Efektivitas Pembelajaran Simulasi Komputer Pra Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Fisika di SMP Negeri 1 Ponorogo



dokumen-dokumen yang mirip
USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LISTRIK STATIS DALAM PEMBELAJARAN IPA ABSTRACT

Fakhruddin *), Elva Eprina, dan Syahril Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan...

Dwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang. ABSTRAK

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: Anis Setyawati NIM

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK)

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMP

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY AND SCIENCE ISSUES PADA KETERCAPAIAN 3 RANAH HASIL BELAJAR SISWA SMP ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA PHYSICROUND PADA MATERI CAHAYA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

Unnes Physics Education Journal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH

Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN PPs Universitas Pendidikan Ganesha

Unnes Physics Education Journal

RIDA BAKTI PRATIWI K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Enok Ernawati, 2013

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SURABAYA PADA MATERI POKOK ALAT OPTIK

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5-E

Ivana Margaretta Simanjuntak* Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan *

Hemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES MELALUI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I MAKASSAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PDEODE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA SMA

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

Putri Darma 25, Joko Waluyo 26, Pujiastuti 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGINTEGRASIKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 KAMAL

Nur Anisabitah dan Titin Sunarti Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

Heny Ekawati Haryono. Abstrak. Abstract

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP AMANAH MUHAMMADIYAH KOTA TASIKMALAYA JURNAL

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN LINGKUNGAN DITINJAU DARI SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP ARTIKEL E-JOURNAL

Journal of Mechanical Engineering Learning

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD MATEMATIKA SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Journal of Innovative Science Education

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Unnes Physics Education Journal

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

Transkripsi:

225 Efektivitas Pembelajaran Simulasi Komputer Pra Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Fisika di Harijadi, Dwi Sulisworo Program Magister Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Pramuka 42, Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161 harijadispd@yahoo.co.id Abstrak - Penelitian tentang efektivitas pembelajaran simulasi komputer pra eksperimen bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa, dan untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika melalui apa yang ia kerjakan. Desain yang digunakan yaitu pretest-posttest control group design dengan tujuan melihat pengaruh perlakuan yang berbeda pada subjek penelitian. Dalam penelitian ini dua kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan materi pelajaran fisika kedua kelompok diobservasi aktivitas belajar awalnya untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut homogen secara statistik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: (1) Terdapat peningkatan aktivitas belajar fisika pada peserta didik yang lebih tinggi pada pembelajaran simulasi komputer pra eksperimen (23.67%) dibandingkan dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran eksperimen langsung (11.47%). (2) Pembelajaran fisika dengan metode simulasi komputer pra eksperimen lebih efektif meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dibandingkan dengan yang mengikuti pembelajaran fisika dengan metode eksperimen langsung, dengan metode statistik uji T dapat diperoleh t hit =39.71 > t tab =1.67 pada taraf signifikansi 95%. Kata Kunci: Pembelajaran fisika, Simulasi Pra Eksperimen dan Aktifitas Belajar Abstract - Research on the effectiveness of a computer simulation study of pre-experiments is aimed to increase the activity of students in the process of learning physics of Junior High School,, and also to enhance of understanding of physics concepts through what students did. The design used was a pretest - posttest control group design with the aim of observing the effect of different treatments on the subject of research. In the current research two groups/classes are used that are the experimental group (with pretreatment using a computer simulation) and the control group (without pretreatment using a computer simulation). Before the learning topics/materials are given, the learning activity of both groups has been tested to ensure that these two groups have homogeneous initial learning activity. Based on the results of research and discussion, it can be concluded : (1) There is an increase in the activity of studying physics at higher learners in learning computer simulation of pre experiments ( 23.67 % ) compared to students who follow the direct experimental study ( 11:47 % ). (2) Learning physics with a computer simulation method of pre experiments more effectively enhance the learners. Learning activities compared with that following the teaching of physics by direct experimental methods, t hit = 39.71 > t tab signifiksi = 1.67 at 95% level. Keywords - Learning physics, Pre Simulation Experiments and Learning Activities I. PENDAHULUAN Belajar fisika pada hakikatnya bukanlah kumpulan fakta-fakta dan prinsip-prinsip, namun lebih menekankan siswa untuk mencari, menemukan dan menganalisis fakta dan prinsip yang didapat. Pembelajaran fisika harus dititik beratkan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa. Pembelajaran mengarahkan siswa mencari tahu dan berbuat sehingga membantu siswa untuk memperoleh pengalaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pemberian pengalaman langsung, proses mencari tahu dan berbuat yang dimaksud, efektif pelaksanaannya jika pembelajaran dilakukan melalui kegiatan eksperimen. Metode eksperimen adalah salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran fisika. Secara sederhana kegiatan eksperiment akan melibatkan pendidik dan peserta didik serta bahan pembelajaran seperti prosedur percobaan dan pemakaian alat dan bahan, yang biasanya dilakukan di laboratorium [1]. Ada empat alasan mengenai pentingnya kegiatan eksperimen yaitu: 1. Eksperimen membangkitkan motivasi belajar. 2. Eksperimen mengembangkan ketrampilan dasar. 3. Eksperiment menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. 4. Eksperimen menunjang materi pelajaran. Mengingat pentingnya kegiatan eksperiment di laboratorium dalam pembelajaran fisika, diharapkan pendidik mampu mengelola kegiatan pembelajaran di laboratorium mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Melalui kegiatan eksperimen ini peserta didik dapat mengalami secara langsung bagaimana sebuah produk dalam sains diperoleh dengan menerapkan keterampilan proses dan sikap yang ilmiah. Selain itu dengan kegiatan eksperimen, peserta didik juga menjadi lebih aktif, kreatif dan inovatif dan membantu memecahkan berbagai persoalan yang dipelajari. Dengan demikian kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dapat dikembangkan sejalan dengan dilakukannya praktik. Dengan pelaksanaan eksperimen ini diharapkan penilaian yang diberikan mencakup sikap, proses dan produk. Permasalahan yang terjadi ialah tidak terbuknya kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi ilmunya

226 Harijadi / Efektivitas Pembelajaran Simulasi Komputer Pra Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Fisika di melalui eksperimen di laboratorium, karena keterbatasan waktu. Belajar di laboratorium adalah cara untuk menerapkan pengetahuan yang lebih baik dari pada menghafal [2]. Hasil observasi memperlihatkan bahwa siswa belum seluruhnya paham dengan eksperimen yang dilakukan. Bukti ketidakpahaman ini terlihat dimana sebagian siswa tidak mampu mengaitkan apa yang telah mereka pelajari dari buku teks dengan eksperimen, mereka kebingungan ketika hasil yang mereka dapatkan berbeda dengan teori yang mereka pelajari tersebut membuktikan bahwa mereka tidak dapat mengartikan konsep fisis dari suatu fenomena hanya dari buku teks saja. Siswa perlu menemukan sendiri suatu konsep berdasarkan apa yang mereka lakukan dan mengacu pada konsep lain yang sudah pasti. Selain itu ketrampilan siswa dalam menggunakan peralatan juga harus ditingkatkan untuk mengurangi kesalahan pada saat bereksperimen. Siswa diharapkan dapat menemukan kebenaran ilmiah dengan pengalaman langsung, sehingga berdampak pada tingginya hasil belajar. Hasil belajar yaitu tingkat keberhasilan siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran baik dalam bentuk hasil maupun perubahan tingkah laku. Para guru dapat memfasilitasi siswa untuk menemukan kebenaran ilmiah dengan cara eksperimen di laboratorium. Salah satu cara dalam memfasilitasi siswa yaitu menggunakan media simulasi komputer sebelum siswa melakukan eksperimen. Simulasi komputer pra eksperimen ini diberikan agar siswa memiliki gambaran ideal sebagai landasan dalam menganalisis hasil pengamatan. Simulasi komputer pra eksperimen merupakan bagian terkecil dari pemanfaatan tekhnologi informasi (TI) dalam proses pembelajaran. Secara umum pembelajaran yang berbasis komputer disebut dengan Komputer Based Intruction (CBI). Dalam penelitian ini bentuk CBI yang digunakan ialah bentuk simulasi, yaitu berupa program yang menyediakan gambaran keadaan atau fenomena yang menyerupai keadaan atau fenomena yang sesungguhnya. Penggunaan simulasi komputer pra eksperimen, selain digunakan sebagai landasan dalam menganalisis hasil eksperimen, juga diharapkan mampu meningkatkan aktifitas siswa, yang pada akhirnya mampu meningkatkan pemahaman konsep fisika. Dari uraian di atas, perlu diadakan penelitian tentang efektivitas pembelajaran simulasi komputer pra eksperimen untuk meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa. Adapun rumusan masalah dalam penelitian adalah: Apakah pembelajaran simulasi komputer pra eksperimen efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa SMP Negeri 1 Ponorogo? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran simulasi komputer pra eksperimen terhadap peningkatan aktivitas belajar fisika siswa. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa untuk mendapatkan peningkatan aktifitas belajar fisika, yang pada akhirnya meningkat pula pemahaman konsep fisika melalui apa yang ia kerjakan. Bermanfaat bagi guru sebagai solusi dari masalah keterbatasan tenaga dalam membimbing siswa untuk melakukan eksperimen. Bermanfaat bagi peneliti sebagai bekal pengembangan diri di bidang penelitian. II. LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Fisika Pelajaran fisika dikembangkan untuk mendidik siswa sehingga mampu mengembangkan kemampuannya dalam observasi dan melakukan eksperimen. Hal ini didasari oleh tujuan fisika yaitu mengamati, memahami dan memanfaatkan gejala-gejala alam. Kemampuan observasi dan eksperimentasi ini lebih ditekankan pada kemampuan berpikir kreatif siswa [3]. Agar siswa menguasai bahan pelajaran sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan, guru harus mempunyai kompetensi untuk memilih media pembelajaran yang tepat. Karena media untuk saat sekarang ini bukan hanya sebagai alat bantu guru untuk mengajar tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan. Sebagai pembawa pesan media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih penting dapat digunakan oleh siswa [4]. Pada kondisi tertentu media dapat menjadi pengganti guru dalam menyampaikan informasi secara jelas, menarik, dan mendalam. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah: a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga. e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. B. Simulasi Komputer Pra Eksperimen. Pembelajaran simulasi merupakan cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari [5]. Metode pembelajaran simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan peserta didik (ranah kognitif maupun keterampilan) [6]. Tujuan dari metode pembelajaran simulasi: a. Siswa memiliki gambaran tentang proses terjadinya sesuatu serta komponen-komponen pembentuknya. b. Proses pembelajaran lebih menarik bagi siswa. c. Merangsang siswa untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan

227 mencoba mempraktekan apa yang ada dalam teori menjadi sesuatu yang nyata [5]. Simulasi komputer merupakan media pembelajaran yang memiliki banyak manfaat, terutama untuk menggambarkan atau memperjelas suatu keadaan atau fenomena yang abstrak dan sulit untuk digambarkan. Simulasi percobaan dapat memperlambat gerakan yang cepat dan mempercepat gerakan yang lambat, dapat memperbesar substansi yang kecil dan memperkecil substansi yang besar, dan dapat membantu menganalisis sesuatu yang abstrak menjadi konkret [7]. Simulasi komputer dapat memberikan kesempatan kepada siswa tidak hanya mengembangkan pemahaman konsep fisika, tetapi juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Pembelajaran berbasis simulasi komputer merupakan salah satu alternatif pilihan yang dapat digunakan untuk mengawali proses eksperimen sehingga pelaksanaan eksperimen akan lebih terarah dan dapat menjadikan simulasi komputer sebagai landasan untuk menjelaskan konsep dari percobaan yang sebenarnya. Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu [8]. Eksperimen bisa dilakukan di dalam laboratorium atau di luar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran bagi peserta didik untuk melakukan percobaan sendiri, sehingga peserta didik dapat membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam metode eksperimen ini peserta didik selain diberi kesempatan untuk melakukan sendiri, ia juga mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek. Dalam hal ini peran pendidik sangat penting, khususnya berkaitan dengan mengarahkan ketelitian dan kecermatan peserta didik agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen. Metode eksperimen bertujuan agar peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri serta bisa terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah karena peserta didik mampu nmenemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajarinya [9]. Metode eksperimen ini memiliki keunggulan- keungulan yaitu sebagai berikut: (1) dapat membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sebdiri daripada hanya menerima informasi dari guru atau buku, (2) peserta didik bisa mengembangkan sikap untuk mengadakan atau menjelajahi tentang ilmu dan teknologi, (3) terbina manusia yang dapat menghadirkan terobosan-terobosan baru dari penemuan, sebagai hasil percobaan yang diharapkan bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia, (4) peserta didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen, (5) peserta didik terlibat aktif dalam mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan saat percobaan, (6) peserta didik dapat menggunakan serta melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah, (7) peserta didik bisa memperkaya pengalaman ddengan hal-hal yang bersifat objektif, realitas, (8) peserta didik lebih aktif berpikir dan berbuat, karena sangat diharapkan kedepan itu peserta didik lebih aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru, (9) dengan melaksanakan proses eksoperimen, peserta didik bisa memperoleh ilmu pengetahuan sekaligus menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat percobaan, (10) dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, peserta didik membuktikan sendiri kebenaran suatu teori. Metode eksperimen mempunyai kebaikan sebagai berikut : (1) metode ini dapat membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaanjnya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja, (2) dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorations tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan, (3) metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain a) peserta didik belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, b) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis, c) mengembangkan sikap berfikir ilmiah dan d) hasil belajar akan tahan lama [8]. Tujuan eksperimen laboratorium dalam pembelajaran fisika adalah (1) mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah dengan cara mengidentifikasi masalah, mengumpulkan dan menginterprestasi data, dan membuat kesimpulan. (2) mengembangakan ketearampilan dalam manipulasi alatalat, (3) membangun kebiasaan mencatat data yag sistematis, (4) mengembangkan sikap ilmiah, (5) mempelajari metode ilmiah dalam memecahkan masalah, (6) mengembangkan sikap percaya diri dan tanggungjawab, (7) menyelidiki fakta-fakta alam yang belum terungkap dan (8) membangkitkan minat terhadap materi-materi yang berkaitan dengan sains[10]. Adapun yang dimaksud dengan metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran bagi peserta didik untuk melakukan percobaan sendiri, sehingga peserta didik dapat membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari dengan tujuan agar peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri serta bisa terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah karena peserta didik mampu nmenemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajarinya. C. Aktivitas Belajar Siswa Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat

228 Harijadi / Efektivitas Pembelajaran Simulasi Komputer Pra Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Fisika di melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuanpengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Belajar aktif adalah Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor [6]. Berdasarkan pendapat di atas, aktivitas belajar dalam penelitian ini meliputi mengamati (observasi), mengelompokkan (classifying), menafsirkan (interpretasi), mengukur (measuring), melakukan percobaan (eksperiment), menyimpulkan (inferring), dan mengkomunikasikan (communicating). III. KERANGKA BERPIKIR IPA-Fisika merupakan bidang kajian terhadap alam semesta, serta segala proses yang terjadi di dalamnya sebagai objek dan aplikasinya. Pandangan ini memberikan gambaran yang jelas tentang definisi IPA- Fisika. Salah satu ciri dalam belajar IPA-Fisika adalah adanya keterkaitan yang erat antara materi yang dipelajari dengan peristiwa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dalam pembelajaran IPA-Fisika di SMP terdapat banyak metode yang dapat digunakan di antaranya adalah metode eksperimen. Metode ini dianggap tepat karena siswa akan menerapkan pengetahuan kognitifnya melalui serangkaian kegiatan metode ilmiah. Dengan kegiatan eksperimen akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga harapannya adalah bahwa siswa akan lebih mudah memahami konsep IPA-Fisika yang dipelajarinya. Pelaksanaan kegiatan eksperimen yang sebenarnya ini tidak hanya untuk melihat hasil akhir dari kegiatan tersebut tetapi juga melihat proses yang terjadi sampai hasil tersebut dapat diperoleh. Para guru hendaknya dapat memfasilitasi siswa untuk menemukan kebenaran ilmiah dengan cara eksperimen di laboratorium. Salah satu cara dalam memfasilitasi siswa yaitu menggunakan media simulasi komputer sebelum siswa melakukan eksperimen. Simulasi komputer pra eksperimen ini diberikan agar siswa memiliki gambaran ideal sebagai landasan dalam menganalisis hasil pengamatan, serta untuk mengatasi keterbatasan tenaga dan waktu dalam proses bimbingan eksperimen siswa. Dengan simulasi computer pra eksperimen ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pada akhirnya meningkat pula pemahaman konsep siswa. Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah : 1. Terdapat peningkatan aktivitas belajar fisika pada peserta didik yang lebih tinggi pada pembelajaran simulasi komputer pra eksperimen dibandingkan dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran eksperimen langsung. 2. Pembelajaran fisika dengan metode simulasi komputer pra eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik lebih baik dibandingkan dengan aktivitas belajar yang mengikuti pembelajaran fisika dengan metode eksperimen langsung. IV. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain yang digunakan yaitu pretest-posttest control group design dengan tujuan melihat pengaruh perlakuan yang berbeda pada subjek penelitian. Dalam desain ini menggunakan dua kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan materi pelajaran fisika kedua kelompok diobservasi awal aktivitas belajar untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut homogen secara statistic, artinya kedua kelas mempunyai tingkat kemampuan yang sama secara statistik. Setelah diberi perlakuan maka diobservasi lagi dan selanjutnya dianalisis dengan uji deskriptif, dan uji t-test berpasangan (related) untuk mengetahui signifikasi metode efektifitas simulasi pra-eksperimen. Tabel 1. Desain Penelitian. Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen 01 X1 02 Kontrol 03 X2 04 Keterangan: 0 : Awal Aktifitas belajar (01 dan 03) dan akhir aktifitas belajar (02 dan 04) X1: Perlakuan (treatment) pembelajaran simulasi computer pra eksperimen X2: Pembelajaran eksperimen langsung. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari sembilan kelas di kelas VIII (delapan), yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B di pada tahun pelajaran 2013-2014. Sedangkan kelas VIII C digunakan sebagai kelas uji coba instrumen penelitian. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan aktifitas awal belajar siswa diperoleh skor rata-rata kelas eksperimen adalah 29.43 atau efektifitas 58.87% dan skor rata-rata kelas control 28.63 atau perolehan efektifitas 57.27%. Dengan menggunakan uji t diperoleh hasil kedua skor rata-rata awal aktifitas belajar tersebut tidak berbeda secara signifikan, yakni t hitung 0.67 < t tabel 1.67 untuk taraf signifikansi 95%. Artinya kedua kelas (eksperimen dan control) memiliki aktifitas belajar awal yang sama. Setelah siswa kelas eksperimen mengalami perlakuan yaitu pemberian simulasi pra eksperimen maka dilakukan observasi aktifitas belajar akhir. Hasil kelas

229 eksperimen memperoleh skor rata-rata 41.27 dengan efektifitas 82.53%, sedangkan kelas control memperoleh skor rata-rata 34.37 dengan efektifitas 68.73%. Dengan demikian terjadi peningkatan efektifitas pembelajaran 23.67% untuk kelas eksperimen dan 11.47% untuk kelas control. Tabel 2. Perbandingan Efektifitas Metode Pembelajaran. K. Eksperimen K. Kontrol Aktifitas awal 58.87% 57.27% Aktifitas akhir 82.53% 68.73% Peningkatan Efektifitas 23.67% 11.47% Dari hasil analisa yang tampak pada Tabel 2 ternyata pengkatan efektifitas kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas control, ini dapat diartikan bahwa pembelajaran simulasi pra eksperimen lebih efektif dibandingkan pembelajaran eksperimen langsung. Hal ini didukung dengan uji tingkat signifikasi yang menggunakan uji t berpasangan (related) diperoleh t hit =39.71 > t tab =1.67 pada taraf signifiksi 95%. VI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan: 1. Terdapat peningkatan aktivitas belajar fisika pada peserta didik yang lebih tinggi pada pembelajaran simulasi komputer pra eksperimen yaitu 23.67% dibandingkan dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran eksperimen langsung 11.47%. 2. Pembelajaran fisika dengan metode simulasi komputer pra eksperimen lebih efektif meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dibandingkan dengan yang mengikuti pembelajaran fisika dengan metode eksperimen langsung, t hit =39.71 > t tab =1.67 pada taraf signifiksi 95%. [5] D. S. Bahri, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta, 2006. [6] Depdiknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta. Depdiknas, 2006. [7] S. Abdullah, A. Sharif, The Effects Of Inquiry-Based Computer Simulation With Cooperative Learning In Scientific Thinking And Conceptual Understanding Of Gas Low. Journal of mathematics, Science and technology education 4(4), page 387-398 Malaysia: Eurasia, 2008. [8] http://www.ejmste.com/v4n4/eurasia_v4n4_abdullah.pd f diambil tanggal 23 Desember 2013. [9] Sagala Syaiful. 2003. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung, Alfabeta. [10] P. S. Rizema, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis IPA. Jogjakarta. Diva Press, 2012. [11] Trowbridge, Becoming Secondary School Science Teacher. USA: Prentice Hall company, 2000. TANYA JAWAB Anonim?Peran simulasi komputer terhadap aktivitas siswa? Harijadi, UAD @Simulasi komputer dapat menunjukkan langkahlangkah kerja(khususnya untuk pengukuran suatu besaran) UCAPAN TERIMA KASIH Rasa syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Dwi Sulisworo, MT atas bimbingan dan kerjasama hingga menghasilkan sebuah peper yang sangat berharga ini. Dan terima kasih juga untuk semua pihak yang telah membantu hingga akhirnya penelitian ini dapat dipiblikasikan. DAFTAR PUSTAKA [1] Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta, 2009. [2] H. Kaya, U. Boyuk, Attitude Towards Physics Leasson And Physical Experiments Of The High School Students. European journal of physics education vol. 2 no 1, 2011. http://ejpe.erciyes.edu.tr/index. php/ejpe/article/view/27 diambil tanggal 23 Desember 2013 [3] Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum, 2003. [4] S. Arif S, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press, 2009.