TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TENTANG IMUNISASI DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN VAKSIN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TENTANG IMUNISASI DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN VAKSIN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA SE-WILAYAH RANTING TENGAH BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG IMUNISASI DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN VAKSIN. Novita Lusiana

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU TERHADAP KEPATUHAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI RS SARTIKA ASIH BANDUNG TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN PENERAPAN IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINEGARA TAHUN 2015

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B 0-7 HARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid di Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon

FACTORS RELATED TO THE ACTION GIVING WOMEN INFANT IMMUNIZATION OF WORKING IN THE PUBLIC HEALTH DISTRICT BAJENG BAJENG DISTRICT GOWA.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN KUALITAS VAKSIN DAN STATUS IMUN PENJAMU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan dan sebagai bentuk nyata komitmen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB 5 HASIL PENELITIAN. n % n % Total % %

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BAYI DI KELURAHAN JATIREJO GUNUNG PATI DAN DI KELURAHAN KRAPYAK SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN 5 INDIKATOR KADARZI DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 6-59 BULAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Jurnal Kesehatan Priangan, Volume 1 No. 3 (Januari 2014):

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kampung Sawah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional Analitik study yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

ABSTRAK. Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing I:Donny Pangemanan,drg.,SKM. Pembimbing II:Dani,dr.,M.Kes.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN SIDOARJO

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Zakiyah,et al, Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Cakupan Imunisasi per Antigen...

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN TENAGA

Hubungan Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Anak Umur Bulan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, USIA DAN PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR BAYI DI DESA JAPANAN KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

Transkripsi:

Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Imunisasi dengan... TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TENTANG IMUNISASI DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN VAKSIN MIDWIFE OF KNOWLEDGE ABOUT VACCINE IMMUNIZATION WITH BEHAVIOR MANAGEMENT Agus Ruhari, Dyah Suryani Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. Jln.Prof. dr. Soepomo, Janturan Warungboto, Yogyakarta Email: yono_seto@yahoo.com ABSTRACT Background: The quality of immunization is closely associated with how the handling and management of such vaccine cold chain maintenance, sterilization equipment and means of immunization immunization. Handling and improper management will no longer cause a potential vaccine to create immunity in infants, but if granted would still result in large losses. Objective: This study aims to determine the relationship of the level of knowledge about the behavior of midwives in immunization with vaccine management in Private Practice Midwives (CPM) in the region Sewon Bantul Methods: The study was observational analytic cross sectional approach. The population in this study is the Private Practice Midwives (CPM) serving immunization in practice in the District of Sewon. Samples were taken by purposive sampling techniques, and obtained a number of samples with 50 samples. Data was analyzed using Chi Square statistical analysis. Results: The results showed that there is a significant relationship between the level of knowledge about the behavior of midwives in immunization with vaccine management in Private Practice Midwives (CPM) in the District of Sewon Bantul region indicated by the value of P = 0.000, RP 15.167 Conclusion: There is a relationship between the level of knowledge about the behavior of midwives in immunization with vaccine management in Private Practice Midwives (CPM) in the region Sewon Bantul Keywords : Knowledge Level; Immunization; Behavior Management Vaccine INTISARI Latar Belakang: Kualitas imunisasi sangat erat kaitannya dengan bagaimana cara penanganan dan pengelolaan vaksin seperti pemeliharaan cold chain, sterilisasi peralatan imunisasi dan cara pemberian imunisasi. Penanganan dan pengelolaan yang tidak benar akan menyebabkan vaksin tidak lagi potensial untuk membuat kekebalan pada bayi, namun bila tetap diberikan akan mengakibatkan kerugian yang besar. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang imunisasi dengan perilaku bidan dalam pengelolaan vaksin di Bidan Praktek Swasta (BPS) di Wilayah Kecamatan Sewon Bantul. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Bidan Praktek Swasta (BPS) yang melayani imunisasi di tempat praktek di wilayah Kecamatan Sewon. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, dan didapatkan sampel dengan sejumlah 50 sampel. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Chi Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang imunisasi dengan perilaku bidan dalam pengelolaan vaksin di Bidan Praktek Swasta (BPS) di Wilayah Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yang ditunjukkan dengan nilai P = 0,000 dan nilai RP 15,167. Simpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang imunisasi dengan perilaku bidan dalam pengelolaan vaksin di Bidan Praktek Swasta (BPS) di Wilayah Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan; Imunisasi; Perilaku Pengelolaan Vaksin PENDAHULUAN Salah satu indikator derajat kesehatan adalah rendahnya Angka Kematian Bayi (AKB). menurut data SDKI 2012 adalah 40 per 1000 kelahiran hidup yang diperkirakan 5% kematiannya diakibatkan oleh penyakit Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 2, Agustus 2013 113

Agus Ruhari, Dyah Suryani Hal. 113-118 yang dapat dicegah dengan imunisasi 1. Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkat kan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga terhindar dari penyakit yang serupa. Apabila bayi tidak diberikan imunisasi, atau antibodi dalam tubuh bayi akan berkurang dan sangat rentan terhadap penyakit yang terkadang sampai meng akibatkan kecacatan bahkan sampai kematian 2. Sesuai dengan KEPMEN No.828/MEN- KES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Stan dar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota menyebutkan bahwa cakupan imunisasi di wilayah pedesaaan/ kelurahan UCI mencapai 100% pada tahun 2010. UCI (Universal Child Immunization) merupakan desa/kelurahan dimana lebih dari 80% jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap (1 dosis BCG, 3 dosis DPTC, 4 dosis IPV, 4 dosis Hepatitis B setelah bayi lahir dan 1 dosis campak). Tujuan dari program imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dengan pemberian imunisasi lengkap pada bayi sebelum usia satu tahun 3. Pengelolaan vaksin merupakan pengelolaan yang sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang ditetapkan agar memiliki potensi yang baik mulai dari pembuatan vaksin sampai pada saat pemberiannya kepada sasaran 2. Kualitas imunisasi sangat erat kaitannya dengan bagaimana cara penanganan dan pengelolaan vaksin seperti pemeliharaan cold chain, sterilisasi peralatan imunisasi dan cara pemberian imunisasi. Indikator kualitas pengelolan vaksin yang baik ditandai dengan suhu vaksin yang terjaga 2 0 8 0 C, tidak ada vaksin rusak dan tidak melampaui tanggal kadaluwarsa 4. Bidan yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang imunisasi dan pengelolaannya, akan melakukan pengelolaan vaksin sesuai dengan standar pengelolaan yang ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan bidan yang memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang imunisasi dan pengelolaan vaksin akan melakukan pengelolaan vaksin sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya 5. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya 6. Peningkatan program imunisasi di Puskes mas Sewon dibantu oleh klinik swasta dan bidan praktek swasta dengan jumlah klinik 2, kemudian bidan praktek swasta ada 77 orang, namun yang melaksanakan imunisasi ada 50 orang. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul tahun 2010, didapatkan informasi bahwa masih banyak permasalahan mengenai pengelolaan vaksin diantaranya, masih ada yang belum memiliki kartu pencatat suhu dan ada beberapa yang belum menyediakan almari es khusus untuk vaksin. Dari latar belakang di atas, dalam penelitian ini diharapkan peneliti dapat meneliti hubungan tingkat pengetahuan tentang imunisasi dengan perilaku bidan dalam pengelolaan vaksin di Bidan Praktek Swasta (BPS) Wilayah Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. METODE PENELITIAN Jenis penelitian observasional analitik. dengan rancangan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan cross sectional8. Lokasi penelitian adalah di Bidan Praktek Swasta (BPS) Kecamatan Sewon, Ka bupaten Bantul. Populasi dan sampel pene litian ini 114 Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 2, Agustus 2013

Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Imunisasi dengan... adalah seluruh Bidan Praktek Swasta yang berpraktek di Kecamatan Sewon, Bantul berjumlah 50 bidan. Variabel yang diteliti meliputi variabel bebas (independen) adalah tingkat pengetahuan tentang imunisasi serta variabel terikat (dependen) adalah perilaku bidan dalam pengelolaan vaksin. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Analisis yang digunakan dengan cara analisis univariat dengan distri busi frekuensi, analisis bivariat dengan meng gunakan Chi Square. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian di lapangan dapat dijelaskan melalui tabel berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Deskripsi Variabel Frekuensi Persentase (%) Umur 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun Pendidikan D1 D2 D3 Lama Bekerja < 10 tahun 10-20 tahun Pengetahuan Tinggi Rendah Perilaku Pengelolaan Baik Buruk 8 17 20 5 2 41 7 30 20 26 24 35 15 16 34 40 10 4 82 14 55 45 52 48 70 30 Tabel 1. menunjukkan bahwa umur responden dibagi menjadi empat kategori dan persentase tertinggi ada pada umur 41-50 tahun (40%). Tingkat pendidikan dibagi menjadi tiga kategori dan presentase tertinggi berpendidikan tamat D2 yaitu sebanyak 41 bidan (82%). Lama Bekerja dibedakan menjadi dua kategori dan pre sentase tertinggi bidan dengan lama bekerja < 10 tahun yaitu sebanyak 30 bidan (55%). Tingkat pengetahuan bidan tentang imunisasi dibedakan menjadi dua ketagori dan presentase tertinggi dengan tingkat pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 26 bidan (52%). Perilaku bidan dalam pengelolaan vaksin dibagi menjadi dua kategori dan presentase tertinggi dengan perilaku baik yaitu sebanyak 35 bidan (70%). Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai p= 0,000 < 0,005 yang dapat diartikan bahwa Ho ditolak yaitu ada hubungan antara tingkat pengetahuan bidan tentang imunisasi de ngan perilaku pengelolaan vaksin bidan praktek swasta di wilayah Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. dan mempunyai nilai RP= 15,167 yang berarti bahwa bidan praktek swas ta yang memiliki tingkat pengetahuan tentang imunisasi tinggi akan memiliki perilaku pengelolaan vaksin 15, 167 kali lebih baik dibandingkan dengan bidan praktek swasta yang memiliki tingkat pengetahuan tentang imunisasi yang rendah. Tabel 2. Tabulasi Silang Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Bidan tentang Imunisasi dengan Perilaku Pengelolaan Vaksin di Ke camatan Sewon Kabupaten Bantul No. Perilaku Pengelolaan Vaksin Tingkat Baik Buruk Pengetahuan Jmlh f % f % % p RP CI 1. Tinggi 25 96 1 4 26 100 2. Rendah 10 42 14 58 24 100 0,000 15,167 4,048-302,651 Jumlah 35 70 15 30 50 100 Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 2, Agustus 2013 115

Agus Ruhari, Dyah Suryani Hal. 113-118 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tingkat pengetahuan bidan praktek swasta tentang imunisasi di Kecamatan Sewon adalah tidak berbeda antara yang tinggi maupun yang rendah. Hal ini dikarenakan tingkat pen didikan bidan paling banyak adalah D2. Hal ini juga dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor usia bidan dan tidak adanya diklat atau pelatihan tentang imu nisasi maupun pengelolaan vaksin. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan pendidikan adalah jenjang formal yang sangat dibutuhkan untuk ditempuh oleh seseorang. semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menye rap informasi yang didapat. Adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu terhadap imunisasi BCG dengan didapat nilai p sebesar 0,026 7. Selain itu seorang bidan di masyarakat tidak hanya praktek dalam menangani kesehatan ibu dan anak juga berperan sebagai ibu rumah tangga. Hal ini yang menyebabkan keinginan Bidan untuk sekedar membaca agar pengetahuannya meningkat menjadi sangat terbatas. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa peluang lebih besar untuk mengimunisasikan bayinya pada ibu yang pengetahuannya baik dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya kurang sehingga ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan status imunisasi hepatitis B dini (0-7 hari) 8. Bidan bertanggung jawab terhadap kesehatan secara umum baik di dalam lingkup kerja sebagai abdi negara maupun mengabdi di masyarakat sangat banyak peranannya. Seorang bidan yang ditunjang dengan pengetahuan yang tinggi selalu mempunyai perilaku yang baik 9. Kondisi di lapangan tentang rendahnya parameter penanganan vaksin tidak lepas dari kesenjangan antara ketersediaan sarana pengelolaan vaksin dengan pengetahuan yang diperolehnya. Seperti diketahui bahwa banyak terdapat beberapa jenis vaksin yang memerlukan perlakuan yang berbeda sehingga membutuhkan sarana penunjang penyimpanan yang tidak sedikit dan murah harganya. Kondisi inilah yang diduga kuat mempengaruhi hasil jawaban pada parameter penanganan vaksin. Bidan tidak dapat segera menyediakan kebutuhan sarana penunjang vaksin secara tepat dan mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya. Bidan Praktek Swasta (BPS) mempunyai jadwal pemberian imunisasi seminggu rata-rata 2 kali dengan ketentuan pengambilan vaksin sehari sebelum pelayanan imunisasi dengan harapan tidak terlalu lama menyimpan vaksin di tempat pelayanan agar supaya kualitas vaksin terjaga dengan baik. Seharusnya peran petugas mengenai pengelolaan vaksin ini sangat dibutuhkan untuk kesuksesan program imunisasi di Indonesia, hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa ada hubungan antara perilaku petugas (p value 0,001 OR 5,897) dengan pemberian imunisasi TT pada wanita usia subur di Puskesmas Kesumededi Kecamatan Bekri Lampung Tengah TAhun 2012 10. Puskesmas banyak berperan terhadap Bidan Praktek Swasta (BPS) untuk memberikan pembinaan, pengembangan informasi dan pemberian sarana penunjang program imunisasi antara lain buku pedoman pelaksanaan imunisasi, kartu pencatatan suhu, thermometer pengukur suhu vaksin dan lainlain. Banyak kendala yang dihadapi seperti minimnya anggaran operasional kesehatan di bidang promotif dan preventif di Dinas Ke- 116 Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 2, Agustus 2013

Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Imunisasi dengan... sehatan Kabupaten Bantul, dengan berpacu pada Bantuan Dana Operasional Kesehatan (BOK) tidak mencukupi untuk melaksanakan semua kegiatan di tiap puskesmas se- Kabupaten Bantul, dan tersebut digunakan untuk operasional ditiap puskesmas selama setahun. Dengan demikian banyak kegiatan yang tidak bisa didanai mengingat banyaknya kegiatan ditiap puskesmas. Harusnya Pemerintah daerah maupun pusat memberikan kebijakan yang layak terhadap pelayanan kesehatan di tingkat bawah melalui bidang promosi kesehatan (promkes), dengan harapan agar kegiatan yang diluar puskesmas, rumah sakit maupun pelayanan kesehatan masyarakat lainnya bisa terlaksana sehingga permasalahan-permasalahan yang mengenai kesehatan di masyarakat bisa teratasi. Sehingga dengan penelitian ini diharapkan perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang imunisasi secara luas melalui pendidikan lebih tinggi lagi karena masih ditemukannya 2 orang bidan yang masih berpendidikan D1 kebidanan di wilayah kerja Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yang melayani imunisasi walaupun ada yang membantu dan mendampingi dalam pelaksanaan imunisasi, namun tetap perlu ada pengawasan dari koordinator imunisasi. Perlu juga diadakan pelatihan, penyuluhan maupun dengan media informasi lainnya seperti buku pedoman imunisasi dan pengelolaan vaksin terbaru yang mudah dipahami oleh semua bidan praktek swasta serta pembagian leaflet kepada masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi dan balita. SIMPULAN Simpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang imunisasi dengan perilaku bidan dalam pengelolaan vaksin di Bidan Praktek Swasta (BPS) di Wilayah Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. SARAN Beberapa saran yang dipertimbangkan adalah bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul agar diprogramkan pelatihan tentang pengelolaan vaksin dengan peserta semua Bidan Praktek Swasta (BPS) di Kabupaten Bantul. Bagi Koordinator imunisasi di wilayah Puskesmas Sewon, perlu adanya penambahan penyuluhan dan pembuatan standar operasional tentang bagaimana cara mengelola dan menyimpan vaksin yang baik dan juga selalu memantau ke lokasi bidan praktek swasta minimal 1 bulan sekali. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. Departemen Kesehatan Republik Indone- sia, 2007, Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi dan Pencatatan Pelaporan, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indone- sia, 2006, Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Campak dan Pengelolaan Vaksin, Jakarta: Subdit Imunisasi. 4. 5. 3. Ranuh, 2001, Buku Imunisasi di Indonesia, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indone- sia, 2009, Pedoman Teknis Pencatatan dan Pelaporan Program Imunisasi Untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota, SEPIM- KESMA, Jakarta. Direktorat Jenderal PP & PL Departemen Kesehatan Republik Indone sia, 2006, Pusdiklat Kebijakan Program Imunisasi Tenaga Pelaksana Puskesmas, Jakarta. 6. Notoatmodjo, S, 2010, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 2, Agustus 2013 117

Agus Ruhari, Dyah Suryani Hal. 113-118 7. 8. Dwiastuti, P., Prayitno, N., 2013, Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi BCG Di Wilayah Puskesmas UPT Cimanggis Kota Depok Tahun 2012. Jakarta: Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013. Indragiri, S.,Hayati. I.S., 2010, Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Cingambul Kabupaten Majalengka Tahun 2010, Jurnal Kartika No. 41, stikesayani.ac.id/publikasi/ejournal/files/2010/.../201012-006.pdf. 9. Notoatmodjo, S, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. 10. Mislianti, Amirus, K,. 2012, Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (Wus) Di Puskesmas Kesumadadi Kecamatan Bekri Lampung Tengah Tahun 2012, Jurnal Dunia Kesehatan Masyarakat, Vol.1 No.4 Oktober, jurnal dunia kesmas 11.blogspot.com 118 Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume I, Nomor 2, Agustus 2013