ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

STUDI HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DI KECAMATAN KOTA TIMUR DAN KECAMATAN DUMBO RAYA KOTA GORONTALO 2012

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Gambaran Umum Rumah Makan

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

Lampiran 1. Summary. Nama : Defiyanti Pratiwi Nim :

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Untuk menjamin makanan aman

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR. sehingga perlu mendapat perhatian dari segi nilai gizi, segi kemurnian, maupun dari

Sanitasi Penyedia Makanan

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

Karakteristik Responden

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN DODOL SALAK Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/SK/VII/2003

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat

HIGIENE SANITASI PANGAN

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

KONDISI BAKTERIOLOGIK PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN JOMBANG TIKALA MANADO

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus

SUMMARY ASPEK HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI PASAR JAJAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012


terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah

HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP KANDUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN KEPADATAN LALAT PADA WARUNG MAKAN DI PASAR TRADISIONAL PASAR HORAS PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyebutkan bahwa

HIGIENE DAN SANITASI NASI TEMPE PENYET PEDAGANG KAKI LIMA JALAN KARANGMENJANGAN SURABAYA

LAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN JAJANAN DI KOMPLEKS USU, MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN

Unnes Journal of Public Health

Transkripsi:

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK Lany Mulyani Malango. 811408049. 2012. Aspek Hygiene dan Sanitasi Makanan pada Rumah Makan di Terminal 42 Andalas Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Dengan Pembimbing I dr. Zuhriana K Yusuf, M.Kes dan Lia Amalia, SKM, M.Kes sebagai Pembimbing II. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran aspek hygiene dan sanitasi makanan pada rumah makan di Terminal 42 Andalas Kota Gorontalo yang dinilai dari 3 variabel yaitu: (1) hygiene sanitasi makanan yang ditinjau dari sumber makanan, cara pemilihan bahan makanan, pengangkutan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, penyimpanan makanan masak, pengolahan makanan, serta cara penyajian makanan; (2) hygiene penjamah makanan; (3) Sanitasi peralatan yang ditinjau dari peralatan makan dan fasilitas sanitasi rumah makan. Pengambilan sampel dilakukan secara Sampling jenuh yakni sebanyak 11 rumah makan. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dengan merujuk pada Kepmenkes 1098 tahun 2003, yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk variabel hygiene sanitasi makanan seluruh rumah makan telah sesuai dengan Kepmenkes yang berlaku.untuk variabel hygiene penjamah makanan terdapat 1 rumah makan (9,1%) yang tidak sesuai dengan ketentuan Kepmenkes yang berlaku. Sedangkan untuk variabel sanitasi peralatan yang ditinjau dari peralatan makan semua rumah makan sudah sesuai dengan Kepmenkes yang berlaku, sementara jika ditinjau dari fasilitas sanitasi rumah makan masih terdapat 2 rumah makan (18,2%) yang tidak sesuai dengan Ketentuan Kepmenkes 1098 tahun 2003. Dari hasil penelitian ini diharapkan instansi terkait dan pihak rumah makan untuk dapat bekerjasama dalam menyelenggarakan makanan yang baik bagi konsumen. Kata Kunci : Hygiene, Sanitasi, Makanan, Rumah Makan 65

I. PENDAHULUAN Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya pengamanan makanan dan minuman akan lebih ditingkatkan untuk mendukung peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Semua itu merupakan upaya untuk melindungi masyarakat dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan mutu (Depkes RI, 2009). Peluang terjadinya kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap tahap pengolahan makanan.pengelolaan makanan yang tidak higienis dan saniter dapat mengakibatkan adanya bahan-bahan di dalam makanan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada konsumen (Naria, 2005). Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat kaitannya. Misalnya hygiene sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedia air bersih, maka mencuci tangan tidak sempurna (Depkes RI, 2004). Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan sanitasi makanan yang efektif adalah faktor makanan, faktor manusia, dan faktor peralatan (Chandra, 2006: 86). Tempat umum biasanya menyediakan berbagai makanan minuman bagi orang yang beraktivitas ditempat itu. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makanan dan Restoran, terdapat beberapa aspek yang diatur dalam penanganan makanan, yaitu penjamah makanan, peralatan, air, bahan makanan, bahan tambahan makanan, penyajian dan sarana penjaja. Beberapa aspek tersebut sangat mempengaruhi kualitas makanan. Terminal 42 Andalas Kota Gorontalo memiliki 14 rumah makan.3 diantaranya adalah rumah makan terbuka tanpa bangunan. Sehingga hanya terdapat 11rumah makan dengan fasititas bangunannya. 11 rumah makan tersebut berada di sepanjang jalur bus antar kota yang secara otomatis sangat rentan dengan debu dan asap kenderaan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang: Aspek Higiene Dan Sanitasi Makanan Pada Rumah Makan Di Terminal Bus 42 Kota Gorontalo II. METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada rumah makan yang ada di terminal 42 Andalas Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan selama dua hari yakni mulai dari tanggal 23 April sampai 24 April 2012. 2.2 Desain Penelitian Desain digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif untuk menggambarkan aspek sanitasi makan dengan pada rumah makan di Terminal 42 Andalas Kota Gorontalo tahun 2012. 66

2.3 Populasi Pada penelitian ini populasinya adalah semua rumah makan di Terminal 42 Andalas Kota Gorontalo tahun 2012 yakni sebanyak 11 rumah makan. 2.4 Sampel Sampel diambil secara Sampling Jenuh dimana penetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. 2.5 Analisis Data Data dianalisa secara deskriptif dengan merujuk kepada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1098 tahun 2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran, kemudian disajikan dalam bentuk tabledistribusi frekuensi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hygiene Sanitasi Makanan Ada beberapa kriteria yang dinilai untuk variabel sanitasi makanan, seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.1 Distribusi Rumah Makan Berdasarkan Pemilihan Bahan Makanan Pemilihan Bahan Makanan Pemilihan kondisi fisik makanan dalam keadaan baik Pemilihan bahan yang terdaftar tidak kadaluarsa Mencuci bahan yang digunakan Tabel 3.2 Distribusi Rumah Makan Berdasarkan Penyimpanan Bahan Makanan Penyimpanan Bahan Makanan Bahan yang disimpan dicuci terlebih dahulu 6 54,5 5 45,5 Punya wadah khusus untuk menyimpan bahan makanan Tempat penyimpanan bersih 9 81,8 2 19,2 67

Tabel 3.3 Distribusi Rumah Makan Berdasarkan Penyimpanan Makanan Jadi Penyimpanan Makanan Jadi Terpisah antara bahan dengan yang masak Punya wadah khusus untuk menyimpan makanan jadi Cara penyimpanan tertutup 9 81,8 2 18,2 Tempat penyimpanan dalam keadaan bersih 9 81,8 2 18,2 Tabel 3.4 Distribusi Rumah Makan Berdasarkan Penyimpanan Makanan Jadi Pengolahan Makanan Keadaan dapur bersih 4 36,4 7 63,6 Wadah pengolahan bahan mentah bersih Wadah untuk memasak bahan mentah bersih Tabel 3.5 Distribusi Rumah Makan Berdasarkan Pengolahan Makanan Pengolahan Makanan Keadaan dapur bersih 4 36,4 7 63,6 Wadah pengolahan bahan mentah bersih Wadah untuk memasak bahan mentah bersih Tabel 3.5 Distribusi Rumah Makan Berdasarkan Penyajian Makanan Penyajian Makanan Penyajian makanan menggunakan alat yang bersih Cara membawa dan menyajikan makanan tertutup 0 0 11 100,0 Wadah penyajian dalam keadaan kering 68

Berdasarkan hygiene sanitasi makan, rumah makan ditinjau dari sumber bahan makanan, pemilihan bahan makanan, pengangkutan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengolahan makanan, dan penyajian makanan. Setiap penilaian memiliki beberapa kritera yang disesuaikan berdasarkan Kepmenkes No 1098 tahun 2003 tentang hygiene sanitasi rumah makan. Hasil dapat dilihat pada tabel diatas. Untuk sumber dan bahan makanan, semua rumah makan memperoleh bahan makanannya dari pasar dan warung. Biasanya bahan makanan mentah yang dibeli di pasar berupa sayur, ikan, tahu, dll. Sedangkan bahan dalam bentuk kemasan biasa dibeli di warung. Sementara untuk pengangkutan bahan makanan, semua rumah makan tidak memiliki wadah khusus dalam mengangkut bahan yang dibeli dari lokasi penjualan ke lokasi pengolahan. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengn Kepmenkes No. 1098 tahun 2003. Untuk penilaian pada pengolahan makanan diperoleh bahwa masih terdapat 63,6% rumah makan yang keadaan dapurnya tidak bersih. Dari hasil obervasi terdapat 5 dari 11 rumah makan (45,5%) yang lantai dapurnya berupa tanah dan 6 rumah makan (54,5%)yang lantai dapurnya berupa lantai yang telah di cor. Lantai dapur yang hanya terbuat dari tanah tersebut debunya memungkinkan dapat mencemari makanan pada saat proses pengolahan. Dari 6 rumah makan yang lantai dapurnya tidak dari tanah, pada saat observasi berlangsung terdapat 2 rumah makan yang lantai dapurnya terlihat kotor dimana sampah dari bahan makan berserakan di lantai dapur. Dengan demikian untuk kategori kebersihan dapur pada rumah makan yang ada di Terminal 42 Andalas tidak sesuai dengan Kepmenkes 1098 tahun 2003 yang mensyaratkan kebersihan dapur. Pada umumnya hygiene sanitasi makanan pada rumah makan di areal terminal 42 Andalas Kota Gorontalo telah seuai dengan Kepmenkes yang berlaku. Akan tetapi jika dinilai berdasarkan kriteria masing-masing variabel terdapat beberapa kategori yang tidak sesuai dengan Kepmenkes yang berlaku yakni pengangkutan bahan makanan 0% rumah makan, keadaan dapur bersih 36,4% rumah makan dan cara penyajian 0% rumah makan. Begitupun setalah pemberian skor pada masing-masing rumah makan untuk hygiene sanitasi makanan berdasarkan criteria penilaian diperoleh bahwa semua rumah makan telah sesuai dengan Kepmenkes No. 1098 tahun 2003. 3.2 Hygiene Penjamah Makanan Untuk hygiene penjamah makana terdapat 6 kategori penilaian seperti yang disajikan pada tabel berikut ini : 69

Tabel 3.6 Distribusi Rumah Makan Berdasarkan Hygiene Penjamah Keadaan Hygiene Penjamah Pakaian bersih saat menangani makanan Memakai celemek saat menangani makanan 4 36,4 7 63,6 Memakai tutup kepala saat menagani makanan 0 0 11 100,0 Mencuci tangan sebelum menangani makanan Menangani makanan saat tidak menderita batuk/pilek 10 90,9 1 9,1 merokok saat menangani makanan 10 90,9 1 9,1 Berdasarkan hygiene penjamah makanan, rumah makan ditinjau dari 6 kategori penilaian. Setiap penilaian memiliki beberapa kritera yang disesuaikan berdasarkan Kepmenkes No. 1098 tahun 2003 tentang hygiene sanitasi rumah makan. Hasil dapat dilihat pada tabel diatas. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 2 kategori penilaian yang tidak sesuai dengan Kepmenkes No. 1098 tahun 2003 yaitu pemakaian celemek 36,4% rumah makan dan penggunaan tutup kepala0% rumah makan.responden beralasan bahwa mereka tidak terbiasa dan terkesan risih dalam menggunakan celemek dan tutup kepala saat menangani makanan.padahal bisa jadi kotoran yang ada di rambut dapat masuk ke makanan saat mereka menangani makanan tersebut.hal ini tentu saja tidak sesuai dengan Kepmenkes 1098 tahun 2003 yang mensyaratkan penggunaan celemek dan tutup kepala saat menangani makanan. Setelah pemberian skor pada masing-masing rumah makan untuk hygiene penjamah makana berdasarkan criteria penilaian diperoleh bahwa terdapat 1 rumah makan yang tidak sesuai dengan Kepmenkes No. 1098 tahun 2003. 3.3 Sanitasi Peralatan Sanitasi peralatan rumah makan ditinjau dari 2 kategori penilaian yaitu peralatan makan dan fasilitas sanitasi rumah makan. Masing-masing kategori dinilai atas beberapa kriteria yang disesuaikan dengan Kepmenkes No. 1098 tahun 2003. 3.3.1 Peralatan Makan Sanitasi peralatan makan dinilai atas 11 kategori penilaian yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : 70

Tabel 3.7 Distribusi Rumah Makan Berdasarkan Keadaan Peralatan Makan Keadaan Peralatan Makan Bentuk piring tidak retak/rusak 5 45,5 6 54,5 Bentuk sendok tidak retak/rusak 7 63,6 4 36,4 Bentuk gelas tidak retak/rusak Mencuci peralatan makan sebelum digunakan Pencucian peralatan menggunakan sabun/deterjen Pengeringan peralatan tidak menggunakan lap 5 45,5 6 54,5 Pengeringan peralatan ditiriskan pada rak rak anti karat Semua peralatan yang kontak dengan makanan disimpan dalam keadaan kering Semua peralatan yang kontak dengan makanan disimpan dalam keadaan bersih Cangkir, mangok, gelas, dan sejenisnya cara penyimpanannya dibalik Tempat penyimpanan peralatan bersih 8 72,7 3 27,3 Peralatan makan dinilai atas 11 kriteria penilaianyang meliputi bentuk piring, sendok, gelas, pencucian peralatan, penggunaan deterjen saat pencucian, pengeringan peralatan dengan lap, rak-rak anti karat, peralatan makan dalam keadaan kering, peralatan makan dalam keadaan bersih, cara penyimpanan, dan kebersihan tempat penyimpanan. Dapat dilihat pada tabel tabel 3.7. Data pada tebel 3.7 menunjukan bahwa dari 11 kriteria penilaian terdapat 2 kriteria yang tidak sesuai dengan Kepmenkes yang berlaku yakni bentuk piring retak dan pengeringan menggunakan lap yaitu sebesar 54,5% rumah makan. Reponden beralasan bahwa mereka tidak terlalu memperhatikan bentuk piring. Mereka merasa bahwa piring tersebut masih aman untuk digunakan. Selain itu responden beralasan bahwa pengeringan menggunakan lap lebih memudahkan dan mempercepat dalam proses pengeringan peralatan makan. Sementara dalam Kepmenkes No. 1098 tahun 2003 mensyaratkan bahwa bentuk piring yang digunakan di rumah makan tidak dibolehkan dalam keadaan retak sebab akan menjadi sumber pengumpulan kotoran. Sedangkan untuk penggunaan lap pada proses pengeringan akan memungkinkan kontami bakteri. Sementara 9 kategori lainnya pada umumnya sudah sesuai dengan Kepmenkes yang berlaku. Setalah pemberian skor pada masing-masing rumah makan untuk hygiene sanitasi rumah makan berdasarkan criteria penilaian diperoleh bahwa semua rumah makan telah sesuai dengan Kepmenkes No. 1098 tahun 2003. 71

3.3.2 Fasilitas Sanitasi Fasilitas sanitasi rumah makan dinilai atas 13 kategori penilaian yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.8 Distribusi Rumah Makan Berdasarkan Keadaan Fasilitas Sanitasi Keadaan fasilitas sanitasi Tersedia ventilasi Ventilasi berfungsi dengan baik Ventilasi dilengkapi kawat kasa 0 0 11 100,0 Pencahayaan tersebar merata disetiap ruangan Tersedia tempat sampah 7 63,6 4 36,4 Tempat sampah tertutup 1 14,3 6 85,7 Tempat air bersih memiliki tutup 5 45,5 6 54,5 Tersedia air yang memadai untuk pencucian peralatan Tersedia deterjen untuk pencucian peralatan Tempat pencucian peralatan sedikitnya terdiri dari 3 bak Tersedia tempat cuci tangan 0 0 11 100,0 Tempat cuci tangan dilengkapi sabun 0 0 11 100,0 Tempat cuci tangan dilengkapi lap 0 0 11 100,0 Fasilitas sanitasi rumah makan dinilai atas 13 kriteria penilaian yang meliputi kepemilikan ventilasi, ventilasi yang berfungsi dengan baik, ventilasi yang dilengkapi dengan kawat kasa, pencahayaan, ketersediaan tempat sampah, ketersediaan tempat sampah tertutup, ketersediaan air pencucian, penggunaan deterjen, fasilitas pencucian peralatan, ketersedian tempat cuci tangan, lap, dan sabun cuci tangan bagi konsumen.dapat dilihat pada tabel 3.8. Data pada tabel 3.8 menunjukan bahwa dari 13 kriteria penilaian terdapat 6 kriteria yang tidak sesuai dengan Kepmenkes No. 1098 tahun 2003 yakni penggunaaan kawat kasapada ventilasi, tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan lap sebesar 0% rumah makan. Tempat air bersih memiliki tutup 45,5% rumah dan tempat sampah tertutup 14,3% rumah makan. Alasan yang reponden berikan adalah mereka merasa tidak perlu untuk penggunaan kawat kasa pada ventilasi.untuk tempat cuci tangan, rumah makan menyediakan mangkokmangkok berukuran kecil yang berisi air untuk pencuian tangan konsumen. Selain itu pihak rumah makan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mencuci 72

tangan di dapur. Rumah makan juga sudah terbiasa menggunakan tempat sampah dan tempat penampungan air tidak tertutup sejak dari awal. Setalah pemberian skor pada masing-masing rumah makan untuk sanitasi peralatan berdasarkan kriteria penilaian diperoleh bahwa untuk peralatan makan semua rumah makan telah sesuai dengan Kepmenkes No. 1098 tahun 2003.Sedangkan untuk fasilitas sanitasi terdapat 2 rumah makan yang tidak sesuai dengan Kepmenkes No. 1098 tahun 2003. IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Untuk variabel hygiene penjamah makanan terdapat 1 rumah makan (9,1%) yang tidak sesuai dengan ketentuan Kepmenkes yang berlaku. Sedangkan untuk variabel sanitasi peralatan yang ditinjau dari peralatan makan semua rumah makan sudah sesuai dengan Kepmenkes yang berlaku, sementara jika ditinjau dari fasilitas sanitasi rumah makan masih terdapat 2 rumah makan (18,2%) yang tidak sesuai dengan Ketentuan Kepmenkes 1098 tahun 2003. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa pada umumnya hygiene sanitasi makanan pada rumah makan yang ada di Terminal 42 Andalas sudah sesuai dengan Ketentuan Kepmenkes 1098 tahun 2003 4.2 Saran Diperlukan kerjasama yang baik dari pihak pengelola terminal dan pihak rumah makan untuk dapat bersama-sama memperhatikan hygiene sanitasi makana pada rumah makan yang berada di areal terminal mengingat bahwa penyediaan makanan pada rumah makan di area Termianl merupakan salah satu penunjang aktivitas sopir bus, pekerja terminal maupun penumpang bus. 73

Daftar Pustaka Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC Departemen Kesehatan RI, Higiene dan Sanitasi Makanan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2004 Departemen Kesehatan RI, Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2009 Dharma, Surya.2003. Higiene Sanitasi Makanan Jajanan Di Simpang Selanyang Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Sumatera Utara Tahun 2003. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Mulia, Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Mulia Mukono. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press Naria, Evi. 2005. Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman Jajanan Di Kompleks USU, Medan.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18928/1/ikmdes2006-10%20%286%29.pdf, diakses 28 Februari 2012 Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 74