PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN

dokumen-dokumen yang mirip
PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Mei Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT

PAMSIMAS II 2013 KATA PENGANTAR (

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

K AT A P E N G AN T AR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

BUPATI MALUKU TENGGARA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID)

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP.

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

AGGARAN DASAR ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TIRTA MAJU KABUPATEN SUBANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri SURAT EDARAN BERSAMA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI

URUSAN WAJIB & PILIHAN (Psl 11)

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III

BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PAMSIMAS 2013 KATA SAMBUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN

JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Pemerintah Kota Tangerang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM Central Project Management Unit Program Nasional PAMSIMAS

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN V : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

TAHAPAN DAN TATACARA PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANYUWANGI DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34

Transkripsi:

KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di perdesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah peri-urban yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman dan lingkungannya rawan serta tidak/belum tersedianya sarana sanitasi yang layak. Air bersih yang layak tersebut adalah layak secara kualitas maupun layak secara kuantitas. Kebutuhan air itu sudah sepantasnya dapat terpenuhi. Dan upaya penyediaan air minum di masyarakat harus sejalan dengan penanganan kesehatan dan sanitasinya. Melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (Pamsimas), pemerintah berupaya untuk: (i) meningkatkan jumlah masyarakat perdesaan dan peri-urban untuk mendapatkan akses air minum, kesehatan dan sanitasi, (ii) mengurangi jumlah penduduk terserang penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan, serta (iii) meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pemerintah daerah dan masyarakat dalam pelaksanaan maupun penanganan pasca proyek. Sehingga, pada akhirnya pencapaian target MDGs bidang air minum, dan penyehatan lingkungan (AMPL) dapat terwujud. Program Pamsimas dilaksanakan di 15 provinsi. Dan merupakan program lintas kementerian: Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan. Koordinasi lintas kementerian, juga di tingkat pusat maupun daerah sangat penting. Oleh karena itu, amat perlu adanya Buku Pedoman maupun Petunjuk Pelaksanaan program Pamsimas, yang dapat menjadi acuan dalam menjalankan seluruh kegiatan. Semoga dengan Buku Pedoman dan Buku Petunjuk Teknis yang cukup lengkap ini dapat memberikan arahan pada seluruh siklus kegiatan Pamsimas; baik dalam hal peran masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, mampu melaksanakan pengoperasian, sampai dengan pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi yang sehat. Jakarta, Mei 2012 Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP.110020173 i

KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kualitas maupun kuantitas. Namun masih banyak masyarakat miskin di Indonesia yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Program Pamsimas adalah program andalan Pemerintah di dalam penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat bagi masyarakat miskin di perdesaan. Sejak 2008 Pamsimas dilaksanakan, dampaknya positif bagi masyarakat desa yang tersebar di 15 provinsi. Sebagai program stimulan dengan pendekatan berbasis masyarakat, program Pamsimas menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai penanggungjawab pelaksanaan kegiatan. Agar lancar dan dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan Buku Pedoman dan Petunjuk Teknis. Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain: Mengendalikan program termasuk penilaian kinerja pendampingan masyarakat dalam pembuatan semua bentuk dokumen program Pamsimas Panduan kerja pengendalian mutu pelaksanaan pendampingan masyarakat dalam hal pembuatan segala bentuk dokumen terkait program Pamsimas Memantau dan evaluasi proses pendampingan masyarakat untuk membuat semua pelaporan dan pertanggungjawaban Panduan untuk memfasilitasi masyarakat dalam membuat segala jenis dokumen dalam kegiatan Program Pamsimas Memahami secara menyeluruh segala bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban di tingkat masyarakat Memastikan semua pelaporan dan pertanggungjawaban dapat dibuat oleh masyarakat dan memuat informasi yang benar Dengan demikian diharapkan seluruh aspek kegiatan di tingkat masyarakat dapat berjalan dengan baik. Masyarakat dapat menikmati air bersih dan sanitasi yang layak sepanjang masa dalam pengelolaan yang berkelanjutan. Jakarta, Mei 2012 Direktur Pengembangan Air Minum - DJCK, Ir. Danny Sutjiono ii

DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR...... ii DAFTAR ISI... iii BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Tujuan... 1 1.2 Pengertian... 1 1.3 Pengguna Petunjuk Teknis... 1 BAB 2. SPAMS PERDESAAN... 3 2.1 Tujuan dan Keluaran... 3 2.2 Skema dan Siklus Penguatan Keberlanjutan... 3 2.3 Prinsip dan Strategi... 5 2.3.1 Prinsip Penguatan Keberlanjutan... 6 2.3.2 Strategi Penguatan Keberlanjutan... 6 2.4 Penanggungjawab dan Peran Pelaku... 8 2.4.1 Penanggung Jawab... 9 2.4.2 Peran Pelaku... 10 BAB 3. SPAMS PERDESAAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA... 15 3.1 Komponen Kegiatan... 15 3.1.1 Pengembangan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan... 15 3.1.2 Dukungan Kelembagaan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota... 20 3.2 Tahapan Kegiatan... 21 3.2.1 Workshop Pengenalan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan... 22 3.2.2 Workshop Ekspose Rencana Kerja Asosiasi dan Pengembangan Kemitraan... 27 3.2.3 Workshop Penyelenggaraan Keberlanjutan dan Kemitraan... 29 BAB 4. SPAMS PERDESAAN DI TINGKAT DESA/KELURAHAN... 34 4.1 Komponen Kegiatan... 34 4.1.1 Perkuatan Fungsi BP-SPAMS... 34 4.1.2 Perkuatan Kapasitas KPM Bidang AMPL... 34 4.1.3 Sinkronisasi dan Integrasi PJM-ProAKSi... 36 4.2 Tahapan Kegiatan... 36 4.2.1 Monitoring Keberlanjutan Tahap II Tingkat Desa/Kelurahan... 36 4.2.2 Penyusunan Program Kerja BP-SPAMS... 37 Hal iii

4.2.3 Pemantauan dan Pelaporan Kinerja BP-SPAMS... 38 4.2.4 Sinkronisasi PJM ProAksi dalam Musrenbang dan RPJM Desa... 39 4.2.5 Pengawalan Prioritas AMPL Desa dalam Musrenbang Kecamatan... 40 4.2.6 Pengelolaan Kemitraan... 42 BAB 5. PELAPORAN... 43 5.1 Pelaporan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota... 43 5.2 Pelaporan oleh Pelaku PENGUATAN Keberlanjutan... 43 5.2.1 Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan... 43 5.2.2 Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL... 44 5.2.3 BP-SPAMS... 44 5.3 Pelaporan oleh Fasilitator Keberlanjutan... 45 Lampiran: SOP Pembentukan Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan Lampiran 1 Format Rencana Kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan... 46 Lampiran 2 Pemantauan Berkala Kinerja... 47 Lampiran 3 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan... 49 Lampiran 4 Berita Acara Hasil Rapat Anggota... 50 Lampiran 5 Rancangan Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang RKPD... 51 Lampiran 6 Pendataan Status Cakupan AMPL... 54 Lampiran 7 Laporan Bulanan Kegiatan Fasilitator Keberlanjutan... 55 Lampiran 8 (Contoh) Keputusan Kepala Desa / Lurah Nomor : Tahun Tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan... 56 Lampiran 9 Contoh Format: Nota Kesepahaman... 58 Lampiran 10 Rancangan Rencana Kerja BP-SPAMS... 60 Lampiran 11 Contoh Laporan TKK: Laporan Kemajuan Pencapaian Target SPAMS Perdesaan... 61 Lampiran 12 Laporan Pembinaan oleh SKPD Mitra Asosiasi... 62 Lampiran 13 Format Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan Kemitraan... 63 Lampiran 14 Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan: Buku Bank... 64 Lampiran 15 Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan: Buku Kas... 65 Lampiran 16 Laporan Keuangan... 66 iv

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN Petunjuk Teknis Penguatan Keberlanjutan Program Pamsimas dimaksudkan untuk menyediakan panduan bagi semua pelaku Pamsimas dalam melakukan proses penguatan keberlanjutan di tingkat desa/kelurahan dan kabupaten/kota. 1.2 PENGERTIAN Pamsimas tidak hanya mendukung pelaksanaan kegiatan reguler, namun juga menyediakan dukungan pasca reguler berupa pendampingan dan pengembangan kapasitas untuk memastikan seluruh hasil kegiatan Pamsimas di tingkat desa/kelurahan berkelanjutan. Upaya pendampingan dan pengembangan kapasitas ini dilakukan di tingkat kabupaten/kota serta desa/kelurahan dan dinamakan sebagai Penguatan Keberlanjutan. 1.3 PENGGUNA Petunjuk Teknis ini merupakan rangkaian dari seluruh pedoman umum dan petunjuk teknis yang disediakan oleh Pamsimas. Oleh karena itu, petunjuk teknis ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari petunjuk teknis yang lainnya. Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai rujukan bagi TKP dan TKK dalam pengelolaan penguatan keberlanjutan untuk seluruh AMPL Perdesaan, baik yang disediakan oleh Pamsimas maupun penyedia AMPL lainnya. Petunjuk Teknis ini diperuntukkan sebagai acuan pelaksanaan kerja oleh TKP, TKK, PPMU, DPMU dan terutama Fasilitator Keberlanjutan dalam melaksanakan penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan. Secara umum, pengguna dan manfaat pedoman masing-masing dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini: 1

Tabel 1.1 Pengguna dan Manfaat Pedoman Pengguna Manfaat Organisasi masyarakat, (LKM, BP-SPAMS, Asosiasi) Pengelola Program (CPMU, PPMU dan DPMU) Konsultan Pelaksana (CMAC, PMAC dan DMAC) Memahami proses dan kegiatan penguatan keberlanjutan di tingkat desa/kelurahan dan kabupaten/kota Acuan menyusun rencana dan pelaksanaan kegiatan Memahami secara menyeluruh proses dan kegiatan penguatan keberlanjutan di tingkat desa/kelurahan dan kabupaten/kota Merencanakan pengelolaan kegiatan penguatan keberlanjutan Mengendalikan kegiatan penguatan keberlanjutan termasuk penilaian kinerja pelaksanaan tahap penguatan keberlanjutan Panduan kerja pengendalian mutu pelaksanaan penguatan keberlanjutan di tingkat desa/kelurahan dan kabupaten/kota Menyusun strategi dan rencana kerja pendampingan penguatan keberlanjutan Memantau dan evaluasi proses pelaksanaan penguatan keberlanjutan Fasilitator Keberlanjutan Panduan untuk memfasilitasi proses dan kegiatan penguatan keberlanjutan baik di tingkat masyarakat maupun kabupaten/kota Pengendalian mutu pekerjaan Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan, Desa/ Kelurahan) Memahami secara menyeluruh proses dan kegiatan penguatan keberlanjutan baik di tingkat masyarakat maupun kabupaten/kota Memimpin pelaksanan penguatan keberlanjutan terutama di tingkat kabupaten/kota Memastikan seluruh rangkaian proses dan kegiatan dilakukan sesuai dengan panduan. Para Pemeduli AMPL Memberikan dukungan langsung sebagai mitra untuk penguatan keberlanjutan dan peningkatan layanan AMPL Melakukan kontrol sosial 2

BAB 2. SPAMS PERDESAAN 2.1 TUJUAN DAN KELUARAN Penguatan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Menjamin penyelenggaraan pelayanan sarana air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) secara mandiri dan berkelanjutan. 2. Meningkatkan jumlah penduduk (perdesaan dan pinggiran kota) yang memiliki akses AMPL yang layak, dengan pelayanan air minum dan penyehatan yang memadai. 3. Mengedepankan pendekatan berbasis masyarakat dalam penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) untuk wilayah perdesaan. Keluaran yang diharapkan dalam penguatan keberlanjutan Pamsimas adalah: 1. Terbangunnya BP-SPAMS yang mandiri dalam penyelenggaraan pelayanan AMPL di tingkat desa/kelurahan. 2. Tersedia dan berfungsinya Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan di tingkat kabupaten sebagai lembaga/wadah bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk mendorong peningkatan pelayanan dan cakupan air minum secara berkelanjutan. 3. Tersedia dan berfungsinya Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL yang mampu memfasilitasi terlembaganya prioritas AMPL perdesaan dan pendekatan berbasis masyarakat. 2.2 SKEMA DAN SIKLUS Penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan merupakan salah satu bagian dari keseluruhan kegiatan Pamsimas. Gambar 1 berikut ini merupakan skema bagaimana Pamsimas mengelola penguatan keberlanjutan dalam kerangka program secara keseluruhan. Sedangkan Gambar 2 adalah siklus kegiatan penguatan keberlanjutan di tingkat Kabupaten/Kota dan Kelurahan/Desa. 3

Gambar 1. Skema Dukungan Keberlanjutan Pamsimas 4

Gambar 2. Siklus Kegiatan Penguatan Keberlanjutan Kabupaten Desa Sosialisasi RAD AMPL Review RAD Pengkuran kinerja BPSPAMS Sinkronisasi PJM ProAKsi - RKP PJM ProAKSi Workshop 1 Kegiatan Pasca Workshop 1 1. Pembentukan Asosiasi BPSPAMS 2. Sosialisasi dan seleksi usulan HID 3. Sosialisasi dan seleksi usulan PAKET Pelatihan Asosiasi Pelatihan MonKes Lokakarya pasca konstruksi Penyusunan RK BPSPAMS Penyusunan RKP Desa Sinkronisasi RK & RKP Penguatan Kader AMPL & Kegiatan Pasca Workshop 1 1. Penyusunan Rencana Kerja BPSPAMS 2. Penyusunan RKP Desa 3. Sinkronisasi RK & RKP Workshop 2 Kegiatan Pasca Workshop 2 Kegiatan Pasca Workshop 2 1. Pemaparan Rencana Kerja Asosiasi 2. Penetapan HID 3. Penetapan PAKET 4. Inisiasi kemitraan Penguatan Asosiasi Pengembangan Kemitraan Monitoring Keberlanjutan 1. Pelaksanaan Rencana Kerja BPSPAMS 2. Pelaksanaan HID dan atau PAKET 3. Pembangunan program AMPL lainnya (DAK, PNPM, dll) Workshop 3 Kegiatan Pasca Workshop 3 Kegiatan Pasca Workshop 3 1. Evaluasi 2. LPJ Asosiasi 1. Evaluasi 2. LPJ BPSPAMS & Kader Keterangan: Workshop-1: Penguatan Keberlanjutan Pengelolaan SPAMS Perdesaan Workshop-2: Ekspose Rencana Kerja Asosiasi dan Pengembangan Kemitraan Workshop-3: Evaluasi Kinerja Pelayanan SPAMS Perdesaan dan dan Pelaksanaan Kemitraan 2.3 PRINSIP DAN STRATEGI Dalam penguatan keberlanjutan, berikut ini adalah prinsip dan strategi dasar sebagai acuan bagi seluruh pelaku, baik pelaku langsung maupun tidak langsung untuk pelaksanaan kegiatan. 5

2.3.1 Prinsip Penguatan Keberlanjutan 1) Kemitraan. Bekerja sama dengan berbagai pelaku penyelenggaraan pelayanan AMPL-BM dan pengembangan kapasitas di tingkat kabupaten/kota dan desa/kelurahan. 2) Sinergitas. Memastikan bahwa seluruh proses dan kegiatan dalam penguatan keberlanjutan merujuk kepada berbagai instrumen pembangunan AMPL, baik yang disediakan oleh Pamsimas, penyedia AMPL lainnya maupun pemerintah daerah. Penerapan AMPL BM menyesuaikan dengan sistem penyelenggaraan pembangunan, termasuk perencanaan dan penganggaran, yang berlaku di kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan. 3) Kemandirian. Berorientasi kepada keberlanjutan penyelenggaraan pelayanan AMPL yang berkualitas melalui BP-SPAMS yang berdaya/mandiri. 4) Multipihak. Mengedepankan penyelenggaraan AMPL sebagai tanggungjawab bersama dimana setiap pelaku diharapkan untuk memaksimalkan peran dan kapasitasnya dalam mendukung keberlanjutan penyelenggaraan pelayanan AMPL-BM. 2.3.2 Strategi Penguatan Keberlanjutan Strategi penyelenggaraan keberlanjutan SPAMS perdesaan terbagi dua, yaitu strategi untuk tingkat kabupaten/kota dan strategi untuk tingkat masyarakat/desa. Namun, dukungan berbagai pelaku di tingkat kecamatan menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan penguatan keberlanjutan Pamsimas. A. Strategi di Tingkat Kabupaten/Kota 1. Mengembangkan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan adalah wadah/forum/perkumpulan dari badan/kelompok pengelola SPAMS desa/kelurahan yang menjembatani kepentingan antara badan pengelola SPAMS dengan pemerintah daerah, untuk mendorong keberlanjutan pemanfaatan SPAMS desa. 2. Menciptakan Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota Program/kegiatan AMPL berbasis masyarakat di tingkat kabupaten/kota mempunyai potensi keberlanjutan yang lebih besar jika ada mekanisme yang terlembagakan pada sistem pemerintah daerah untuk memastikan bahwa program dan kegiatan AMPL-BM seperti yang tertuang dalam RAD AMPL dapat selalu terlaksana setiap tahunnya, misalnya melalui peraturan kepala daerah atau keputusan kepala daerah mengenai pagu indikatif untuk kegiatan AMPL berbasis masyarakat atau penerapan mekanisme bantuan hibah kepada tingkat desa/kelurahan untuk pelaksanaan AMPL berbasis 6

masyarakat. Pamsimas memberikan pendampingan berupa dukungan advokasi kepada pemerintah daerah dan legislatif melalui penyediaan bantuan teknis. B. Strategi di Tingkat Masyarakat/Desa atau Kelurahan 1. Memperkuat fungsi BP-SPAMS Pamsimas memberikan pendampingan penguatan BP-SPAMS dalam 3 (tiga) aspek: (a) perluasan cakupan layanan, (b) peningkatan kualitas layanan, dan (c) kemitraan. Tujuan penguatan BP-SPAMS adalah melestarikan penyediaan AMPL yang berbasis masyarakat sampai kepada tahap pengembangan dan perbaikan kualitas serta cakupan layanan. Pada tahap awal, Pamsimas memberikan pendampingan kepada BP-SPAMS berupa bantuan teknis dan pelatihan. Pada tahap lanjutan, pemerintah daerah diharapkan mempunyai program regular pendampingan BP-SPAMS, serta Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan menjadi mitra utama seluruh BP- SPAMS. 2. Memperkuat Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL KPM bidang AMPL adalah anggota masyarakat desa/kelurahan yang mempunyai ketertarikan dan pengetahuan dibidang AMPL, serta kemauan dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam rangka belajar dan bekerja bersama dibidang air minum dan penyehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat Pamsimas berupaya untuk menyatukan berbagai pelaku dan instrumen terkait dengan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tingkat desa/kelurahan, diantaranya melalui kegiatan penguatan kapasitas kader pemberdayaan masyarakat atau relawan air minum dan penyehatan lingkungan (KPM-AMPL). Pada tahap awal, dukungan Pamsimas untuk KPM-AMPL diberikan dalam bentuk pelatihan dan bantuan teknis. Pada tahap lanjutan, pemerintah kabupaten/kota diharapkan mempunyai program regular pendampingan KPM- AMPL, terutama dalam kegiatan perencanaan dan penganggaran tahunan untuk menjamin prioritas AMPL Perdesaan, terutama dengan pendekatan berbasis masyarakat. 3. Sinkronisasi dan integrasi PJM-ProAKSi ke dalam RKP/RPJM Desa Sinkronisasi dan integrasi PJM-ProAKSi dalam perencanaan dan penganggaran tahunan tingkat desa/kelurahan dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memastikan adanya dukungan pembiayaan bagi program dan kegiatan prioritas AMPL tingkat desa sebagai pelaksanaan PJM ProAKSi. 7

Sinkronisasi dan/atau integrasi PJM ProAKsi terhadap RKP Desa atau RPJM Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa/kelurahan dengan BP-SPAMS yang didukung oleh LKM dan KPM-AMPL. Pamsimas memberikan dukungan melalui pelatihan dan bantuan teknis 2.4 PENANGGUNGJAWAB DAN PERAN PELAKU Penguatan keberlanjutan merupakan upaya bersama yang melibatkan pelaku terkait. Gambar 3 berikut ini menjelaskan tata hubungan atau organisasi dari pelaksanaan keberlanjutan. Gambar ini menjadi acuan dasar bagi seluruh pelaku dalam memaksimalkan peran dan tanggungjawabnya pada setiap kegiatan penguatan keberlanjutan. Gambar 3. Organisasi dan Tata Kerja Pelaku Pamsimas dalam Penguatan Keberlanjutan 8

2.4.1 Penanggung Jawab 1) Tim Koordinasi Provinsi (TKP) bertanggung jawab untuk pengelolaan penguatan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan di tingkat provinsi, termasuk di dalamnya adalah penyediaan dukungan berbagai kegiatan pengembangan kapasitas bagi pelaku penguatan keberlanjutan tingkat kabupaten/kota. 2) PPMU bertanggung jawab dalam pemantauan pengelolaan penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan dalam Pamsimas oleh kabupaten/kota melalui DPMU, termasuk diantaranya adalah membantu TKP untuk mengkoordinasikan dukungan kelembagaan dan anggaran dari SKPD terkait. Peran ini dilaksanakan oleh PPMU dalam kapasitasnya sebagai pengelola Pamsimas secara keseluruhan di tingkat provinsi. 3) Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK) bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan keseluruhan pengelolaan Pamsimas di tingkat kabupaten/kota. TKK juga bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pemilihan atau penunjukan salah satu SKPD sebagai Mitra Utama Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dalam forum konsultasi dan diskusi antara SKPD dan Pokja AMPL (jika telah terbentuk). Penunjukan atau pemilihan SKPD mitra utama Asosiasi Pengelola SPAMS perdesaan berikut tugas dan fungsinya dalam penguatan keberlanjutan disahkan dengan Instruksi atau Surat Keputusan Kepala Daerah. 4) DPMU bertanggung jawab dalam memimpin pelaksanaan penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan dalam Pamsimas mulai dari perencanaan sampai dengan pemantauan, termasuk didalamnya adalah membantu TKK untuk mengkoordinasikan dukungan kelembagaan dan anggaran dari SKPD terkait. 5) SKPD Mitra Utama Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan adalah Mitra TKK dan DPMU dalam memimpin pengelolaan penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan, yang bertanggung jawab untuk: 1. Menyediakan dan mengkoordinasikan pembinaan baik teknis maupun non teknis secara langsung dalam rangka pendampingan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan. 2. Memantau kinerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan secara berkala, termasuk memberikan masukan kepada DPMU untuk peningkatan kualitas pengelolaan Pamsimas. 3. Mengkoordinasikan program dan kegiatan pengembangan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan kepada SKPD terkait dan pelaku AMPL lainnya. 6) BPMD Kabupaten/Kota dan Seksi PMD Kecamatan bertanggung jawab dalam: 1. Memberikan pembinaan, pendampingan, serta pengembangan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL Desa/Kelurahan. 9

2. Pemantauan kinerja Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL secara berkala, dalam penguatan keberlanjutan. 3. Mengkoordinasikan program dan kegiatan pengembangan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL kepada SKPD terkait dan pelaku AMPL lainnya. Catatan: Seksi PMD Kecamatan bertanggungjawab dalam pembinaan, pemantauan, koordinasi program terkait KPM AMPL di wilayah kecamatan dan melaporkannya kepada Sekretariat Daerah dengan tembusan kepada. BPMD Kabupaten/Kota 7) Pemerintah Desa/Kelurahan bertanggung jawab dalam memimpin upaya sinergitas dan sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pembangunan dalam hal ini AMPL-BM di tingkat desa/kelurahan. 8) PMAC dan DMAC memberikan bantuan teknis untuk pelaku tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam pengelolaan (mulai dari perencanaan sampai dengan pemantauan) penguatan keberlanjutan. DMAC akan memberikan dukungan langsung dan peningkatan kapasitas bagi Fasilitator Keberlanjutan. 9) Fasilitator Keberlanjutan bertanggung jawab dalam penyediaan bantuan teknis sebagai berikut: a) Pendampingan (fasilitasi), konsultasi, dan pengembangan kapasitas Asosiasi SPAMS Perdesaan secara menerus. Dalam hal ini, Fasilitator Keberlanjutan bekerja bersama dengan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk mewujudkan tujuan penguatan keberlanjutan Pamsimas. b) Komunikasi dan konsultasi berbagai usulan kebutuhan kegiatan pengembangan kapasitas untuk Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, BP- SPAMS, Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL serta LKM dengan berbagai SKPD terkait, termasuk dengan Seksi PMD Kecamatan dan BPMD. c) Koordinasi penyediaan bantuan teknis oleh PMAC dan DMAC untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan. 2.4.2 Peran Pelaku Selain sebagai penanggung jawab, pelaku juga berperan dalam pendampingan dan pembinaan kelembagaan masyarakat yang akan mengawal kegiatan penguatan keberlanjutan. 10

A. Pendampingan dan Pembinaan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan 1) Sekretaris Daerah cq Bidang Ekonomi dan Pembangunan sebagai Pembina a) Memberikan pembinaan kepada pengurus asosiasi dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi asosiasi melalui SKPD Mitra Utama Asosiasi. b) Memberikan arahan dan pertimbangan dalam rangka sinergitas kegiatankegiatan bidang AMPL kabupaten/kota, khususnya AMPL BM. 2) SKPD Mitra Utama a) Memimpin fasilitasi pembentukan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan. b) Pada tahun pertama operasionalisasi Asosiasi SPAM Perdesaan, SKPD Mitra diharapkan dapat memberikan bantuan berupa fasilitas ruang sekretariat. c) Memfasilitasi rapat rutin tiga bulanan untuk Pengurus Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan. d) Menyusun dan melaksanakan tugas pembinaan dan pendampingan langsung terhadap Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan., termasuk dalam penyusunan program, kegiatan dan anggaran berdasarkan arahan dari Pembina Asosiasi. e) Mengkomunikasikan kebutuhan pengembangan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan kepada SKPD terkait melalui rapat koordinasi TKK/Pokja AMPL dan DPMU. f) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan. g) Memfasilitasi diskusi kemitraan antara asosiasi pengelola SPAMS perdesaan, BP-SPAMS dan calon mitra. h) Memberikan masukan kepada Sekretaris Daerah cq bidang Ekonomi Pembangunan dalam rangka perumusan kebijakan daerah dan pembinaan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Tingkat Kab/Kota. 3) Fasilitator Keberlanjutan a) Memfasilitasi pembentukan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan. b) Mengadvokasi pemerintah daerah dalam memilih SKPD yang menjadi mitra kunci untuk pembinaan Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan. c) Mendampingi BP-SPAMS dan pelaku AMPL lainnya dalam proses pembentukan Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan. 11

d) Melakukan pendampingan terhadap Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dalam melakukan pemetaan kapasitas BP-SPAMS dan pemantauan kinerja BP-SPAMS. e) Membantu Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dalam pengembangan program dan rencana kegiatan tahunan, pengembangan rencana pembiayaan untuk pelaksanaan program/kegiatan tersebut, dan biaya operasional dan target atau indikator kinerja. f) Mengembangkan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk mengkomunikasikan rencana kerja program/kegiatan dan pembiayaan tahunan tersebut dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendapatkan dukungan program/kegiatan dan/atau pembiayaan. g) Mengembangkan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk melakukan pembinaan terhadap BP-SPAMS, termasuk diantaranya adalah pendampingan teknis, keuangan, dan kelembagaan. h) Memfasilitasi Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk mengembangkan transparansi dan akuntabilitas terhadap anggotanya dan juga terhadap publik, termasuk diantaranya adalah pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan program/kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan secara rutin. i) Memfasilitasi Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk melakukan evaluasi triwulanan terhadap seluruh pelaksanaan rencana kerja program/kegiatan serta pembiayaannya. j) Memfasilitasi Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan anggotanya untuk mendapatkan pembelajaran bersama (knowledge sharing) mengenai AMPL dari berbagai pihak, tidak terbatas di tingkat kabupaten dan provinsi, termasuk dalam bidang pemeliharaan dan pengembangaan sarana air minum, pengelolaan kelembagaan dan keuangan, dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhannya. k) Memastikan terselenggaranya dialog dan konsultasi rutin antara Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dengan SKPD Mitra dan SKPD terkait dalam rangka pembinaan, pemantauan dan konsultasi, termasuk sinkronisasi program/kegiatan. l) Memfasilitasi Pemerintah Daerah dan Asosiasi SPAMS Perdesaan dalam pembinaan kinerja BP-SPAMS, dan advokasi penerapan iuran SPAMS yang memenuhi biaya operasional, pemeliharaan, dan pemulihan. m) Memfasilitasi Pemerintah Daerah dan Asosiasi SPAMS Perdesaan dalam pemetaan kondisi keberfungsian SPAMS terbangun. 12

4) Institusi Terkait Lain Institusi terkait lainnya misalnya PDAM dapat berperan sebagai mitra Asosiasi memberikan pendampingan kepada BP-SPAMS dan anggota lainnya dalam hal operasional dan pemeliharaan untuk peningkatan kualitas/kinerja operasional dan pemeliharaan SPAMS. B. Pendampingan dan Pembinaan KPM Bidang AMPL dan BP-SPAMS 1) Seksi PMD Kecamatan a) Memastikan bahwa Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL menyampaikan laporan tiga bulanan mengenai kinerja BP-SPAMS. b) Pembahasan mengenai kinerja BP-SPAMS berdasarkan laporan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL menjadi agenda pertemuan rutin kecamatan-desa/kelurahan di tingkat kecamatan. c) Mengkomunikasikan hasil pemantauan kinerja BP-SPAMS dengan pelaku AMPL lainnya di tingkat kecamatan untuk ditindaklanjuti, seperti sanitarian dan puskesmas. d) Memastikan bahwa Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL ikut serta dalam musrenbang kecamatan khusus untuk pembahasan sektor AMPL. 2) BPMD Kabupaten/Kota a) Penyediaan pelatihan terkait dengan pengembangan kapasitas BP- SPAMS, sesuai dengan laporan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL atas hasil penilaian kinerja BP-SPAMS. b) Berkoordinasi dengan Seksi PMD kecamatan mengenai pemantauan kinerja Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL. c) Pembahasan program dan kegiatan pengembangan kapasitas BP-SPAMS dengan SKPD lainnya yang relevan, melalui TKK/Pokja AMPL. 3) Pemerintah Desa a) Pemerintah Desa merupakan penanggungjawab seluruh kegiatan pembangunan AMPL di desa/kelurahan. b) Pemerintah Desa melalui Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL Desa memantau kinerja SPAMS desa termasuk kinerja BP-SPAMS. c) Bekerjasama dengan LKM memantau/mengawasi BP-SPAMS dalam pengelolaan SPAMS terbangun. d) Pemerintah Desa melalui Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL melaporkan kinerja SPAMS desa/kelurahan, termasuk PJM ProAksi kepada Seksi PMD Kecamatan. 13

e) Pemerintah Desa memfasilitasi LKM dan BP-SPAMS serta sanitarian dalam pembahasan kinerja SPAMS perdesaan. 4) Fasilitator Keberlanjutan Pendampingan yang diberikan oleh Fasilitator Keberlanjutan tidak secara langsung, namun melalui Seksi PMD Kecamatan, BPMD, dan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, yaitu sebagai berikut: a) Membantu BPMD dalam memfasilitasi dan mengadvokasi Seksi PMD Kecamatan dalam pengembangan program dan kegiatan pendampingan dan pengembangan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL. b) Memfasilitasi BPMD dan Seksi PMD Kecamatan dalam penguatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL. c) Membantu BPMD untuk berkoordinasi dengan Seksi PMD Kecamatan untuk memastikan bahwa Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL melakukan pelaporan hasil pemantauan triwulanan kinerja BP-SPAMS. d) Berkoordinasi dengan Seksi PMD Kecamatan, memantau kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL dalam menyuarakan prioritas AMPL Desa dan BP-SPAM di berbagai forum pembangunan di tingkat kecamatan. e) Jika diperlukan, dalam rangka pengembangan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, Fasilitator Keberlanjutan melakukan pendampingan langsung secara teknis, keuangan dan kelembagaan terhadap BP-SPAMS berdasarkan rekomendasi hasil pemantauan kinerja serta kebutuhan masing-masing BP-SPAMS. f) Uji Petik kinerja BP-SPAMS. Tim Fasilitator Keberlanjutan melaksanakan Uji Petik Kinerja BP-SPAMS berdasarkan laporan pemantauan tiga bulanan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL mengenai kinerja BP-SPAMS. 14

BAB 3. SPAMS PERDESAAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA 3.1 KOMPONEN KEGIATAN Keberlanjutan SPAMS Perdesaan tingkat Kabupaten/Kota difokuskan kepada pendampingan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, pembinaan terhadap asosiasi dan pelaku penguatan keberlanjutan tingkat desa oleh pemerintah daerah (SKPD Mitra Utama, Kasi PMD dan BPMD), serta sinkronisasi perencanaan AMPL tingkat desa dengan kabupaten, terutama untuk PJM ProAksi dengan RAD AMPL. 3.1.1 Pengembangan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Pamsimas memberikan dukungan bagi inisiatif badan pengelola SPAMS perdesaan untuk membentuk suatu wadah/forum Pengelola SPAMS Perdesaan tingkat kabupaten/kota. Bagi pemerintah daerah keberadaan Asosiasi dirasa sangat strategis untuk mengefisiensikan kegiatan pembinaan terhadap BP-SPAMS. Asosiasi Pengelola SPAMS akan jembatani antara pengelola SPAMS Perdesaan dengan pemerintah daerah. Pamsimas memberikan dukungan dalam proses pembentukan dan penguatan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dalam bentuk penyediaan sarana: lokakarya, pelatihan dan bantuan teknis. Di sisi lain, Pemerintah daerah dan pelaku AMPL lainnya (swasta dan lembaga non pemerintah) juga diharapkan memberikan dukungan yang lebih besar dalam pendampingan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan melalui kemitraan. 1) Agenda Kerja Berikut adalah agenda kerja utama bagi Asosiasi SPAMS Perdesaan. Agenda kerja ini merupakan kegiatan minimal yang akan dilaksanakan selama pendampingan Pamsimas. Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dapat menambahkan kegiatan lainnya sesuai dengan kebutuhan anggota dan pemangku kepentingan lainnya serta kapasitas pengurus Asosiasi. 15

1. Penyusunan Rencana Kerja Rencana Kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan adalah acuan pelaksanaan program/kegiatan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk mencapai tujuan dan target yang disepakati anggota untuk kurun waktu satu tahun mendatang berdasarkan tugas dan fungsi Asosiasi. Rencana kerja ini bersifat tahunan, menunjukkan berbagai kegiatan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan termasuk rencana pembiayaannya/investasinya (dari berbagai sumber, baik dari anggota, Pemerintah Daerah, lembaga non pemerintah, dunia usaha/swasta, dan Pamsimas). Rencana kerja asosiasi SPAMS perdesaan berfungsi sebagai: a. Acuan pencapaian target kinerja tahunan asosiasi b. Acuan pengalokasian sumber daya (SDM, dana, asset) asosiasi c. Acuan pelaksanaan program/kegiatan tahunan asosiasi d. Acuan pemantauan, evaluasi, dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahunan asosiasi e. Media promosi asosiasi dalam pengembangan kemitraan Rencana kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan memuat sekurangkurangnya: a. Prioritas isu/masalah yang akan ditangani pada tahun rencana b. Tujuan dan target Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan tahun rencana c. Program, Kegiatan, dan Kebutuhan Anggaran Tahun Rencana Contoh format rencana kerja asosiasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Langkah-langkah penyusunan rencana kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut: a. Persiapan penyusunan, yaitu penyepakatan tim penyusun dan jadwal penyusunan Rencana Kerja Asosiasi. b. Perumusan substansi Rencana Kerja, yang terdiri dari: Analisis data/informasi hasil pemantauan pelaksanaan RK BP-SPAMS/ kinerja BP-SPAMS Analisis data hasil pemantauan berkala kinerja AMPL Desa/Kelurahan Prioritisasi masalah untuk ditangani pada tahun rencana Perumusan tujuan dan target asosiasi pada tahun rencana Analisis kebutuhan investasi bagi pencapaian target asosiasi Perumusan program/kegiatan dan perkiraan anggaran tahun rencana Penyusunan matriks program/kegiatan asosiasi 16

c. Pembahasan hasil perumusan substansi Rencana Kerja, yaitu tahap penyepakatan substansi Rencana Kerja melalui rapat anggota. d. Penyusunan naskah Rencana Kerja Asosiasi sesuai outline Rencana Kerja, yaitu penuangan hasil kesepakatan substansi ke dalam sistematika naskah Rencana Kerja Asosiasi e. Pengesahan Rencana Kerja dengan Keputusan Ketua Asosiasi melalui kesepakatan dalam Rapat Anggota. 2. Pemantauan Kinerja dan Pendampingan BP-SPAMS A. Pemantauan Kinerja BP-SPAMS Berikut adalah usulan kegiatan tahunan dalam rencana kerja asosiasi: a) Pemutakhiran data akses air minum dan sanitasi desa/kelurahan berdasarkan hasil pemantauan kinerja BP-SPAMS. Hasil pemantauan kinerja disampaikan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL setiap tiga bulan. Hasil pemantauan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa selanjutnya disampaikan kepada Seksi PMD Kecamatan. b) Pembahasan hasil pemantauan kinerja BP-SPAMS bersama SKPD Mitra Utama, PDAM, SKPD lainnya yang relevan, dan penyedia AMPL lainnya, dilakukan dalam rapat rutin tiga bulanan. Hasil pembahasan atas hasil pemantauan kinerja ini disampaikan oleh SKPD mitra kepada TKK dan/atau Pokja AMPL, dengan tembusan kepada Kantor Sekretaris Daerah cq Asisten Sekretariat Daerah bidang Ekonomi dan Pembangunan. c) Identifikasi kebutuhan pendampingan BP-SPAMS berdasarkan kesepakatan pembahasan hasil pemantauan kinerja. Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan memberikan rekomendasi perihal prioritas pendampingan BP-SPAMS berdasarkan konsultasi dan diskusi dengan SKPD Mitra dan Pelaku AMPL lainnya dalam rapat rutin. Contoh format pemantauan kinerja BP-SPAMS (kumulatif) oleh Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dapat dilihat pada Lampiran 2. B. Pendampingan BP-SPAMS di BidangTeknis Berikut adalah usulan kegiatan tahunan dalam rencana kerja asosiasi (sesuai kebutuhan BP-SPAMS atau hasil pemantauan kinerja oleh Pemerintah Daerah bersama Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL): a) Kunjungan ke desa dalam rangka perbaikan kerusakan teknis b) Pengawasan kegiatan konstruksi untuk pengembangan SAM. c) Fasilitasi pengujian kualitas air d) Penyediaan suku-cadang untuk SAM. 17

C. Pendampingan BP-SPAMS di Bidang Penyelenggaraan Pelayanan SAMS Berikut adalah usulan kegiatan tahunan dalam rencana kerja asosiasi (sesuai permintaan BP-SPAMS atau hasil pemantauan kinerja oleh Pemerintah Desa dan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL): a) Pendampingan kepada BP-SPAMS dalam menentukan tariff yang memadai untuk operasional, pemeliharaan (OM), dan cost-recovery. b) Peningkatan kapasitas BP-SPAMS dalam rangka pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, misalnya pelaporan keuangan kepada pengguna, pencatatan keuangan yang baik, pelaksanaan audit, dan lainnya. D. Mengkomunikasikan Kebutuhan BP-SPAMS dengan Pelaku Kunci Asosiasi Penglola SPAMS Perdesaan yang berkedudukan di kabupaten/kota menjadi perpanjangan tangan BP-SPAMS untuk mengkomunikasikan berbagai kebutuhan BP-SPAMS kepada berbagai pemangku kepentingan, terutama untuk aspek yang sifatnya tidak bisa ditangani langsung oleh Asosiasi SPAMS Perdesaan, misalnya penyampaian kebutuhan pelatihan kepada SKPD yang relevan dan perbaikan kerusakan teknis SAMS yang parah (memerlukan biaya yang cukup besar). 3. Pengembangan Database AMPL Perdesaan dan Kinerja BP-SPAMS Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan mengumpulkan berbagai data dan informasi mengenai kinerja BP-SPAMS dan cakupan AMPL di setiap desa. Dalam rangka pengembangan basis data, maka hal-hal berikut ini dapat menjadi usulan kegiatan tahunan untuk Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan: a) Pencatatan hasil pemantauan kinerja secara terkomputerisasi atau tertulis. b) Pengkomunikasian data-data hasil pemantauan kepada SKPD Mitra dan Pelaku AMPL dalam rapat rutin. c) Sinkronisasi data dengan informasi dari seluruh pelaku AMPL tingkat kabupaten/kota. 4. Pengelolaan Kemitraan Kemitraan adalah hubungan antara dua pihak atau lebih untuk saling membantu dalam memenuhi kebutuhan pihak yang bermitra. Kemitraan harus menunjukkan sifat-sifat sebagai berikut: hubungan jangka panjang, berorientasi pada pemecahan persoalan bersama/tujuan bersama, dengan dilandasi nilainilai luhur, dan saling bergantung. 18

Prinsip kemitraan adalah sebagai berikut: a) Partisipasi, semua pelaku yang akan bermitra berpartisipasi terutama di dalam pengambilan keputusan dan tanggungjawab. b) Punctual (tepat waktu), memastikan adanya kecocokan waktu pelaksanaan upaya pemenuhan kebutuhan para pihak yang bermitra. c) Kesadaran mengenai kesetaraan, berarti bahwa semua pelaku menerima bahwa setiap pihak yang bermitra adalah setara, mampu menjalankan kemitraan sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya masing-masing. d) Akuntabel, memastikan bahwa semua pelaku yang akan bermitra menunjukkan akuntabilitas yang baik. e) Komunikasi, memastikan bahwa terjalinnya komunikasi pada setiap pelaku kemitraan, serta setiap pelaku mampu untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan kebutuhan dan tanggungjawabnya. f) Kolaborasi, memastikan bahwa semua pelaku yang bermitra menunjukkan kesiapan bekerjasama (berkolaborasi) dengan para mitranya. g) Percaya, bahwa kemitraan dibangun di atas kepercayaan setiap pelakunya, dan diharapkan bahwa kepercayaan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dalam wujud transparansi dan akuntabilitas. h) Berbagi, bahwa kemitraan bukanlah tanggungjawab salah satu pelaku saja, sehingga semua pihak yang bermitra diharapkan untuk dapat berbagi tanggungjawab sesuai dengan kapasitasnya. Pengelolaan kemitraan di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan sebagai berikut: a) Dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan atau pembiayaan untuk perluasan cakupan layanan AMPL tingkat desa/kelurahan dan penguatan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan BP-SPAMS. b) Dapat dilakukan dengan penyedia AMPL yang beroperasi di tingkat kabupaten/kota (LSM, lembaga akademis, dan swasta), pemerintah atau perusahaan milik pemerintah (perkebunan, pertambangan dan lainnya) serta pemerintah daerah (kabupaten/kota dan provinsi). c) Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dapat mengajukan usulan program kemitraan kepada berbagai pihak berdasarkan masukan dan kebutuhan anggotanya. Prioritas usulan kegiatan untuk kemitraan adalah berdasarkan kriteria yang disepakati bersama dalam musyawarah anggota dan masukan dari SKPD Mitra Utama atau Pokja AMPL. 5. Rapat Anggota/Pertanggungjawaban Rapat anggota sebagai bentuk transparansi, partisipasi dan akuntabilitas merupakan pertemuan untuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan pembiayaan asosiasi; dilakukan setiap enam bulan sekali. 19

a. Prinsip partisipasi dalam rapat anggota adalah seluruh anggota Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan mempunyai hak untuk mengetahui keseluruhan kegiatan asosiasi dalam satu tahun dan memiliki hak suara untuk menyampaikan pendapat, penilaian, dan saran. b. Prinsip transparansi dalam pertanggungjawaban keuangan adalah bahwa laporan keuangan serta dokumen keuangan terbuka untuk diketahui anggota dan dapat diverifikasi oleh anggota yang ditunjuk untuk melakukan internal verifikasi keuangan asosiasi. Dalam Rapat Anggota, yang dilaporkan sekurang-kurangnya mencakup: a. Kegiatan yang dilakukan oleh asosiasi selama enam bulan pelaporan. Tingkat capaian kinerja asosiasi berdasarkan rencana kerja tahun berjalan; prestasi penting, kendala yang masih dihadapi dan masih memerlukan penanganan pada tahun berikutnya, Faktor kunci keberhasilan pencapaian tengah tahunan yang dilaporkan untuk dipelihara/ditingkatkan pada periode enam bulan berikutnya. b. Penggunaan keuangan Asosiasi selama enam bulan pelaporan Laporan keuangan dengan menggunakan format laporan (Contoh format laporan dapat dilihat pada Lampiran 3. Rapat Anggota selain dihadiri oleh anggota Asosiasi juga dihadiri SKPD Mitra Asosiasi dan dapat dihadiri Pembina, PDAM, dan SKPD lain yang diperlukan. Setiap hasil atau kesepakatan rapat anggota selalu dicatatkan dalam bentuk berita acara. Contoh format berita acara rapat anggota dapat dilihat dalam Lampiran 4. 3.1.2 Dukungan Kelembagaan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota Pemerintah daerah, asosiasi pengelola SPAMS perdesaan dan pelaku AMPL lainnya di tingkat kabupaten/kota adalah pelaku utama dalam mengupayakan terwujudnya keberlanjutan SPAMS perdesaan. Pamsimas memberikan dukungan pada tahun pertama kegiatan penguatan keberlanjutan, pada tahun-tahun selanjutnya pemerintah kabupaten/kota diharapkan untuk secara mandiri memimpin dan mengawal kegiatan penguatan keberlanjutan SPAMS perdesaan sesuai dengan cita-cita kabupaten/kota dalam penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan. Untuk mendukung kemandirian kabupaten/kota dalam meneruskan kegiatan penguatan keberlanjutan, pelaku-pelaku di tingkat kabupaten/kota diharapkan dapat menyusun rencana tindak kabupaten/kota untuk melanjutkan kegiatan penguatan keberlanjutan SPAMS perdesaan. Pamsimas akan memberikan dukungan berupa peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku lainnya dalam meneruskan kegiatan penguatan keberlanjutan SPAMS perdesaan. 20

Untuk penyusunan rencana tindak, maka diharapkan kegiatan tersebut berikut ini terlaksana: 1. TKP dan TKK melakukan pembahasan bersama SKPD Mitra, Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, Pokja AMPL, dan Pelaku AMPL lainnya mengenai kemajuan pelaksanaan kegiatan penguatan keberlanjutan SPAM perdesaan dan rencana tindak lanjutnya. 2. Berdasarkan hasil pembahasan bersama tersebut, maka TKP dan TKK serta SKPD Mitra dapat melakukan: (i) penilaian kinerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, (ii) penilaian kinerja BP-SPAMS, (iii) evaluasi cakupan pelayanan AMPL, dan (iv)efektifitas pembinaan dan pendampingan pemerintah daerah dalam kegiatan penguatan keberlanjutan SPAMS perdesaan. Pada tahap ini, TKP dan TKK dapat menentukan kriteria pencapaian kabupaten/kota dalam kegiatan penguatan keberlanjutan. 3. Berdasarkan hasil evaluasi bersama tersebut, TKP mendorong TKK untuk memfasilitasi penyusunan Rencana Tindak Pengelolaan Penerusan Kegiatan Penguatan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan, yang mana disinkronkan dengan program dan kegiatan yang tersedia dalam RAD AMPL, RKPD, dan Renja SKPD serta usulan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan masyarakat seperti PJM ProAksi. 4. TKP dan TKK diharapkan untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan penguatan keberlanjutan SPAMS perdesaan ada di dalam program kerja masing-masing SKPD yang relevan. 5. Pembahasan rencana tindak tersebut di tingkat kabupaten/kota bersama dengan pelaku AMPL lainnya dan DPRD. Pengesahan rencana tindak tersebut dilakukan dalam bentuk SK Kepala Daerah. 3.2 TAHAPAN KEGIATAN Penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan yang difasilitasi Pamsimas dibagi dalam 3 (tiga) kegiatan utama yang bersifat menerus. Pamsimas menyediakan kegiatan pengembangan kapasitas pada 2 (dua) kegiatan pertama, dan diharapkan pemerintah kabupaten/kota melalui TKK melanjutkan pada kegiatan ketiga. Tiga kegiatan utama tersebut sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Workshop di Tingkat Kabupaten/Kota (disebut selanjutnya sebagai Workshop 1) mengenai Pengenalan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan. 21

2. Pelaksanaan Workshop di Tingkat Provinsi (disebut selanjutnya sebagai Workshop 2) mengenai Pengembangan Rencana Kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan Kemitraan dalam rangka mendukung Keberlanjutan. 3. Pelaksanaan Workshop di Tingkat Kabupaten/Kota (disebut selanjutnya sebagai Workshop 3) Evaluasi Kinerja Pelayanan SPAMS Perdesaan dan Pelaksanaan Kemitraan. 3.2.1 Workshop Pengenalan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan Sebagai awal dari siklus keberlanjutan, pemahaman dan kesadaran akan kebutuhan yang sama dari setiap pelaku menjadi sangat penting. Workshop ini mempunyai tujuan utama sebagai berikut: Sosialisasi Keberlanjutan SPAMS Perdesaan untuk Pamsimas dan SPAMS perdesaan lainnya yang ada di tingkat kabupaten/kota (seperti: PPIP, IKK, DAK, AMPL oleh LSM). Menumbuhkan kebutuhan bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan cakupan SPAMS serta mengembangkan BP-SPAMS (dan pengelola SPAMS desa lainnya) yang mandiri. Memanfaatkan berbagai sumberdaya yang tersedia di tingkat desa/kelurahan termasuk di dalamnya adalah penguatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL. Sosialisasi mengenai berbagai insentif (misalnya HID dan PAKET) yang disediakan untuk mendukung keberlanjutan pelayanan SPAMS yang layak dan berkualitas sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada kabupaten/kota dan desa/kelurahan yang mempunyai potensi keberlanjutan yang baik. Penyelenggaraan workshop ini merupakan tanggungjawab TKK dengan SKPD Mitra, sedangkan penyediaan substansi, pelaksanaan dan pemantauan hasil pelatihan dibantu oleh Fasilitator Keberlanjutan dan DMAC. Peserta workshop adalah Kepala Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL, BP-SPAMS, Pengelola SPAM desa selain Pamsimas, Kasi PMD Kecamatan, dan SKPD terkait (minimal adalah Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, BPMD), dan penyedia AMPL lainnya yang bekerja di wilayah kabupaten/kota (seperti: LSM dan dunia usaha - perusahaan perkebunan dan pertambangan). Workshop ini terbagi dalam dua bagian: 1. Pembahasan peran, fungsi serta tanggungjawab setiap pelaku dalam pelaksanaan dan pendampingan kegiatan keberlanjutan di tingkat desa (Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL, Kepala Desa, Kasi PMD dan BPMD). Pada akhir bagian ini diharapkan peserta sudah mempunyai kesepakatan tentang rancangan peran, fungsi, dan tanggungjawabnya masing-masing dalam Keberlanjutan 22

SPAMS Perdesaan serta berkomitmen bahwa secara sadar bersama-sama untuk melaksanakan peran, fungsi, dan tanggungjawabnya tersebut. 2. Pengembangan kebutuhan bersama dari berbagai pemangku kepentingan, baik dari BP-SPAMS/Pengelola SPAM Desa lainnya dan Pemda mengenai adanya Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan sebagai wadah bersama untuk pengembangan pelayanan dan akses SPAMS Perdesaan dan kapasitas kelembagaan. Pada bagian ini diharapkan sudah ada pembahasan setidaknya mengenai karakteristik dan kriteria kelembagaan, peran dan fungsi asosiasi, peran dan tanggungjawab berbagai pihak yang akan terlibat dalam pengelolaan Asosiasi (pengurus) dan pembinaan Asosiasi (Pemda). 1) Prakondisi Pelaksanaan Workshop Workshop ini bisa dilaksanakan apabila kondisi berikut terpenuhi: 1. Kepala Daerah atau Sekretaris Daerah sudah terinformasikan mengenai kegiatan keberlanjutan dan berkomitmen untuk melaksanakannya. 2. TKK dan DPMU memahami dan berkomitmen untuk melaksanakan konsep keberlanjutan, terutama untuk mewujudkan elemen utama dalam program penguatan keberlanjutan, misalnya pengembangan Asosiasi SPAMS Perdesaan, peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL, penyusunan program dan kegiatan pembinaan Asosiasi, Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL, dan BP-SPAMS. 3. TKK dan DPMU sudah dapat meyakinkan BPMD dan Kasi PMD Kecamatan untuk berperan penuh sebagaimana kewenangannya dalam struktur pemda untuk mendampingi Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL dalam keberlanjutan SPAMS Perdesaan. Jika dimungkinkan, adanya rancangan tupoksi tambahan dalam struktur Kasi PMD dan BPMD mengenai pendampingan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL dan BP- SPAMS dituangkan dalam bentuk rancangan Instruksi Kepala Daerah bersama dengan penunjukkan SKPD Mitra Utama SPAM Pengelolaan Perdesaan. 4. TKK dan DPMU sudah dapat mengkomunikasikan kepada Kepala Daerah atau Sekretaris Daerah mengenai perlu adanya SKPD yang menjadi Mitra Utama untuk pembinaan Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan. Adanya rancangan instruksi Kepala Daerah mengenai SKPD Mitra Utama Asosiasi SPAM Perdesaan yang mana tupoksinya dibahas dalam workshop kabupaten. Pada tahap pra-workshop, rancangan Instruksi atau SK Kepala Daerah (SK) mengenai pelaksanaan keberlanjutan SPAMS Perdesaan sudah tersedia. Rancangan instruksi kepala daerah memuat: (i) penunjukkan SKPD utama yang bertangungjawab dalam pembinaan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, 23

(ii) penunjukkan BPMD dan Seksi PMD Kecamatan sebagai penanggung jawab pembinaan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL, (iii) tugas, fungsi dan tanggungjawab masing-masing SKPD, dan (iv) rancangan pemantauan cakupan dan kualitas pelayanan SPAMS perdesaan dan kinerja BP-SPAMS (termasuk mekanisme dan format, sesuai dengan peraturan pemerintah mengenai pemantauan penyelenggaraan pembangunan). 2) Hasil Workshop Pada akhir workshop, diharapkan pemerintah kabupaten/kota, pelaku Pamsimas serta pelaku AMPL lainnya minimal mempunyai kebutuhan bersama untuk: 1. Menentukan peran Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL dalam dalam mengkomunikasikan kinerja, cakupan serta perluasan pelayanan AMPL dan kinerja BP-SPAMS. 2. Menunjuk Kasi PMD dan BPMD yang menjadi penanggungjawab dalam pembinaan langsung terhadap Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL. 3. Berkomitmen untuk menyediakan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan sebagai perpanjangan tangan BP-SPAMS dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memaksimalkan kualitas pelayanan dan cakupan AMPL tingkat desa/kelurahan. 4. Menyepakati peran Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam keberlanjutan dan program penyediaan AMPL perdesaan selanjutnya, termasuk dalam HID dan PAKET Pamsimas serta program penyediaan AMPL Perdesaan lainnya. 5. Memilih SKPD Mitra Utama yang menjadi penanggungjawab dalam pembinaan langsung terhadap Asosiasi SPAMS Perdesaan. Berita acara hasil workshop menjadi komitmen bersama yang ditandatangani baik oleh pemerintah daerah (perwakilan TKK dan DPMU, serta perwakilan BP- SPAMS) dalam pelaksanaan kegiatan keberlanjutan SPAMS perdesaan. Selanjutnya, berita acara ini menjadi rujukan bagi finalisasi Instruksi atau SK Kepala Daerah mengenai Pelaksanaan Keberlanjutan SPAM Perdesaan. 3) Tindak Lanjut Workshop Setelah pelaksanaan workshop, Pamsimas menyediakan dukungan bagi kabupaten/kota yang siap untuk melaksanakan penguatan keberlanjutan, sebagai berikut: 24