Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan

dokumen-dokumen yang mirip
PENUNTUN PRAKTIKUM HIGIENE DAN SANITASI

Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan (Uji Rambut)

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Nova Nurfauziawati

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

LAPORAN PRAKTIKUM SANITASI dan KEAMANAN PANGAN Sanitasi Udara, Sanitasi Ruangan, dan Sanitasi Pekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

HASIL DAN PEMBAHASAN Daya Bunuh Disinfektan terhadap Pertumbuhan Bakteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi dengan judul Daya Kerja Antimikroba dan Oligodinamik yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Adit

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dibagi menjadi lokasi pengambilan sampel dan lokasi

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

I. PENDAHULUAN. Ternak itik yang berkembang sekarang merupakan keturunan dari Wild

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

Laboratorium Budidaya Tanaman Anggrek DD Orchids Nursery Kota. mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman.

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

PENGARUH KONSENTRASI TAWAS TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI GRAM POSITIF DAN NEGATIF

JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Uji Pembandingan Efektivitas Antiseptik Strong Acidic Water terhadap Antiseptik Standar Etanol 70%

II. METODELOGI PENELITIAN

UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB I PENDAHULUAN. di dalam kehidupan makhluk hidup. Manusia memerlukan udara untuk bernafas

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. aktivitas antimikroba ekstrak daun panamar gantung terhadap pertumbuhan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penambahan bentonit pada proses Pelleting

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

III. METODOLOGI PENELITIAN

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

HALAMAN PENGESAHAN. : Laboratorium Budidaya Perairan

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

Pemeriksaan Mutu Jamu Obat Mencret yang Beredar di Apotik Kota Padang

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri tetapi terdapat bersama-sama. Di laboratorium populasi campuran. morfologi, sifat biokimia dan lain sebagainya.

Teknik Isolasi Mikroorganisme

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

BAB III MATERI DAN METODE

KURVA PERTUMBUHAN BAKTERI OD dan CFU

BAB III METODE PENELITIAN. perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Peneliti Ir. Endang Soesetyaningsih

Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Disusun Oleh : Drs. Ali Kusrijadi, M.Si.

Transkripsi:

VI. PEMBAHASAN Mikroorganisme berdasarkan pengaruh hidupnya terhadap kehidupan manusia terbagi menjadi dua yaitu mikroorganisme pathogen dan mikroorganisme non- pathogen. Mikroorganisme pathogen adalah mikroorganisme yang keberadaannya akan bersifat merugikan bagi kehidupan manusia. Kerugian yang dapat disebabkan akibat mikroorganisme pathogen ini salah satunya adalah sebab timbulnya penyakit seperti tipes, diare dan sebagainya. Sedangkan mikroorganisme non- pathogen adalah mikroorganisme yang keberadaannya tidak merugikan bahkan dapat bersifat menguntungkan bagi manusia. Mikroorganisme banyak terdapat di udara, air, tanah maupun beberapa tempat lainnya yang mengandung nutrisi baginya untuk tumbuh. Selain dari segi nutrisi, pertumbuhan dari mikroorganisme juga turut dipengaruhi oleh faktor lingkungan berupa suhu, kelembaban dan cahaya. Praktikum kali ini adalah mengenai pengujian sanitasi baik udara maupun ruangan. Prosedur pengujian sanitasi udara adalah dengan cara penyiapan dua buah cawan petri yang diberi media tumbuh yang berbeda. Satu cawan petri diisi dengan media NA sedangkan yang lainnya diisi dengan media PDA. Perbedaan jenis media ini bertujuan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang berbeda. NA digunakan untuk menumbuhkan bakteri sedangkan PDA untuk menumbuhkan kapang dan khamir. Setelah pengisian media tersebut kemudian cawan petri ditutup kembali dan media dibiarkan membeku. Apabila media tersebut telah membeku, tutup cawan petri dibuka dan dibiarkan pada ruangan tertentu selama 30 menit. Hal ini dilakukan untuk membiarkan mikroorganisme yang ada pada udara dapat menempel pada media agar dan tumbuh. Setelah 30 menit, dilakukan inkubasi selama 2 hari dengan suhu 30ºC. Apabila masa inkubasi selesai dilakukan perhitungan jumlah koloni mikroorganisme pada masing-masing cawan petri dan dilakukan perhitungan densitas. Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan

Uji Sanitasi Udara Kel Ruangan Jumlah Koloni Densitas NA PDA NA PDA 1 Lab. Pendidikan 1 36 18 1413 706.5 2 Koridor Lantai 2 46 17 1952.83 694.20 3 Tangga 12 32 490.0296 1306.7456 4 Perpustakaan 14 6 571.6998 245.0141 5 Lab. Sensori 24 6 1058.43 235.5 (Dokumentasi Pribadi,2012) Berdasarkan tabel pengujian sanitasi udara diatas jumlah bakteri yang paling banyak tumbuh adalah pada koridor lantai 2 sebanyak 46 koloni sedangkan yang paling sedikit adalah pada tangga sebanyak 12 koloni. Jumlah koloni kapang dan khamir yang paling banyak tumbuh terdapat pada tangga sebanyak 32 dan yang paling sedikit adalah pada laboratorium sensori dimana tidak ditemukannya koloni kapang maupun khamir. Koridor lantai 2 merupakan perlakuan yang paling banyak terdapat koloni bakteri, ini disebabkan karena koridor adalah tempat yang sering digunakan untuk berlalulalang dan banyak aktifitas yang dilakukan di koridor tersebut. Koridor ini juga berada di ruang terbuka sehingga udara pada koridor bebas keluar masuk dan menyebabkan bakteri bebas berkembangbiak. Berbeda dengan koridor, pada tangga jumlah koloni bakteri merupakan yang paling sedikit, akan tetapi jumlah koloni kapang dan khamir pada tangga merupakan jumlah koloni yang paling banyak. Tangga juga merupakan tempat yang sering digunakan untuk melintas sehingga kemungkinan kapang maupun khamir untuk tumbuh lebih besar. Laboratorium pendidikan dan laboratorium sensori memiliki jumlah koloni bakteri yang cukup banyak karena cawan petri diletakkan di dekat jendela atau ventilasi udara. Sehingga udara yang tercemar oleh bakteri tersebut menempel pada media agar tumbuh. Jumlah mikroorganisme pada perpustakaan cenderung sedikit karena ruangan perpustakaan menggunakan AC atau Air Conditioner. Sehingga udara dalam ruangan tersebut berputar dan mengurangi jumlah mikroorganisme di dalam perpustakaan.

Pengamatan lain yang dilakukan adalah menghitung densitas mikroba di udara. Densitas ini adalah jumlah mikroba yang jatuh pada permukaan agar per cm 2 selama satu jam. Berdasarkan hasil pengamatan, pada koridor lantai 2 selama satu jam terdapat 1952.83 bakteri yang jatuh ke dalam agar. Sedangkan pada tangga selama satu jam terdapat 1306.7456 kapang ataupun khamir yang jatuh ke dalam agar. Praktikum yang dilakukan selanjutnya adalah pengujian sanitasi ruangan. Sanitasi ruangan perlu diperhatikan karena dalam pengolahan pangan diperlukan ruangan yang bersih dan terbebas dari bakteri pathogen sehingga produk makanan yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Prosedur dalam pengujian sanitasi ruangan adalah dengan cara meletakkan cawan petri kecil di dalam cawan petri besar. Kemudian cawan petri kecil diisi oleh media PCA hingga penuh. Media PCA digunakan untuk menumbuhkan semua jenis mikroorganisme baik itu bakteri, kapang atau khamir. Cawan petri besar digunakan agar saat media dituangkan ke dalam cawan petri kecil, media agar tidak tumpah dan menyebabkan kesterilan cawan petri berkurang. Setelah dituangkan media PCA tersebut kemudian dibiarkan hingga beku. Media PCA yang telah membeku, kemudian tutup cawan petri dibuka dan cawan petri tersebut dibalikkan dan ditekan selama 4 detik ke tempat-tempat yang telah ditentukan. Waktu yang digunakan adalah 4 detik karena selama 4 detik tersebut mikroorganisme yang berada dalam ruangan dapat berpindah ke dalam cawan petri. Tutup kembali cawan petri tersebut dan diinkubasi selama 2 hari dengan suhu 30ºC. Setelah 2 hari diinkubasi, hitung jumlah koloni yang tumbuh pada media tersebut dan nyatakan dalam unit koloni per cawan petri atau per 100 cm 2. Uji Sanitasi Ruangan Kel Perlakuan Jumlah Koloni (PCA) Unit Koloni 1 Meja yang tidak dibersihkan 4 20.38 2 Meja dibersihkan dengan air - 0 3 Meja dibersihkan dengan 2 9.4222

desinfektan 4 Lantai tidak dibersihkan 1 4.897 5 Lantai dibersihkan dengan desinfektan 3 13.065 (Dokumentasi Pribadi,2012) Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat perbedaan jumlah mikroorganisme pada tiap-tiap jenis perlakuan. Jumlah mikroorganisme yang paling banyak terdapat pada perlakuan meja yang tidak dibersihkan. Sedangkan jumlah mikroorganisme yang paling sedikit adalah pada perlakuan meja yang dibersihkan dengan air. Meja yang tidak dibersihkan memiliki jumlah koloni mikroorganisme yang lebih banyak dibandingkan dengan meja yang telah dibersihkan baik dengan air atau dengan desinfektan. Hal ini disebabkan karena pada meja yang tidak dibersihkan mikroorganisme masih banyak akibat dari kontak dengan udara dan mikroorganisme tersebut tidak mati. Berbeda dengan meja yang telah dibersihkan baik dengan air maupun dengan desinfektan, jumlah mikroorganisme telah berkurang bahkan sebagian besar mikroorganisme tersebut mati. Berdasarkan data diatas jumlah koloni pada meja yang dibersihkan dengan air lebih sedikit dibandingkan dengan meja yang dibersihkan dengan desinfektan. Seharusnya jumlah mikroorganisme pada meja yang telah dibersihkan dengan desinfektan memiliki jumlah yang lebih sedikit karena desinfektan memiliki kandungan alkohol yang dapat membunuh mikroorganisme pathogen. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur disebabkan oleh meja yang digunakan tiap kelompok berbeda, sehingga tingkat kebersihan meja tersebut berbeda-beda. Perlakuan selanjutnya yang diamati adalah lantai yang tidak dibersihkan dan lantai yang dibersihkan dengan desinfektan. Jumlah mikroorganisme pada lantai yang tidak dibersihkan memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah mikrooganisme pada lantai yang dibersihkan dengan desinfektan. Walaupun jumlah koloni pada meja yang tidak dibersihkan berjumlah 1 koloni, koloni tersebut merupakan kumpulan koloni-koloni yang bergabung dan memenuhi cawan. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme pada lantai yang tidak dibersihkan memiliki jumlah mikroorganisme yang banyak dibandingkan dengan lantai yang dibersihkan. Hal ini disebabkan karena desinfektan memiliki kandungan alkohol yang dapat membunuh mikroorganisme pathogen. Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dipakai untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme melalui suatu mekanisme kerja tertentu. Desinfektan ditujukan untuk mikroorganisme yang terdapat pada benda-benda mati seperti: gedung, kandang, feses, dan peralatan. Mekanisme penghancuran mikroorganisme oleh desinfektan dilakukan dengan jalan merusak struktur dinding sel, mengubah permeabilitas membran sel (Joklik et al., 1984; Chatim dan Suhato, 1994), mengadakan perubahan molekul-molekul protein dan asam nukleat, menghambat kerja enzim atau dapat pula dengan cara menghambat sintesa asam nukleat dan protein. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja desinfektan antara lain konsentrasi dan jenis bahan (Pelczar dan Chan, 1998). Secara keseluruhan perlakuan, lantai yang tidak dibersihkan memiliki jumlah mikroorganisme yang paling banyak. Hal ini disebabkan karena lantai menjadi tempat lalu lalang orang banyak. Sehingga mikroorganisme menempel pada lantai. Apabila lantai tidak dibersihkan maka jumlah mikroorganisme tersebut semakin banyak. Oleh sebab itu pada ruang pengolahan pangan kebersihan ruangan perlu diperhatikan agar tidak menkontaminasi produk makanan yang akan dibuat.

VII. KESIMPULAN Hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas diantaranya adalah: Jumlah bakteri yang paling banyak tumbuh adalah pada koridor lantai 2 sebanyak 46 koloni Koridor lantai 2 banyak ditemukan bakteri karena sebagai tempat untuk berlalulalang dan banyak mahasiswa yang beraktifitas di koridor. Jumlah koloni kapang dan khamir yang paling banyak tumbuh terdapat pada tangga sebanyak 32 koloni. Tangga banyak ditumbuhi oleh kapang dan khamir karena tangga merupakan salah satu akses yang sering digunakan untuk berlalulalang. Pengujian sanitasi ruangan jumlah mikroorganisme yang paling banyak terdapat pada perlakuan meja dan lantai yang tidak dibersihkan. Meja dan lantai yang dibersihkan dengan desinfektan memiliki jumlah mikroorganisme yang lebih sedikit karena mikroorganisme pathogen telah mati akibat kandungan alkohol pada desinfektan.

DAFTAR PUSTAKA Chatim, A. dan Suhato. 1994. Sterelisasi dan Desinfeksi Dalam: Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Binarupa Aksara. Jakarta. 39-51. Joklik, W. K., H. P. Willent, and D.B. Amos. 1984. Zinsser Microbiology. 18th Ed. Appeleton Century Crafts. New York. 233-243. Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Pelzcar, dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.