BAB II SUBJEK DAN OBJEK HUKUM PERDATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HUKUM KELUARGA

Perbandingan Hukum Orang di Belanda dan Indonesia.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

SISTEMATIKAN HUKUM PERDATA. Andri Budi Santosa, Drh, MBA

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang

Subyek Hukum dan Peristiwa Hukum

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Kajian tentang kekerasan yang berspektif gender juga memasuki

Pengantar Ilmu Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani R, SH,M.Kn

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB III MACAM-MACAM HAK ATAS TANAH. yang mutlak, tak terbatas dan tidak dapat diganggu gugat. Turun temurun dan dapat beralih.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB5 PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

HAK DAN KEWAJIBAN ORANG TUA DAN ANAK (ALIMENTASI) MENURUT K.U.H. PERDATA DAN U.U. NO.1 TAHUN 1974 SUNARTO ADY WIBOWO,SH.

BAB II KEDUDUKAN HUKUM BILA PENANGGUNG KEHILANGAN KECAKAPAN BERTINDAK DALAM PERJANJIAN PENANGGUNGAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

Dalam praktek hukum istilah ini acap kali digunakan, tetapi dalam berbagai konteks pengertian, sbb. : mengalami suasana kejiwaan tertentu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

SUAMI DAN ISTERI SEBAGAI PENDIRI C.V. P.T.

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PENEGAKKAN HUKUM DAN PENYANDANG DISABILITAS

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGGUNAAN SURAT KETERANGAN WARIS UNTUK PENDAFTARAN TANAH SILVANA MUKTI DJAYANTI / D ABSTRAK

Seorang pria yang telah 18 tahun dan wanita yang telah 15 tahun boleh

RENCANA PEMBELAJARAN (RP) Pertemuan ke 1

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain berkewajiban untuk menghormati dan tidak mengganggunya dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM PERDATA

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam kehidupan. manusia, hewan, dan juga tumbuh-tumbuhan. Fungsi tanah begitu penting dan

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM PERDATA

WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN WARGA NEGARA, PENDUDUK, DAN BUKAN PENDUDUK

BAB III WASIAT DALAM KUH PERDATA. perbuatan pewaris pada masa hidupnya mengenai harta kekayaannya apabila

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya manusia tetap bergantung pada orang lain walaupun sampai

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI

BAB IV PENDAFTARAN BOEDEL. seseorang, dalam arti keseluruhan aktiva dan pasiva. mengkonstatir harta boedel (mencari tahu isi dari boedel).

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. tentang Pembuktian dan Kadaluwarsa/Bewijs en Verjaring.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Pencatatan Nama Orang Tua Bagi Anak Yang Tidak Diketahui Asal-usulnya

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB II TINJAUAN TENTENG LEVERING SEBAGAI CARA UNTUK MEMPEROLEH HAK MILIK DALAM JUAL BELI MENURUT HUKUM PERDATA

HUKUM WARIS. Hukum Keluarga dan Waris ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

AKIBAT PERKAWINAN & PUTUSNYA PERKAWINAN

HUKUM PERDATA TENTANG ORANG DAN BENDA. Kernel for Word to PDF Demo. Kernel for Word to PDF Demo. Kernel for Word to PDF Demo

PENGERTIAN Hak Milik Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai Hak Milik adalah hak turuntemurun,

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 Tentang perkawinan BAB I DASAR PERKAWINAN. Pasal 1. Pasal 2

Undang-undang Republik Indonesia. Nomor 1 Tahun Tentang. Perkawinan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

BAB II LAHIRNYA HAK KEBENDAAN PADA HAK TANGGUNGAN SEBAGAI OBYEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

KARYA ILMIAH AKIBAT HUKUM JUAL BELI TANAH HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH NEGARA YANG BERASAL DARI HARTA BAWAAN DENGAN

BAB III ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM JUAL BELI PASAL 1493 KUH PERDATA

PENDAFTARAN TANAH RH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG USAHA PERSEORANGAN DAN BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian perkawinan telah diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun. 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang undang No.

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup pasti akan mengalami kematian, demikian juga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara Hukum. Maka guna mempertegas prinsip Negara Hukum,

BAB II PEMBUATAN AKTA JUAL BELI YANG TIDAK SESUAI KETENTUAN DALAM PROSEDUR PEMBUATAN AKTA PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

FUNGSI PERJANJIAN KAWIN TERHADAP PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

HUKUM KEBENDAAN PERDATA

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

BAB VI ANALISIS DATA. PELAKSANAAN EKSEKUSI HARTA BERSAMA DALAM PERKARA PERDATA NO 0444/Pdt.G/2012/PA.Tnk

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

BAB I PENDAHULUAN. mengenai nasabah serta dana yang disimpannya dari pihak-pihak yang dapat

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

HUKUM WARIS PERDATA BARAT

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

Pengantar. Hukum PERDATA. ÉÄx{M. Joeni Arianto Kurniawan, S. H. Joeni Arianto K - Pengantar Hukum Perdata

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 30 menit)

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Pendapat Umum, yang dimaksud dengan Hukum adalah:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

SUBYEK DAN OBYEK HUKUM ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

Transkripsi:

BAB II SUBJEK DAN OBJEK HUKUM PERDATA A. PENGERTIAN SUBJEK DAN OBJEK HUKUM Di dalam perkembangan hukum terdapat 3 (tiga) hal penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu : Subjek hukum, Objek hukum, dan Peristiwa hukum. Di samping 3 hal tersebut di atas, ada juga yang disebut Hubungan Hukum. Sebelum membahas tentang 3 unsur penting di atas, ada baiknya kita memahami terlebih dulu pengertian dari Hubungan Hukum. Masyarakat atau kehidupan social sesungguhnya merupakan himpunan dari bermacam-macam hubungan di antara para anggotanya. Hubungan ini berkisar pada kepentingan-kepentingan yang timbul diantara anggota masyarakat. Hukum kemudian memberikan kwalifikasi atau penggolonganpenggolongan terhadap hubungan-hubungan tersebut. Dengan adanya penggolongan oleh hukum maka hubungan-hubungan itu menjadi Hubungan Hukum. Ringkasnya, hubungan hukum adalah bermacam-macam hubungan yang terjadi didalam masyarakat, yang kegiatannya diatur oleh hukum. 1. Subjek Hukum (Subjectum Juris) Subjek Hukum adalah : Setiap pendukung hak dan kewajiban atau segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban menurut hukum. Berbicara mengenai hukum sebenarnya adalah berbicara tentang hak dan kewajiban karena keseluruhan bangunan hukum disusun dari keduanya. Dengan demikian hukum harus menentukan apa dan siapa yang bisa menjalankan hak dan kewajiban tersebut. Unsur Hak adalah : kekuasaan atau wewenang yang diberikan oleh hukum kepada seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dan yang menjadi tantangannya ialah unsur kewajiban dari orang lain untuk mengakui kekuasaan itu. Mala Rahman 10

Hak merupakan potensi yang pada suatu saat dapat dimintakan perwujudannya oleh pemegang hak. Oleh karena itu penyandang hak tentunya hanyalah mereka yang mampu untuk membuat pilihan antara mewujudkan atau tidak mewujudkan haknya tersebut. Kemampuan yang demikian tersebut hanya ada pada manusia. Dengan demikian, hukum hanya menerima manusia sebagai jawaban atas pertanyaan siapa yang bisa menjadi penyandang hak di atas. Disamping itu, hukum masih membuat konstruksi fiktif yang kemudian diterima, diperlakukan, dan dilindungi sebagaimana hukum memberikan perlindungan terhadap manusia. Konstruksi yang demikian disebut Badan Hukum. Karena badan hukum itu ciptaan hukum, maka hukum selain mengatur pembentukan atau pendiriannya juga menentukan kematian atau lenyapnya suatu badan hukum. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penyandang hak sekaligus diiringi dengan kewajiban ialah MANUSIA dan BADAN HUKUM. Manusia sebagai subjek hukum mempunyai hak dan mampu menjalankan haknya, dan dijamin oleh hukum yang berlaku. Berlakunya manusia sebagai pendukung hak ialah mulai saat dia dilahirkan dan berakhir pada saat dia mati, kecuali : i. Berdasarkan pasal 2 BW Setiap anak dalam kandungan dianggap telah lahir apabila kepentingannya menghendakinya, apabila anak tersebut meninggal pada saat dilahirkan maka dianggap tidak pernah ada. Contohnya : Untuk harta warisan. ii. Berdasarkan pasal 467 BW Seseorang yang meninggalkan tempat kediamannya selama waktu ditentukan minimal 5 tahun, tidak ada kepastian bahwa dia masih hidup, maka oleh pengadilan dapat dinyatakan bahwa ia telah mati. Mala Rahman 11

2. Objek Hukum Objek hukum adalah : segala sesuatu yang berguna dan bermanfaat serta dapat dikuasai dan harus dapat dikuasai oleh subjek hukum. Objek hukum ini tidak hanya bermanfaat untuk kepentingan orang lain, juga untuk yang menyandang hak itu. Sebab sesuatu objek yang diberikan pada seseorang bukan hanya untuk kepentingan sendiri. Segala sesuatu yang dapat menjadi Objek Hukum disebut Benda dalam pengertian yuridis. 3. Peristiwa Hukum Peraturan hukum tidak dapat disamakan dengan dunia kenyataan, karena ia memberikan kwalifikasi tertentu terhadap dunia tersebut. Peraturan hukum memuat rumusan-rumusan yang bersifat abstrak dan ia tidak akan berfungsi kalau tidak ada sesuatu peristiwa atau kejadian yang menggerakkannya. Sesuatu yang dapat menggerakkan peraturan hukum sehingga dapat berfungsi sebagai sesuatu yang sifatnya mengatur disebut sebagai Peristiwa Hukum. Tidak semua peristiwa yang ada dalam masyarakat bisa disebut sebagai peristiwa hukum. Hukum tidak dapat dirasakan secara phisik, tetapi hanya dirasakan dengan pikiran atau secara abstrak. Ia merupakan barang dalam angan-angan, bukan kenyataan. Lalu apa gunanya kenyataan atau peristiwa yang nyata itu? Peristiwa yang nyata adalah untuk menggerakkan hukum. Dengan demikian, fungsi dari peristiwa yang nyata adalah untuk mewujudkan peraturan hukum menjadi kenyataan. Karena sebelumnya ia hanya merupakan rumusan kata-kata saja dalam sebuah peraturan. Mala Rahman 12

B. HAK, KEWENANGAN BERHAK, KEWENANGAN BERBUAT, DAN CAKAP BERBUAT HUKUM. 1. Hak dan Kewenangan Berhak Hak adalah : Segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan asasinya yang diberikan orang lain. Kewenangan berhak adalah : Kewenangan untuk mendapatkan segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan azasinya yang diberikan orang lain dari dia lahir sampai dia mati. Kewenangan berbuat adalah : Kewenangan seseorang untuk berbuat hukum pada umumnya. Berbuat Hukum adalah : Melakukan perbuatan-perbuatan yang diatur oleh hukum (menimbulkan akibat hukum) dan kalau dilanggar akan ada sanksi-sanksi. Kewenangan berhak tidak sekaligus ada dengan kewenangan berbuat. Kewenangan berbuat ada ketika seseorang sudah dewasa (pasal 330 BW) atau sudah kawin. Kewenangan berbuat di bagi dalam 2 kelompok, yaitu : Secara umum, untuk seluruh perbuatan hukum. Secara khusus, hanya perbuatan-perbuatan hukum tertentu saja. Misalnya Alat pendewasaan (Venia Eitatis) Kewenangan berbuat secara kenyataan adalah : Kewenangan seseorang untuk melakukan perbuatan hukum pada umumnya yang memberi akibat hukum atau yang secara khusus telah ditentukan. Pada umumnya orang yang telah wenang berbuat, bebas untuk dapat melakukan perbuatan hukum. Namun ada beberapa kelompok orang yang wenang berhak tetapi mereka tidak wenang berbuat, maksudnya walaupun mereka telah memiliki hak tetapi Mala Rahman 13

ada ketentuan-ketentuan yang membuat mereka tidak dapat melakukan perbuatan hukum. Mereka adalah : Anak Orang tua atau Walinya Istri Suami Orang dibawah Curatele Curator Orang di Rumah Sakit Jiwa Kepala RSJ Bila perbuatan hukum dilakukan oleh orang yang tidak wenang berbuat, maka perbuatan hukumnya itu dapat dimintakan pembatalannya (Vermetigbaarheid). Tapi perbuatan hukum tersebut, sejak saat dibuat sampai dinyatakan batal, tetap sah. Apabila sudah dibatalkan maka kembali seperti semula, dianggap perjanjian itu tidak pernah ada. Adapun batasan kewenangan berhak dan berbuat adalah : Kebangsaan Jabatan Domisili Kelakuan yang tidak hormat 2. Macam-macam Hak Hak itu dapat dibedakan atas Hak Mutlak dan Hak Nisbi. Mala Rahman 14

Yang dimaksud dengan Hak Mutlak adalah : Hak yang dapat diberlakukan pada setiap orang. Disamping wewenang dari orang yang berhak, ada kewajiban dari setiap orang untuk menghormati hak tersebut. Yang terpenting pada Hak Mutlak adalah kewenangan orang yang berhak untuk berbuat. Hak yang paling mutlak adalah Hak Milik (Eigendom). Benda yang dilekati oleh eigendom dapat diapakan saja oleh Eigenar-nya (dalam batas-batas tertentu) dan Hak Eigendom ini dapat dipertahankan terhadap siapa saja. Sedangkan yang dimaksud Hak Nisbi (Relatif) adalah : Hak yang hanya memberikan kewenangan terhadap seseorang atau lebih dari seseorang tertentu yang berkewajiban mewujudkan kewenangan berhaknya (misalnya hak menagih). Jadi yang penting adalah orang dapat mengharapkan suatu prestasi dari orang lain. Hak-hak mutlak dapat dibagi dalam : i. Hak-hak Kepribadian, yaitu hak individu atas hidupnya, badannya, kehormatan dan nama baiknya. ii. Hak-Hak Keluarga, hak-hak yang timbul dari hubungan kekeluargaan seperti kekuasaan orang tua, perwalian, kekuasaan suami terhadap istri dan harta bendanya. Hak ini dijalankan seiring dengan adanya kewajiban dari pihak lain. iii. Hak-hak Kebendaan, seperti Hak Eigendom yang selanjutnya dibagi dalam hak atas benda yang berwujud dan yang tidak berwujud. Hak milik intelektual juga termasuk dalam kategori ini. Sedangkan Hak Nisbi termasuk didalamnya beberapa hak kekeluargaan dan semua hak harta kekayaan yang tidak termasuk ke dalam hak mutlak. Hubungan hukum yang nisbi ini dikenal dengan istilah Verbintenis atau Perutangan atau Perikatan. Mala Rahman 15