BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maryadi Putra M, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I LATAR BELAKANG. besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian , 2014 Manajemen waktu belajar mahasiswa pada penyelesaian tugas mata kuliah seminar Tata Boga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara maju. Di Indonesia sejak tahun 1950 sudah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

HYGIENE SANITASI PADA PEDAGANG MAKANAN JAJANAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012

PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

No.Responden FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus bertahan dan bersaing serta mampu memanfaatkan sumber daya

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang. pedesaan. Salah satu alasan tingginya tingkat kesukaan pada makanan adalah

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PEMILIHAN MAKANAN SEHARI-HARI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan Iswaranti, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. makan. Selain itu anak sekolah umumnya tidak pernah lepas dari makanan jajanan, karena anak

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

I. PENDAHULUAN. Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala. yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berdirinya usaha-usaha baru yang bergerak dibidang penyediaan pangan. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menunjang pertumbuhan yang optimal dan dapat mencegah penyakitpenyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hasil peternakan yang sering kita jumpai dengan sangat mudah adalah

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas manusia merupakan faktor yang mendukung nilai ekonomi dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan adalah faktor keamanan pangan. Dalam dunia industri. khususnya industri pangan, kontaminasi pada makanan dapat terjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang tidak perlu merumuskan hipotesis. Data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya (Depkes RI, 1999). Memenuhi kebutuhan makhluk hidup membutuhkan bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menyongsong Indonesia dalam melaksanakan pembangunan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa. pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa

BAB VIII JAJANAN SEBAGAI PENDUKUNG STATUS GIZI. A. Jajanan Sebagai Asupan Makanan Balita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

Kegiatan Jual Beli. kompetensi dasar. Peta Konsep. Kata Kunci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada saat makanan tersebut siap untuk dikonsumsi oleh konsumen. adalah pengangkutan dan cara pengolahan makanan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok yang utama untuk menunjang segala aktifitas manusia karena berfungsi sebagai sumber energi sumber zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain karbohidrat lemak, vitamin, mineral, protein dan zat gizi yang lain yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Aktifitas yang padat dalam keseharian manusia terutama aktifitas yang menyangkut aktifitas fisik maupun berfikir dapat membuat energi manusia terkuras dan biasanya tubuh memerlukan asupan makanan yang bergizi dan sehat. Asupan makan yang salah dapat menyebabkan terganggunya system kerja tubuh yang dapat menghambat aktifitas fisik seseorang, demikian pula halnya dengan aktifitas mahasiswa. Aktifitas belajar dikampus yang padat memungkinkan pola makan tidak teratur dan cenderung malas dilakukan terutama bila akses untuk memperoleh makanan cukup jauh. Universitas Pendidikan Indonesia memperhatikan masalah tersebut yang kemudian menyediakan sarana dan prasarana kantin sebagai tempat makan untuk mempermudah mahasiswa dan karyawan untuk memenuhi kebutuhan makanan tanpa mengganggu aktifitas fisik. Good (1959) dalam bukunya Dictionary of Education menyatakan bahwa, Kantin adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan/sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin. Kantin merupakan tempat pengelolaan makanan yang dipersiapkan untuk mempermudah seseorang dalam suatu instansi untuk mendapatkan makanan. Pengelolaan makanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 Ayat 2 yaitu rangkaian kegiatan yang meliputi penerimaan bahan mentah atau makanan terolah, pembuatan, pengubahan bentuk, pengemasan, perwadahan, pengakutan dan penyajian. Pengelolaan makanan harus sangat diperhatikan oleh pengelola kantin 1

2 sehingga kantin dapat menyajikan makanan yang aman, bermutu dan bergizi, karena makanan yang aman, sehat dan bergizi akan mempengaruhi aktifitas seseorang. Kesadaran manusia akan makanan yang aman, sehat dan bergizi sudah sangat diperhatikan, seseorang membeli makanan bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar saja namun untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang untuk menunjang aktifitas dan untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh. Kantin berbeda dengan tempat penyedia makanan lainnya seperti warung nasi, restoran dan café. Makanan yang disediakan oleh kantin harganya relative murah dan terjangkau oleh mahasiswa dan karyawan. Jenis makanan yang biasa disajikan di kantin dapat berupa makanan berat (nasi goreng, nasi kuning, mie goreng), makanan sepinggan (lontong kari, baso, lotek, kupat tahu dan sejenisnya) dan aneka minuman ringan (berbagai macam jus buah, minuman kemasan, air mineral dan kopi). Sistem pelayanan kantin sendiri biasanya hampir sama dengan sistem pelayanan warung nasi atau restoran dimana terdapat jenis makanan yang sudah tersedia dan kemudian terdapat satu sampai dua orang penjaja kantin yang melayani pembeli untuk mendapatkan makanan atau minuman yang telah disediakan agar mempermudah pembeli. Penjaja kantin menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 ayat 6 yaitu orang yang secara langsung mengelola makanan. Terdapat kontak langsung yang terjadi baik antara penjaja kantin dengan pembeli, penjaja kantin dengan makanan maupun antara makanan dan pembeli, sehingga penjaja kantin harus memperhatikan aspek sanitasi dan hygiene diantaranya sanitasi dan hygiene makanan, sanitasi dan hygiene lingkungan tempat kerja, sanitasi dan hygiene peralatan makan dan sanitasi hygiene pribadi. Sanitasi adalah penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan (Fathonah, 2005:1). Sanitasi merupakan proses untuk menurunkan jumlah bibit penyakit yang biasanya terdapat dalam bahan makanan. Sedangkan Hygiene menurut Fathonah (2005:1) adalah usaha kesehatan yang mempelajari

3 pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh faktor lingkungan. Secara garis besar hygiene lebih mengarahkan usaha atau tindakan kepada manusia (individu atau masyarakat), sedangkan sanitasi lebih menitikberatkan pada faktor faktor lingkungan hidup manusia. Pemahaman mengenai sanitasi hygiene pada penjaja kantin menjadi faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan karena terdapat kontak langsung terhadap makanan dan pembeli. Penjaja kantin harus memahami sanitasi hygine pada saat sebelum maupun ketika pelaksanaan proses transaksi. Perbedaan latar belakang pendidikan penjaja kantin yang beragam membuat pemahaman sanitasi hygine menjadi tidak sama. Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan mengenai latar belakang pendidikan penjaja kantin di lingkungan kantin Universitas Pendidikan Indonesia, penjaja kantin lebih dari setengahnya merupakan lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan yang lainnya merupakan lulusan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) serta lulusan Sarjana. Namun demikian syarat untuk menjadi penjaja kantin tidak ditentukan oleh latar belakang pendidikan namun dilihat dari kemauan seseorang dalam menjalani pekerjaannya sebagai penjaja kantin. Pemahaman menurut Sudjana (2005:24) adalah tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan. Pemahaman misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Sesuai hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan melalui observasi ke kantin kantin yang terdapat dilingkungan UPI seperti kantin laboga FPTK, kantin FMIPA, kantin FIP, kantin Pasca Sarjana dan Kantin Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UPI, kantin Labs School dan kantin di kolam renang upi ternyata masih kurang adanya perhatian terhadap sanitasi hygiene bahan makanan, sanitasi hygiene peralatan, cara penyimpanan makanan dan sanitasi hygiene pribadi. Masih terdapat penjaja kantin yang sedang sakit batuk tidak memakai masker, penjaja kantin wanita dengan rambut terurai ketika mempersiapkan dan melayani

4 makanan. Berdasarkan hasil tersebut maka penulis merasa tertarik mengadakan penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman penjaja kantin akan sanitasi hygiene. Hasil informasi yang penulis peroleh yaitu pengetahuan sanitasi hygiene penjaja kantin berbeda beda serta sumber informasi yang didapatkan juga berbeda beda sehingga pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin tidak sama. Latar pendidikan yang berbeda beda membuat pemahaman penjaja kantin tidak sama, baik dari segi ilmu pengetahuan mengenai sanitasi hygiene, segi pemahaman dan praktek pada saat dilapangan. Berkaitan dengan masalah tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis Pemahaman Sanitasi Hygiene Penjaja Kantin Dilingkungan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian tersebut dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai sumber informasi dan pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan bagian pokok dalam melaksanakan penelitian pendidikan sehingga dengan adanya identifikasi masalah, masalah yang akan diteliti menjadi jelas dan terarah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Suherman (2012:17) Identifikasi berasal dari kata identify, yang artinya meneliti, menelaah, identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari lapangan. Identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Latar belakang pendidikan penjaja kantin yang berbeda sehingga pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin berbeda b. Sumber informasi penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene berbeda beda c. Tidak adanya pelatihan mengenai sanitasi hygiene sebelum menjadi penjaja kantin. d. Pemahaman penjaja kantin terhadap sanitasi hygiene bahan makanan, sanitasi hygiene peralatan, cara penyimpanan makanan dan sanitasi hygiene pribadi.

5 2. Perumusan Masalah Rumusan masalah Deskriptif menurut Sugiyono (2013:56) Suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variable mandiri baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri). Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dapat dibatasi permasalahannya sebagai berikut : a. Bagaimana pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene pribadi mencakup menjaga kebersihan pribadi dari ujung rambut sampai ujung kaki dan kebiasaan hidup yang bersih dan sehat. b. Bagaimana pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene bahan makanan dan cara penyimpanan makanan mencakup memisahkan bahan makanan yang basah dan kering, menyimpan bahan makanan sesuai dengan suhu penyimpanan makanan yang benar mencakup cara memilih bahan makanan yang baik dan layak untuk dijual kepada konsumen. c. Bagaimana pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene peralatan seperti cara membersihkan peralatan yang telah dipergunakan, cara menyimpan peralatan yang sesuai, dan area kerja. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Tujuan umum: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau gambaran pemahaman sanitasi hygiene penjaja kantin dilingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. b. Tujuan khusus: Tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai pemahaman penjaja kantin tentang:

6 1) Pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene pribadi mencakup menjaga kebersihan pribadi dari ujung rambut sampai ujung kaki dan kebiasaan hidup yang bersih dan sehat. 2) Pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene bahan makanan dan cara penyimpanan makanan mencakup memisahkan bahan makanan yang basah dan kering, menyimpan bahan makanan sesuai dengan suhu penyimpanan makanan yang benar mencakup cara memilih bahan makanan yang baik dan layak untuk dijual kepada konsumen. 3) Pemahaman penjaja kantin mengenai sanitasi hygiene peralatan seperti cara membersihkan peralatan yang telah dipergunakan, cara menyimpan peralatan yang sesuai, dan area kerja. D. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk mendapatkan data atau gambaran dari suatu keadaan yang terjadi, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:207) bahwa : Analisis statistik deskriptif yaitu teknik analisis data yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi. adalah: Ciri-ciri metode analisis deskriptif menurut Winarno Surakhmad (1990:140) 1. Memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah actual 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis (karena itu metode ini sering juga disebut metode deskriptif analitik) Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner/angket. Kuosioner/angket dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur Studi Pemahaman Sanitasi Hygiene Penjaja Kantin Dilingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. E. Manfaat Penelitian

7 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, dan khususnya bagi : 1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi bagi pembuat kebijakan, khususnya pihak Universitas Pendidikan Indonesia sebagai lembaga yang menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang terjaga sanitasi hygiene yang baik untuk mahasiswa dan pihak terkait. 2. Secara praktis dapat menjadikan acuan oleh penjaja kantin dalam memahami dan menerapkan sanitasi hygiene pada pelaksanaan menjaga kebersihan bahan makanan, kebersihan peralatan, cara penyimpanan makanan serta kebersihan diri penjaja kantin. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini berpedoman pada pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia 2012, yaitu sebagai berikut: BAB 1 : Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Metode Penelitian E. Manfaat/Signifikansi Penelitian F. Struktur Organisasi Skripsi BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian BAB III : Metode Penelitian A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian B. Desain Penelitian C. Metode Penelitian D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian F. Proses Pengembangan Instrumen G. Teknik Pengumpulan Data

8 H. Analisis Data BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Pengolahan/Analisis Data B. Pembahasan/Analisis Temuan BAB V : Kesimpulan dan Saran