2. Untuk membantu dicapainya kapasitas produksi yang kontinyu dan seimbang.

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN PRODUKSI. Muniya Alteza.

Penganggaran Perusahaan 53 ANGGARAN PRODUKSI

Pertemuan 5 Anggaran Produksi. Disarikan dari : Kartika, Dwiarti, Dasuki, dan sumber relevan lainnya

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 4 ANGGARAN PRODUKSI

MODUL PRAKTIKUM PERANGGARAN PERUSAHAAN

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

KUESIONER. Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan

MODUL PRAKTIKUM PERANGGARAN PERUSAHAAN

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi :

nggaran Produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang.

DEPARTEMENISASI - BOP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

BAB VIII ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK. Muniya Alteza

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

KEBIJAKAN/ STRATEGI HARGA BANK. Manajemen Pemasaran Bank Andri Helmi M, SE., MM.

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIP TUNGGAL

Prepared by Yuli Kurniawati

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1983 Tanggal 31 Desember Presiden Republik Indonesia,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan pihak

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

B A B III PERMASALAHAN

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 5

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB II BAHAN RUJUKAN

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

Analisa Biaya Pemasaran

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

CONTOH KASUS ANGGARAN PENJUALAN SAMPAI DENGAN ANGGARAN LABA RUGI

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM INTERNASIONAL, TBK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui proses penyusunan anggaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu

BAB II BAHAN RUJUKAN

PROPOSAL PERMOHONAN PINJAMAN/PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) KEPADA LPDB-KUMKM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan sector utama yang menjadi penggerak

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kinerja Perusahaan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap

PERSEDIAAN MINIMUM KAS SEBAGAI ALAT UNTUK MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS & PROFITABILITAS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA*/** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

Titik kritis penyusunan anggaran penjualan memprediksi penjualan di masa yang akan datang.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI SOAL KASUS METODE HARGA POKOK PESANAN PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

Minggu-4. Penganggaran Perusahaan. Budget Unit Yang Akan Diproduksikan (unit to be produced budget) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi

BAB II LANDASAN TEORITIS

Biaya Overhead Pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

PENENTUAN ALOKASI BIAYA BERSAMA DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PRODUK PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN DUTA GRAPHIA OLEH Puteri Ekasari

Safety cash balance (persediaan kas minimal)

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

PEMBAGIAN SHU SEBAGAI UPAYA UNTUK MENYEJAHTERAKAN ANGGOTA KOPERASI BINTANG SAMUDRA

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

ANGGARAN KOMPREHENSIF

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULIR PERINGKAT KREDIT

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN

Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi

BIAYA OVERHEAD PABRIK

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat berkompetisi sangat ditentukan

Kepala Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon. R.SILOOY,SE.MSi PEMBINA TK I Nip

Penganggaran Perusahaan

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB I LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

MAKALAH PENGANGGARAN PERUSAHAAN. Penyusunan Anggaran Produksi dan Anggaran Bahan Baku

Transkripsi:

5 KEBIJAKAN PERSEDIAAN 1. KEGUNAAN 1. Untuk menempatkan perusahaan pada posisi yang selalu siap untuk melayani penjualan, baik pada saat-saat biasa maupun bilamana ada pesanan secara mendadak. 2. Untuk membantu dicapainya kapasitas produksi yang kontinyu dan seimbang. 2. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGAKAN DALAM KEBIJAKSANAAN PERSEDIAAN 1. Daya tahan dari barang yang akan disimpan 2. Sifat penawaran (Bahan mentah) 3. Biaya-biaya yang ditimbulkan seperti : Sewa Gudang Biaya pemeliharaan Biaya Asuransi Pajak atas barang digudang Modal yang diserap Bunga pinjaman, dan lain-lain. 4. Besarnya modal kerja yang tersedia 5. Resiko-resiko yang harus ditanggung, pada umumnya berasal dari 3 sumber, yaitu: Manusia Alam Sifat barang itu sendiri. Pengenalan Visual Basic Hal 1

3. PENENTUAN BESARNYA PERSEDIAAN 1. Disesuaikan dengan kebutuhan bulanan a. Rata-rata sederhana Kebutuhan per Bulan = kebutuhan per tahun x 1 Unit 12 b. Rata-rata bulanan yang bergerak (apabila kebutuhan setiap bulannya tidak sama) Contoh : Pabrik rokok Kencana memutuskan kebijaksanaan persediaan setiap jenis rokok adalah : Rokok @ 12 batang = 6% Rokok @ 10 batang = 92% Rokok @ 3 batang = 2% Dimana : Tingkat persediaan tahun 2002 adalah : persediaan awal 2002 = 3.918 bal persediaan akhir 2002 = 5.879 bal Volume penjualan 2002 = 381.648 bal Volume penjualan berdasarkan budget penjualan tahun 2003 = 365.359 bal dan penjualan masing-masing jenis rokok setiap kuartal adalah : Kuartal 1 Isi 12 batang = 4.457 bal = 68.335 bal Isi 3 batang = 1.485 bal = 74.277 bal Kuartal 11 Isi 12 batang = 5.686 bal = 87.192 bal Isi 3 batang = 1.896 bal = 94.774 bal Kuartal 111 Isi 12 batang = 6.237 bal = 95.629 bal Isi 3 batang = 2.179 bal = 103.945 bal Pengenalan Visual Basic Hal 2

Kuartal 1V Isi 12 batang = 5.542 bal = 84.974 bal Isi 3 batang = 1.847 bal = 92.363 bal Pabrik Rokok Kencana menggunakan pendekatan stabilitas tingkat persediaan dalam penyusunan anggaran produksinya. Buatlah anggaran produksi per jenis rokok, per kuartal (I s/d IV) dan keseluruhan selama tahun 2003. Jawab Persediaan pokok akhir tahun 2003 dihitung dengan cara : Tingkat persediaan rata-rata 2002 = (3.918 + 5.879) : 2 = 4898,5 Tingkat perputaran barang tahun 2002 = 381.648 : 4.898,5 = 78 kali Diasumsikan tingkat perputaran barang tahun 2003 dianggap sama dengan tahun 2002 sebesar 78 kali, maka : Tingkat persediaan rata-rata tahun 2003 = 365.359 : 78 = 4.684 Persediaan akhir 2003 misal X maka : 5.879 + X = 4.684 2 X = 3.489 Rencana produksi tahun 2003 adalah : Rencana penjualan 365.359 Persediaan Akhir 3.489 + 368.848 Persediaan Awal 5.879 Tingkat Produksi 362.969 Maka besarnya persediaan awal dan akhir masing-masing jenis rokok adalah Persediaan awal Isi 12 batang = 6% x 5.879 = 353 bal = 92% x 5.879 = 5.409 bal Isi 3 batang = 2% x 5.879 = 117 bal Pengenalan Visual Basic Hal 3

Persediaan akhir Isi 12 batang = 6% x 3.489 = 209 bal = 92% x 3.489 = 3.210 bal Isi 3 batang = 2% x 3.489 = 70 bal Anggaran Produksi Per Jenis Rokok adalah : Isi 12 Isi 10 Isi 3 batang Batang Batang Rencana Penjualan 21,922 336,130 7,307 365,359 Persediaan Akhir 209 3,210 70 3,489 22,131 339,340 7,377 368,848 Persediaan Awal 353 5,409 117 5,879 Produksi 21,778 333,931 7,260 362,969 Anggaran Produksi per Kuartal adalah : Perhitungan tingkat persediaan setiap kuratal dapat dilakukan sebagai berikut : Persediaan Akhir 2003 = 3.489 bal Persediaan Awal 2003 = 5.879 bal Selisih = 2.390 bal Selisih tingkat persediaan setiap kuartal adalah 2.390 : 4 = 597,5 bal dibulatkan menjadi 597 bal. Karena (597 x 4) = 2.388, maka selisihnya (2.390-2388) = 2 bal dan dialokasikan ke kuartal yang penjualannya lebih tinggi menjadi 599 bal dan lainnya menjadi 597 bal Persediaan Awal Kuartal I Isi 12 batang = 6% x 5.879 = 353 bal = 92% x 5.879 = 5.409 bal Isi 3 batang = 2% x 5.879 = 117 bal 5.879 bal Kuartal II Isi 12 batang = 6% x 5.282 = 317 bal = 92% x 5.282 = 4.859 bal Isi 3 batang = 2% x 5.282 = 106 bal 5.282 bal Pengenalan Visual Basic Hal 4

Kuartal III Isi 12 batang = 6% x 4.685 = 281 bal = 92% x 4.685 = 4.310 bal Isi 3 batang = 2% x 4.685 = 94 bal 4.685 bal Kuartal IV Isi 12 batang = 6% x 4.086 = 245 bal = 92% x 4.086 = 3.759 bal Isi 3 batang = 2% x 4.086 = 82 bal 4.086 bal Persediaan Akhir Kuartal I (merupakan persediaan awal II) Isi 12 batang = 317 bal = 4.859 bal Isi 3 batang = 106 bal 5.282 bal Kuartal II (merupakan persediaan awal III) Isi 12 batang = 281 bal = 4.341 bal Isi 3 batang = 94 bal 4.685 bal Kuartal III (merupakan persediaan awal IV) Isi 12 batang = 245 bal = 3.759 bal Isi 3 batang = 82 bal 4.086 bal Kuartal IV (merupakan persediaan akhir 2003I) Isi 12 batang = 6% x 3.489 = 209 bal = 92% x 3.489 = 3.210 bal Isi 3 batang = 2% x 3.489 = 70 bal 3.489 bal Kuartal Kuartal Kuartal Kuartal I II III IV Rencana Penjualan 74.277 94.774 103.945 92.363 365.359 Persediaan Akhir 5.282 4.685 4.086 3.489 3.489 79.559 99.459 108.031 95.852 368.848 Persediaan Awal 5.879 5.282 4.685 4.086 5.879 Produksi 73.680 94.177 103.346 91.766 362.969 Pengenalan Visual Basic Hal 5

Anggaran Produksi Rokok Kencana Secara Keseluruhan Penjualan Persediaan Akhir Persediaan Awal Produksi Isi 12 Batang Kuartal I 4.457 317 4.774 353 4.421 Kuartal II 5.686 281 5.967 317 5.650 Kuartal III 6.237 245 6.482 281 6.201 Kuartal IV 5.542 209 5.751 245 5.506 21.922 1052 22.131 1196 21.778 Isi 10Batang Kuartal I 68.335 4.859 73.194 5.409 67.785 Kuartal II 87.192 4.310 91.502 4.859 86.643 Kuartal III 95.629 3.759 99.388 4.310 95.078 Kuartal IV 84.974 3.210 88.184 3.759 84.425 336.130 16.138 352.268 18.337 333.931 Isi 3 Batang Kuartal I 1.485 106 1.591 117 1.474 Kuartal II 1.896 94 1.990 106 1.884 Kuartal III 2.079 82 2.161 94 2.067 Kuartal IV 1.847 70 1.917 82 1.835 7.307 352 7.659 399 7.260 Pengenalan Visual Basic Hal 6