Pengaruh Perebusan Terhadap Kadar Senyawa Fenolat Total dan Daya Antioksidan Dari Daun Kol (Brassica oleracea L. Var. capitata L,)

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Cara Pengeringan terhadap Perolehan Kadar Senyawa Fenolat dan Aktivitas Antioksidan dari Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.

Zet Rizal, Deswati, dan Harrizul Rivai Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang. Abstract

Pengaruh Cara Pengeringan terhadap Perolehan Kadar Senyawa Fenolat dan Aktivitas Antioksidan pada Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri, Linn.

PENGARUH CARA PENGERINGAN OVEN DAN MICROWAVE TERHADAP PEROLEHAN KADAR SENYAWA FENOLAT DAN DAYA ANTIOKSIDAN DARI DAUN JAMBU BIJI (Psidii folium)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

B.A. Martinus, Afdhil Arel, Adi Gusman Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang ABSTRACT

PERBANDINGAN KADAR SENYAWA FENOLAT DAN DAYA ANTIOKSIDAN PADA TEH CELUP DENGAN TEH KILOAN DARI BEBERAPA PRODUK TEH YANG BEREDAR

Pengaruh Cara Pengeringan Oven Dan Microwave Terhadap Perolehan Kadar Senyawa Fenolat Dan Daya Antioksidan Dari Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

PENGARUH PERBANDINGAN PELARUT EKSTRAKSI ETANOL-AIR TERHADAP PEROLEHAN KADAR SENYAWA FENOLAT TOTAL DAN DAYA ANTIOKSIDAN DARI DAUN DEWA

PENENTUAN PENGARUH JENIS PELARUT EKSTRAKSI TERHADAP PEROLEHAN KADAR SENYAWA FENOLAT DAN DAYA ANTIOKSIDAN DARI HERBA MINIRAN (Phyllanthus niruri L.

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords :2.2-diphenyl-1-picrylhydrazyl, Spectrophotometer UV-Vis, Antioxidants, Dragon Fruits.

ANALISIS SENYAWA FENOLAT DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUAH MARKISA (Passiflora edulis Sims) SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL ABSTRACT

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)dengan METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl)

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI TERHADAP KANDUNGAN FENOLAT TOTAL EKSTRAK DAUN PILADANG (Solenostemon scutellarioides (L.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BB buah takokak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

PENGARUH PERBANDINGAN ETANOL:AIR SEBAGAI PELARUT EKSTRAKSI TERHADAP PEROLEHAN KADAR FENOLAT DAN DAYA ANTIOKSIDAN HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

PENGARUH CARA EKSTRAKSI TERHADAP PEROLEHAN KADAR EKSTRAK, KADAR FENOLAT TOTAL DAN DAYA ANTIOKSIDAN DARI DAUN DEWA (Gynurra pseudochina (L).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

Mhd Riza Marjoni 1, Afrinaldi 1, Ari Devi Novita 1 1Pharmaceutical Academy, Dwi Farma Bukittinggi, West Sumatera

PENENTUAN KADAR SENYAWA FENOLAT DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BUAH TERUNG BELANDA

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KADAR TOTAL FENOLIK, FLAVONOID, DAN KAROTENOID EKSTRAK METANOL KLIKA ANAK DARA. (Croton oblongus Burm.f.).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang jurnal.akfarprayoga.ac.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

UJI AKTIVITAS DAYA ANTIOKSIDAN BUAH RAMBUTAN RAPIAH DENGAN METODE DPPH

ANALISA KANDUNGAN FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI REMPAH TUMBUHAN OBAT SUMATERA BARAT. Deddi Prima Putra 1, Verawati 2

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

PERBANDINGAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK METANOL KELOPAK MERAH DAN UNGU BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa, Linn) SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Rahmani Prastiwati, Wranti Sri Rahayu, Dwi Hartanti

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolat Total dan Likopen pada Buah Tomat (Solanum lycopersicum L)

KANDUNGAN ASAM ASKORBAT, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOTAL FENOL PADA BROKOLI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEK PENGOLAHAN SKALA RUMAH TANGGA TERHADAP KANDUNGAN KOMPONEN FENOLIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia W.

BAB III. Metode Penelitian. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC50 serta nilai SPF

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

PENENTUAN KADAR FLAVONOID TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.)

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAN PROFIL KLT PARTISI CAIR-PADAT EKSTRAK DAUN JAHE BALIKPAPAN (Etlingera balikpapanensis)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN KOMBUCHA LOKAL DI BALI DENGAN SUBSTRAT GAMBIR ABSTRAK

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN WAKTU MASERASI TERHADAP PEROLEHAN FENOLIK, FLAVONOID, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RAMBUT JAGUNG

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI AMPAS HASIL PENGOLAHAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb) ABSTRAK

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juni 2017

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TAUGE (Phaseolus radiatus L.)

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENENTUAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL PADA PAKKAT (Calamus caesius Blume.) SKRIPSI

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH KAKAO MASAK DAN KULIT BUAH KAKO MUDA

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Metode Penelitian

PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP KADAR FENOLAT TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

Ros Sumarny, Ratna Djamil, Afrilia Indira S. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA rosaries15@yahoo.com ABSTRAK

39 Universitas Indonesia

ABSTRACT

Kata kunci : aktifitas antioksidan, DPPH, GAE, kandungan total fenol

KADAR FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA TEH HIJAU DAN TEH HITAM KOMERSIAL

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK TONGKOL JAGUNG (Zea mays L.) ABSTRAK

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

EKSTRAKSI SENYAWA BIOAKTIV DARI DAUN MORINGA OLEIFERA

ANTIOXIDANT ACTIVITY AND TOTAL PHENOLIC CONTENT OF DATE PALMS SYRUP (Phoenix dactylifera L) Yetri Elisya, Harpolia Cartika, Anindita Rizkiana

Transkripsi:

Pengaruh Perebusan Terhadap Kadar Senyawa Fenolat Total dan Daya Antioksidan Dari Daun Kol (Brassica oleracea L. Var. capitata L,) Mardius Syarif, Mutiara Vani, dan Mahyuddin Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi STIFARM, Padang Abstract A determination of total phenolic compounds and antioxidant activity from cabbage leaves (Brassica olerace L var capitata L,) using spectrophotometry has been done. The determinan of total phenolic compounds was carried out according to Folin-Ciocalteu method and antioxidant activity was evaluated by DPPH method. Result of total phenolic compounds determinant showed that a fresh sample, sample boiled for 10 minutes, sample boiled for 20 minutes, sample boiled for 30 minutes were 363.395 µg/g, 44.198 µg/g, 39.510 µg/g, 33.156 µg/g while antioxidant activity at fresh sample were 60.55% in 0,1 g/ml fresh extract and for 10 minutes, sample boiled for 20 minutes, sample boiled for 30 minutes were 75.16%; 45.65%; 44.40%. Based on result of this research, concluded that treatment of boiling can reduce total phenolic compounds and antioxidant activity from cabbage leaves (Brassica olerace L. var capitata L,). Keyword : total phenolic compounds, antioxidant activity, cabbage leaves Pendahuluan Antioksidan merupakan senyawa yang menghambat atau menunda oksidasi dari molekul lain dengan menghambat permulaan atau propagasi dari reaksi rantai oksidasi, Ciri utama dari antioksidan adalah kemampuannya untuk menangkap radikal bebas (Prakash, ; Velioglu et al,1998). Radikal bebas adalah atom atau molekul yang bersifat tidak stabil dan sangat reaktif karena mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya. Senyawa antioksidan dari tumbuhan seperti vitamin C, vitamin E, polifenol dan flavonoid dapat menangkal radikal bebas dan mengurangi resiko penyakit degeneratif tersebut (Prakash, ; Raharjo; 2006). Dalam kehidupan sehari-hari, telah banyak dikenal jenis sayuran yang dapat dijadikan sumber antioksidan alami, salah satu di antaranya yaitu kol (Brassica oleracea L, var. capitata,l,). Kol di samping mengandung zat gizi yang tinggi juga mengandung senyawa polifenol dan flavonoid yang telah diketahui secara medis sebagai senyawa anti tumor, anti alergi, anti iskemia, dan anti peradangan. Selain dari vitamin C, vitamin E, dan beta-karoten, senyawa polifenol dan flavonoid juga merupakan antioksidan yang potensial untuk mencegah pembentukan radikal bebas dan juga mempunyai sifat antibakteri dan antivirus (Prakash.-). Kol biasa dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalapan mentah atau dimasak untuk sayur. Cara perlakuan sebelum dikonsumsi yang berbeda akan berpengaruh pada senyawa kimia yang terkandung di dalamnya, salah satunya adalah senyawa fenolat. Kol yang dikonsumsi masak kemungkinan akan mempunyai kadar fenolat total yang berbeda dengan kol yang dikonsumsi mentah. Perubahan kadar fenolat total ini akan berpengaruh pula terhadap aktivitas antioksidannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perebusan terhadap kadar senyawa fenolat total dan daya antioksidan pada daun kol (Brassica oleracea L. var. capitata L.). Metoda Penelitian Alat Spektrofotometer UV-Visible (Shumadzu 1240), vacum rotary evaporator (Buchi ), neraca analitik, hotplate. Bahan Daun kol, reagen Folin-Ciocalteu (Merck), natrium karbonat p,a (Merck), etanol, asam galat (SIGMA), DPPH (SIGMA), metanol p.a (Merck) 36

Perlakuan Sampel Ada 4 macam perlakuan sampel, yaitu sampel tanpa perebusan (sampel segar), perebusan selama 10 menit, perebusan selama 20 menit dan perebusan selama 30 menit. Pembuatan Larutan Sampel (Keinanen & Riitta, 1996) Daun kol segar (sampel 1) dicuci dengan air bersih lalu dipotong kecil-kecil kemudian ditimbang sebanyak 50 g lalu rendam dengan 100 ml etanol 80 % selama 24 jam, kemudian saring (filtrat 1). Sisa filtrat ditambah dengan 100 ml etanol 80 % rendam selama 24 jam, disaring (filtrat 2). Sisa filtrat ditambah dengan 100 ml etanol 80 % rendam selama 24 jam, disaring (filtrat 3). Ketiga hasil filtrat dicampur hingga homogen lalu diuapkan dengan rotary evaporator sampai didapatkan ekstrak kental. Sebelum dianalisa ekstrak dilarutkan dalam air suling-metanol dengan perbandingan 1:1 (v/v) dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas. Cara yang sama juga dilakukan untuk sampel daun kol yang direbus (sampel 2, sampel 3 dan sampel 4). Penentuan Kadar Senyawa Fenolat Total dengan Reagen Folin-Ciocalteu (Mosquera, 2007) Pipet 0,5 ml larutan ekstrak sampel, masukkan ke dalam vial kemudian ditambahkan 5 ml reagen fenol Folin- Ciocalteu (diencerkan 1:10 dengan air suling) lalu tambahkan 4 ml natrium karbonat 1 M, kocok homogen. Diamkan selama 15 menit sehingga terbentuk komplek warna biru. Ukur serapan pada panjang gelombang 748 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible, lakukan tiga kali pengulangan sehingga kadar fenolat yang didapat ekuivalen dengan mg asam galat/g sampel. Uji Daya Antioksidan dengan Metode DPPH (Keinanen & Riitta, 1996) Sebanyak 2 ml larutan sampel masukkan ke dalam vial lalu ditambahkan 4 ml larutan DPPH 35 μg/ml. Campuran dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap. Serapan larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 518,5 nm. Sebagai blanko, digunakan larutan yang dibuat dengan mencampurkan 2 ml larutan metanol-air (1:1) dengan 4 ml larutan DPPH (35 μg/ml). Untuk meniadakan serapan ekstrak pada panjang gelombang ini, sampel blanko dibuat dengan mencampurkan 2 ml ekstrak dengan 4 ml metanol-air (1:1). Persentase aktivitas antioksidan dihitung dengan menggunakan rumus berikut : AbsKontrol Abs %inhibisi = 100% AbsKontrol Sebagai pembanding digunakan asam galat, dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5 µg/ml, caranya sama dengan pengukuran aktifitas antioksidan sampel. Hasil dan Pembahasan Hasil Pemeriksaan senyawa fenolat total menggunakan metoda Folin-Ciocalteu dimana metoda ini merupakan metoda yang spesifik, sensitif dengan senyawa fenol dan reagen yang digunakan dalam jumlah yang sedikit. Reagen fenol ini akan membentuk larutan kompleks berwarna biru tua jika direaksikan dengan larutan sampel yang telah ditambahkan dengan natrium karbonat. Sesuai dengan prinsip kerja Spektrofotometer UV-Visible yang mengasorpsi larutan warna pada panjang gelombang 400-800 nm, maka larutan kompleks biru tua itulah yang akan ditentukan nilai absorbannya dengan panjang gelombang yang sesuai sehingga kadar dari larutan sampel dapat diketahui. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kadar senyawa fenolat tertinggi diperoleh dari sampel daun kol segar, yaitu sebesar 263,395 µg/g. Perebusan pada daun kol menyebabkan kadar fenolat total yang lebih rendah daripada sampel segar. Pada sampel yang direbus, kadar fenolat total tertinggi diperoleh dari sampel yang direbus selama 10 menit, yaitu sebesar 44,198 μg/ml dan kadar fenolat terendah diperoleh dari sampel yang direbus selama 30 menit, yaitu sebesar 33,156 μg/ml (Tabel I, Tabel II, Tabel III, Tabel IV). 37

Aktivitas antioksidan dapat ditentukan dengan menggunakan metoda DPPH. Metoda ini dipilih karena sederhana, mudah, cepat, peka serta hanya memerlukan sedikit sampel. Senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan akan bereaksi dengan radikal DPPH melalui mekanisme donasi atom hidrogen dan menyebabkan terjadinya perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning. Pengurangan warna terjadi pada saat elektron sunyi menjadi berpasangan karena adanya serah terima elektron antara suatu senyawa antioksidan dengan radikal DPPH tersebut. Semakin rendah serapan maka semakin tinggi aktivitas antioksidan larutan sampel. Tabel I. Hasil Pengukuran Konsentrasi pada Sampel Kol Segar Sampel Segar 1 0,861 132,062 264,124 2 0,855 131,125 262,250 3 0,860 131,906 263,812 X 131,698 263,395 SD 0,502 1,004 KV(%) 0,381 0,381 Tabel II. Hasil Pengukuran Konsentrasi pada Sampel Kol rebus 10 Menit Sampel Rebus 10 Menit 1 0,302 44,719 44,719 2 0,301 44,562 44,562 3 0,293 43,312 43,312 X 44,198 44,198 SD 0,771 0,771 KV(%) 1,744 1,744 Tabel III. Hasil Pengukuran Konsentrasi pada Sampel Kol Rebus 20 Menit Sampel Rebus 20 Menit 1 0,273 40,187 40,187 2 0,265 38,937 38,937 3 0,268 39,406 39,406 X 39,510 39,510 SD 0,631 0,631 KV(%) 1,597 1,597 38

Tabel IV. Hasil Pengukuran Konsentrasi pada Sampel Kol Rebus 30 Menit Sampel Rebus 30 Menit 1 0,226 32,844 32,844 2 0,231 33,625 33,625 3 0,227 33,000 33,000 X 33,156 33,156 SD 0,413 0,413 KV(%) 1,246 1,246 Pada penentuan aktivitas antioksidan digunakan DPPH dengan konsentrasi 35 μg/ml. Pada konsentrasi ini diperoleh panjang gelombang maksimum 518,5 nm dengan absorban 0,828; absorban ini digunakan sebagai kontrol. Aktivitas antioksidan dari larutan ekstrak dinyatakan dalam persentase inhibisinya terhadap radikal DPPH. Persentase inhibisi tertinggi diperoleh dari sampel segar, yaitu sebesar 60,55 % dalam 0,1 g/ml larutan ekstrak dan persen inhibisi terendah diperoleh dari sampel rebus 30 menit, yaitu sebesar 44,40 % dalam 1 g/ml larutan ekstrak (Tabel V, Tabel VI, Tabel VII, Tabel VIII). Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa perebusan sangat berpengaruh terhadap kadar senyawa fenolat total yang juga akan memberi pengaruh terhadap daya antioksidan sampel. Sampel daun kol segar memberikan kadar senyawa fenolat total yang lebih tinggi dan daya antioksidan yang paling kuat. Semakin lama waktu perebusan maka akan semakin berkurang kadar fenolat total dan daya antioksidannya. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa senyawa fenolat yang menjadi senyawa yang tidak aktif dengan adanya pemanasan. Jika ingin mengkonsumsi daun kol yang direbus, sebaiknya direbus menggunakan waktu selama 10 menit. Hal ini dikarenakan kadar senyawa fenolat total dan daya antioksidan pada perebusan tersebut masih tinggi dan daun kol sudah lunak untuk dikonsumsi. Tabel V. Data Aktivitas Antioksidan dari Larutan Sampel Kol Segar 0,1 g/ml + Metanol- Air 1 0,828 0,317 0,003 62,08% 2 0,828 0,351 0,003 57,97% 3 0,828 0,321 0,003 61,59% 60,55% 39

Tabel VI. Data Aktivitas Antioksidan dari Larutan Sampel Kol Rebus 10 Menit 1 g/ml + Metanol-Air 1 0,828 0,207 0,001 75,12% 2 0,828 0,204 0,001 75,48% 3 0,828 0,209 0,001 74,88% 75,16% Tabel VII. Data Aktivitas Antioksidan dari Larutan Sampel Kol Rebus 20 Menit 1 g/ml + Metanol-Air 1 0,828 0,456 0,002 45,17% 2 0,828 0,448 0,002 46,13% 3 0,828 0,448 0,002 46,13% 45,81% Tabel VIII. Data Aktivitas Antioksidan dari Larutan Sampel Kol Rebus 30 Menit 1 g/ml + Metanol-Air 1 0,828 0,469 0,002 43,60% 2 0,828 0,462 0,002 44,44% 3 0,828 0,456 0,002 44,68% 44,24% Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perebusan sangat berpengaruh terhadap kadar senyawa fenolat total dan juga daya antioksidan dari daun kol. Semakin lama waktu perebusan maka akan semakin berkurang kadar fenolat total dan daya antioksidannya. Daftar Pustaka Keinanen, M, and J-T, Riitta, Effect of Sample Preparaton Method on Birch (Betula Pendula Roth) Leaf Phenolics, J, Agri, Chem, 44 : 2724-2727, Finlandia, 1996 Mosquera, O, M., Y, M, Correa, D, C, Buitrago and J, Nino Antioxidant Activity of Twenty Prakash, A., Antioxidant Activity, Medallion Laboratories Analytical Progress, Vol, 19, No, 2 Radical (chemistry), http://en,wikipedia,org/wiki/radical (chemistry), accessed on April, 17, 2008 Rahardjo, M,, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, Penebar Swadaya, Jakarta, 2006 Velioglu, Y, S,, G, Mazza and B, D, Oomah, Antioksidant Activity and Total Phenolic in Selected Fruit, Vegetables and Grain Products, J, Argic, Food Chem, 46: 4113-4117, 1998 40