BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

dokumen-dokumen yang mirip
Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu

BAB III METODE PENELITIAN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

59

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dengan 22 kali pertemuan, setiap minggu

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara operasional, penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa.


PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST. a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012

penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinal pairing Pre-test,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Ijin Dari Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

TES POWER VERTIKAL JUMP. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yaitu : Untuk mengetahui pengaruh

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

TINJAUAN TENTANG KONDISI FISIK PESILAT PADA PERGURUAN HIMPUNAN SENI SILAT SELURUH INDONESIA (HIMSSI) DI KECAMATAN BENAI

BAB III METODE PENELITIAN

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2009:6)

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

Lampiran 1. Data Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji program pembinaan kebugaran jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4 dan lari 200 meter. Untuk mengkaji ada tidaknya pengaruh metode interval training dengan tugas latihan tersebut di atas digunakan parameter kelincahan, daya tahan kardiovaskuler, daya tahan otot tungkai, dan power otot tungkai. Atas dasar tujuan tersebut, metodologi dalam penelitian ini, menggunakan metode eksperimen.rancangan eksperimen yang digunakan adalah pre-test post-test control group design. Dalam desain ini para subyek dikelompokan menjadi tiga kelompok. Adapun pemisahan dan pemasangan subyekkemasing-masing kelompok eksperimen adalah atas dasar test kelincahan, daya tahan kardiovaskuler, power otot tungkai dan daya tahan otot tungkai sebelum perlakuan diberikan. Adapun alasan pemilihan ketiga latihan ini adalah: 1. Tugas latihan lompat segi-6 dan lompat segi-4 ditinjau dari gerakannya: mudah dilakukan, murah, sederhana, aman dan tidak membutuhkan tempat yang luas, tidak terikat waktu dan tempat. Oleh karenanya, lompat segi-6 dan lompat segi-4 cocok untuk olahraga kesehatan. 2. Ditinjau dari manfaatnya, latihan lompat segi-6 dan lompat segi-4 diperkirakan mampu mengembangkan kemampuan kebugaran jasmani

sekaligus seperti: daya tahan kardiovaskuler, kelincahan, power otot tungkai, daya tahan otot tungkai, serta keseimbangan secara serempak. 3. Tugas latihan lari 200 meter ditinjau dari gerakannya: mudah dilakukan, murah, sederhana, aman, sehingga latihan ini cocok untuk olahraga kesehatan. Sedangkan manfaatnya latihan lari 200 meter dalam program latihan interval bagus unbtuk mengrembangkan kemampuan aerobik, yang merupakan dasar indicator kebugaran jasmani. Selanjutnya perlakuandiberikan selama 8 minggu dengan frekwensi perminggu sebanyak 3 kali. Rancangan penelitiannya dapat dilihat pada table 3.1 di bawah ini: Tabel:3.1. Rancangan Penelitian Kelompok Pre-test Treatment Post-test A T1 X1 T2 B T1 X2 T2 C T1 X3 T2 Keterangan: X1= Interval training tugas latihan lompat segi-6 X2= Interval training tugas latihan lompat segi-4 X3= Interval training tugas latihan lari 200 meter Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam langkahlangkah sebagai berikut: 1. Menyiapkan dan uji coba instrument dan program latihan pembinaan kebugaran jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi- 6, lompat segi-4 dan lari 200 meter.

2. Menyiapkan dan menentukan populasi dan sampel penelitian. 3. Uji coba perlakuan (treatment). 4. Mengumpulkan data awal (pre-test). 5. Memisahkan subyek penelitian ke masing-masing kelompok dengan cara random. 6. Membagi treatment ke masing-masing kelompok dengan cara random. 7. Memberikan perlakuan (treatment) kepada masing-masing kellompok eksperiment selama delapan minggu dengan frekwensi perminggu tiga kali. 8. Mengambil data akhir (post-test). 9. Menganalisis data akhir dengan statistik analisis uji-t dan anava. 10. Menyajikan hasil penelitian dan menyimpulkan. B. Pemograman Latihan Eksperimen 1.Prosedur pemograman tugas latihan dilakukan sebagai berikut: 1.1.Tugas latihan lompat segi-6 Prosedurnya sebagai berikut: 1.1.1. Besar beban Besar beban (besarnya ukuran jari-jari segi-6) diambil sepertiga ratarata kemampuan maksimal lompat jauh tanpa awalan siswa (subyek), yang dalam hal ini jari-jari segi-6 sebesar 20 cm. 1.1.2. Frekwensi Frekwensi (irama lompatan) diambil rata-rata kemampuan maksimal siswa mengikuti irama lompat (irama yang paling sesuai

dengan siswa), yang dalam hal ini jumlah irama berkecepatan 132 kali/menit. 1.1.3. Dosis maksimal Dosis maksimal adalah durasi maksimal individu siswa dalam melakukan tugas latihan. Keterangan: Dosis maksimal ditentukan sebagai berikut: Dosis = intensitas x waktu Intensitas = beban xfrekwensi waktu Jadi dosis = beban xfrekwensi/waktu x waktu Karena beban dan frekwensi sudah ditentukan (merupakan faktor tetap) sedangkan yang berubah adalah waktu, maka dosis maksimal disini adalah waktu maksimal. 1.1.4. Dosis latihan. Dosis latihan sebagai olahraga kesehatan adalah prosentase sebesar 70%-80% dari dosis maksimal (70%-80% x waktu maksimal). 1.2. Tugas latihan lompat segi-4. Prosedurnya sebagai berikut: 1.2.1. Besar beban. Besar beban (besarnya ukuran luas segi empat diambil sepertiga ratarata kemampuan lompat jauh tanpa awalan siswa, yang dalam hal ini segi-4 dengan luas sisi 20 cm.

1.2.2. Frekwensi. Frekwensi (irama lompat) diambil dari rata-rata kemampuan maksimal siswa mengikuti irama lompat (irama yang paling sesuai dengan siswa), yang dalam hal ini jumalh irama lompat sebesar 132 kali/menit. 1.2.3. Dosis maksimal. Dosis maksimal adalah durasi maksimal individu siswa dalam melakukan tugas latihan. Keterangan: Dosis maksimal ditentukan sebagai berikut: Dosis = intensitas X waktu Intensitas = beban X frekwensi/waktu. Jadi dosis = beban X frekwensi/waktu X waktu. Karena beban dan frekwensi sudah ditentukan (merupakan faktopr tetap) sedangkan yang berubah adalah waktu (merupakan faktor tidak tetap), maka dosis maksimal disini adalah waktu maksimal. 1.2.4. Dosis latihan. Dosis latihan sebagai olahraga kesehatan adalah prosentase sebesar 70%-80% dari dosis maksimal (70%-80% X waktu maksimal). 1.3. Tugas latihan lari 200 meter. Prosedurnya sebagai berikut: 1.3.1. Besar beban

Besarnya beban ( jarak lari) diambil dari sepertiga tes lari 600 meter (tes daya tahan kardiovaskuler SD), yang dalam hal ini berjarak 200 meter. 1.3.2. Frekwensi Frekwensi sesuai pola langkah pada lari maksimal masing-masing siswa. 1.3.3. Dosis maksimal Dosis maksimal adalah kemampuan maksimal individu dalam memacu kecepatan lari 200 meter dalam satuan waktu. 1.3.4. Dosis latihan Dosis latihan bagi olahraga kesehatan diambil dari prosentase sebesar 70%-80% dari waktu malksimal (70%-80% X kecepatan maksimal lari 200 meter). Contoh perhitungan: Jika si A, kemampuan maksimal dari tugas latihan lompat segi-6 selama 120 detik maka dosis latihannya adalah: 70%-nya adalah 0,7 X120 detik = 84 detik. 80%-nya adalah 0,8 X 120 detik = 96 detik. Jadi dosis latihan si A, untuk lompat segi-6 adalah 84 96 detik setiap dosis latihan (setiap repetisi). Jika si C, kemampuan maksimal dari kecepatan lari 200 meter sebesar 60 detik maka dosis latihannya adalah: 70%-nya adalah 100/70 X 60 detik = 85,71 detik

80%-nya adalah 100/80 X 60 detik = 75 detik Jadi dosis latihan si C, untuk lari 200 meter pace larinya adalah 85.71detik 75 detik setiap dosis latihan (setiap repitisi). 2. Durasi Latihan Durasi latihan ditentukan sebesar minimal 20 menit sesuai kriteria olahraga kesehatan yang adekuat untuk pembinaan kebugaran jasmani. Keterangan: - Dosis latihan = volume latihan - Dosis per kali = 1 repetisi - Dosis per hari = jumlah repetisi per hari - Dosis perminggu = jumlah repetisi per minggu - Satu dosis interval = satuan waktu yang meliputi waktu aktif berlatih ditambah waktu istirahat (satu repetisi). - Durasi satu dosis interval (1 repetisi) = kurang lebih 2 menit, yang terdiri 1 menit interval kerja 1 menit interval istirahat jadi durasi latihan perkali latihan (per hari) sebesar 20 menit memerlukan 10 repetisi. 3. Frekwensi Latihan Frekwensi latihan ditentukan 3 kali per minggu. C. Program Latihan Eksperimen. Kelompok A Metode Interval Tugas Latihan Lompat Segi Enam

Beban Intensitas Frekwensi Dosis Maksimal Dosis Latihan Waktu Istirahat Jumlah Repetisi Frekwensi Perminggu Lompat segi-6 berjarijari 20 cm Irama lompat 132 kali permenit Kemampuan maksimal (t maksimal) individu dalam melakukan tugas latihan 70-80% dari dosis maksimal (70-80% t maksimal) 1-2 menit Mengacu kepada durasi minimal 20 menit 3 kali latihan Pelaksanaan Tugas Latihan Lompat segi-6 Subyek pertama-tama berdiri tegak di titik pusat segi-6, selanjutnya melakukan gerakan melompat keluar lingkaran segi enam kemudian kembali lagi ketitik puat segi enam. Arah dan urutan lompatan searah jarum jam sesuai dengan arah dan urutan lompat, yaitu dari nomor 1 sampai nomor 6, setelah sampai nomor 6 kembali lagi kearah lompat nomor 1. Demikian dan seterusnya gerakan itu diulang-ulang dengan kecepatan irama lompat 132 kali/menit. Kecepatan irama menggunakan metronom lihat gambar:3.1. Gambar 3.1. Lompat Segi-6

Kelompok B Metode Interval Tugas Latihan Lompat Segi-4 Beban Intensitas Frekwensi Dosis maksimal Dosis Latihan Waktu Istirahat Jumlah Repetisi Frekwensi Perminggu Lompat segi-4 luas kotak 20 cm Irama lompat 132 kali lompatan permenit Kemampuan maksimal (t maksimal) individu dalam melakukan tugas latihan 70-80% dari dosis maksimal (70-80% t maksimal) 1-2 menit Mengac u kepada durasi minimal 20 menit 3 kali latihan Pelaksanaan tugas latihan lopat seg-4 Subyek pertama-tama berdiri tegak di dalam lingkaran segi empat. Selanjutnya melakukan gerakan melompat buka-tutup ke samping kanan dan kiri. Setelah itu melakukan gerakan melompat kedepan-belakang. Demikian seterusnya gerakan itu dilakukan dan diulang-ulang dengan kecepatan irama lompat 132 kali/menit. Lihat gambar: 3.2 Gambar 3.2. Lompat Segi-4

Alasan pemilihan lompat segi-6 dan segi-4 adalah: 1. Gerakan lompat segi-6 dan segi-4 melibatkan 2/3 anggota tubuh sebagai syarat olahraga kebugaran. 2. Mudah dilakukan. 3. Gerakannya bisa mengembangka keseimbangan, kelincahan, kekuan dan daya tahan otot tungkai. Kelompok C Metode Interval Tugas Latihan Lari 200 Meter Beban Intensitas Frekwensi Dosis maksimal Dosis latihan Waktu istirahat Juml:ah repetisi Frekwensi perminggu Lari jarak tempuh 200 meter Langkah lari Kemampuan maksimal individu dalam memacu lari jarak tempuh 200 meter. 70-80% dari dosis maksimal (70-80% t maksimal) 1-2 menit Mengac u kepada durasi minimal 20 menit 3 kali latihan Pelaksanaan tugas latihan lari 200 meter: 1. Subyek berdiri di garis start. 2. Aba-aba Bersedia - Siap Ya.. Pada saat aba-aba Ya subyek berlari menempuh jarak 200 meter. 3. Kecepatan lari maksimal 90 detik sudah harus masuk kegaris finis. 4. Istirahat 90 detik dengan cara berjalan atau jogging dan sudah harus siap berlari berikutnya.

5. Setelah istirahat 90 detik, berikutnya subyek melakukan lari lagi sampai beberapa pengulangan yang telah di program 10-15 pengulagan. Lihat gambar:3.3. Gambar 3.3. Lari 200 Meter Alasan memilih tugas latihan lari 200 meter: 1. Gerakannya melibatkan 2/3 anggota tubuh sebagai syarat olahraga kesehatan. 2. Gerakannya mudah dilakukan. 3. Memberikan keleluasaan dan kebebasan gerak secara maksimal. 4. Memudahkan dalam pengamatan latihan. D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri Bakalan I dan II Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. Pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik sampling bertujuan, yaitu dengan mengambil siswa SD kelas 4 dan 5 usia 10-12 tahun.

E.Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk mengukur kelincahan menggunakan test Shuttle-Run (4 x 10 m), mengukur daya tahan kardiovaskuler menggunakan test lari 1.069 km, mengukur power otot tungkai menggunakan tes Vertical-Jumps dan mengukur daya tahan otot tungkai menggunakan test Squat-Jumps. Pelaksanaa Test: 1.Vertical-Jumps. a. Tujuan mengukur power otot tungkai. b. Perlengkapan: 1) Papan berskala 2) Penghapus papan tulis 3) Serbuk kapur. 4) Alat tulis c. Pelaksanaan: 1).Sikap permulaan: a) Terlebih sdahulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk kapur. b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada di samping kiri atau kananya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke atas dan telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.

2).Gerakan: a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas. b) Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut. d. Petugas tes: Pengamat dan pencatat hasil. e. Pencatatan hasil: 1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak. 2) Ketiga selisih raihan dicatat dan diambil yang terbaik. 2.Squat-Jumps: a. Tujuan : Mengukur daya tahan otot tungkai. b. Perelengkapan: bidang datar. c. Pelaksanaan: Tester berada pada sikap setengah jongkok dengan salah satu kakinya berada di depan, sedangkan kedua tangan saling berkaitan dibelakang kepala, pandangan ke depan. Tester melompat ke atas sehingga kedua tungkai lurus, lalu mendarat dengan berganti kaki ke depan dan ke belakang, dengan posisi sikap setengah jongkok. Lakukan gerakan ini berulang-ulang dengan sikap

kaki bergantian, sampai tester tak dapat melompat lagi secara sempurna seperti ketentuan tersebut di atas. d. Pencatatan hasil: Jumlah lompatan yang sempurna. e. Petugas tes: Pengamat dan pencatat hasil. 3. Shuttle-Run 4 x 10 meter: a. Tujuan: Mengukur kelincahan dan koordinasi. b. Perlengkapan: 1) Stop Watch. 2) Bidang datar selebar maksimal 15 meter. c. Pelaksanaan: Tester berdiri di belakang garis start, dengan salah satu kaki diletakan di depan. Pada aba-aba ya diberikan, tester dengan segera dan secepat mungkin lari kedepan garis akhir dan menyentuh garis tersebut, kemudian kembali lagi dan segera lari.demikian seterusnya dilakukan dengan lari sebanyak 6 x 10 meter. Tester diberi kesempatan melakukan test tersebut sebanyak 2 kali. d. Pencatatan hasil. Waktu terbaik dari dua kali kesempatan. Yang dicatat sampai 1/10 detik. e. Petugas tes. 1) Timer/penghitung.

2) Pencatat hasil. 4.Tes lari 1.069 km. a. Tujuan: Mengukur daya tahan kardiovaskuler. b. Perlengkapan: 1) Lintasan lari berjarak 1.069 km. 2) Stop watch 3) Bendera start. 4) Peluit. 5) Tiang pancang. 6) Nomor dada. 7) Formulir test. 8) Alat tulis. c. Petugas test: 1) Juri keberangkatan. 2) Pengukur waktu. 3) Pencatat hasil. d. Pelaksanaan: 1) Sikap permulaan Peserta berdiri di belakang garis start. 2) Gerakan:

a) Pada aba-aba siap peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari. b) Pada aba-aba ya peserta lari menuju garis finis, menempuh jarak 1.069 km. e. Pencatatan hasil. 1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diankat sampai pelari tepat melintas garis finis. 2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1.069 km. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik. F.Pengumpulan Data. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan test, yaitu: test Vertical-Jumps untuk mengukur power otot tungkai, test Squat-Jumps untuk mengukur daya taha otot tungkai, test Shuttle-Run 4 x 10 meter untuk mengukur kelincahan dan test lari 1.069 km untuk mengukur daya tahan kardiovaskuler. Tes ini dilakukan sebanyak 2 kali, pertama sebelum diberikan perlakuan yangbertujuan untuk mengetahui kemampuan awal. Test kedua dilakukan setelah diberikan perlakuan, yang bertujuan untuk mengetahui hasil dari pengaruh program latihan yang diberikan. G.Analisis Data Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengkaji ada tidaknya pengaruh metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6,

lompat segi-4 dan lari 200 meter terhadap peningkatan kelincahan, daya tahan otot tungkai, power otot tungkai dan daya tahan kardiovaskuler, maka dalam menganalisis data menggunakan statistik inferensial yang berupa uji beda mean dari (pre-test dan post-test). Dengan pertimbangan jenis data, maka analisis data yang digunakan adalah uji-t dan anava. Analisis data menggunakan komputer program SPSS/PCT.