INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR URIN SAPI PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir)

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L) DENGAN PEMBERIAN ABU JERAMI DAN ABU SEKAM PADI

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Interval Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Linn)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BUAH PISANG DAN PEPAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Caisim (Brassica juncea) dan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Ultisol Lapisan Bawah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

III. MATERI DAN METODE

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN PUPUK HAYATI BIOTAMAX TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GARUT

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN METODE PENELITIAN

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA L.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI POLONG SEGAR EDAMAME VARIETAS RIOKO PADA EMPAT JENIS PUPUK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

EFEKTIFITAS PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir)

YANG DIKULTURKAN PADA BOKASHI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DI KAMPUNG WANGGAR KABUPATEN NABIRE

PENGARUH BENTUK DAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) LOKAL MADURA SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

PENINGKATAN KEMAMPUAN TANAH MEMEGANG AIR SEBAGAI RESPON PERLAKUAN BAHAN ORGANIK ENCENG GONDOK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH PASAR TERHADAP HASIL SELADA (Lactuca sativa L.)

PENGARUH JENIS PUPUK ORGANIK DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELEDRI (Apium graveolus L.)

RESPON PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN DOSIS PUPUK NPK YARAMILA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria crassna) DI POLIBAG

Jurnal Viabel Pertanian Vol. 11 No.1 Mei 2017 p-issn: e-issn: Blitar,

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

BAB III. METODE PELAKSANAAN. Tlasih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, dengan ketinggian 600

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

KLOROFIL XI - 1 : 1 6, Juni 2016 ISSN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK NPK PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Transkripsi:

INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR URIN SAPI PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) THE TIME OF INTERVAL OF ALLOWING COW URINE AS LIQUID ORGANIC FERTILIZER ON THE GROWTH AND YIELD OF KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) Ismaya N.R.Parawansa 1,3 dan Hamka 2 1 Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa 2 Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPP-KP) Kab. Maros 3 E-mail: ismaya_p@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi pada pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir).. Penelitian dilaksanakan di Desa Moncongloe, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, Maret sampai Mei 2014. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan interval waktu: P0=tanpa perlakuan, P1= 2 hari sekali, P2= 4 hari sekali, P3= 6 hari sekali, dan P4= 8 hari sekali dengan aplikasi 200 ml 3 L -1 air per bedengan dan diulang 3 kali sehingga terdapat 15 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk organik cair urin sapi dengan interval waktu 2 hari sekali, 4 hari sekali, 6 hari sekali dan 8 hari sekali dengan aplikasi 200 ml 3 L -1 air tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dan berat basah tanaman kangkung darat. Interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi 6 dan 8 hari dapat meningkatkan pertambahan jumlah daun pada tanaman kangkung darat. Kata kunci: Pupuk organik cair, urin sapi, kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). ABSTRACT The research aimed to determine the effect of time of interval of allowing cow urine as liquid organic fertilizer on the growth and yield of kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). The research was conducted in the Village Moncongloe, Maros South Sulawesi, March to May 2014. Used methods was randomized design group (RDG) with treatment intervals: P0 = without treatment, P1 = 2 days, P2 = 4 days, P3 = 6 days, and P4 = 8 days with the application of 200 ml 3 L -1 of water per seedbed and repeated 3 times so that there are 15 units of trial. The results showed a liquid organic fertilizer cow urine with interval 2 days, 4 days, 6 days and 8 days once with 200 ml 3 L -1 of water aplication did not significantly affect the increase in plat height and fresh weight of plant kangkung darat. Time interval of liquid organic fertlizer cow urine 6 and 8 days may incrase in the number of leaves on the ground kangkung darat. Keywords: Liquid organic fertilizer, cow urine, kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). 170

PENDAHULUAN Populasi penduduk meningkat mengakibatkan permintaan hasil pangan dan pertanian meningkat dengan pesat. Untuk memenuhi hal tersebut, dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian, salah satunya dengan pemberian pupuk kimia dimana hampir 40-60% tanaman pertanian ditanam menggunakan berbagai jenis pupuk anorganik. Meskipun dapat mendorong pertumbuhan tanaman, tetapi penggunaan yang tidak terkendali menjadi salah satu sebab terdegradasinya daya dukung dan kualitas tanah pertanian di Indonesia sehingga produktivitas lahan semakin menurun karena menurunnya kandungan bahan organik tanah (Adi, 2013). Husnain dan Syahbuddin (2007), mengemukakan bahwa pertanian organik di Indonesia dapat menjadi suatu pilihan alternatif pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia dalam jangka panjang. Sasaran jangka pendek dari sistem pertanian organik adalah kesadaran masyarakat dan petani akan perlunya melestarikan lahan dan menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis seperti pupuk kimia dan pestisida dan berusaha semampunya memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar mereka. Untuk jangka panjang, potensi pasar produk organik di dunia terbuka lebar bagi indonesia. Mengingat dari tahun ke tahun terjadi peningkatan kebutuhan akibat peningkatan jumlah penduduk. Pupuk organik cair merupakan pupuk berbentuk cair berasal dari kotoran atau urin hewan yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu. Umumnya kotoran atau urin hewan seperti sapi, kambing, kelinci, babi cukup banyak dan telah dimanfaatkan oleh petani sebagai pupuk cair. Keuntungan pemupukan melalui daun adalah penyerapan unsur hara dari pupuk yang diberikan berjalan lebih cepat dibandingkan bila diberikan melalui tanah, sehingga pemberian pupuk melalui daun lebih efisien penyerapan unsur haranya (Lingga dan Marsono, 2002). Pemupukan melalui daun harus memperhatikan waktu aplikasi yang tepat. Soetejo dan Kartasapoetra (1991) menyebutkan bahwa waktu aplikasi juga menentukan pertumbuhan tanaman. Berbedanya waktu aplikasi akan memberikan hasil yang tidak sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk melalui daun dengan interval waktu yang terlalu sering dapat menyebabkan pemborosan pupuk. Sebaliknya, bila interval pemupukan terlalu jarang dapat menyebabkan kebutuhan hara tanaman kurang terpenuhi. Interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi dianjurkan yaitu 7-10 hari sekali. Kandungan kimia urin sapi adalah N= 1,4 sampai 2,2%, P= 0,6 sampai 0,7%, dan K= 1,6 sampai 2,1% (Hadi, 2004). Sedangkan kandungan hara yang terdapat dalam pupuk cair kotoran adalah: 0,53 N, 0,35 P, 0,41 K, 0,28 Ca, 0,11 Mg, 0,05 S, 0,004 F (Setiawan, 2006). Diantara jenis pupuk cair, pupuk cair sapi dan kelinci yang mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang cukup tinggi > 40, tingginya kadar C dalam pupuk cair sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dikomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposer bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk cair harus dilakukan pengomposan/fermentasi dengan penambahan EM-4 atau Mol agar pupuk cair kotoran sapi dengan rasio C/N < 20. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh 171

interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi pada pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir). BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan, Maret sampai Mei 2014. B. Materi Penelitian Alat yang digunakan antara lain: cangkul, ember, gembor, jerigen, meter, parang, timbangan, kamera, tali rafia dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah: urin sapi, bibit kangkung, gula merah/tetes tebu, lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, air rendaman kedelai/urea, dan EM4. C. Pelaksanaan 1. Metode Penelitian dilaksanakan di lahan milik petani, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 5 perlakuan interval waktu aplikasi pupuk cair urin sapi dengan aplikasi sebanyak 200 ml 3 L -1 air per bedengan dan diulang sebanyak 3 kali ulangan, sehingga terdapat 15 plot tanaman sebagai unit penelitian. Perlakuan penelitian yaitu: Po= Kontrol, P1= 2 hari sekali, P2= 4 hari sekali, P3= 6 hari sekali, dan P4= 8 hari sekali. 2. Pelaksanaan Penelitian a. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan satu minggu sebelum penanaman sebanyak 2 kali yaitu dicangkul/dibajak dan diratakan lalu dibuatkan bedengan dengan ukuran 1,50 m x 1,00 m dan jarak antara bedengan adalah 0,50 m sehingga secara keseluruhan luas lahan 10,5 m x 5 m = 52,5 m². b. Penanaman Setiap petak percobaan ditanami benih kangkung dengan sistim tugal dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Jumlah populasi masing-masing petak percobaan adalah 35 tanaman per plot. Setiap lubang tanam diisi 5 biji benih kangkung sehingga dibutuhkan benih kangkung 175 biji benih per petak percobaan, kebutuhan benih kangkung sebanyak 2.625 benih. c. Aplikasi Pemberian Pupuk Cair Urin Sapi Pemberian pupuk cair urin sapi pada tanaman kangkung darat diaplikasikan pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam (MST) berdasarkan perlakuan yang akan diberikan dengan dosis 200 ml 3 L -1 air. d. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan adalah melakukan penyiraman pada masa pertumbuhan, penyulaman dilakukan apabila ada tanaman tidak tumbuh dalam satu lubang dengan umur 1 MST. Pengendalian gulma perlu dilakukan untuk menghindari persaingan penyerapan unsur hara bagi tanaman, untuk pengendalian hama dan penyakit dilakukan bila terdapat tanda-tanda serangan. e. Parameter Pengamatan Parameter yang diamati adalah: (1) tinggi tanaman (cm), diukur mulai dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman; (2) jumlah daun (helai), diukur mulai dari terbentuknya daun pertama sampai panen; dan (3) berat basah (kg), tanaman ditimbang berat basahnya setelah panen. 172

3. Analisis Data Data dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Jika hasil uji menunjukan ada pengaruhnya maka analisis dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Persamaan RAK adalah: Y ὶj = µ + T i +B i + ϵ ὶj Y ij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah umum T i = Pengaruh perlakuan ke-i B j =Pengaruh blok ke-j ϵ ὶj =Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-ὶ dan ulangan ke-j. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman kangkung darat (Tabel 1), menunjukkan bahwa pada perlakuan interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi pada pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung darat tidak berpengaruh nyata pada tinggi kangkung umur 1-4 MST. Gambar 1, menunjukan bahwa laju pertumbuhan tinggi tanaman kangkung darat semua perlakuan memperlihatkan pola pertumbuhan tinggi tanaman yang bersifat kuadratik positif. 2. Jumlah Daun Hasil perhitungan analisis sidik ragam jumlah daun pada tanaman kangkung darat menunjukan pada perlakuan interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun pada umur 1, 2 dan 3 minggu setelah tanam namun pada umur 4 MST menunjukkan pengaruh nyata pada perlakuan P4 terhadap perlakuan P0, P1 dan P2 dan tidak berpengaruh nyata pada perlakuan P3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Gambar 2, menunjukan bahwa perkembangan jumlah daun tanaman kangkung darat berbagai perlakuan pada umur 1-4 MST memperlihatkan pola pertambahan jumlah daun tanaman yang bersifat kuadratik positif. Tabel 1. Pertumbuhan tinggi tanaman pada perlakuan interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi pada pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung Perlakuan Tinggi tanaman kangkung (cm) pada umur 1-4 MST I II III IV P0 5,600 15,067 28,533 34,067 P1 5,467 14,667 28,000 39,467 P2 6,133 15,467 27,733 33,333 P3 5,800 16,667 32,000 39,267 P4 6,067 16,133 29,733 40,800 F hit 0,05 tn tn tn tn BNT 0,05 1,4082 3,5788 7,8323 11,6308 KK % 12,8650 12,1502 14,2459 16,5227 173

Gambar 1. Histogram pola pertumbuhan tinggi tanaman kangkung darat pada interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi pada berbagai perlakuan pada umur 1-4 MST. Tabel 2. Pertumbuhan jumlah daun pada berbagai perlakuan interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi pada pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung Perlakuan Jumlah daun tanaman kangkung darat (cm) pada umur 1-4 MST I II III IV P0 2,400 5,533 7,800 9,933 a P1 2,467 5,133 8,000 10,400 a P2 2,133 5,867 7,733 9,867 a P3 2,200 6,400 8,667 10,667 ab P4 2,133 6,000 8,133 11,867 b F hit 0,05 tn tn tn 4,0164 BNT 0,05 0,5303 1,1596 1,4405 1,3162 KK % 12,4263 10,6434 9,4843 6,6281 Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (IV) berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT = 0,05 174

Gambar 2. Histogram pola perkembangan jumlah daun tanaman kangkung darat pada interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi pada berbagai perlakuan pada umur 1-4 MST Tabel 3. Pertumbuhan berat basah pada perlakuan interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi pada pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung Perlakuan Berat basah tanaman kangkung darat (kg) pada umur 4 MST P0 0,617 P1 1,033 P2 0,700 P3 1,017 P4 1,050 F hit. 0,05 tn BNT 0,05 0,8681 KK % 52,1963 Gambar 3. Histogram berat basah tanaman kangkung darat pada interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi pada tanaman kangkung darat umur 4 MST 175

3. Berat Basah Panen Hasil analisis sidik ragam berat basah (Tabel 3), menunjukkan bahwa pada pemberian pupuk urin sapi dengan penggunaan interval waktu pemberian pupuk setiap 2 hari sekali, 4 hari sekali, 6 hari sekali dan 8 hari sekali dengan aplikasi 200 ml 3 L -1 air per bedengan tidak memperlihatkan pengaruh berbeda nyata saat panen pada umur 4 MST. Gambar 3, menunjukkan bahwa pengaruh Interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi pada berat basah tanaman kangkung darat tidak berbeda nyata pada berbagai perlakuan. Pembahasan 1. Respon Interval Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan Tinggi Kangkung Darat Respon pemberian pupuk organik cair urin sapi terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dengan interval waktu pemberian pupuk yang berbeda berdasarkan hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa pada umur 1, 2, 3 dan 4 MST semua perlakuan interval waktu pemberian 2, 4, 6 dan 8 hari sekali (P0, P1, P2, P3 dan P4) dengan aplikasi 200 ml 3 L -1 air per bedengan terhadap tinggi tanaman tidak memberikan pengaruh nyata, ini diduga, kebutuhan unsur hara untuk tanaman kangkung sudah terpenuhi oleh unsur hara yang terdapat pada tanah awal yang tergolong subur, sehingga pemberian pupuk organik cair yang merupakan jenis pupuk organik yang lambat terurai kandungan haranya, tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi kangkung darat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Asroh (2010) pada tanaman jagung manis, dimana perlakuan interval pemberian pupuk haya- ti berpengaruh tidak nyata terhadap peubah tinggi tanaman. Hal lain disebabkan kondisi di lapangan dimana kesuburan tanah lokasi penelitian adalah bekas persemaian yang diduga masih mempunyai residu pemberian pupuk anorganik yaitu urea sehingga tanaman tersebut kesuburannya sangat menonjol yang terlihat pada perlakuan P0, P1, P2, P3 dan P4. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), zat-zat yang sangat diperlukan tanaman dan seringkali kurang cukup terdapat di dalam tanah, terutama Nitrogen (N), Phosfor (P), dan Kalium (K). Apabila unsur tersebut dapat terpenuhi, maka pertumbuhan tanaman akan menjadi normal dan baik. Sebaliknya, apabila kekurangan atau kelebihan akan menunjukkan gejala-gejala abnormal. 2. Respon Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Sapi Terhadap Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Kangkung Penggunaan pupuk organik cair urin sapi secara umum mampu meningkatkan jumlah daun tanaman kangkung. Peningkatan jumlah daun tanaman kangkung darat pada pemberian pupuk organik cair urin dengan berbagai interval waktu yang berbeda dapat berpengaruh nyata pada 4 MST yaitu P4 berpengaruh nyata pada P0, P1 dan P2 tetapi tidak berbeda nyata pada P3. Hal ini diduga pemberian pupuk organik cair urin sapi dengan interval waktu 6-8 hari merupakan kebutuhan ideal untuk pertambahan jumlah daun tanaman kangkung darat. Dijelaskan oleh Winarso (2005) pengendalian ketersediaan hara melalui pemupukan hingga mencapai ideal pertumbuhan tanaman akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sesuai dengan kondisi maksimal genetisnya. 176

3. Respon Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Sapi Terhadap Peningkatan Berat Basah Tanaman Kangkung Darat Berdasarkan analisis sidik ragam berat basah pada saat panen diketahui bahwa penggunaan pupuk organik cair urin sapi pada umur 4 MST tidak berpengaruh nyata terhadap P0, P1, P2, P3 dan P4 pada semua perlakuan. Hal ini diduga jumlah unsur hara yang terdapat pada lahan tanam sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman kangkung darat, sehingga sumbangan unsur hara dari pupuk organik cair urin sapi dan aktivitas mikroorganisme yang berasal dari pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap peningkatan berat basah tanaman kangkung darat. Peningkatan berat basah tanaman kangkung darat dapat disebabkan oleh adanya peningkatan ketersedian unsur hara yang berasal dari pupuk organik cair baik secara langsung maupun tidak langsung. Fermentasi bahan organik selain mengandung bahan organik dan unsur hara juga mengandung berbagai metabolit yang berperanan penting dalam peningkatan ketersedian hara dan pertumbuhan tanaman, diantaranya adalah asam organik, vitamin, enzim dan zat pemacu tumbuh tanaman. Selain itu, kultur mikroba yang berperan dalam fermentasi bahan organik juga terbukti memiliki hubungan positif dengan kemampuan penambatan N pelarut posfat. Aktivitas mikroba juga dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air, sehingga unsur hara lebih mudah diserap oleh tanaman (Asroh, 2010). Hardjowigeno (1997) pemberian pupuk hayati mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah salah satunya yakni menyediakan hara bagi tanaman serta membantu meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. KESIMPULAN a. Pemberian pupuk organik cair urin sapi dengan interval waktu 2 hari sekali, 4 hari sekali, 6 hari sekali dan 8 hari sekali dengan aplikasi 200 ml 3 L -1 air tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dan berat basah tanaman kangkung darat. b. Interval waktu pemberian pupuk organik cair urin sapi 6 dan 8 hari dapat meningkatkan pertambahan jumlah daun pada tanaman kangkung darat. DAFTAR PUSTAKA Adi, I.B., 2013. Kajian Preparasi dan Kondisi Optimum Ekstraksi Bionutrien Berbasis Tanaman SO- 23. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Asroh, A, 2010. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Inteval Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Linn). Agronobis, Vol. 2, N0.4 September 2010. Hadi S, 2004. Urin Sapi Bangkitkan Harapan Petani. Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor. Hardjowigeno, 1997. Ilmu Tanah. PT. Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta. Husnain dan Syahbuddin Haris, 2007. Mungkinkah Pertanian Organik di Indonesia? Peluang dan tantangan [diakses 11 Oktober 2014 pada situs http://io.ppi- Jepang.org/article.php?id=80]. Lingga P dan Marsono, 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya, Jakarta. Rosmarkam A dan N.A.Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan tanah. Kanisius. Yogyakarta. 177

Setiawan A.I., 2006. Manfaat Kotoran Ternak. Penedar Swadaya, Jakarta. Sutedjo, M.M dan Kartasapoetra, 1991. Pengantar Ilmu Pertanian. Rineka Cipta, Jakarta. Winarso, S, 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kualitas Tanah. Gava Media, Yogyakarta. 178