HUKUM KELUARGA ANAK RAHMAD HENDRA FAKULTAS HUKUM UNRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III HAK WARIS ANAK SUMBANG. A. Kedudukan Anak Menurut KUH Perdata. Perdata, penulis akan membagi status anak ke dalam beberapa golongan

HUKUM WARIS. Hukum Keluarga dan Waris ISTILAH

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

Psl. 119 BW jo. Psl. 124 BW

Seorang pria yang telah 18 tahun dan wanita yang telah 15 tahun boleh

AKIBAT PERKAWINAN & PUTUSNYA PERKAWINAN

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

HUKUM PERDATA TENTANG ORANG DAN BENDA. Kernel for Word to PDF Demo. Kernel for Word to PDF Demo. Kernel for Word to PDF Demo

HUKUM WARIS PERDATA BARAT

BAB III IMPLIKASI HAK KEWARISAN ATAS PENGAKUAN ANAK LUAR

PENERAPAN LEGITIME FORTIE (BAGIAN MUTLAK) DALAM PEMBAGIAN WARISAN MENURUT KUH PERDATA. SULIH RUDITO / D

RAHMAD HENDRA FAKULTAS HUKUM UNRI

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang

TINJAUAN HUKUM SURAT WASIAT MENURUT HUKUM PERDATA M. WIJAYA. S / D

Perbandingan Hukum Orang di Belanda dan Indonesia.

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau beberapa orang lain. Intinya adalah peraturan yang mengatur akibat-akibat

BAB IV ANALISIS DATA A. Persamaan dan Perbedaan Hukum Islam dan Hukum Perdata Indonesia Tentang Hibah dalam Keluarga


HAK MEWARIS ANAK DILUAR PERKAWINAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PUU-VIII/2010. Ismawati Septiningsih,SH,MH

Kedewasaan adalah mereka yang telah berumur genap 21 tahun atau telah melakukan perkawinan sah atau bagi mereka yang memperoleh perlunakan (handlichti

BAB5 PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974.

BAB IV PENDAFTARAN BOEDEL. seseorang, dalam arti keseluruhan aktiva dan pasiva. mengkonstatir harta boedel (mencari tahu isi dari boedel).

B AB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Pasal 875 BW, yang dimaksud Surat Wasiat (testament) adalah suatu

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN IMPLIKASI HAK KEWARISAN ATAS PENGAKUAN ANAK LUAR KAWIN

BAB III WASIAT PENGANGKATAN AHLI WARIS (ERSFTELLING) DALAM KUHPERDATA. yaitu segala hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan perorangan.

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dasar, antara lain bersifat mengatur dan tidak ada unsur paksaan. Namun untuk

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

Dalam praktek hukum istilah ini acap kali digunakan, tetapi dalam berbagai konteks pengertian, sbb. : mengalami suasana kejiwaan tertentu

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam fase kehidupan manusia terdapat tiga peristiwa penting yaitu, kelahiran,

Waris Menurut BW Bab I Pendahuluan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB III KEDUDUKAN ANAK MENURUT KUHPERDATA. Ada Beberapa Status Anak Dalam Kitab Undang-Undang HukumPerdata. memperoleh si suami sebagai bapaknya.

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

SISTEMATIKAN HUKUM PERDATA. Andri Budi Santosa, Drh, MBA

BAB III KEWARISAN DALAM HUKUM PERDATA. Hukum waris Eropa yang dimuat dalam Burgerlijk Wetboek

BAB IV ANALISIS TERHADAP STATUS NASAB DAN KEWAJIBAN NAFKAH ANAK YANG DI LI AN AYAHNNYA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk. kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini (Pasal 1 ayat 1)

Lex et Societatis, Vol. III/No. 9/Okt/2015

IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 46/PUU- VIII/2010 TERHADAP ANAK DARI PERKAWINAN SIRI. Oleh : Pahlefi 1

(van rechtswege nietig)

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

BAB II KEDUDUKAN AKTA WASIAT YANG TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANNYA OLEH AHLI WARIS DAN PENERIMA WASIAT BAGI GOLONGAN PENDUDUK PRIBUMI

STIE DEWANTARA Subyek Hukum Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK ANGKAT ATAS HARTA YANG DIPEROLEH DARI HIBAH SETELAH ORANG TUA ANGKATNYA MENINGGAL DUNIA RESUME TESIS

BAB IV WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF. dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BALAI HARTA PENINGGALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK DAN KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1 Oleh : Dirga Insanu Lamaluta 2

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 82 A. Kesimpulan 82 B. Saran. 86 DAFTAR PUSTAKA 88

BAB III KETENTUAN HAK WARIS ANAK ZINA MENURUT PASAL 869 KUH PERDATA. pada BW, merupakan bagian dari hukum harta kekayaan, oleh karena itu

BAB IV. PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KUHPerdata

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak

A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM WARIS BW STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : HKT 4013 JUMLAH SKS

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk

Diskusi Mata Kuliah Gemar Belajar Perjanjian dan Waris

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. tentang Pembuktian dan Kadaluwarsa/Bewijs en Verjaring.

BAB V. KOMPARASI PEMBAGIAN WARIS DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KHI, CLD KHI DAN KUHPerdata

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 Tentang perkawinan BAB I DASAR PERKAWINAN. Pasal 1. Pasal 2

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada waktu manusia dilahirkan ke dunia ini telah tumbuh tugas baru

SUAMI DAN ISTERI SEBAGAI PENDIRI C.V. P.T.

Jurnal Ilmiah DUNIA ILMU Vol.2 No.1 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. pula harta warisan beralih kepada ahli waris/para ahli waris menjadi. Peristiwa pewarisan ini dapat terjadi ketika :

KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI. Oleh: Mulyadi, SH., MH. ( )

PEMBAGIAN HAK WARIS KEPADA AHLI WARIS AB INTESTATO DAN TESTAMENTAIR MENURUT HUKUM PERDATA BARAT (BW)

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

SUATU TELAAH TENTANG KEBERADAAN ANAK SUMBANG DALAM MEWARIS DI LIHAT DARI ASPEK HUKUM ADAT. Oleh : H. Iman Hidayat, SH.MH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian hukum menurut pendapat para ahli hukum : E. Utrecht, dalam bukunya pengantar dalam hukum indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB III HIBAH DALAM DALAM PASAL 1688 KUH PERDATA. A. Sekilas tentang Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

HAK DAN KEWAJIBAN ORANG TUA DAN ANAK (ALIMENTASI) MENURUT K.U.H. PERDATA DAN U.U. NO.1 TAHUN 1974 SUNARTO ADY WIBOWO,SH.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami

diasuh oleh team-teaching PROGRAM PASCASARJANA USU Program Magister Kenotariatan

IJIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. (ekonomis) hingga ratusan juta rupiah menjadi semakin marak. Undian-undian

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie) BUKU KESATU ORANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

JENIS SITA. Sita Jaminan thdp barang milik Debitur/Tergugat (Conservatoir Beslag) Sita Jaminan thdp barang bergerak milik Penggugat :

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya manusia tetap bergantung pada orang lain walaupun sampai

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie) BUKU KESATU ORANG

Transkripsi:

HUKUM KELUARGA ANAK RAHMAD HENDRA FAKULTAS HUKUM UNRI

A N A K Dalam Hukum Keluarga, ada beberapa macam penyebutan anak, yaitu : Anak Sah Anak Luar Kawin Anak Angkat (BW : Anak Adopsi) FH UNRI 2

ANAK SAH Diatur dalam Ps. 42 UUP dan 250 BW Pasal 42 UUP : Anak Sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau akibat dari perkawinan yang sah Pasal 250 BW : Anak Sah adalah anak yang dilahirkan atau tumbuh sepanjang perkawinan (tumbuh itu dalam proses) Anak Sah dapat terjadi dalam perkawinan yang bubar, apabila si anak lahir manakala perkawinan bubar. FH UNRI 3

Pembuktian Keturunan 1.Dengan Akte Kelahiran Sejak zaman Hindia Belanda, pencatatan bagi golongan Bumiputera-pun sudah ada, berarti akte kelahiran-pun dapat diperoleh sejak zaman Belanda (Lembaga Pencatatan Sipil). 2.Secara terus menerus menikmati kedudukan sebagai Anak Sah (Ps. 262 BW). Mis : memakai nama keluarga. FH UNRI 4

3. Secara materiil orang tua memperlakukan sebagai anak (memberikan kewajiban alimentasi). 4. Masyarakat sekitar mengakui bahwa ia anak sah dari Bapak / Ibu. 5. Pembuktian dilakukan dengan saksi (mis : dukun beranak, bidan, dll) FH UNRI 5

ANAK LUAR KAWIN Dibedakan jadi DUA : 1. Sempit : Anak yang lahir dari hubungan laki laki dan wanita yang sebenarnya mereka itu boleh kawin, tetapi tidak melaksanakan perkawinan yang sah. Disebut ANAK ALAMI 2. Luas : arti di atas ditambah : anak yang lahir dari hubungan laki laki dan wanita yang oleh Undang undang dilarang untuk kawin. Disebut ANAK ZINAH dan ANAK SUMBANG. Dalam perkembangannya anak sumbang dimungkinkan untuk diakui, yaituu hubungan antara antara wanita dan laki laki punya hubungan darah terlalu dekat. FH UNRI 6

Anak Luar Kawin (Ps. 43 UUP) punya hubungan keperdataan dengan Ibu yang sah. Ps. 43 UUP ini perlu Peraturan Pelaksana, Oleh karena itu belum efektif secara formal, akan tetapi secara materiil sudah berlaku efektif. Terhadap Anak Alami, ada kemungkinan anak tersebut dapat disahkan. Jika tidak disahkan, anak alami dapat diakui, ada prosedur dan akibat hukumnya atau mungkin dibiarkan menjadi tidak diakui sebagai anak sah (= Anak tidak sah / Anak Luar Kawin) FH UNRI 7

Anak yang disahkan punya kedudukan yang sama dengan anak dalam perkawinan. Pengesahan dapat dilakukan bagi anak, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati(= dengan tujuan untuk melindungi Ahli Waris dari si- Mati tersebut. Pengesahan dapat dibatalkan, yaitu : manakala alas hak untuk adanya pengesahan juga batal, mis : ada pengakuan pada saat perkawinan, jika pengakuan tidak sah, maka pengesahan batal / tidak sah juga. FH UNRI 8

Hubungan Keperdataan antara Anak Luar Kawin yang diakui dengan ortu: Hak / Kewajiban Alimentasi; Memakai nama orang tua yang mengakui; Menjadi wali, izin kawin; Menjadi Ahli Waris. FH UNRI 9

Anak Luar Kawin yang diakui sepanjang perkawinan orang tua biologisnya tidak boleh merugikan Bapak / Ibu serta anak anak dari Perkawinan orang tua yang mengakuinya, artinya tidak punya konsekuensi Finansial (ekonomis). Mis : Isteri mengakui, maka tidak boleh merugikan suami dari isteri dan anak anak. Pada saat menghitung warisan dianggap tidak ada (Ps. 285 BW) FH UNRI 10

Dengan Paksaan Karena Putusan Pengadilan atas gugatan dari Anak Alami, dapat ditujukan, baik kepada Ibu / Bapaknya. Dapat terjadi karena kejahatan (Pasal 285 288 KUHPidana). Ibu biologisnya-pun dapat digugat untuk mengakui anak tersebut (baca Ps. 294 dan 332 KUHPidana). FH UNRI 11

ANAK ZINA Anak Zina adalah anak yang lahir dari pria wanita yang salah satunya terikat perkawinan Tidak dapat diakui selama orang tua biologisnya terikat perkawinan lain. Tidak mendapat kemanfaatan berupa : hibah, wasiat. Hibah yang mendapat persetujuan dari suami / isteri, tetapi dilarang karena merugikan anak anaknya. FH UNRI 12

PENGERTIAN HUKUM WARIS Adalah : Hukum yang mengatur peralihan harta dari orang yang sudah mati (pewaris) kepada yang masih hidup (Ahli Waris) Erf Later (Pewaris / Peninggal Warisan) adalah : Orang yang mati dan meninggalkan warisan (Harta Peninggalan)

MACAM MACAM HUKUM WARIS Hukum Waris Perdata, dibagi dua, yaitu : A. Ab-intestato Ab Tanpa Testato Wasiat Sehingga dapat diartikan : Hukum Waris Tanpa Wasiat. Hukum Waris menurut UU, karena tidak diatur dengan adanya Wasiat (tetapi oleh UU).

B. Testamenter Diatur dalam BK II KUH Perdata, Titel 13 Ada dua macam Hukum Waris, yaitu : Abintestato dan Testamenter. Hukum Waris yang timbul lebih dulu adalah Abintestato, karena pada mulanya belum ada pengakuan bahwa seseorang itu dapat berbuat bebas atas harta miliknya. Sebelum adanya pengakuan, sudah ditentukan dengan Undang undang.

PEWARISAN Pengertian Pewarisan Adalah : Proses pengalihan hak dan kewajiban dari orang orang yang sudah mati ke orang yang masih hidup. Unsur unsur dalam Pewarisan Ada tiga unsur dalam Pewarisan, yaitu : 1.Orang yang mati (pewaris) erflater, yaitu : pemilik hak dan kewajiban yang akan diperalihkan ke orang orang yang masih hidup.

2.Orang orang yang masih hidup, yang akan menerima peralihan hak dan kewajiban si Mati (Ahli Waris). 3.Hak dan kewajiban yang akan beralih dari si mati kepada Ahli Warisnya (Harta Warisan / Harta Peninggalan).

Syarat syarat Pewarisan pada umumnya Masing masing unsur harus memenuhi persyaratan persyaratan tertentu untuk terjadinya pewarisan, syarat syaratnya, yaitu : a. Syarat yang harus dipenuhi oleh pewaris Pasal 830 KUH Perdata : Pewaris harus telah meninggal dunia, berlaku baik untuk hukum waris abintestato dan testamenter.

b. Syarat yang harus dipenuhi oleh Para Ahli Waris 1. Orang yang akan menjadi Ahli Waris harus mempunyai Hak Atas Harta Peninggalan si Pewaris. Hak tersebut ada karena : Adanya hubungan darah dengan si Pewaris (Pasal 832 ayat (1) KUH Perdata; Adanya Pemberian dengan Surat Wasiat. (Pasal 874 KUH Perdata) 2.Orang itu harus sudah ada atau masih ada pada saat pewaris meninggal dunia (Pasal 836 KUH Perdata) 3.Orang tersebut bukan merupakan orang yang dinyatakan tidak patut ataupun orang orang yang menolak warisan, tidak cakap

C. Syarat syarat yang harus dipenuhi oleh Hak dan Kewajiban yang akan beralih. Hak dan Kewajiban yang akan beralih itu adalah Hak dan Kewajiban yang bersumber pada Hukum Harta Kekayaan, kecuali : Hak Pakai Hasil Hak mendiami rumah (bewoning) Hak memakai suatu barang Hubungan hukum yang berdasar pada perjanjian perburuhan

ad a. = Syarat yang harus dipenuhi oleh pewaris Ditegaskan dalam Pasal 1334 ayat (2) KUH Perdata, bahwa : tidak diperkenankan membuka warisan yang belum terbuka meskipun telah disetujui / diperkenankan oleh Ahli Waris. Syarat ini menimbulkan dua persoalan : 1. Bagaimana jika mati / hidupnya seseorang tidak diketahui? 2. Bagaimana jika dua orang yang sebetulnya saling waris mewaris satu sama lain, mereka meninggal pada saat yang bersamaan, sehingga tidak dapat diketahui siapa yang meninggal dunia terlebih dahulu.

Syarat yang harus dipenuhi oleh Para Ahli Waris Hubungan Darah Sah : yang timbul sebagai akibat suatu perkawinan yang sah Tidak Sah : Yang timbul sebagai akibat hubungan di luar perkawinan Hanya berlaku untuk Hukum Waris Abintestato

Apabila pewaris telah membuat testamen, maka Hukum Waris Abintestato tersingkir (yang punya hubungan darah, bisa saja tidak mendapat warisan) Hukum Waris Testamenter Satu orang dapat merangkap selaku Ahli Waris Abintestato dan Testamenter. Testamen berlaku apabila sah!!! Dalam hal ini BHP sebagai Pengawas.