, pick up, oplet sub urban, combi, mini bus, Util 2 : pick up, small bus, light truck, mobil hantaran, Bus : bus, Truck-2axl : truk 2 sumbu, Truck-3axl : truk 3 sumbu atau lebih, gandengan, trailer, Non Motor Traffic : kendaraan tak bermotor. Dari data diatas, didapat volume lalu lintas =Jumlah kendaraan x faktor koefisien = 63.611 (0.25) + 5.144 (1) + 2.315 (1) + 1998 (2) + 858 (2) + 62 (2) + 427 (2.5) + 27 (3) + 9 (3) + 2 (3) + 5.809 = 36.188,25 satuan mobil penumpang Lalu Lintas Harian Rata-rata = 36.188,25 satuan mobil penumpang / 40 jam = 905 smp/jam. Klasifikasi Fungsi Kelas Utama Sekunder Penghubung I IIA IIB IIC III Tabel 5.8 Klasifikasi Jalan Lalu-lintas Harian Rata-rata (LHR) dalam SMP > 25.000 10.000 25.000 3.000 10.000 < 3.000 < 1.500 Sumber : Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan No. 38/1997, Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum Berdasarkan volume lalulintas harian rata-rata pada tanggal 20 November 2005 yaitu sebesar 905 smp/jam, maka Jalan Godean Kabupaten Sleman dapat diklasifikasikan sebagai jalan kelas III atau jalan penghubung. Situasi dan geometrik jalan Jalan Godean Km 1 sampai Km 5 ini tergolong jalan yang bermedan datar (flat) dan juga merupakan jalan lurus tanpa adanya tikungan. Berikut ini adalah data geometri elemen penampang melintang Jalan Godean Km 1 sampai Km 5. ISBN: 978-979-1317-98-6 543

JF. Soandrijanie L, Ria Lilis A.P Tabel 5.9 Data Geometrik Elemen Penampang Melintang Jalan Godean Km 4 (black spot) Data Lapangan 4 Lokasi (km) Lebar perkerasan (m) Lebar bahu arah Godean-Yogya (m) Lebar bahu arah Yogya-Godean (m) 4+00 8,20 1,70 1,00 4+250 8,00 1,40 1,00 4+500 8,60 1,20 1,30 4+750 8,60 1,30 1,60 Dengan adanya penyempitan perkerasan jalan terutama jalan menuju Km 4 dari arah yang berlawanan, bahu jalan menyempit dan bahu kiri melebar, dan alinyemen vertikal menurun (data diperoleh dari Bina Marga), bisa menyebabkan kecelakaan bagi para pengendara kendaraan. Tabel 5.10 Penentuan Lokasi Black Spot Untuk Semua Titik pada Jalan Godean Km 1 sampai Km 5 pada Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2006 Lokasi Km Jumlah Tingkat Kecelakaan Lokasi Black Spot Kecelakaan 1 2 0,4-2 - - - 3 1 0,2-4 15 3 Black Spot 5 12 2,4 - Tahun Tabel 5.11 Jumlah Korban dan Kecelakaan pada Lokasi Black Spot Jumlah Jumlah Korban Tingkat Kecelakaan Meninggal Luka Berat Luka Ringan Kecelakaan 2004 3-3 2 0,6 2005 4-4 5 O,8 2006 8 2 3 6 1,6 Total 11 2 10 13 Pada Tabel 5.10 jumlah kecelakaan tertinggi pada Km 4 yaitu 15 kecelakaan dengan tingkat kecelakaan 3 sehingga lokasi ini dapat dikatakan sebagai black spot. Pada lokasi black spot jumlah kecelakaan tiap tahun cenderung meningkat. Jalan Godean Km 1 sampai dengan Km 5 merupakan jalan lurus dengan 2 jalur dengan kondisi permukaan jalan turun, menyempit, dan permukaan jalan tidak bagus. Penyempitan jalan disebabkan karena pada tepi perkerasan ada dijumpai pasir, batu, dan aspal yang sudah mulai pecah. Kemungkinan dengan adanya pasir atau batu yang terdapat di perkerasan jalan dapat mengganggu kelancaran para pengendara kendaraan sehingga bisa juga menyebabkan kecelakaan Jika dilihat dari alinyemen vertikal dari arah Km 5 ke Km 4 dengan kelandaian menurun, dan alinyemen horisontal dari arah Km 3 ke Km 4 dan dari arah Km 5 ke Km 4 lebar perkerasan menyempit dan jalannya lurus turun yang menyebabkan kecepatan kendaraan menjadi meningkat dapat menyebabkan para pengendara 544 ISBN: 978-979-1317-98-6

Analisis Kecelakaan Jalan Raya Pada Jalan Godean Km 1 - Km 5 Kabupaten Sleman kendaraan tidak dapat menguasai kendaraannya pada saat kendaraan lain datang dari arah Km 3 ke Km 4 yang kelandaiannya menurun. Dengan mengetahui kelandaian jalan yang menurun, maka para pengendara kendaraan dapat berusaha untuk mengurangi kecepatan kendaraan dengan menekan rem selama melewati jalan sehingga resiko kecelakaan dapat dihindari D. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis kecelakaan di ruas Jalan Godean, dapat disimpulkan bahwa lokasi black spot terletak pada Jalan Godean Km 4. Karena jumlah kecelakaan pada Jalan Godean Km 1 sampai Km 5 masih sedikit tiap tahunnya, maka jalan ini dapat dikatakan aman.penyebab terjadinya kecelakaan pada lokasi black spot adalah kelandaian jalan turun, jalan menyempit, dan permukaan jalan tidak tertutup aspal. Dengan adanya pasir atau batu yang terdapat di perkerasan jalan dapat menggangu kelancaran para pengendara kendaraan sehingga bisa juga menyebabkan kecelakaan. Saran 1. Perlunya memasang dan memperbaiki zebra cross di sekitar black spot, agar dengan adanya zebra cross para pengendara dapat mengurangi kecepatan kendaraan dengan mendahulukan para pejalan kaki untuk menyebrang. 2. Memperjelas marka jalan baik itu garis putus-putus maupun garis penuh. 3. Memasang rambu-rambu batas kecepatan, terutama di daerah black spot arah Yogyakarta-Godean. E. DAFTAR PUSTAKA 1) Clarckson and Gary Hick, 1988, Teknik Jalan Raya, Jilid 1, Edisi keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta. 2) Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga, 1997, Peraturan Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota (No. 38/1997), Jakarta. 3) Dinas Perhubungan, 2005, Kajian dan Inventarisasi Kebutuhan Perlengkapan Jalan di Propinsi DIY, Yogyakarta. 4) Fachrurozy, 1996, Keselamatan Lalulintas, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 5) Munawar Ahmad, 2004, Manajemen Lalulintas Perkotaan, Universitas Gadah Mada, Yogyakarta. 6) Oglesby, C.H., 1982, Teknik Jalan Raya, edisi keempat, Erlangga, Jakarta. 7) Rico Hamonangan, 2007, Analisis Kecelakaan Ditinjau dari Faktor Geometrik di Ruas Jalan Kaliurang, Tugas Akhir FTSP Atma Jaya, Yogyakarta. ISBN: 978-979-1317-98-6 545

JF. Soandrijanie L, Ria Lilis A.P 546 ISBN: 978-979-1317-98-6